DISUSUN OLEH :
SIGMA ROHMATUL LAILI (1712042)
DHARMA INDARTO YOGO (1712045)
NOVI DEWANTORO (1712046)
YOSI KRISMANTO (1712054)
RINA WAHYU ANGGRAENI (1511012)
TITIN RAHAYU (1511014)
S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PATRIA HUSADA BLITAR
TAHUN 2017/2018
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………………….............
1.2 Rumusan Masalah
…………………………………………………………………………….
1.3 Tujuan
…………………………………………………………………………………………
Bab IV
Asuhan Keperawatan Dengan Ulkus Peptikum (Suku Dayak Bakumpai) ………………………...
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
…………………………………………………………………………………….
5.2 Saran
…………………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah teori Madeline Leininger
2. Untuk mengetahui Konsep Teori Madeline Leininger
3. Untuk mengetahui Siapa Masyarakat Suku Dayak Bakumpai
4. Untuk mengetahui Upacara Pengobatan Orang Bakumpai
5. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Dengan Ulkus Peptikum (dengan klien
dari Suku Dayak Bakumpai)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
d. Sunrise Model
Bagan diatas merupakan Sunrise Model dari teori Leininger. Matahari terbit
sebagai lambang/ symbol perawatan. Anak panah berarti mempengaruhi tetapi tidak
menjadi penyebab atau garis hubungan. Garis putus- putus pada model ini
mengindikasikan sistem terbuka. Model ini menggambarkan bahwa tubuh manusia tidak
terpisahkan/ tidak dapat dipisahkan dari budaya mereka.
Tujuan yang hendak dikemukakan oleh Leiningera adalah agar seluruh
terminologi tersebut dapat diasosiasikan oleh perawatan profesional lainya. Intervensi
keperawatan ini dipilih tanpa menilai cara hidup klien atau nilai-nilai yang akan
dipersepsikan sebagai suatu gangguan, demikian juga masalah keperawatan tidak selalu
sesuai dengan apa yang menjadi pandangan klien. Model ini merupakan suatu alat yang
produktif untuk memberikan panduan dalam pengkajian dan perawatan yang sejalan
dengan kebudayan serta penelitian ilmiah.
Terdapat 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu
1) Factor teknologi
Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan manusia untuk
memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan. Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat perlu
mengkaji berupa : persepsi klien tentang penggunaaan dan pemanfaatan teknologi
untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini, alasan mencari bantuan kesehatan,
persepsi sehat-sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan.
2) Faktor Agama dan Falsafah Hidup (religious and Philosophical factors)
Agama adalah suatu sistem symbol yang mengakibatkan pandangan dan
motivasi yang amat realistic bagi para pemeluknya. Agama menyediakan motivasi
kuat sekali untuk menempatkan kebenarannya diatas segalanya, bahkan di atas
kehidupan sendiri. Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang
dianut, kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan, beriktiar untuk
sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh.
3) Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan ( Kinship & Social factors)
Pada faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama
lengkap dan nama panggilan di dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir,
jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga,
hubungan klien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh
keluarga misalnya arisan keluarga, kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat
misalnya : ikut kelompok olah raga atau pengajian.
4) Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural values & Lifeways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh
penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu
kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Hal-
hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah :
posisi dan jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang digunakan, bahasa
non verbal yang ditunjukkan klien, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan,
makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang biasa
dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.
5) Faktor kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku (Political and Legal
factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan
transkultural, seperti peraturan dan kebijakan dapat berkaitan dengan jam berkunjung,
klien harus memakai baju seragam, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu,
hak dan kewajiban klien yang harus dikontrakkkan oleh rumah sakit, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat.
6) Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material
yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Sumber ekonomi yang
pada umumnya dimanfaatkan klien antara lain : asuransi, biaya kantor, tabungan dan
patungan antar anggota keluarga. Faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat
antara lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan , kebiasaan menabung
dan jumlah tabungan dalam sebulan.
7) Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh
jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Perawat perlu mengkaji latar belakang
pendidikan klien meliputi tingkat pendidikan klien dan keluarga, jenis
pendidikannnya, serta kemampuan klien belajar secara aktif mandiri tentang
pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
BAB III
SUKU DAYAK BAKUMPAI
Contoh kasus
Tn. Ali berusia 21, pendidikan terakhir SMP, belum menikah dan tinggal di Barito Raya-
kalimantan keturunan suku Bakumpai merupakan Sub suku dayak. Tn. Ali bekerja sebagai
petani. Saat ini berada di ruang perawatan interna dengan diagnosa medis ulkus peptikum. Klien
masuk dirumah sakit dengan keluhan nyeri di ulu hati kuranng lebih dari 1 bulan yang lalu,
demam, hematemesis-melena, mual, dan kurang nafsu makan.
Saat ini Tn. Ali di jaga oleh ibunya. Keluarga Tn. A menggunakan daun sawang untuk
diusapkan dan di urutkan ke sekujur tubuh Tn. Ali mereka percaya daun sawang dapat
mengeluarkan benda-benda dan roh jahat yang bersemayam dalam tubuh Tn. Ali.
Klien dan keluarga percaya bahwa sakit yang didapat dan tidak bisa sembuh merupakan
hukuman para dewa. Keluarga Tn. Ali juga membaca mantra tiap pagi kepada Tn. Ali dan
meletakkan beberapa sesajen di dekat tempat tidur Tn. Ali seperti kemenyam, minyak ikan,
mayang pinang, beras kuning, kelapa tua, kelapa muda, banyu gula, serta piduduk (beras, gula
merah, telur ayam, dan kelapa). Mereka percaya sesajen ini di sukai oleh dewa kemudian
mempercepat penyembuhan penyakit.
Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital maka di dapat hasil TD : 90/50 mmHg,
N:72x/menit, P : 20 x/menit, dan S : 380C.
Dari penampilan klien Warna kulit: sawo matang (turgor kulit baik), Rambut: ikal,
Struktur tubuh: kurus, dan Bentuk wajah: bulat
4.1 Pengkajian
I. Data Demografi (Identitas Klien)
a) Nama : Tn. Ali
b) Usia : 21 Tahun
c) Jenis kelamin : Laki – Laki
d) Alamat : Barito Raya – Kalimantan
e) Pendidikan : SMP
f) Status perkawinan : belum menikah
g) Perkerjaan : Petani
h) Suku : Suku Bakumpai
i) Diagnose medis : Ulkus Peptikum
II. Pemeriksaan fisik
a) Warna kulit : sawo matang (turgor kulit baik)
b) Rambut : ikal
c) Bentuk wajah : bulat
d) Struktur tubuh : kurus
e) TTV : Tekanan Darah : 90/50 mmHg
Nadi : 72 x / menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 38⁰ C
5.1 kesimpulan
Madeline Leininger adalah adalah pelopor keperawatan transkultural dan seorang
pemimpin dalam mengembangkan keperawatan transkultural serta teori asuhan keperawatan
yang berfokus pada manusia. Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan
yang berfokus pada analisis studi perbandingan tentang perbedaan budaya. Paradigma
keperawatan transkultural: Manusia, Kesehatan, Lingkungan, Keperawatan. Suku Dayak
Bakumpai adalah salah satu subetnis Dayak Ngaju yang beragama Islam. Suku Bakumpai
terutama mendiami sepanjang tepian daerah aliran sungai Barito di Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah yaitu dari kota Marabahan, sampai kota Puruk Cahu, Murung Raya.
5.2 saran
Dengan selesainya makalah ini disusun, penulis berharap pembaca dapat mempelajari
dan memahami tentang penyakit teori transkultural dari medeline leininger. Penulis juga
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun, sehingga penulis dapat menjadi
lebih baik untuk masa yang akan datang dalam penyusunan makalah.
DAFTAR PUSTAKA