Laporan Tutorial Blok Perawatan Kuratif Dan Rehabilitatif Kedokteran Gigi Iii
Laporan Tutorial Blok Perawatan Kuratif Dan Rehabilitatif Kedokteran Gigi Iii
SKENARIO 3
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial
Blok Perawatan Kuratif dan Rehabilitatif III
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Disusun oleh:
Kelompok Tutorial IV
1. Karina Saraswati Ichwani (131610101006)
2. Fitriana Wadianur (131610101017)
3. Rada Kusnadi (131610101021)
4. Khurin In Salamatul Ummah (131610101031)
5. Nurin Fajar Zhafarina (131610101035)
6. Melisa Novitasari (131610101036)
7. M. Maulana Akbari (131610101059)
8. Anastasia Okta Erisha (131610101091)
9. Nurinta Virgiani Andiasti (131610101095)
1|Page
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
Anggota :
1. Karina saraswati Ichwani (131610101006)
2. Fitriana Wadianur (131610101017)
3. Rada Kusnadi (131610101021)
4. Khurin In Salamatul Ummah (131610101031)
5. Nurin Fajar Zhafarina (131610101035)
6. Melisa Novitasari (131610101036)
2|Page
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas tutorial. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial
kelompok IV pada skenario ketiga.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
penyusun ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. drg. Erawati Wulandari, M.Kes. selaku tutor yang telah membimbing jalannya diskusi tutorial
kelompok IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan telah memberikan masukan
yang membantu bagi pengembangan ilmu yang telah kami dapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Dalam
penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan dalam
perbaikan–perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
dapat berguna bagi kita semua.
Penyusun
3|Page
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………...i
Daftar anggota kelompok………………………………………………………...ii
Kata Pengantar…………………………………………………………………....iii
Daftar Isi………………………………………………………………………….iv
Skenario 3….……………………………………………………………………...v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………........1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………….1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….. 2
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………….... 4
BAB IV KESIMPULAN…………………………………………………. 25
Daftar Pustaka…………………………………………………………….. 26
4|Page
SKENARIO 2
Pasien perempuan usia 34 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut untuk pemeriksaan dan
perawatan kondisi jaringan penyangga giginya. Pasien mengeluh perdarahan dan perawatan
kondisi jaringan penyangga giginya. Pasien mengeluh perdarahan saat menyikat gigi, dan
kegoyangan gigi-gigi depan rahang atas dan bawah serta gusi membesar pada daerah depan
rahang atas sejak kurang 1 tahun yang lalu dan tidak pernah dilakukan perawatan sebelumnya.
Pemeriksaan klinin menunjukkan sebagai beerikut: 1) kebersihan mulut pasien buruk dan
akumulasi plak pada gigi-gigi kedua rahang; 2) kalkulus pada permukaan lingual gigi-gigi
rahang bawah dan kalkulus subgingiva di semua region; 3) kehilangan perlekatan pada region
anterior atas dan bawah dengan probing depth antara 3.5-5.5 mm; 4) perdarahan saat probing; 5)
gigi 11, 12, 21, 22, 31, 33, 41, 42, dan 43 menunjukkan goyang derajat 1 dan 2; 6)halitosis; 7)
pembesaran margin gingival dan interdental papil gigi 11, 12, 21, 22, 11, 12, 21, 22 yang tidak
melebihi 1/3 servikal. Pemeriksaan radiografi menunjukkan resorbsi tulang alveolar pola
horizontal kurang dari ½ panjang akar pada gigi-gigi anterior rahang bawah.
Rencana perawatan pada pasien tersebut dalah perawatan fase 1, evaluasi dan dilanjutkan
perawatan bedah periodontal sederhana.
5|Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Apa macam-macam rencana perawatan dan yang sesuai untuk kasus di skenario?
1.2.2 Apa dasar pemikiran dari rencana perawatan yang dipilih?
1.2.3 Apa indikasi dan kontraindikasi dari rencana perawatan?
1.2.4 Bagaimana prosedur yang meliputi alat, tahapan, tehnik, respon jaringan, evaluasi dari
rencana perawatan?
6|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adalah teknik yang berkaitan dengan pemotongan atau insisi gingiva yang mempunyai
tujuan:
Bedah periodontal terdiri dari bedah periodontal untuk perawatan poket dan koreksi
anatomis atau defek morfologi.
7|Page
1. Reseksi (gingivektomi, apikal displaced and undispaced flap dengan atau tanpa reseksi
osseus).
2. Regenerasi (flap with graps, membranes).
B. Koreksi anatomis atau defek morfologi terdiri dari:
8|Page
BAB III
PEMBAHASAN
1. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dan usia pada penyakit tersebut?
5. Apa perawatan periodontal fase II yang sesuai pada kasus di scenario? Mengapa?
6. Apa indikasi dan kontraindikasi dari perawatan yang nantinya akan dilakukan?
9|Page
STEP 3 (Menganalisis masalah)
1. Jenis kelamin dan usia merupakan faktor predisposisi. Sedangkan faktor utamanya adalah
akumulasi plak. Pada wanita hamil, ada peningkatan hormone sehingga pada wanita hamil
lebih rentan terhadap penyakit periodontal.
a) Bedah periodontal
Kuretase
Suatu tindakan pengambilan jaringan lunak dinding dalam poket yang mengalami
inflamasi.
Gingivektomi
Mengeksisi gingiva dengan menghilangkan dinding poket.
Operkulektomi
Pemotongan opeculum, biasanya pada gigi molar 3.
b) Rekounturing tulang
c) Penempatan implant (koreksi anatomi)
d) Perawatan endo
e) Gingival graft
f) Bedah estetik
10 | P a g e
4. Perawatan periodontal fase I dan evaluasinya
5. Perawatan periodontal fase II yang sesuai pada kasus di scenario yaitu tindakan Kuretase.
Karena:
6. Indikasi kuretase
Kontraindikasi kuretase
11 | P a g e
Terdapat masalah sistemik
Ketika ada resorpsi tulang alveolar yang sudah furkasi
Poket terlalu dalam
Dinding poket yang terlalu dalam
Tahapan
12 | P a g e
Secara klinis, gingival kembali berwarna normal
Enlargement menurun ke apikal
Gumpalan darah pada poket periodontal
Pada minggu 3 perlekatan sempurna
Proliferasi jaringan granulasi secara cepat
Epitelisasi sulkus 2-7 hari
Restorasi junctional epithelium paling cepat sehari setelah kuret
Reattachment poket (regenerasi, repair, dan new attachment)
13 | P a g e
STEP 4 (Menarik kesimpulan langkah)
Diagnosa
Perawatan
Periodontal Fase I
Perawatan Tujuan
Periodontal Fase II
Macam Perawatan
Periodontal Fase II
14 | P a g e
4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan prosedur yang meliputi alat,
tahapan, tehnik, repon jaringan, dan evaluasi.
Perawatan periodontal bukanlah suatu perawatn yang berdiri sendiri. Agar perawatan
periodontal berhasil baik, harus mencakup prosedur kedokteran gigi lainnya sesuai dengan
kebutuhan pasien. Urutannya adalah sebagai berikut :
15 | P a g e
Kontrol plak dan kalkulus
Perubahan patologis lainnya
Kondisi gingiva
Oklusi
a. Kuretase
Definisi kuretase
Kata kuretase digunakan dalam periodonsia yang berarti pembuangan dinding
gingiva pada poket periodontal untuk menghilangkan penyakit pada jaringan
lunak(Caranza, 2002:744).
Kuretase gingival dan kuretase subgingival adalah salah satu teknik bedah
saku yang sangat terbatas indikasinya. Keterbatasan indikasi ini terutama berkaitan
dengan tidak dapatnya teknik bedah ini memperbaiki aksesibilitas, dan karena teknik
ini hanya dapat diindikasikan pada saku dengan dinding berkonsistensi
lunak/oedematous(Caranza, 2002:744).
Kuretase ini sendiri merupakan tindakan nutk membuang dinding gingival pada
poket periodontal untuk menyingkirkan penyakit jaringan lunak pada gingiva itu
sendiri. Kuretase ini dibagi menjadi dua, yaitu kuretase gingiva, dan kuretasi
subgingiva.
1) Kuretase gingiva
Kuretase gingiva ini merupakan tindakan untuk membuang jaringan lunak yang
terinflamasi dari lateral dinding poket dan junctional epithelium.
2) Kuretase subgingiva
Kuretase subgingiva merupakan prosedur yang dilakukan pada apical junctional
ephitelium sampai ke perlekatan jaringan ikat, dimana merupakan batas pada
puncak tulang alveolar (alveolar crest).
Tujuan kuretase
16 | P a g e
untuk mengurangi kehilangan perlekatan dengan tumbuhnya perlekatan
jaringan ikat yang baru (dental jurnal, 2006:102)
untuk memotong dinding gingiva pada poker periodontal
untuk meghilangkan jaringan granulasi yang terinflamasi kronis (Caranza,
2002:744)
Dasar pemikiran kuretase
Prosedur kuretase mencakup penyingkiran jaringan granulasi yang
terinflamasi kronis yang berada pada dinding poket periodontal. Berbeda dengan
jaringan granulasi pada keadaan yang normal, jaringan granulasi pada dinding
jaringan ikat poket periodontal mengandung daerah-daerah yang terinflamasi
kronis, disamping adanya partikel-partikel kalkulus dan koloni-koloni bakteri.
Adanya koloni bakteri tersebut akan mempengaruhi gambaran patologis dari
jaringan dan menghambat penyembuhan(Carranza dan Henry, 2002:744-745).
Jaringan granulasi yang terinflamasi dilapisi oleh epitel, dan bagian epitel
yang penetrasi sampai ke jaringan. Adanya epitel tersebut akan menghambat
perlekatan serat-serat gingiva dan ligamen periodontal yang baru ke permukaan
sementum pada daerah tersebut(Carranza dan Henry, 2002:744-745).
Apabila dalam melakukan perawatan permukaan akar dibersihkan dengan
sempurna, sumber utama bakteri hilang dan perubahan patologis mereda, tidak
perlu lagi dilakukan kuretase untuk menyingkirkan jaringan granulasi. Jaringan
granulasi lambat laun akan diresorbsi; bakteri, yang tidak bertambah jumlahnya
oleh plak yang ada dalam poket, akan dihancurkan oleh mekanisme pertahanan
periodonsium. Dengan demikian tidak ada gunanya melakukan kuretase apabila
tujuannya semata-mata untuk menyingkirkan jaringan granulasi yang
terinflamasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbaikan pada kondisi
jaringan periodonsium yang dicapai dengan scalling dan root planing yang
disertai dengan kuretase tidaklah jauh melebihi perbaikan yang dicapai dengan
pensekeleran dan penyerutan akar saja(Carranza dan Henry, 2002:744-745).
Kuretase sebenarnya dapat menyingkirkan sebagian atau keseluruhan
epitel yang mendindingi poket (epitel poket), perluasan epitel yang penetrasi ke
jaringan granulasi, dan epitel penyatu. Kegunaan kuretase masih diperlukan
17 | P a g e
terutama bila diharapkan terjadinya perlekatan baru pada poket infraboni. Namun
ada perbedaan pendapat dalam hal terjaminnya penyingkiran epitel dinding poket
dan epitel penyatu. Beberapa peneliti menemukan bahwa dengan penskeleran dan
penyerutan akar epitel dinding poket hanya terkoyak dan epitel dinding poket
serta epitel penyatu tidak tersingkirkan. Sekelompok peneliti lain menemukan
terjadinya penyingkiran epitel poket dan epitel penyatu, meskipun tidak
tuntas(Carranza, 2002:744).
b. Gingivektomi
Definisi Gingivektomi
Gingivektomi adalah mengeksisi gingiva dengan menghilangkan dinding
poket. Gingivektomi dilakukan untuk memelihaara visibilitas dan aksesibilitas
untuk menghilangkan kalkulus dan menghaluskan akar (Caranza, 2002: 749).
Tujuan gingivektomi:
Untuk menyingkirkan dinding poket yang terinflamasi
Untuk menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi penyembuhan
gingiva dan restorasi kontur gingiva yang fisiologis (Caranza, 2002:749).
a) Kuretase
Indikasi
a. apabila terdapat pocket sedalam 3-4 mm.
b. apabila pocket sedalam 3-4 mm tersebut terdapat di area gigi anterior atas, di mana
terapi gingivektomi merupakan suatu kontraindikasi karena dapat membuat segi
estetik menjadi buruk(Manson J.D. 1975: 116).
Indikasi kuretase menurut Fermin A.Carranza and Henry H. Takei (2002)
a. Kuretase dapat dilakukan sebagai bagian dari membentuk perlekatan baru pada
pokeet infraboni dengan kedalaman sedang dan poket terletak pada daerah
yang dapat diakses dengan “closed surgery”.
18 | P a g e
b. Kurtase dapat dillakukan sebagai prosedur non deffinitif untuk mengurangi
inflamasi sebelum dilakukan penghilangan poket dengan cara lain. Atau
kuretase dapat dilakukan sebagai perawatan alternatif pada pasien yang
kontraindikasi perawatan bedah agressive karena faktor umum, sistemik, dan
psikologis. Dokter gigi dan pasien harus saling mengerti keterbatasan
peerawatan ini bahwa prognosis dan hasil dari penghilangan poket dengan
teknik ini kurang baik.
c. Kuretase jangan dilakukan berulang pada kunjungan selanjutnya sebagai
metode perawatan pemeliharaan untuk area dengan inflamasi berulang dan
poket dalam. Khususnya dimana pemmbedahan pengurangan poket dalam
dilakukan.
Kontraindikasi
b) Gingivektomi
a. Indikasi:
1) Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dri 4 mm, yang tetap ada
walaupun sudah dilakukan skaling dan pembersihn mulut yang cermat berkali-
kali, dan keadaan dimana prosedur gingivektomi akan menghasilkan daerah
perlekatan gingiva yang adekuat
19 | P a g e
2) Adanya pembengkakan gingiva nyang menetap dimana poket ‘sesungguhnya’
dangkal namun terlihat pembesaran dan deformitas gingiva yang cukup besar.
Bila jaringan gingiva merupakan jaringan fibrosa, gingivektomi merupakan cara
perawatan yang paling cocok dan dapat memberikan hasil yang memuaskan.
3) Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang) dimana terdapat daerah
perlekatan gingiva yang cukup lebar
4) Abses gingiva yaitu abses yang terdapat di dalam jaringan lunak
5) Flap koronal
(buku ajar periodonti, J.D Manson, 1993:178)
Kontraindikasi
1) Membutuhkan pembedahan tulang atau evaluasi bentuk dan morfologi tulang
2) Keadaan dimana dasar poket pada atau di apical mukogingiva junction
3) Adanya pertimbangan estetik, khususnya pada gigi anterior rahang atas
(Caranza, 2002:749).
Kontraindikasi
1) Apabila kedalaman dasar poket berada pada atau lebih ke apical dari pertautan
mukogingiva
2) Apabila dinding jaringan lunak poket terbentuk oleh mukosa alveolar.
3) Apabila frenulum atau perlekatan otot terletak didaerah yang akan dibedah
4) Apabila ada indikasi perawatan cacat infraboni
5) Apabila gingivektomi tidak menghasilkan estetik yang baik
6) Apabila gingival cekat atau berkeratin tidak cukup tersedia( sehingga jika
gingivektomi dilakukan, tepi gingival terbentuk dan mukosa alveolar)
(Arthur R. dkk.2006)
A. KURETASE
20 | P a g e
INSTRUMEN KURETASE
Untuk tindakan kuretase bisa menggunakan kuret universal atau kuret spesifik. Kuret
Gracey adalah contoh dari kuret area spesifik, merupakan suatu set instrument yang
di desain dan dibentuk lengkungannya agar dapat beradaptasi sesuai dengan
permukaan anatomi gigi yang spesifik. Kuret Gracey pisaunya bersudut antara 60-
70o terhadap tangkainya.
TEKNIK KURETASE
Teknik basic
Tahapan prosedur teknik kuretase adalah sebagai berikut:
a. Anestesi.- Sebelum melakukan kuretase gingival atau kuretase subgingival, daerah
yang dikerjakan terlebih dulu diberi anestesi lokal.
b. Skaling dan rootplaning .- Permukaan akar gigi dievaluasi untuk melihat hasil
terapi fase I. Apabila masih ada partikel kalkulus yang tertinggal atau sementum
yang lunak, penskeleran dan penyerutan akar diulangi kembali.
c. Penyingkiran epitel saku.- Alat kuret, misalnya kuret universal Columbia 4R - 4L,
atau kuret Gracey no. 13 - 14 (untuk permukaan mesial) dan kuret Gracey no. 11 -
12 (untuk permukaan distal) diselipkan ke dalam saku sampai menyentuh epitel saku
dengan sisi pemotong diarahkan ke dinding jaringan lunak saku. Permukaan luar
gingiva ditekan dari arah luar dengan jari dari tangan yang tidak memegang alat, lalu
dengan sapuan ke arah luar dan koronal epitel saku dikuret. Untuk penyingkiran
secara tuntas semua epitel saku dan jaringan granulasi perlu dilakukan beberapa kali
sapuan.
21 | P a g e
Gambar 1. Kuretase gingival dilakukan dengan kuret dengan sapuan horizontal.
22 | P a g e
Teknik Modifikasi Prosedur Perlekatan Baru dengan Eksisi (Modified Excisional
New Attachment Procedure/MENAP) adalah modifikasi dari teknik ENAP (Ecxisional
New Attachment Procedure) yang dikembangkan oleh U.S. Naval Dental Corps (Dinas
Kesehatan Gigi angkatan Laut Amerika Serikat). Tehnik ini pada dasarnya merupakan
kuretase subgingival yang dilakukan dengan menggunakan scalpel(Caranza, 2002:746).
TAHAPAN PROSEDUR
Tahapan prosedur dari teknik ini adalah sebagai berikut:
1. Anestesi.- Sebelum pembedahan terlebih dulu diberikan anestesi local yang
adekuat.
2. Pembuatan insisi pertama.- Insisi pertama adalah berupa insisi bevel
kedalam/terbalik (internal/reverse beveled incision) pada permukaan
vestibular dan oral. Insisi dilakukan dengan skalpel/pisau bedah, dimulai dari
tepi gingiva ke arah apikal menuju krista tulang alveolar. Pada waktu
melakukan insisi di permukaan interproksimal harus diusahakan agar sesedikit
mungkin papila interdental yang terambil. Pada tehnik ini tidak ada
pembukaan flep.
3. Pembuatan insisi kedua. Insisi kedua dilakukan mulai dari dasar saku melalui
serat krista alveolaris (dan pada permukaan proksimal melalui juga serat
transeptal) ke krista tulang alveolar
4. Penyingkiran jaringan yang tereksisi. Jaringan yang telah tereksisi
disingkirkan dengan jalan pengkuretan.
5. skaling dan rootplaning. Pada sementum akar yang tersingkap dilakukan
pensekeleran dan penyerutan. Dalam melakukan penskeleran dan penyerutan
harus diperhatikan agar tidak sampai menyingkirkan jaringan ikat yang
melekat ke sementum akar pada daerah 1- 2 mm koronal dari krista tulang
alveolar.
23 | P a g e
Gambar 3. Teknik modifikasi prosedur perlekatan baru dengan eksisi. A. Daerah
yang akan dieksisi; B. Keadaan setelah eksisi; C. Flep telah diposisikan; D.
Setelah penyembuhan.
6. Pembersihan daerah kerja. Daerah yang mengalami pembedahan dibilas
dengan akuades atau larutan garam fisiologis.
7. Pengadaptasian. Tepi luka pada kedua sisi dipertautkan. Apabila tepi gingiva
tidak bertaut rapat, plat tulang vestibular sedikit ditipiskan dengan jalan
osteoplastik.
8. Penjahitan. Tepi luka dijahit di interproksimal dengan jahitan interdental.
Luka sedikit ditekan dari arah oral dan vestibular selama 2 – 3 menit agar
bekuan darah yang terbentuk tipis saja.
9. Pemasangan periodontal dressing. Pembalut periodontal dipasang menutupi
luka bedah, dan dibuka seminggu kemudian(Caranza, 2002:746).
24 | P a g e
lebih berkembang daripada berkurang jumlahnya yang dihilangkan oleh enzim
dan fagosit (Caranza, 2002:747).
Ultrasonik kuretase
Penggunaan dengan ultrasonik direkomendasikan untuk gingivva kuretase.
Ultrasonik efektif untuk menghilangkan lapisan epitel dari poket periodontal.
(Carranza, 2012:1535).
Pasien perlu diberi informasi yang lengkap tentang cara-cara perawatan pasca operasi.
Nasehat berikut ini harus diberikan secara tertulis.
1. Hindari makan atau minum selama satu jam.
25 | P a g e
2. Jangan minum minuman panas atau alcohol selama 24 jam. Jangan berkumur-kumur
satu hari setelah operasi.
3. Jangan makan makanan yang keras, kasar, atau lengket dan kunyah lah makanan dengan
sisi yang tidak dioperasi.
4. Minumlah analgesic bila anda merasakan sakit setelah efek anestesi hilang. Aspirin
merupakan kontraindikasi selama 24 jam.
5. Gunakan larutan kumur salin hangat setelah satu hari. Gunakan larutan kumur
klorheksidin di pagi hari dan malam hari bila anda tidak dapat melakukan pengontrolan
plak secara mekanis. Larutan ini dapat langsung digunakan pada hari pertama setelah
operasi asalkan tidak dikumurkan terlalu kuat di dalam mulut. Teh, kopi, dan rokok
harus dihindari apabila anda menggunakan larutan kumur klorheksidin untuk
mengurangi stain.
6. Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit dengan menggunakan sapu
tangan bersih yang sudah dipanaskan; jangan berkumur; hubungi dokter anda bila
perdarahan tidak juga berhenti.
7. Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.
8. Bila tahap pascaoperasi tidak menimbulkan gangguan namun sakit dan bengkak timbul
2-3 hari kemudian, segeralah hubungi dokter anda.
(Buku ajar periodonti, 1993:181).
B. GINGIVEKTOMI
TAHAPAN GINGIVEKTOMI
1.1.1 Gingivektomi bedah
Step 1: Poket pada masing-masing permukaan dieksplorasi dengan probe
periodontal dan ditandai dengan pocket marker. Masing-masing poket
ditandai pada beberapa daerah sebagai outline pada permukaannya.
Step 2: Pisau periodontal (Kirkland knives) digunakan untuk insisi pada
daerah permukaan fasial dan lingual. Pisau periodontal Orban digunakan
untuk insisi interdental, jika diperlukan, dan pisau Bard-Parker, dan
gunting digunakan sebagai instrumen tambahan.
26 | P a g e
Insisi dimulai dari apikal ke tanda poket dan aecara langsung ke
koronal di antara dasar poket dan puncak tulang. Proses penyembuhan
tidak akan terjadi masalah jika daerah ditutupi periodontal pack secara
adekuat.
Insisi kontinyu dan terputus bisa digunakan. Insisi harus dibevel
kurang-lebih 45o sehingga blade dapat menembus seluruh gingiva menuju
ke dasar poket. Insisi yang akurat akan dapat menghilangkan dinding poket
dan membentuk kontur jaringan yang ramping; bila insisi terlalu datar akan
terbentuk kontur pascaoperasi yang kurang memuaskan Kealahan yang
paling sering dibuat pada operasi ini adalah insisi pada posisi koronal
sehingga dinding dasar poket tetap tertinggal dan penyakit cenderung
timbul kembali.
Step 3: Menghilangkan dinding poket yang telah dieksisi, membersihkan
daerah, dan memeriksa permukaan akar. Bila insisi sudah dapat
memisahkan seluruh dinding poket dari jaringan di bawahnya, dinding
poket akan dapat dengan mudah dihilangkan dengan kuret atau skaler yang
besar. Sisa jaringan fibrosa dan jaringan granulasi dapat dibersihkan
seluruhnya dengan kuret yang tajam(Carranza, 2002:749-750).
27 | P a g e
gambar 5. A, insisi terputus. B, insisi secara langsung.
28 | P a g e
gambar 7. 1, Jaringan granulasi. 2, kalkulus dan deposit lain di akar. 3, daerah
yang bersih pada dasar poket
29 | P a g e
BAB IV
KESIMPULAN
Perawatan periodontal fase bedah yang dilakukan apabila pada saat re-evaluasi
jaringan perawatan periodontal fase I tidak ditemukan adanya perbaikan atau
masih ditemukan adanya inflamasi yang menetap pada jaringan.
30 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Manson J.D. dan B.M. Eley. 1993. Buku Ajar Periodonti Edisi 2. Jakarta: Hipokrates.
Carranza FA dan Henry HT. 2002. Gingival curettage, in: Carranza FA Jr & Newman MG (eds),
Clinical Periodontology, 9th edition. USA: WB Saunders Co.
Newman, Takei, Klokkvold, Carranza. 2012. ClinicalPeriodontology, 11th ed. Saunders Elsevier
Inc, St. Louis.
Ruhadi, I. danIzzatul, A. 2006.Gingival kuretase. Maj. Ked. Gigi.(Dent J), Vol.39. No.3 Juli-
September 2006: 102-106.
31 | P a g e