Anda di halaman 1dari 13

FISIOTERAPI KOMUNITAS

REHABILITASI BERSUMBER DAYA MASYARAKAT

“Penyuluhan Dan Pelatihan Terapi Latihan Untuk Low Back Pain Bagi
Kader Dan Lansia Di Dusun Griyan, Baturan, Colomadu, Karanganyar ”

Oleh:

Indra Bayu Pamungkas NIM : P27226016078


Nurul Wulandari NIM : P27226016090
Shela Aji Wahyu Dwi M NIM : P27226016095
Wulandari Setyaningsih NIM : P27226016098

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN FISIOTERAPI
TAHUN 2018
ABSTRAK

Latar belakang : Lansia merupakan salah satu kelompok penduduk yang berpotensial
menjadi masyarakat rentan, sehingga perlu diciptakan suatu kondisi fisik maupun non fisik
yang kondusif untuk pembinaan kesejahteraannya, kemanidiriannya. Salah satu masalah fisik
sehari – hari yang sering dikeluhkan oleh lansia adalah masalah nyeri punggung bawah atau
low back pain. Nyeri punggung bawah dapat menimbulkan berbagai gangguan aktifitas seperti
membungkuk, bangun dari posisi duduk, duduk terlalu lama atau berjalan dalam jarak jauh.
Penanganan yang dilakukan sedini mungkin akan mengurangi resiko permasalahan nyeri
punggung bawah pada lansia, untuk itu perlu adanya pengetahuan bagi para kader, masyarakat
(lansia) untuk menentukan penanganan awal nyeri punggung bawah supaya tidak semakin
menjadi parah. Metode Pendekatan : penyuluhan dan pelatihan mengenai Terapi Latihan
untuk Low Back Pain bagi Kader Posyandu Lansia dan Lansia. Tempat dan waktu : Di
Dusun Griyan, Desa Baturan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa
Tengah pada tanggal 16 Agustus 2018. Target luaran : Kader mampu memberikan latihan
untuk Nyeri Punggung Bawah serta lansia dapat melaksanakan latihan dengan mandiri di rumah.
I. PENDAHULUAN

Pertambahan penduduk diseluruh dunia semakin cepat, khususnya orang lanjut


usia (lansia) diperkirakan akan mencapai 1,2 miliar pada tahun 2005. Penduduk lanjut
usia di Indonesia akan meningkat sekitar 11% pada tahun 2020 dengan pencapaian
angka harapan hidup 70-75 tahun (Nugroho, 2000).

Peningkatan taraf kesehatan pada masyarakat di Indonesia, berakibat pada usia


harapan hidup yang diiringi oleh pertambahan jumlah kelompok usia lanjut. Usia
harapan hidup ini menjadi salah satu indikator atau alat ukur derajat kesehatan
masyarakat di Indonesia. Populasi lansia termasuk pada golongan atau kategori usia
tidak produktif. Populasi usia tidak produktif akan menjadi beban bagi populasi usia
produktif, sehingga diperlukan perhatian yang baik pada kelompok usia ini (Badriah,
2011).

Terjadinya proses penuaan merupakan peristiwa yang sangat dialami dan semua
manusia akan menghadapi masalah ini. Kapan persisnya seseorang mengalami usia
lanjut tidaklah sama antara orang yang satu dengan orang yang lainnya. Usia lanjut
adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia
panjang, terjadinya tidak bisa disadari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya
untuk menghambat kejadiannya (Giriwijoyo & Komariyah. 2003).

Menua adalah proses fisiologis yang akan terjadi pada semua orang dengan
mekanisme yang berbeda pada setiap individu. Pada proses fisiologis ini organ tubuh
akan mengalami penurunan fungsi sehingga menimbulkan berbagai masalah pada lansia.
Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh maka, risiko terjadinya penyakit
degeneratif akan meningkat. Banyak kasus degeneratif dengan gejala seperti nyeri
muskuloskeletal. Nyeri muskuloskeletal merupakan sindroma geriatrik yang paling
sering dijumpai dan berkaitan dengan masalah kesehatan pada usia lanjut (Taslim,
2001).
Nyeri muskuloskeletal yang dikeluhkan lansia adalah nyeri punggung bawah atau
disebut juga Low Back Pain. Pada lansia nyeri punggung yang ditimbulkan oleh karena
otot yang berlebihan kerjanya dan berontak terhadap tekanan dengan berkontraksi atau
kejang beberapa lama.

LBP adalah nyeri yang dirasakan didaerah punggung bawah, dapat berupa nyeri
lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler ataupun keduanya. Nyeri yang berasal dari
pungung bawah dapat menjalar ke daerah lain atau sebaliknya yang berasal dari daerah
lain dirasakan di daerah punggung bawah yaitu mengalami refered pain (Meliala,
2002).

Dilihat dari segi klinis LBP menimbulkan berbagai gangguan seprti nyeri, spasme
otot paravertebra, keterbatasan gerak dan penurunan kekuatan otot sehingga dapat
menimbulkan keterbatasan fungsi yaitu gangguan saat bangun dari keadaan duduk, saat
membungkuk, saat duduk atau berdiri lama dan berjalan (Shidarta, 1984)

Mengingat kondisi dan permasalahan lanjut usia tersebut untuk itu kami
mengadakan suatu kegiatan dengan tema “Penyuluhan dan pelatihan terapi latihan
Nyeri Punggung Bawah bagi kader dan lansia di dusun Griyan desa Baturan
Kecamatan Colomadu Kabupaten Karangayar Jawa Tengah” sebagai upaya agar para
lansia tetap bisa produktif dan mandiri. Oleh sebab itu, kami bermaksud untuk
memohon dukungan dari semua pihak terkait demi berlangsungnya acara tersebut.

II. TUJUAN DAN MANFAAT

a. Tujuan
Kegiatan ini memilki beberapa tujuan yang bermanfaat bagi lansia, yaitu :
(1) Untuk mencegah terjadinya Low Back Pain, (2) Untuk memperbaiki kekuatan
otot sekitar pungung bawah, (3) Diharapkan lansia yang masih aktif mampu terus
menjaga produktivitasnya sementara pra-lansia memperoleh kesadaran sedini
mungkin agar menua dengan sehat, mandiri dan tetap aktif dalam sehari-hari.
b. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Dapat mengembangkan ilmu yang dimiliki khususnya dalam kondisi
Low Back Pain, Menambah pengalaman dalam bersosialisasi langsung kepada
masyarakat, Menambah skil dan softskill dalam penanganan masalah lansia,
Melatih keberanian untuk menyampaikan informasi secara langsung di
masyarakat.

2. Bagi Institusi
Dengan adanya peningkatan kemampuan mahasiswa dalam
bersosialisasi kepada masyarakat , Institusi dapat menjadikan sebagai masukan
data serta rujukan dalam mengambil keputusan dalam proses pembelajaran di
masa yang akan datang.

3. Bagi Masyarakat
Menyiapkan lansia yang sehat dan produktif, Memahami faktor – faktor
apa saja yang menyebabkan Low Back Pain, sehingga dapat mencegahnya
sedini mungkin.

4. Bagi Kader
Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang menangani masalah
Low Back Pain, Untuk meningkatkan kinerja dalam menagani masalah-
masalah Low Back Pain pada lansia.

III. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan ini akan diselenggarakan pada :

Hari/Tanggal : Kamis,16 Agustus 2018


Waktu : Pukul 08.00 WIB s.d. selesai
Tempat : Balai Dusun Griyan, Baturan
Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah

IV. PERMASALAHAN DAN SOLUSI YANG DITAWARKAN


a. Permasalahan Masyarakat
Lansia mengeluh nyeri pada punggung bagian bawah, sehingga mengganggu
aktivitas sehari-hari.
b. Solusi yang Ditawarkan
Terapis memberikan penyuluhan pencegahan Low Back Pain dan memberikan
pelatihan terapi latihan untuk Low Back Pain tau nyeri pungggung bawah agar kondisi
tidak semakin memburuk.

V. TARGET LUARAN

Kader mampu memberikan latihan untuk mengurangi resiko Low Back Pain serta
lansia mampu melakukan terapi dengan mandiri di rumah

VI. PENDEKATAN ATAU METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan ini menggunakan metode pelaksanaan dengan sosialisasi mengenai Low


Back Pain atau Nyeri Punggung Bawah, demonstrasi terapi latihan yang dapat
mengurangi resiko atau mengurangi nyeri punggung bawah yang dialami lansia dan
edukasi mengenai hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah nyeri punggung
bawah.

VII. JADWAL PELAKSANAAN

Agustus September
NO AGENDA KEGIATAN
I II III IV V I II III IV V
1 Pembagian kelompok √
2 Survei pada lahan √
3 Pembuatan Proposal √

4 Konsultasi proposal √

Pelaksanaan kegiatan
5 √
penyuluhan dan pelatihan
6 Pembutan Laporan √
7
8
Lampiran 1 : Materi Penyuluhan dan Pelatihan

Nyeri Punggung Bawah

Low back pain (LBP) atau disebut nyeri pinggang bawah adalah kumpulan gejala yang
ditandai dengan gejala utamanya rasa nyeri atau perasaan tidak enak di daerah punggung
bawah dan sekitarnya yang membuat orang tidak dapat bekerja atau melakukan kegiatan
dengan baik. Penyebab nyeri punggung bawah biasanya melibatkan penyakit atau cedera pada
otot (tegang), tulang, dan saraf tulang belakang.

Gejala utama nyeri di bagian bawah punggung:


 Rasa sakit bisa menjalar ke depan, samping, atau belakang kaki, atau mungkin hanya
berada di punggung bawah
 Rasa sakit bisa memburuk dengan aktivitas

 Terkadang, rasa sakitnya mungkin lebih buruk di malam hari atau dengan duduk lama
seperti dalam perjalanan yang panjang di dalam mobil
 Mungkin timbul mati rasa atau kelemahan di bagian kaki yang menerima suplai
sarafnya dari saraf yang tertekan
 Hal ini bisa menyebabkan ketidakmampuan telapak kaki dalam melenturkan kaki. Ini
berarti kita tidak dapat berdiri di atas jari kaki (jinjit) atau menekuk kaki ke bawah.
Hal ini terjadi ketika saraf sakral pertama tertekan atau terluka
 Contoh lain adalah ketidakmampuan untuk mengangkat ibu jari kaki ke atas. Hasil ini
terjadi ketika saraf lumbal kelima tertekan.

Yang dapat menyebabkan orang terkena nyeri punggung bawah :

 Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder


 Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan
 Degenerasi pada lansia
 Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondylitis, dan penyakit pada tulang punggung
lain
 Penggunaan sepatu hak tinggi
 Kegemukan
 Lemah otot dan sakit perut
 Mengangkat beban dengan cara yang salah
 Keseleo
 Gaya berjalan
 Merokok
 Duduk terlalu lama
 Kurang olahraga
 Depresi/stress

Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari nyeri punggung bawah :


 Olahraga teratur dan cukup
 Mengatur makanan dengan menghindari makanan yang mengandung banyak lemak,
asam urat, dll, agar memperlambat terjadinya pengapuran tulang belakang. Disamping
itu usahakan agar tidak terjadi kelebihan berat badan
 Hidup dalam lingkungan yang sehat dengan udara yang bersih
 Menjaga postur tubuh saat duduk, berjalan, dan mengangkat beban

Durasi rasa sakit yang muncul akibat low back pain pun bervariasi dan dikategorikan menjadi
tiga yaitu akut (rasa sakit berlangsung kurang dari 6 minggu), semi-kronis (6-12 minggu), dan
kronis (lebih dari 12 minggu). Biasanya, gejala low back pain mulai membaik setelah
beberapa minggu sejak pertama kali gejalanya muncul.

Latihan untuk mengurangi nyeri pada punggung bawah :

a. Latihan 1 : William’s Flexion Exercise


1. Pelvic tilting
Cara melakukan :
• Posisi awal:
– Telentang pd alas padat, lutut ditekuk, telapak kaki menumpu rata.
• Gerakan:
– Tekankan punggung bawah pada alas & kencangkan otot perut & pantat.
– Tahan 5-10 detik lalu rileks
Pengulangan : 10 x/latihan

2. Single knee to chest


Cara melakukan :
• Posisi awal:
– Telentang pada alas padat, lutut ditekuk, telapak kaki menumpu rata.
• Gerakan:
– Tekankan punggung bawah pada alas & kencangkan otot perut & pantat, serta
angkat satu kaki sejauh mungkin ke arah dada lalu tekankan dengan kedua tangan,
pada saat yang bersamaan angkat kepala & bahu sehingga dagu menyentuh dada.
Tahan 5-10 detiklalu rileks
• Pengulangan: 10 x/latihan
3. Double knee to chest
Cara melakukan :
• Posisi awal:
– Telentang pada alas padat, lutut ditekuk, telapak kaki menumpu rata.
• Gerakan:
– Tekankan punggung bawah pada alas & kencangkan otot perut & pantat, serta
angkat kedua tungkai sejauh mungkin ke arah dada lalu tekankan dengan kedua
tangan, pada saat yg bersamaan angkat kepala & bahu sehingga dagu menyentuh
dada. Tahan 5- 10 detik lalu rileks
• Pengulangan : 10 x/latihan

4. Partial sit up
 Posisi awal:
- Telentang pada alas padat, lutut ditekuk, telapak kaki menumpu rata.
 Gerakan:
- Tekankan punggung bawah pada alas & kencangkan otot perut & pantat, pada
saat yang bersamaan angkat kepala & bahu sehingga dagu menyentuh dada.
Tahan 5- 10 detik lalu rileks
 Pengulangan: 10 x/latihan
5. Hamstring stretches
Cara melakukan :
 Posisi awal: Berbaring terlentang dengan kedua tungkai lurus
 Gerakan: salah satu tungkai diangkat dalam posisi lutut lurus mengarah lurus ke atas,
kedua tangan menopang pada bagian belakang paha Tahan 5- 10 detik lalu rileks.
Kemudian, lakukan gerakan yang sama untuk tungkai yang lain
 Pengulangan: 10 x/latihan

6. Bicycling
Cara melakukan
 Posisi awal: Berbaring terlentang , kedua tangan lurus berada disamping tubuh.
 Gerakan: Kepala dan leher dinaikkan dari matras dan kedua tungkai melakukan
gerakan seperti mengayuh sepeda
7. Bending from a chair
Cara melakukan :
• Posisi awal: Duduk di kursi yang disandarkan pada dinding, kedua tungkai terpisah,
• Gerakan: bungkukkan tubuh ke depan sampai telapak tangan menyentuh lantai

b. Latihan 2 : Core Stability Exercise


1. Straight leg raise
Cara melakukan :
 Posisi awal tidur terlentang, angkat salah satu kaki ke atas dengan kaki satunya
tetap lurus, tahan selama 5 detik, lalu istirahat selama 5 detik, ulangi sebanyak 10
kali. Lakukan secara bergantian dengan tungkai satunya.
2. Straight leg lifts
 Posisi awal tidur terlentang, angkat salah satu kaki ke atas dan tekuk lutut kaki yang
lain, tahan selama 5 detik, lalu istirahat selama 5 detik, ulangi sebanyak 10 kali.
Lakukan secara bergantian dengan tungkai satunya.

3. Standing Side Stretch


 Posisi awal berdiri, letakkan satu tangan di pinggang, angkat tangan yang lain ke
atas sambal mencondongkan tubuh ke arah yang berlawanan. Tahan selama 15-30
detik, lalu istirahat selama 5 detik. Ulangi sebanyak 10 kali.

4. The Cobra
 Posisi awal tengkurap, kedua siku ditekuk di samping badan, angkat lengan sampai
lengan atas terangkat lurus dan badan terangkat, sedangkan lengan bawah tetap
berada di alas. Tahan selama 15-30 detik, istirahat 5 detik. Ulangi sebanyak 10 kali.

Anda mungkin juga menyukai