Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN STRATEGIC SEKTOR PUBLIK

MEMPERJELAS MANDAT DAN MISI ORGANISASI

Oleh:

Nelly Prima Putri 1720532002

Triana Yovieanny 1720532040

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2018
MEMPERJELAS MANDAT DAN MISI ORGANISASI

I. PENDAHULUAN
Berbicara tentang perencanaan, kita dihadapkan pada pertanyaan apakah suatu
rencana berjalan dengan baik atau tidak. Pertanyaan mendasari pikiran aktual diajukan
manakala kita melihat realitas keseharian yang menunjukkan banyaknya kegagalan akibat
perencanaan yang salah dan tidak tepat. Kesalahan perencanaan dapat berada pada awal
perencanaan itu sendiri atau pun pada saat proses perencanaan itu berlangsung. Banyak
perencanaan yang gagal gara-gara apa yang direncanakan tersebut tidak mempunyai pijakan
yang relevan dengan apa yang telah direncanakan.
Dalam era globalisasi saat ini, yang diwarnai dengan perubahan yang serba cepat dan
dipengaruhi oleh lintas batas, hal ini mendorong kota untuk memikirkan efektivitas dari
suatu perencanaan yang telah disusun. Salah satu cara adalah dengan melakukan
perencanaan strategik.
Perencanaan strategik merupakan suatu rencana jangka panjang yang bersifat
menyeluruh, memberikan rumusan kemana lembaga akan diarahkan, dan bagaimana sumber
daya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai
kemungkinan keadaan lingkungan. Selai nitu, perencanaan strategic (Strategic Plans) juga
merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi,
kebijaksanaan, program-program strategi yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut.
Perencanaan startegik bagi organisasi publik maupun organisasi nirlaba mutlak
diperlukan karena organisasi akan selalu menghadapi perubahan yang harus dihadapi.
Perubahan yang kadang-kadang tidak bisa diprediksi yang berkembang di masyarakat harus
disikapi dan diantisipasi dengan melakukan perencanaan strategik. Berbeda dengan
perencanaan konvensional yang bersifat reaktif dan hanya berfokus pada internal customer,
perencanaan strategic lebih bersifat inovatif, memperhitungkan konsumen eksternal dan
proaktif.
Perencanaan strategi melingkupi beberapa langkah, dan pada makalah ini kami
akan membahas langkah kedua dan ketiga dari perencanaan strategis yaitu misi dan visi,
mandat dan nilai-nilai yang menjadi dasar suatu organisasi untuk berkembang menjadi visi
organisasi di masa mendatang. Proses analisis yang mengkaitkan antara misi dan visi, serta
perkembangan lingkungan eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal ini akan
membawa organisasi menemukan arah menuju yang paling strategi paling efektif.

A. MANDAT, MISI DAN NILAI ORGANISASI


Ada sepuluh langkah proses perencanaan strategik (Bryson;2011;47-66) yaitu :
1. Initiating and agreeing on a strategic planning process (memulai dan menyetujui proses
perencanaan strategik)
2. Identifying organization mandates (Identifikasi perintah atau mandat organisasi)
3. Clarifying organizational mission and values (Memperjelas misi dan nilai organisasi)
4. Assessing the external and internal environments (mengkaji lingkungan eksternal dan
internal)
5. Identifying the strategic issues facing an organization. (Mengidentifikasi isu-isu
strategic yang dihadapi organisasi)
6. Formulating strategies and plans to manage the issues. (Merumuskan strategi dan
rencana untuk mengelola isu)
7. Reviewing and adopting the strategies and plan. (Mereview dan mengadopsi strategi
dan rencana).
8. Establishing an effective organization vision. (Menetapkan visi organisasi yang efektif)
9. Developing an effective implementation process. (Mengembangkan proses
implementasi yang efektif)
10. Reassesing the strategies and the strategic planning proses. (Menaksir kembali strategi
dan proses perencanaan strategi)
Langkah kedua dan langkah ketiga mempunyai hubungan yang sangat erat, kedua
sama-sama memberikan pembenaran sosial bagi keberadaan suatu orgaisasi. Organisasi
public dan nirlaba akan dinilai secara eksternal yang berarti bahwa organisasi mempunyai
tugas untuk mencapai tujuan masyarakat tertentu, dan legitimasi organisasi ditentukan oleh
masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu organisasi public harus menunjukkan bahwa
keberadaannya benar-benar menciptakan nilai bagi masyarakat. Hasil dari langkah ini akan
menjadi pedoman ketika organisasi melakukan analisa lingkungan eksternal maupun
internal.
I. Identifikasi Mandat
a. Pengertian Mandat

Mandat adalah apa yang diharapkan dilakukan (atau tidak dilakukan)


organisasi oleh otoritas eksternal. Ada dua jenis mandat yaitu: 1) Mandat formal
yaitu berupa berupa hukum, undang-undang, pasal-pasal pada peraturan
perusahaan, piagam. dan 2). Mandat informal yang biasanya terangkum dalam
norma- norma atau harapan stakeholder kunci.

b. Tujuan dan Hasil Identifikasi Mandat


Tujuan dari identifikasi mandat menurut Bryson adalah untuk meperjelas
sifat dan makna mandat yang merupakan aspirasi dari luar organisasi, baik
berupa mandat formal maupun mandat informal. Empat hasil dari
pengidentifikasian mandat yang dilakukan oleh organisasi, adalah sebagai
berikut:
a) Kompilasi mandat formal dan informal yang diberikan kepada organisasi
termasuk siapa yang memberikan memandatkan, apa dan dengan kekuatan
apa.
b) Intepretasi terhadap apa yang diperlukan sebagai akibat dari mandat
(kemungkinan mengarah kepada tujuan eksplisit atau indikator kinerja).
c) Klarifikasi tentang apa yang dilarang oleh mandat tersebut (kemungkinan
mengarah kepada tujuan eksplisit atau indikator kinerja) .
d) Klarifikasi apa yang tidak diatur dalam mandat (batas-batas kasar yang
tidak dilarang)
c. Manfaat Melakukan Identifikasi Mandat
a) Kejelasan mengenai apa yang dimandatkan (apa yang harus dilakukan dan
apa yang tidak boleh dilakukan) sehingga mandat akan bener-benar
dijalankan sesuai dengan nilai-nilai publik (yang memberikan mandat).
b) Menggali kemungkinan untuk mengembangkan misi yang tidak terbatas
pada mandat. Sesuatu yang secara eksplisit tidak dilarang pada mandate,
berarti dapat dilihat sebagai suatu tujuan yang potensial yang bisa
dikembangkan.
d. Langkah-Langkah Identifikasi Mandat
4 langkah proses penyusunan mandat, adalah sebagai berikut:
a) Kumpulkan mandat baik yang formal maupun informal.
b) Tinjau kembali sehingga jelas apa yang harus dilakukan, apa yang tidak
boleh dilakukan dan apa yang boleh dilakukankan.
c) Secara rutin ingatkan selalu anggota organisasi untuk bertindak sesuai
mandat.
d) Lakukan peninjauan mandat secara teratur dan diskusikan mana mandat
terbaru, mana yang perlu direvisi dan mana yang harus dibuang.

B. Klarifikasi Misi
a) Pengertian Misi

Misi adalah merupakan pernyataan hal-hal yang harus dicapai oleh


organisasi bagi pihak yang berkepentingan di masa yang akan datang. Misi
memperjelas tujuan organisasi/ mengapa organisasi melakukan sesuatu. Oleh
karena itu misi harus dirumuskan dan dinyatakan secara eksplisit, sehingga
semua anggota organisasi dapat mengetahui dan memahami serta
menjadikannya sebagai pedoman dalam melakukan tugas dan fungsinya.
Pedoman Pengembangan Misi akan sangat membantu organisasi untuk
menetapkan menjadi visi. Tanpa visi anggota organisasi tidak akan tahu
bagaimana cara mencapai misi.

b) Tujuan Klarifikasi Misi


Tujuan dari klarifikasi misi adalah untuk menetapkan tujuan organisasi
maupun filosofi dan nilai yang menjadi panduan organisasi.

c) Manfaat Jangka Panjang Klarifikasi Misi :


1. Memulai kebiasaan untuk memfokuskan diskusi pada hal yang benar-
benar penting.
2. Memperjelas tujuan organisasi.
3. Menjadikan kepemimpinan yang lebih efektif karena menentukan misi
adalah fungsi pokok kepemimpinan.
4. Membantu menyelesaikan konflik.
5. Memberikan alat control social.
6. Memberikan perhatian yang eksplisit kepada filosofi dan nilai dan budaya.

d) Hasil Klarifikasi Misi :


1. Analisis Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
Analisis Pemangku kepentingan memberikan informasi yang
berguna dan persiapan yang berharga bagi pernyataan misi Kunci
keberhasilan sektor publik atau organisasi nirlaba adalah kepuasan
stakeholder.
Terdapat 3 langkah yang perlu menjadi perhatian dalam melakukan
analisa analis pemangku kepentingan, sebagai berikut:
a. Teknik Analisa Dasar
Teknik analisa dasar ini terdiri dari 3 langkah:
 Mengidentifikasi siapa sebenarnya pemangku kepentingan,
sebagaimana gambar di bawah yang meperlihatkan peta
pemangku kepentingan untuk organisasi pemerintah, seperti
o Badan yang memerintah
o Partai politik
o Warga
o Komunitas keuangan
o Generasi masa depan
o Kelompok kepentingan
o Pembayar pajak
o Penerima layanan
o Perserikatan
o Pegawai
o Media
o Pesaing
o Pemasok
o Pemerintah lain
Hubungannya sebagaimana diagran berikut:

Lima poin yang harus diidentifikasi secara dijelas dari diagram


tersebut di atas, adalah sebagai berikut:
 Pada setiap organisasi (terutama organisasi pemerintah) Stakeholder
ini saling bersaing untuk mempengaruhi organisasi,
 Perlu dikenali stakeholder kunci,
 Generasi masa depan harus menjadi prioritas,
 Kelompok pegawai kunci harus diidentifikasikan secara eksplisit.
 Pemangku kepentingan utama pada banyak organisasi sebenarnya
cenderung cukup jauh secara fisik dari organisasi.

Kriteria apa yang digunakan stakeholder untuk menilai kinerja


organisasi.
Dua pendekatan untuk mengidentifikasi hal ini , sebagai berikut;
 Tim perencana strategi dapat menerka kriteria(karena lebih cepat
dan menghindari jawaban stakeholder yang tidak jujur)
 Bertanya kepada stakeholder (melalui survey, wawancara, diskusi
kelompok).

Membuat penilaian seberapa baik kinerja organisasi menghadapi


kriteria stakeholder dengan mendiskusikan untuk mencari alternatif
terbaik untuk ke depannya.

b. Power Versus Interest Grid


Pemegang kekuasaan dalam hal ini seperti pemerintah menyusun pemangku
kepentingan ke dalam beberapa kategori berdasarkan kekuatan mereka untuk
mendapatkan perhatian dari organisasi, minat mereka, sumber daya atau
output organisasi. kategori tersebut dapat dibagi menjadi 4 sebagai berikut:
- Pemangku kepentingan dengan kekuatan dan minat yang tinggi disebut
pemain;
- Pemangku kepentingan yang memiliki kekuatan yang tinggi namun
minat yang rendah disebut pengatur;
- Pemangku kepentingan yang memiliki kekuatan yang rendah dan minat
yang tinggi disebut subyek
- Pemangku kepentingan yang memiliki kekuatan yang rendah dan minat
yang rendah; Pemangku kepentingan jenis ini biasanya akan
membentuk kerumunan

c. Diagram Pengaruh pemangku kepentingan


Diagram pemicu kepentingan ini dimulai dari power versus interest grid. Pada
saat pemangku kepentingan berada pada satu kategori, mak dapat ditentukan
pemangku kepentingan mana yang mempengaruhi siapa.

C. Pernyataan Misi
Yaitu deklarasi tujuan organisasi sebagai inspirasi. Pernyataan misi harus mengandung
enam hal yaitu :
a. Siapa kita (Identitas organisasi): who we are bukan what we do
b. Kebutuhan sosial politik apa yang harus dipenuhi dan masalah social politik apa
yang harus dipecahkan. Organisasi adalah alat bagi tujuan, bukan tujuan itu
sendiri.
c. Secara umum, apa yang kita lakukan untuk mengenal, mengantisipasi atau
merespon kebutuhan atau masalah tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan
melihat masalah eksternal untuk menciptakan inovasi internal.
d. Bagaimana merespon stakeholder kunci yaitu apa yang akan dilakukan organisasi
untuk memuaskan stakeholder kunci.
e. Apa filosofi dan nilai inti organisasi sehingga dapat mempertahankan integritas.
f. Apa yang membuat kita berbeda dan unik. Menjadi organisasi publik bukan
jaminan keberlangsungan, bila kita tidak bisa menunjukkan bahwa kiat berbeda
dan unik, karena banyak kebutuhan publik yang sekarang mulai di “privatisasi”.

Dari uraian diatas dapat kita dirumuskan beberapa panduan proses yang harus
diingat ketika kelompok perencana strategis bekerja untuk memperjelas misi dan mandat:
a. Menugaskan seseorang untuk menghimpun mandat formal dan informal yang
dihadapi organisasi.
b. Melengkapai analisis stakeholder baik stakeholder eksternal maupun internal.
c. Menulis pernyataan misi secara individual, kemudian didiskusikan sehingga
terbentuk misi kelompok.
d. Mengembangkan rancangan pernyataan misi, memilih slogan yang
menggambarkan inti dari misi.
e. Melakukan pengembangan pernyataan misi.
f. Menguji kembali rancangan pernyataan misi.
g. Mempertahankan kesepakatan misi, sehingga menjadi pedoman dalam
merumuskan tujuan, merumuskan isu startegis, mengembangkan strategi yang
efektif dan visi sukses dan menyelesaikan konflik yang mungkin timbul.
h. Menyusun pernyataan misi secara eksplisit, dihadirkan secara fisik, ditempel di
tembok.
i. Menggunakan misi sebagai landasan semua keputusan organisasi.
j. Melakukan tinjauan secara periodik terhadap misi.
Misi yang jelas akan membantu organisasi dalam merumuskan tujuan dan isu-isu
strategis yang dihadapi organisasi. Misi juga merupakan deklarasi kebijakan sosial untuk
memenuhi kebutuhan sosial politik yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu
pernyataan misi harus:
a. Menunjukkan dengan jelas identitas organisasi, apa yang hendak dicapai organisasi
dan bidang kegiatan utamanya.
b. Menunjukkan apa yang dilakukan untuk mencapai maksud organisasi dan program-
programnya.
c. Merujuk dengan jelas siapa pelanggan, stakeholder yang merupakan penerima
layanan organisasi baik yang bersifat eksternal maupun internal.
d. Mengandung filosofi, konsep diri, nilai-nilai organisasi yang menjadi pedoman etika
dan menunjukkan integritas organisasi

Contoh: Penyusunan Misi yang tertuang dalam RPJM Kabupaten Lima Puluh Kota
Periode 2016-2021

1. Penyusunan Misi dalam RPJM ini didasarkan pada:


a. Pendekatan Politik, pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah
sebagai proses penyusunan rencana program, karena rakyat pemilih menentukan
pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan para calon
Kepala Daerah. Dalam hal ini, rencana pembangunan adalah penjabaran agenda-
agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
b. Pendekatan Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
dan kerangka berpikir ilmiah.
c. Pendekatan Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) pembangunan. Pendekatan ini bertujuan untuk
mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.
d. Pendekatan Atas-Bawah (top-down) dan Bawah-Atas (bottom-up), pendekatan ini
dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Hasil proses tersebut kemudian
diselaraskan melalui musyawarah rencanapembangunan.
e. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Lima Puluh Kota Tahun 2016-2021 melalui berbagai tahapan analisis sektoral,
penjaringan aspirasi masyarakat, serta dialog yang melibatkan stakeholders dan
pemangku kepentingan.

2. Permasalahan Pokok Pemerintah Daerah


Adalah merupakan hasil identifikasi dari mandat yang diterima atau merupakan janji
kampanye dari Bupati terpilih
a. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
Permasalahan di bidang pendidikan adalah rendahnya kualitas SDM guru,
guru profesional yang memenuhi indeks pendidikan di kabupaten lima puluh kota
sampai sat ini baru sekitar 75% shingga mempengaruhi pencapaian IPM bidang
pendidikan. Disamping masalah propesionalitas guru masalah lain dibidang
pendidikan adalah kondisi sara prasarana pendidikan yang belum memamdai,
kondisi ruang kelas dan kualitas mobiler yang buruk juga sangat berpengaruh
terhadap kelancaran proses belajar mengajar disamping sarana penunjang lainnya
yang belum tersedia dimasing-masing sekolah seperti perpustakaan, ruang
praktek/laboratorium, penempatan guru juga termasuk yang menjadi
permasalahan yang mengapung selama ini di bidang pendidikan.
Rendahnya derajat kesehatan masyarakat merupakan masalah pokok
bidang kesehatan di Kabupaten Lima Puluh Kota yang menyebabkan rendahnya
Sumber Daya Manusia, hal ini mengakibatkan kontribusi bidang kesehatan dalam
pencapaian IPM belum optimal dimana angka harapan hidup sebagai salah satu
komposit dari IPM sampai tahun 2014 berada pada angka 66,78. Rendahnya
derajat kesehatan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan yang belum memadai , kesenjangan distribusi tenaga
kesehatan, dan belum optimalnya cakupan pelayanan jaminan kesehatan
masyarakat.
Pengembangan dan pengamalan nilai-nilai filosofo Adat Basyandi Syarak,
Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) juga menjadi permasalahan besar dalam
pemenuhan harapan terhadap terciptanya kualitas sumber daya manusia secara
non-fisik,
b. Belum Optimalnya Pengelolaan Potensi Daerah
Perkembangan perekonomian daerah dalam 3 tahun terakhir tumbuh
fluktuatif. Capaian tertinggi terjadi pada tahun 2013 yang mencatat pertumbuhan
6,23%, namun setelah itu terus menunjukkan penurunan sampai pada angka
pertumbuhan 5,56% pada tahun 2015.
Persoalan kemiskinan masih membelit daerah dimana angka memiskinan
masih berada diatas 7 %, pengangguran masih cukup tinggi dimana rata-rata
pengangguran terbuka selama periode RPJMD yang lalu berada pada kisaran
4,83%, kesenjangan sosial masih nampak, ketimpangan dan ketidakmerataan
pendapatan dan pembangunan wilayah masih lebar. Fakta diatas terjadi karena
potensi daerah belum secara maksimal dimanfaatkan, baik potensi sebagai daerah
agraris, potensi wisata, dan sumberdaya alam lainnya. Belum optimalnya tersebut
terlihat pada sektor, seagai berikut:
- Potensi agraris daerah yang belum terolah secara optimal dapat dilihat dari
upaya peningkatan produksi pangan yang belum mencapai standar secara
nasional, seperti produktifitas padi yang sampai saat ini baru mencapai 4,74
ton/ha, jagung 6,34 ton/ha sedangkan kondisi ideal produktiftas padi secara
nasional 6 ton/ha dan jagung 6-8 ton/ha. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu
adanya penguatan sektor pertanian untuk mendukung terwujudnya
kemandirian dan ketahanan pangan daerah.
- Dari sisi kepariwisataan, Kabupaten Lima Puluh Kota sangat kaya akan
potensi kepariwisataan baik alam, budaya maupun sejarah. Namun
perkembangan sektor kepariwisataan belum memberi kontribusi maksimal
terhadap perekonomian daerah.
- Pengolahan potensi sumber daya alam lainnya tidak saja dilihat dari sisi
hulunya saja, belum berkembangnya industri pengolahan hasil pertanian,
lemahnya distribusi dan pemasaran produk pengolahan hasil pertanian, belum
optimalnya pengembangan produk unggulan daerah, persoalan kelembagaan
ekonomi yang masih dominan dalam bentuk usaha non-formal, masih
minimya jangkauan pembinaan terhadap para pelaku ekonomi terutama
koperasi dan UMKM

c. Rendahnya kualitas pelayanan publik


Rendahnya kualitas pelayanan publik ini juga disebabkan oleh belum
optimalnya peran pemerintahan nagari. Pemerintahan nagari merupakan bentuk
pemerintahan terbawah di daerah, tetapi sekaligus menjadi ujung tombak dan
berada pada garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Namun kondisinya sampai saat ini masih jauh dari harapan. Kualitas dan kauntitas
sumber daya aparatur nagari belum memadai, sarana dan prasarana pelayanan
belum terpenuhi, kapasitas kelembagaan di nagari masih rendah termasuk
kelembagaan ekonomi seperti LKM, BUMNagari dan sebagainya

d. Masih Rendahnya Kualitas Infrastruktur Daerah

Kondisi ini dapat dilihat dari tingkat kerusakan jalan dan jembatan yag
masih tinggi. Pada tahun 2015, jalan kabupaten yang berstatus baik hanya
mencapai 43,5% dari total panjang jalan, artinya ada sekitar 56,6% atau lebih dari
separoh dari panjang jalan kabupaten yang perlu penangangan. Disamping itu,
rencana induk, zonasi, dan rencana rinci penataan ruang belum sepenuhnya dapat
disusun, pembangunan perumahan dan pemukiman belum tertata dengan baik,
target cakupan pelayanan air bersih, air minum, dan persampahan belum tercapai,
serta pengelolaan sumber daya air dan irigasi yang belum maksimal.

Kualitas infratsruktur yang belum memadai juga dapat dilihat dari belum
terwujudnya pembenahan infrastruktur pada kawasan-kawasan utama
sebagaimana mestinya. IKK Sarilamak misalnya, yang diharapkan dapat menjadi
sebuah kota yang representatif dan layak sebagai pusat pemerintahan dan pusat
pertumbuhan masih jauh dari kenyataan, karena infrastruktur pendukungnya
belum dapat disediakan sebagaimana layaknya sebuah ibukota kabupaten.

Demikian juga infrastruktur pada kawasan wisata, pusat perdagangan, dan


daerah basis perjuangan seperti Koto Tinggi yang merupakan kawasan strategis
bersejarah, kondisinya masih jauh dari harapan. Kondisi seperti ini bukan hanya
berada pada kawasan utama. Kalau dilihat lebih jauh kepada kondisi nagari dan
jorong, masih ada diantaranya yang terpencil dan sulit untuk dijangkau. Apalagi
jika dikaitkan dengan bencana yang pada umunya sering terjadi pada daerah-
daerah pinggiran dan perbatasan.

Isu- Isu Strategis

a. Peningkatan pemahaman dan pengamalan ABS-SBK ditengah masyarakat


untuk membendung pengaruh negatif budaya global.
b. Meningkatkan daya saing produk dan jasa melalui peningkatan kapasitas
pelaku usaha, ekonomi kerakyatan dalam menghadapi MEA
c. Pengembangan destinasi wisata dan daya tarik objek wisata dengan tetap
memperhatikan nilai-nilai budaya daerah.
d. Kemandirian dan ketahanan pangan untuk mencapai kedaulatan pangan
e. Penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan PMKS
f. Pemerataan akses layanan dan peningkatan mutu Pendidikan
g. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
h. Peningkatan kompetensi ASN sebagai penyelenggara pemerintahan untuk
mewujudkan reformasi birokrasi yang seutuhnya
i. Mendekatkan dan meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui penguatan
pemerintahan dan lembaga-lembaga nigari
j. Percepatan pembangunan IKK Sarilamak sebagai pusat pemerintahan dan
pertumbuhan ekonomi serta pemerataan pembangunan di kawasan strategis
lainnya yang berwawasan lingkungan
k. Pengendalian perubahan lingkungan, iklim dan konservasi SDA
3. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka disusun Misi daerah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama, beradat dan berbudaya.
b. Meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui revitalisasi perekonomian dan
reformasi kelembagaan berbasis masyarakat dengan pemanfaatan potensi daerah.
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
d. Meningkatkan tata kelola pemerintahan dan kualitas pelayanan publik.
e. Memperkuat kelembagaan nagari untuk melaksanakan pembangunan berbasis
jorong.
f. Meningkatkan infrastruktur untuk percepatan pembangunan dan daerah basis
perjuangan.
PENUTUP

Identifikasi mandat dan perumusan misi serta visi merupakan langkah penting
dalam perencanaan strategik. Dengan melakukan identifikasi mandat dan
perumusan/penegasan misi organisasi para pimpinan organisasi dapat menfokuskan diri
untuk membicarakan hal yang benar-benar penting bagi organisasi, dan dapat
meningkatkan keefektifitasan kepemimpinan.
Perumusan misi juga merupakan upaya pengklarifikasikan tujuan organisasi
sehingga bisa menjadi perekat social dan menjadi sarana untuk untuk memecahkan
masalah/ konflik yang timbul. Perumusan misi juga bisa menjadi sarana untuk menggali
filosofi, nilai dan keyakinan sehingga bisa secara eksplisit menjadi pedoman bagi semua
anggota organisasi.
Pernyataan misi yang disusun dituangkan dalam dokumen pernyataan misi yang
mengandung unsur :
1. Menunjukkan dengan jelas identitas organisasi, apa yang hendak dicapai organisasi
dan bidang kegiatan utamanya.
2. Menunjukkan apa yang dilakukan untuk mencapai maksud organisasi dan program-
programnya.
3. Merujuk dengan jelas siapa pelanggan, stakeholder yang merupakan penerima
layanan organisasi baik yang bersifat eksternal maupun internal.
4. Mengandung filosofi, konsep diri, nilai-nilai organisasi yang menjadi pedoman
etika dan menunjukkan integritas organisasi.
5. Dalam organisasi public pemerintah misi harus memberikan visi sukses untuk
mencapainya baik berupa visi eksternal yaitu dunia menjadi lebih baik dengan
adanya organisasi kita maupun visi internal yaitu wujud organisasi seperti apa yang
dapat mendukung visi eksternal.
DAFTAR PUSTAKA

John M. Bryson. 2011. Strategic Planning for Public and Non Profit Organization. 4th edition.
United States of Amerika. John Wiley and Sons
RPJM Kabupaten 50 Kota Tahun 2016-2021

Anda mungkin juga menyukai