Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aspek tumbuh kembang pada anak, dewasa ini adalah merupakan salah
satu aspek yang penting untuk diperhatikan karena hal tersebut merupakan aspek
yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang baik secara fisik
maupun psikososial. Kebanyakan orang belum memahami mengenai hal tersebut.
Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami
masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangannya. Seringkali
kebanyakan orang memiliki pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan
mempunyai pengertian yang sama.
Tumbuh kembang anak terdiri dari beberapa tahapan dan tiap-tiap tahapan
mempunyai ciri sendiri. Salah satu tahapan tumbuh kembang anak adalah usia
prasekolah (3-6 tahun). Keberhasilan penerimaan pada tahap tumbuh kembang
anak sebelumnya adalah penting bagi anak prasekolah untuk meperbaiki tugas-
tugas yang sudah dikuasai pada masa toddler. Usia prasekolah mempunyai
karakteristik sendiri, masa ini merupakan masa persiapan anak menuju periode
sekolah.
Terkait dengan upaya memberikan asuhan kesehatan (keperawatan) pada
anak usia prasekolah, supaya dapat mendeteksi perkembangan anak, seseorang
terlebih dahulu harus memahami aspek-aspek Fisik-Motorik dalam perkembangan
anak usia dini.
Oleh karena itu kami mengangkat topik mengenai Aspek Perkembangan
Fisik-Motorik Anak Usia Dini.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah
“Apa saja aspek-aspek perkembangan Fisik dan perkembangan Motorik Anak
Usia Dini?”
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek
perkembangan Fisik-Motorik Anak Usia Dini.

C. Manfaat
BAB II
KAJIAN TEORI

A. PENGERTIAN MOTORIK
Istilah motor menyiratkan adanya gerak otot, yang seakan-akan tidak
banyak melibatkan aspek-aspek kognitif dan perseptual. Tetapi kenyataannya
adalah keterampilan-keterampilan yang dilakukan biasanya merupakan sesuatu
yang kompleks dan melibatkan penditeksian terhadap rangsang, evaluasi dan
pengambilan keputusan serta respon nyata yang berwujud gerakan.
Pengertian motorik dan gerak sering kali menjadi satu karena diantara
kedua istilah tersebut sangat sulit ditarik suatu batasan yang konkrit, dan memang
terdapat hubungan sebab akibat. Namun demikian perlu diberikan suatu batasan
yang minimal dapat memberikan penjelasan terhadap hubungan sebab akibat yang
dimaksud.
Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi
keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ
tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya
suatu gerakan.Peristiwa-peristiwa laten yang tidak dapat diamati tersebut meliputi
: penerimaan informasi, pemberian makna terhadap informasi, pengolahan
informasi, proses pengambilan keputusan,dan dorongan untuk melakukan
berbagai bentuk aksi-aksi motorik. Setelah itu dilanjutkan dengan peristiwa
fisiologis yang meliputi pemberian, pengaturan dan pengendalian impuls kepada
organ-organ tubuh yang terlibat dalam melaksanakan akssi-aksi motorik.
Gerak diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu
posisi ke posisi lain yang dapat diamati secara obyektif dalam suatu dimensi ruang
dan waktu.Untuk memberikan pengertian yang lebih operasional tentang gerak,
maka diperlukan suatu batasan yang lebih spesifik. Batasan yang dimaksud adalah
pengertian gerak dari gerak manusia melakukan aksi-aksi motorik. misalnya
perubahan tempat,posisi dan ketepatan tubuh atau bagian tubuh dalam melompat,
berjalan, berlari atau menendang bola. Didalam belajar motorik, gerak juga dilihat
atau diartikan sebagai hasil atau penampilan yang nyata dari proses-proses
motorik,sebaliknya motorik adalah suatu proses yang tidak dapat diamati dan
merupakan penyebab terjadinya gerak.
Sedangkan belajar motorik berhubungan dengan keadaan yang berkaitan
dengan pengembangan dalam belajar. Belajar dapat didefinisikan sebagai satu
perubahan prestasi ataupun perilaku yang relatif permanen akibat dari adanya
suatu latihan ataupun pengalaman.Proses belajar akan mempersatukan ciri-ciri
yang unik terhadap lingkungan yang ada. Mempelajari keterampilan motorik,
sikap ataupun perilaku kognitif memerlukan beberapa tingkat keterbukaan pada
kondisi tertentu yang akan menghasilkan perubahan perilaku atau disposisi untuk
bertindak. Perubahan ini menjadi relatif permanen, dengan kata lain keadaan-
keadaan performance yang bersifat sementara tidak benar mewakili belajar.
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. ASPEK FISIK

 KONDISI TUBUH

a. Tinggi
Pertambahan tinggi badan setiap tahunnya rata-rata tiga inchi. Pada
usia enam tahun tinggi anak rata-rata 46,6 inchi.

b. Berat
Rata-rata berat bayi ketika dilahirkan adalah 3 sampai 4 kg, tetapi ada
juga beberapa bayi yang beratnya 1½ sampai 2 kg. Pada waktu berusia
2 dan 3 tahun berat tubuh anak akan bertambah 1½ sampai 2 ½ kg
setiap tahunnya. Setelah anak berusia 3 tahun, nampak berat tubuh
tidak lagi bertambah dengan cepat, bahkan cenderung perlahan sampai
saatnya nanti ia memasuki usia remaja. Pada usia 6 tahun berat badan
anak harus kurang lebih tujuh kali berat waktu lahir.

c. Perbandingan tubuh
Perbandingan tubuh sangat berubah dan “penampilan bayi” tidak
nampak lagi. wajah tetap kecil tapi dagu tampak lebih jelas dan leher
memanjang. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur-angsur
berkurang dan tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang
tidak rata (buncit), dada yang lebih bidang dan rata, dan bahu lebih
luas dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih pabjang dan lebih lurus,
tangan dan kaki timbuh lebih besar.

d. Postur tubuh
Perbedaan postur tubuh untuk pertama kali akan nampak jelas pada
masa anak-anak. Ada yang posturnya gemuk lembek (endomorfik),
ada yang kuat berotot (mesomorfik), dan ada yang relative kurus
(ektomorfik).

e. Tulang dan otot


Tingkat pengerasan tulang berfariasi pada bagian-bagian tubuh
mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar, lebih
kuat dan lebih berat, sehingga anak nampak lebih kurus meskipun
beratnya bertambah.

f. Lemak
Anak-anak yang cenderung bertubuh endomorfik lebih banyak
jaringan lemaknya daripada otot; yang cenderung mesomorfik
mempunyai jaringan otot lebih banyak daripada jaringan lemak; dan
yang bertubuh ektomorfik mempunyai oto-otot yang kecil dan sedikit
jaringan lemak.

g. Gigi
Selama empat sampai enam bulan pertama dari masa kanak-kanak,
empat gigi bayi yang terakhir – geraham belakang – muncul. Tetapi
kapan tepatnya gigi itu tumbuh keluar tergantung pada kesehatan,
keturuan, gizi, jenis kelamin anak, dan factor lainnya. Rata-rata anak
usia sembilan bulan sudah memilki tiga gigi sedangkan pada usia dua
sampai dua setengah tahun memiliki dua puluh gigi susu yang telah
tumbuh.

h. Otak
Dalam buku santrok, Meskipun otak terus bertambah pada masa awl
anak-anak, namun otak tidak bertumbuh pesat seperti pada masa bayi.
Ketika anak-anak usia 3 tahun, ukuran otaknya adalah ¾ otak orang
dewasa. Pada usia 5 tahun, otaknya mencapai sekitar 9/10 otak orang
dewasa.

2. ASPEK PERKEMBANGAN MOTORIK

Perkembangan motorik pada usia 3-6 tahun ini menjadi lebih halus dan
lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak–anak terlihat lebih
cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan
badannya. Untuk memperhalus ketrampilan–ketrampilan motorik, anak–anak
terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal
dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak–anak juga melibatkan diri
dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam,
berenang, dll.

 Keterampilan Motorik Kasar

Pada usia 1 tahun, anak sudah bisa merangkak dan mengitari


perabot berkaki 4, bisa berdiri sekali atau dua kali (Ericson, dalam buku
psikoterapi anak). Pada usia 1 tahun, anak-anak dapat berdiri dengan
mudah tanpa bantuan dan berjalan dengan mudah (10-14 bulan), dapat
menarik mainan yang melekat pada seutas tali dan menggunakan tangan
dan kakinya untuk memanjat sejumlah anak tangga (buku santrok)
Pada anak usia 2 tahun, anak sudah bisa berlari, naik dan turun
tangga menggunakan dua kaki sekaligus (Ericson, dalam buku psikoterapi
anak). Pada anak usia 2 tahun, anak-anak sudah dapat berjalan cepat atau
berlari dengan kaku dalam jarak pendek, seimbang diatas kaki dalam
posisi jongkok saat bermain dengan objek di lantai (buku hurlock).

Pada usia 3 tahun, anak-anak masih suka akan gerakan-gerakan


sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat dan berlari kesana
kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri, melompat sejauh 6 inchi dan
dapat berlari melintasi ruangan. Bagi anak usia 3 tahun, kegiatan
merupakan suatu sumber kebanggaan dan prestasi (dalam buku santrok).
Anak usia 3 tahun juga bisa naik tangga menggunakan 1 kaki tiap langkah
dan turun menggunakan 2 kaki tiap langkah (Ericson, dalam buku
psikoterapi anak).

Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis kegiatan yang sama,
tetapi mereka lebih berani mengambil resiko, mereka ingin
memperlihatkan kehebatan atletiknya, anak-anak dapat meniki tangga
seperti orang dewasa dan mempelajari cara mengendarai sepeda roda 3.
Mereka seringkali masih kembali memperhatikan waktu pada setiap
langkah (dalam buku santrok). Pada anak usia 4 tahun, anak-anak sudah
bisa naik dan turun tangga 1 kaki tiap langkah dan berdiri dengan 1 kaki
selama beberapa detik (Ericson, dalam buku psikoterapi anak).

Pada usia 5 tahun anak bahkan lebih berani mengambil resiko


dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Anak menyukai petualangan
dan melakukan kegiatan yang berbahaya seperti memanjat suatu objek,
anak dapat berlari cepat dan menyenangi balapan satu sama lain dan
dengan orang lain (dalam buku santrok). Pada usia 5 tahun, anak-anak
sudah bisa melompat dan meloncat (Ericson, dalam buku psikoterapi
anak).

Pada usia 6 tahun, anak-anak sudah dapat mengendarai sepeda roda


2, anak-anak dapat berjalan diatas sebilah papan kecil atau mengikuti suatu
garis pada lantai dengan keseimbangan yang cukup baik (dalam buku
santrok).

 Keterampilan Motorik Halus

Pada usia 1 tahun, anak-anak memperhalus tindakan meraih dan


menggenggam suatu objek (dalam buku santrok). Pada usia 1 tahun, anak-
anak menggunakan mainan dan melihat kemana jatuhnya meinan tersebut
lalu jari telunjuk mendekati benda kecil lalu menggenggamnya (Ericson,
dalam buku psikoterapi anak).

Pada usia 2 tahun, anak-anak memperhalus tindakan meraih dan


menggenggam suatu objek (dalam buku santrok). Pada usia 2 tahun, anak-
anak bisa membuat menara susun dengan 6 kubus (Ericson, dalam buku
psikoterapi anak).

Pada usia 3 tahun kemampuan anak masih timbul dari kemampuan


bayi untuk menempatkan dan memegang benda-benda. Walaupun mereka
telah mampu untuk memegang benda-benda berukuran kecil diantara ibu
jari dan jari telunjuk, tetapi mereka masih agak kikuk (dalam buku
santrok).. Anak dapat bermain dengan gambar bongkar pasang sederhana
dengan memasangkan keping untuk dapat memenuhi tempat yang kosong
atau menekannya dengan kuat, anak dapat membangun menara balok yang
tinggi namun tidak sepenuhnya berada dalam garis lurus (dalam buku
Hurlock). Pada usia 3 tahun, anak-anak bisa membuat menara 9 kubus
dan mengambil objek terkecil antara ibu jari dan telunjuk tapi masih
canggung (Ericson, dalam buku psikoterapi anak).

Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak telah semakin


meningkat dan menjadi lebih tepat, anak dapat menyusun menara balok
dengan lebih tepat dan sering bermasalah karena menginginkan susunan
balok yang sempurna (dalam buku santrok). Pada usia 4 tahun, anak dapat
membangun tiga langkah dari 9 kubus. Stelah demonstrasi, anak akan bisa
menyalin huruf O dan huruf X dan dapat membuat menara lebih teratur
dan lurus (Ericson, dalam buku psikoterapi anak).

Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak semakin


meningkat. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak bersama dibawah
komando yang lebih baik dari mata (dalam buku hurlock). Pada usia 5
tahun, anak sudah bisa menggambar manusia (Ericson, dalam buku
psikoterapi anak).

Pada usia 6 tahun, anak-anak bisa mengikat tali sepatu, merapikan


baju dan mengelem kertas (Ericson, dalam buku psikoterapi anak). Pada
usia 6 tahun, anak dapat memalu, mengelem, mengikat tali sepatu, dan
merapikan baju (dalam buku Hurlock).
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E. B. 1991 . Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang


rentang
kehidupan (edisi kelima). Alih Bahasa: Dra. Istiwidayanti & Drs.
Soedjarwo, Msc.
Editor: Drs Ridwan Max Sijabat. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hurlock, E. B. 1999. Perkembangan Anak (Jilid 1). Alih Bahasa: dr Med.
Meitasari Tjandra & Dra. Muslichah Zarkasih. Editor: Agus Dharma, SH,
M. Ed. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B. 1999. Perkembangan Anak (Jilid 2). Alih Bahasa: dr Med.
Meitasari Tjandra. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. 2002. Life-span development: Perkembangan masa hidup.
Jakarta: PT.
Erlangga.
Sujiono, Y. N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.
Indeks.

Anda mungkin juga menyukai