*) KONSEP PENGASAPAN
Pengasapan pangan merupakan salah satu cara pengolahan yang bersifat mengawetkan
dan mendukung disverifikasi pangan. Pengasapan merupakan kombinasi penggaraman,
pemanasa, pengeringan dan pelekatan komponen aspa pada bahan pangan. Pengasapan
merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan kombinasi panas dan
bahan kimia yang dihasilkan dar pembakaran kayu keras. Kayu keras menghasilkan asap
berkualitas bak dan asap yang dihasilkan banyak, serta umumnya mengandung 40 – 60%
selulosa, 20 – 30% hemiselulosa, dan 20 – 30% lignin.1
Kandungan yang terdapat dalam asap adalah asam formiat, methanol, etanol, oktanol,
asetaldehid, diasetil, aseton, dan 3,4-benzpren. Senyawa – sneyawa kimia yang mengandung
dalam asap mempunayi efek bakteriostatik, bakterisidal, dan menghambat oksidasi lemak.
selain itu kanudngan fenol juga mempunyai efek menyerupai antioksidan BHA (Butil
Hidroksianisole) dan PG (Profilgalat) yang mengahmbat rekasi oksidasi. Pada prses
pengasapan, fenol dapat berpengaruh terhadap daya awet, warna, dan rasa pada suatu produk.1
*) SEJARAH PENGASAPAN
Makanan berasap memiliki peran sejarah dan ekonomi yang penting dalam diet
manusia dan masih dikonsumsi dan dicari di pasar modern dan di beberapa negara
berkembang. Pengasapan makanan adalah salah satu proses teknologi tertua dan satu yang
telah digunakan manusia sejak awal zaman. Bahan makanan berupa daging adalah makanan
pertama yang diasapi oleh manusia dan ada kemungkinan bahwa makanan itu digantung di atas
api untuk melindunginya dari anjing, sebagai akibat dari tindakan pengawetan asap yang
mungkin ditemukan.1
Bukti pertama pengasapan makanan sebagai proses teknologi pada 90.000 tahun yang
lalu dan tertua ditemukan oleh arkeolog di koloni Zaman Batu yang terletak di Zwierzyniec,
dekat Krakow, di Polandia. Orang Romawi mungkin belajar metode pengasapan daging dari
Galia dan Celtic. Emigran Eropa mengekspor teknik ini ke seluruh dunia, ke negara-negara
termasuk Amerika, Afrika Selatan, dan Australia, meskipun proses pengasapan makanan
mungkin diterapkan di negara lain sebelum kolonisasi mereka. Di Era Penemuan, pengasapan
makanan sangat berguna dalam pelayaran laut yang panjang.1
*) PRINSIP PENGASAPAN
Pengasapan pada bahan makanan memiliki prinsip dimana molekyul larut air dan
lemak, uap, dan partikel lain yang dilepaskan dari kayu yang terbakar dan masuk dalam
makanan. Makanan menyerap aroma asap sementara asap mengeringkan makanan dan
memperbaiki cita rasa.Prinsip pengawetan makanan melalui pengasapan adalah melalui proses
penarikan air dari dalam jaringan bahan pangan dengan adanya penggaraman dan pengeringan
serta peneyrapan dari berbagai senyawa kimia yang berasal dari asap. Berdasarkan penelitian
laboratorium, asap mempunyai kandungan kimia seperti : air, aldehid, asam asetat, keton,
alkohol, asam formiat, fenol, dan karbon dioksida.2 Unsur – unsur kimia yang berperan adalah:
1. Desinfektan yang menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme
penyebab pembusukan bahan pangan.
2. Pemberi warna bahan pangan.
3. Bahan pengawet, karena unsur – unsur kimia yang terkandung di dalam asap mampu
memberikan kekuatan pada bahan pangan untuk melawan aktivitas penyebab
ketengikan. Komponen – komponen asap yang merupakan bahan pengawet antara lain:
alkohol, aldehid, dan asam – asam organik.2
Butiran – butiran asap berberan dalam pewarnaan. Pengeringan memiliki fungsi
penting dalam pengawetan pangan, kecepatan peneyrapan asap ke dalam bahan pangan dan
pengerinagnnya tergantung pad abanyaknya asap yang terjadi, duhu dan kandungan air dari
bahan pangan yang diasapi. Apabila kayu atau serbuk kayu dibakar, maka selulosa akan
diuraikan menjadi alkohol – lkohol berantai lurus yang lebih pendek, aldehid, keton, dan asam
organik.2
Banyaknya uap air yang diserap oleh udara tergantung dari suhunya, jadi apabila udara
dingin dipanasi maka kapasitas pengeringan akan lebih tinggi. Dalam keadaan lembab, udara
jenuh yang telah panas tidak dapat dipanasi lagi secara cepat untuk mengurangi kandungan uap
airnya. Oleh karen itukapasitas akan menurun. Jadi pada tahap pengasapan, kecepatan
penguapan air tergantung pada kapasitas pengering udara dan asap. Kecepatan pengeringan
akan menjadi lambat karena air harus merembes dahulu dari lapisan dalam bahan pangan, bila
pengeringan mula – mula dilakukan pada suhu yang terlalu tinggi dan terlalu cepat, maka
permukaan bahan pangan akan menjadi keras dan akan menghambat penguapan air.2
*) METODE PENGASAPAN
Metode Pengasapan Makanan
Metode pengasapan makanan secara tradisional dan tidak terkontrol dengan cara
pembakaran biomassa telah diperbaiki dan kemudian didirikan di beberapa negara maju
modern. Namun, teknik modern masih dianggap terlalu mahal untuk digunakan di beberapa
sektor dan negara berkembang. Metode dan teknik pengasapan makanan telah diklasifikasikan
dan dijelaskan dalam beberapa penelitian sesuai dengan suhu asap, lokasi pembentukan asap
sehubungan dengan posisi bahan makanan, dan perangkat yang digunakan untuk menghasilkan
asap. Dalam bab ini, berbagai metode pengasapan diklasifikasikan menjadi dua kelompok
utama : pengasapan langsung dan pengasapan tidak langsung.3