Anda di halaman 1dari 11

Kemasan gelas merupakan bahan kemasan tertua dan telah populer sejak 3000 SM.

Kemasan gelas sudah digunakan oleh bangsa Mesir Kuno. Pada zaman perunggu, kepala
anak panah menggunakan sejenis gelas yang dibuat dari bahan yang berasal dari gunung api.
Pliny melaporkan pada abad permulaan pelaut Venesia yang berlabuh di suatu pulau
membuat tungku perapian di tepi pantai yang digunakan untuk mengatasi rasa dingin dan
kegelapan malam. Tungku perapian ini dibuat di atas pasir pantai menggunakan bongkahan
soda abu (muatan kapal mereka). Keesokan harinya dalam sisa pembakaran itu ditemukan
gumpalan bening. Dari sini diketahui bahwa soda dan pasir pada suhu yang tinggi akan
melebur membentuk gelas (Sacharow, 1980).
Secara fisika gelas dapat didefenisikan sebagai cairan yang lewat dingin (supercolled liquid),
tidak mempunyai titik lebur tertentu dan mempunyai viskositas yang tinggi (> 103 Poise)
untuk mencegah kristalisasi. Secara kimia gelas didefenisikan sebagai hasil peleburan
berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap yang berasal dari peruraian senyawa-
senyawa kimia dimana struktur atomnya tidak menentu (Syarief, 1989).
Bahan gelas terbuat dari 10% tanah lempung, 15% soda abu, dan pasir silika sekitar
75%, kadang-kadang digunakan pula sedikit tambahan aluminium oksida, kalium oksida,
magnesium oksida, dan dicairkan pada suhu 1540C. Pembentukan menjadi berbagai bentuk
wadah dari gelas ini dilakukan pada saat adonan masih dalam kondisi semi padat, sehingga
memudahkan pembentukan sesuai dengan keinginan (Erliza, 1987).
Pada umumnya kemasan gelas ringan digunakan untuk sekali pakai, sehingga perusahaan
pembotolan tidak menerima kembali botol bekas pakai tersebut, dan mereka tidak
memerlukan waktu dan biaya untuk mengumpulkan botol-botol bekas dari tempat yang
jauh dengan resiko yang besar. Perusahaan pembotolan juga tidak memerlukan biaya untuk
investasi mesin pencuci botol bekas, sehingga bebas dari biaya pencucian dan resiko pecah
pada waktu proses pencucian (Fellows, 2000).
Dari hasil penelitian diketahui unsur-unsur yang terdapat pada gumpalan bening
tersebut adalah silika oksida (SiO2), kalsium oksida (CaO) dan natrium oksida (Na2O).
Dari proses kejadiannya yaitu perapian di atas pasir putih yang banyak mengandung kulit
kerang, serta bongkahan soda abu, maka diketahui bahwa bahan gelas dapat dibuat dengan
cara mereaksikan atau meleburkan bahan campuran pasir pantai sebagai sumber silika
(SiO2), kulit kerang sebagai sumber kapur (CaO), dan abu kayu atau soda abu sebagai
sumber natrium (Na2O) (Elisa dkk, 2006).
Perkembangan teknologi dalam proses peleburan gelas menggunakan suhu yang lebih
tinggi, karena adanya penemuan bahan tahan api untuk bejana peleburan gelas. Dengan
adanya penemuan ini maka pembuatan berkembang dengan pesat serta menggunakan
bahan-bahan lain seperti pasir kuarsa, batu kapur dan bahan kimia lainnya (Jun H, 2005).
Pada praktikum kali ini yaitu kemasan gelas, ada beberapa hasil percobaan yang didapatkan
berdasarkan prosedur praktikum. Menurut definisi hasil percobaan, kemasan gelas dapat
dirincikan sesuai dengan peruntukannya.
Nama produk merupakan merek dan jenis dari produk yang diamati kemasannya.
Kemasan yang diamati adalah berupa kemasan gelas yang terdiri dari berbagai jenis produk
baik makanan maupun minuman atau kemasan non pangan. Adapun nama-nama produk
yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya Manisan buacica carica, Fresh care,
Enervon-C, Parfum, Ponds, Srikaya, Citra, You-C 1000, ABC Spesial Grade, Fresh care,
Kratindeng, Minyak angin cap polar bear, Hemaviton, Minyak angin cap kapak, Proman,
dan abd parfum. Setiap produk memiliki bentuk dan ciri kemasan yang berbeda-beda,
karena setiap nama dan jenis produk yang dikemas dihasilkan dari produsen yang berbeda-
beda pula. Kesamaan jenis kemasan dari setiap produk sama yaitu kemasan gelas baik
berupa botol kaca maupun toples kaca.
Warna kemasan gelas beraneka ragam jenisnya, umumnya warna kemasan gelas
disesuaikan berdasarkan produk yang dikemas dalam kemasan gelas. Produk yang dikemas
ada berbagai macam jenisnya ada yang berupa padatan maupun cairan. Produk yang
dikemas harus disesuaikan dengan kepekaannya terhadap cahaya atau sinar matahari, untuk
produk yang peka terhadap sinar matahari hendaknya warna kemasan gelas dibuat berwarna
gelap dimaksudkan agar penetrasi sinar matahari dapat dikurangi saat berinteraksi dengan
produk yang ada didalam kemasan gelas tersebut. Untuk produk yang berwarna, agar dapat
menarik perhatian konsumen dan sifatnya tidak peka terhadap cahaya dapat digunakan
kemasan gelas tanpa warna atau bening sehingga memudahkan konsumen untuk melihat isi
produk dalam kemasan. Pewarnaan pada kemasan gelas dapat dilakukan dengan pemberian
oksida-oksida logam pada saat pembuatannya. Oksida-oksida logam tersebut diantaranya
seperti Cr, Co dan Fe. Sifat semi opaq diberikan dengan penambahan florin. Berbagai jenis
bahan kimia yang digunakan dalam pewarnaan kemasan gelas diantaranya besi oksida dan
antimon oksida yang menghasilkan warna kuning, krom oksida yang menghasilkan warna
kuning kehijauan, besi sulfat dan krom oksida yang menghasilkan warna hijau, kobalt
oksida yang menghasilkan warna biru, mangan menghasilkan warna ungu, besi oksida
dalam jumlah banyak yang menghasilkan warna hitam, karbon dan senyawa belerang yang
menghasilkan warna abu-abu dan tembaga oksida yang menghasilkan warna merah pada
kemasan gelas. Dari hasil praktikum didapatkan beberapa warna yang berbeda-beda pada
setiap jenis kemasan produk. Warna tersebut ada yang bening, kusam, cokelat, bening
buram, putih dan cokelat bening. Pada setiap produk yang dikemas dalam kemasan gelas
harus memiliki warna yang berbeda-beda dikarenakan resistensi produk terhadap kondisi
lingkungan penting diperhatikan. Warna kemasan dari hasil praktikum yaitu produk
proman dibuat dengan warna coklat bening, hal ini dimaksudkan karena produk yang
dikemas sangat sensitif terhadap sinar matahari dan dapat bereaksi dengan goncangan
apabila masih dalam proses penanganan sehingga warna coklat bening memberikan
manfaat yang baik bagi isi produk yang dikemas dengan tetap terjaga keamanan dan kualitas
dari produk proman tersebut. Warna dari produk abd parfum adalah berwarna bening.
Warna ini dimaksudkan untuk memudahkan konsumen untuk melihat secara langsung isi
produk sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Produk yang dikemas adalah
parfum yaitu produk non pangan yang bersifat tidak mudah rusak terhadap goncangan,
tetapi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung agar produk tidak mengalami
kerusakan.
Bentuk kemasan gelas ada berbagai macam bentuknya. Umumnya bentuk kemasan gelas
disesuaikan dengan fungsi dan kegunaannya. Untuk bentuk kemasan gelas dengan produk
cairan, kemasan dibuat menjadi botol kaca dengan diameter ujung atas botol kecil hingga
pada bagian tengah gelas dan pada bagian tengah gelas hingga kebagian bawah botol lebih
besar diameternya. Hal ini dimaksudkan agar cairan dalam botol lebih mudah dialirkan
melalui mulut botol karena adanya gaya dan tekanan pada bagian dalam botol yang
memiliki diameter lebih besar. Pada produk padatan misalnya selai, kemasan gelas
umumnya dibuat menjadi toples kaca dengan ukuran diameter atas dan bawah yang sama.
Hal ini dimaksudkan karena viskositas produk yang tinggi sehingga apabila kemasan dibuat
seperti botol minuman maka produk akan sulit untuk dikeluarkan atau dimasukkan kedalam
kemasan gelas tersebut, tetapi jika kemasan dibuat menjadi toples kaca dengan diameter
atas dan bawah yang sama maka produk akan lebih gampang untuk diambil. Pada kemasan
proman yaitu kemasan minuman yang adalah produk pangan, kemasan dibuat berbentuk
botol sehingga memudahkan dalam penanganan produk untuk dikeluarkan dari kemasan.
Produk abd parfum hampir sama bentuknya menyerupai botol dengan produk cairan, tetapi
pada mulut botol terdapat roll yang memudahkan produk untuk digunakan dengan cara
diputar dan dioleskan pada tangan sehingga lebih efektif dan efesien selama proses
penggunaannya.
Bahan penutup kemasan ada berbagai macam jenisnya. Bahan yang digunakan
disesuaikan dengan produk yang dikemas. Untuk jenis bahan dan produk yang berupa
cairan seperti minuman bergas, bir dan jenis makanan yang mendapat pemanasan dengan
wadah tertutup dapat digunakan bahan penutup kemasan berupa besi atau kaleng, pada
jenis produk seperti kemasan gelas air mineral, minuman tanpa gas, susu dan yoghurt dapat
digunakan bahan penutup kemasan berupa aluminium, jenis produk ringan yang tidak
menimbulkan reaksi kimia, fisika dan biologis dalam kemasan gelas dapat digunakan bahan
penutup kemasan berupa gabus, dan untuk jenis produk berupa minuman tanpa gas,
makanan berbentuk krim, tepung digunakan bahan penutup kemasan berupa plastik.
Produk proman digunakan penutup kemasan berupa bahan aluminium, digunakan bahan
aluminium karena produk adalah minuman bersoda, sehingga jika bereaksi dengan
goncangan maka tekanan dalam kemasan akan menjadi tinggi sehingga apabila digunakan
bahan penutup kemasan berupa plastik dapat terlepas dari kemasan, maka dari itu
digunakan penutup kemasan berbahan aluminium. Produk abd parfum dibuat dengan
menggunakan bahan plastik karena produk yang dikemas tidak menimbulkan gas, sehingga
penutup produk akan tetap aman dan isi produk tetap terjaga kualitasnya. Pada penutup
kemasan produk kratindeng digunakan bahan penutup berupa seng agar kemasan produk
tetap terjaga keamanannya saat isi dalam produk bereaksi dengan suhu yang tinggi sehingga
menimbulkan gas bertekanan dalam kemasan, oleh sebab itu digunakan bahan penutup
berupa seng. Untuk produk dengan bahan penutup kemasan plastik berlapis aluminium
terdapat pada produk Minyak angin cap polar bear karena untuk mencegah terjadinya reaksi
produk terlalu tinggi digunakan bahan penutup berganda yaitu plastik dilapis aluminium.
Bahan yang dikemas dalam wadah kemasan gelas ada berbagai macam jenisnya yaitu
bahan cairan yang berupa air mineral, minyak, susu dan jenis produk cairan lainnya baik
pangan maupun non pangan. Bahan padatan yang dikemas dalam kemasan gelas misalnya
krim, selai, margarin dan produk padatan lainnya baik pangan maupun non pangan. Bahan
campuran padatan gas dan cairan gas yang dikemas dalam kemasan gelas biasanya sering
ditemui dalam makanan berfermentasi dan minuman beralkohol atau soda. Produk proman
adalah produk yang berupa bahan cair sehingga tergolong bahan cairan tetapi produk
pangan, juga pada produk abd parfum adalah produk yang berupa bahan cair sehingga
tergolong bahan cairan tetapi non pangan. Pada produk Manisan buacica carica bahan yang
dikemas adalah cairan padatan dimana cairannya berupa air dan padatannya berupa
manisan buah. Untuk produk cair lainnya dapat dicontohkan seperti , Fresh care, Parfum,
You-C 1000, ABC Spesial Grade, Kratindeng, Minyak angin cap polar bear, Hemaviton,
Minyak angin cap kapak yang digunakan dalam praktikum ini.
Berat kemasan pada kemasan gelas umumnya disesuaikan dengan tingkatan harga
produk yang dikemas dalam satuan gram dan mililiter produk. Semakin mahal jenis produk,
maka semakin kecil ukuran berat kemasan yang digunakan. Tetapi pada kenyataannya hal
itu tidak mempengaruhi ukuran luas dan ketebalan kemasan gelas melainkan pada jenis
kemasan gelas yang digunakan. Kemasan gelas yang digunakan terbagi atas jenis dan
kualitasnya. Semakin mahal harga produk yang dikemas maka semakin tinggi kualitas
kemasan gelas yang digunakan. Jadi pada dasarnya berat kemasan gelas dipengaruhi oleh
ukuran dan jumlah produk yang akan dijual, semakin banyak produk yang dikemas semakin
besar pula ukuran kemasannya, maka semakin berat. Demikian juga sebaliknya semakin
sedikit jumlah produk yang dikemas semakin kecil pula ukuran kemasannya, maka semakin
ringan beratnya. Pada produk proman dengan berat 250,741 gram dan pada produk abd
parfum dengan berat 27.01749 gram. Perbedaan berat produk disebabkan oleh banyaknya
jumlah produk yang dikemas, semakin banyak produk yang dikemas semakin berat juga
kemasannya. Berat kemasan juga dipengaruhi oleh ketebalan dan ukuran kemasan.
Diameter atas dan bawah kemasan gelas disesuaikan dengan jenis produk yang dikemas.
Untuk produk cairan maka diameter atas ke tengah lebih kecil dibandingkan dengan
diameter tengah ke bawah yang lebih besar. Hal ini diperuntukan sesuai sifat dari produk
cairan tersebut, karena apabila kita mengambilnya maka cairan akan lebih mudah melewati
mulut botol dengan adanya tekanan pada bagian dalam botol. Tetapi pada jenis produk
padatan diameter kemasan gelas dibuat lebih kurang sama antara atas dan bawahnya dengan
tujuan agar memudahkan dalam pengambilan produk didalam kemasan yang viskositasnya
tinggi atau padat. Produk proman memiliki diameter atas 2 cm dan diameter bawah 5 cm.
Perbedaan diameter dari proman ini dipengaruhi oleh produk. Produk proman adalah
produk cairan sehingga bentuk kemasan dibuat berbentuk botol dengan diameter atas lebih
kecil dan diameter bawah lebih besar. Pada produk abd parfum diameter atas 1,5 cm dan
diameter bawah 1,8 cm. Perbedaan ini hanya selisih berberapa milimeter saja, dikarenakan
kemasan abd parfum pada bagian mulut botolnya terdapat roll yang menjaga agar cairan
parfum tidak tertumpah saat digunakan.
Batas antara penutup dengan bahan yang dikemas hendaknya disesuaikan dengan
kriteria dan jenis produk. Untuk produk yang mengandung gas maka batas antara penutup
dengan bahan yang dikemas harus sedikit jauh. Hal ini dimaksudkan agar ketika produk
bereaksi secara kimia dengan cahaya dan akibat terjadinya goncangan, maka produk tidak
akan mengalami tekanan pada bagian dalam kemasan gelas akibat adanya celah kosong pada
batas antara penutup bahan dengan produk yang dikemas. Dengan demikian keamanan dan
mutu produk akan tetap terjaga selama penanganan berlangsung. Pada produk yang tidak
menimbulkan reaksi gas, batas antara penutup dengan bahan yang dikemas dapat dibuat
sedikit berdekatan. Hal ini akan aman karena tidak ada reaksi gas yang terjadi yang
mengakibatkan adanya tekanan dalam kemasan gelas tersebut, sehingga akan aman selama
dalam proses penanganan dan penggunaannya. Pada produk proman batas antara penutup
dengan bahan yang dikemas adalah 4,5 cm dan pada produk abd parfum batas antara
penutup dengan bahan yang dikemas adalah 0,5 cm. Perbedaan ini dikarenakan pada
produk proman berupa produk yang bersifat gas dan soda jadi batas penutup dibuat sedikit
rongga kosong, sehingga apabila produk mengalami reaksi didalam kemasan maka keadaan
kemasan akan tetap terjaga dengan aman. Produk abd parfum batas kemasan dibuat
berongga lebih sedikit karena produk bukan bersifat gas sehingga akan tetap aman didalam
kemasan. Ukuran batas penutup setiap produk lainnya berbeda-beda tergantung pada jenis
produk yang dikemas apakah termasuk produk berupa cairan gas, padatan gas ataupun
cream. Batasan rata-rata untuk setiap produk yang bukan gas sesuai dengan standar adalah
lebih kurang 2 cm. Dan untuk produk berupa gas lebih kurangnya 4 cm. Perbedaan ini
tergantung pada jenis dan kriteria produk yang dikemas.
Easy of unpacking yaitu kemudahan kemasan untuk dibuka oleh konsumen sehingga isi
dari kemasan dapat digunakan dan semuanya bersih. Easy of unpacking berkaitan langsung
dengan tutup kemasan gelas dimana penggunaan bahan penutup kemasan gelas harus
disesuaikan dengan jenis dari produk yang dikemas agar lebih memudahkan dalam
membukanya. Produk proman mudah untuk dibuka kemasannya sehingga tergolong Easy of
unpacking. Produk abd parfum juga mudah untuk dibuka kemasannya sehingga tergolong
kedalam Easy of unpacking. semua produk yang digunakan saat praktikum seperti Manisan
buacica carica, Fresh care, Enervon-C, Parfum, Ponds, Srikaya, Citra, You-C 1000, ABC
Spesial Grade, Fresh care, Kratindeng, Minyak angin cap polar bear, Hemaviton, Minyak
angin cap kapak adalah tergolong dalam Easy of unpacking, dibuat demikian agar selama
pemakaian lebih mudah untuk ditangani dengan membuka kemasan dari setiap masing-
masing produk.
Easy of resealing yaitu kemudahan jenis produk untuk diambil dari kemasan dengan
persyaratan pengemas harus mudah ditutup lagi dengan baik apabila produk tidak habis
dalam sekali pakai. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan konsumen untuk menangani
produk sesuai jenis produk yang dikemas dan menutup kemasan produk itu kembali
dengan gampang. Produk proman mudah untuk dituangkan isi produknya sehingga
tergolong Easy of resealing. Hal ini dikarenakan pada mulut botol tidak terdapat roll dan
kemasan berbentuk botol. Kemasan proman ini juga mudah untuk ditutup kembali apabila
sudah tidak digunakan. Berbeda dengan kemasan abd parfum, kemasan ini bukan tergolong
Easy of resealing karena saat produk ditumpahkan maka produk tidak dapat dikeluarkan
karena terdapat roll yang menyekat pada bagian mulut botol, tetapi kemasan ini mudah
untuk ditutup kembali apabila sudah tidak digunakan. Untuk produk lain yang tergolong
Easy of resealing diantara fresh care, citra dan minyak angin kapak. Karena umumnya
kemasan tersebut terdapat roll pada mulut botol, pada citra berupa produk cream sehingga
sulit untuk ditumpahkan dari dalam kemasan dan pada minyak angin kapak mulut botol
sangat kecil sehingga produk sulit untuk ditumpahkan meskipun produk berupa cairan.
Produk yang bukan Easy of resealing dibuat dengan tujuan agar pemakaian produk dapat
disesuaikan dengan keperluannya dengan kata lain produk digunakan tidak sekali pakai
dalam waktu itu juga.
Kontur permukaan kemasan ada berbagai macam bentuknya ada yang licin,
bergelombang, kasar dan bergerigi. Penggunaan kontur permukaan pada berbagai jenis
kemasan gelas dimaksudkan agar memudahkan konsumen mengenali ciri dan bentuk dari
kemasan masing-masing produk. Daya tarik dan style juga merupakan salah satu bagian dari
bentuk kontur permukaan kemasan gelas dibuat dengan tujuan menarik perhatian dan
minat konsumen untuk membeli produk dengan kemasan gelas tersebut. Pada produk
proman kontur permukaan produk berbentuk licin. Hal ini disebabkan karena kemasan luar
produk terdapat label berupa lembaran plastik, sehingga memudahkan dalam melakukan
proses pelabelan. Proses penanganan selama pengangkutan akan lebih mudah dengan
permukaan licin karena kemasan tidak akan bersinggungan secara kasar dengan kemasan
lainnya dan juga dibuat agar memudahkan konsumen untuk menangani produk tersebut
selama dalam penggunaan. Produk abd parfum dibuat dengan permukaan kontur yang
bergelombang agar memudahkan dalam menarik perhatian dan minat konsumen. Kemasan
bergelombang biasanya dibuat pada kemasan dengan ukuran kemasan yang kecil dengan
jenis produk non pangan dan umumnya adalah jenis kosmetik. Keuntungan lainnya selain
menarik perhatian konsumen, kontur bergelombang ini juga memiliki fungsi sebagai salah
satu usaha dalam memudahkan kemasan untuk dibawa kemana-mana. Pada produk dengan
kontur kesat seperti fresh care dibuat demikian agar kemasan dapat dengan mudah
dipegang sehingga memudahkan kita untuk membuka kemasan tersebut, selain itu
konsumen akan tertarik untuk membelinya karena desain dan keunikan dari kemasan
tersebut.
Penggunaan kemasan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu kemasan sekali pakai, kemasan
berulang kali pakai dan kemasan tidak dibuang. Kemasan sekali pakai umumnya ditemui
pada kemasan bahan pangan, karena jika kemasan digunakan kembali maka kemasan sudah
terkontaminasi dengan mikroba sehingga produsen dan pabrik jarang ada yang memakainya
kembali. Kemasan berulang kali pakai biasanya kemasan yang dapat digunakan kembali
setelah produk dalam kemasan tersebut sudah tidak ada lagi. Kemasan tidak dibuang
merupakan kemasan yang harus digunakan sesuai peruntukannya dengan alasan tidak dapat
diurai dialam. Pada dasarnya semua kemasan gelas dapat digunakan berulang kali pakai,
berbeda dengan kemasan lain misalnya kertas, logam dan plastik yang dapat mengalami
kerusakan fisik. Kemasan gelas dapat digunakan karena mudah dibersihkan dan tidak
terkontaminasi dengan produk yang dikemasnya. Pada kemasan proman digunakan
berulang kali pakai dan juga pada produk abd parfum dapat digunakan berulang kali pakai,
karena kemasan dapat digunakan secara terus menerus dengan produk yang sama dengan
disterilisasi terlebih dahulu untuk menghilangkan dari kontaminasi mikroba merugikan.
Untuk kemasan produk sekali pakai seperti fresh care, enervon-c, ponds, citra dan minyak
angin cap kapak digunakan hanya sekali pemakaian kemasan saja, karena jenis-jenis
kemasan tersebut apabila digunakan berulang kali pakai tidak efektif dan efesien sebab jenis
kemasan gelas yang digunakan adalah berupa produk kosmetik dan minuman yang apabila
digunakan berulang kali pakai meskipun telah dilakukan sterilisasi kemasan, produk yang
dikemas berikutnya akan tetap terkontaminasi oleh bahan lain atau bahan dari kemasan
gelas tersebut. Disamping itu juga kemasan terlalu kecil untuk dapat digunakan berulang
kali pakai, maka produsen pembuat produk memilih untuk membuat kemasan produk yang
baru dengan kemasan yang bersifat aman dan tetap terjaga kualitas produk yang
dikemasnya.
Secara geris besar kemasan gelas sudah sejak lama digunakan. Pada awalnya bahan yang
digunakan adalah pasir pantai, soda abu dan kapur dari campuran alkali. Keuntungan dari
kemasan gelas adalah sifat kemasan yang transparan, tidak bereaksi dengan produk, kedap
terhadap gas (uap, air dan bau), keawetan aroma dan rasa produk tetap terjaga, dapat
dibentuk dan didesain, mudah diwarnai, tahan suhu rendah dan sterilisasi serta dapat
divakum. Kerugian dan kelemahan dari kemasan gelas ini adalah bersifat mudah rapuh,
berat dan mudah pecah. Sifat gelas adalah kedap gas, tahan terhadap panas hingga suhu
500oC dan tahan tekanan sampai 1,5x105 kg/cm2, tidak tahan getaran dan perbedaan
tekanan dan suhu yang cukup besar.
Elisa Julianti dan Mimi Nurmimah. 2006. Buku Ajar Teknologi Pengemasan.
Departemen Teknologi Pertanian – Fakultas Pertanian USU: Medan.
Erliza dan Sutedja. 1987. Pengantar Pengemasan. Laboratorium Pengemasan,
Jurusan TIP. IPB. Bogor.
Fellows,P.J. 2000. Food Processing Technology. Principles and Practice. 2nd Ed.
WoodheadPublishing Ltd., Cambridge, England.
Jun H. Han. 2005. Innovations in Food Packaging. Elsevier Ltd.
Sacharow. S. Dan R. C. Griffin. 1980. Principle of Food Packaging. The AV
Publishing. Co.Inc.Westport. Connecticut.
Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.
Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB

Anda mungkin juga menyukai