Anda di halaman 1dari 7

CYTOMEGALOVIRUS

Definisi :

Virus herpes kompleks beta yang dapat menimbulkan berbagai manisfestasi penyakit bergantung pada
usia dan system host

Epidemiologi :

- Infeksi perinatal tersering dinegara maju


- 0,2-2 % dari semua neonates
- 50-80% orang dewasa mempunyai antibody CMV
- 800 ribu janin yang terinfeksi CMV , 50 ribu bersifat symptomatic dengan kelainan retdardasi
mental, kebutaan dan tuli. 120 ribu janin bersifat asymptomatis mempunyai keluhan neurologi

Mekanisme penularan :

- Penularan transplasenta dari ibu yang mengalami infeksi primer dan belum memiliki antibody
protektif (CMV congenital)
- Penularan virus melalui secret serviks / vagina saat persalinan atau melalui air susu ibu yang
menidap infeksi aktif (CMV perinatal)
- Penularan melalui air liur, terutama ditempat penitipan anak . balita yang terinfeksi mudah
menularkan virus kepada orang tuanya
- Penularan melalui rute-veneral, pada usia >15 tahun
- Penularan iatogenic terjadi pada semua usia melalui transplantasi organ atau transfusi darah

Pathogenesis :

Infeksi primer

symptomatis asymptomatis

Langsung menimbulkan Virus menetap di


gejala jaringan hospes

Masuk kedalam sel


jaringan (infeksi laten)

System imun Factor-faktor lain yang


meningkatkan penularan
Respon lymfosit T

Stimulasi antigen yang


kronic

Reaktivasi virus
dari periode laten

Menimbulkan
berbagai syndrome

o Manisfestasi klinis :

 Infeksi congenital
- 95 % kasus yaitu asymptomatic
- Jika ibu mengalami infeksi primer, akan menimbulkan :
o Hambatan pertumbuhan intrauterine
o Mikrocephalus
o Ikterus
o Hepatosplenomegali
o Anemia
o Perdarahan akibat trombositoenia
- Bayi yang bertahan hidup :
o Cacat permanen
o Retardasi mental
o Gangguan pendengaran
o Kelainan neurologis
o Pneumonitis interstitium
o Hepatitis
o Kelainan hematologis

 Infeksi perinatal
- Infeksi yang diperoleh sewaktu bayi melewati jalan lahir
- Karena telah memperoleh antibody terhadap CMV dari ibu, keparahan penyakitnya berkurang
- Meski tidak menimbulkan gejala, banyak pasien terus mengeluarkan CMV di urine/air liur
selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun
- Symptomatic :
o Gangguan ringan pada pendengaran
o Gangguan intelegensi

 Mononucleus cytomegalovirus
- Pada anak dan orang dewasa sehat yaitu asymptomatic
- Pada 50-100 % orang dewasa, memperlihatkan antibody anti CMV diserum
- Penyakitnya mirip dengan mononucleus-infeksiosa yaitu demam, lymfositosis atypical,
lymfadenopati dan hepatomegali
- Sebagian besar pulih tanpa gejala

 CMV pada orang dengan imunosupresi


- Paling sering terjadi pada 3 kelompok pasien :
o Penerima transplantasi organ padat
o Penerima transplantasi sum-sum tulang allogenik
o Pasien AIDS

 Diagnosis
- Adanya perubahan morfologi khas pada sediaan jaringan
- Peningkatan antibody antivirus
- Deteksi antigen CMV
- Deteksi DNA CMV secara kualitatif atau kuantitatif dengan PCR
HERPES VIRUS

Definisi :
Virus besar berkapsul yang memiliki genom untai ganda yang mengkode sekitar 70 protein.
Menyebabkan infeksi akut, yang diikuti infeksi laten yang menetap dalam bentuk noninfeksi

Klasifikasi :

 Virus kelompok alfa, diantaranya :


o Virus herpes simpleks-1
o Virus herpes simpleks-2
o Virus varisela-zoster
 Virus kelompok beta, diantaranya :
o Cytomegalovirus
o Human Herpes - 6
Dikenal sebagai roseola infatum dan sixth disease, suatu ruam jinak pada anak
o Human Herpes – 7
 Virus kelompok gamma, diantaranya :
o HBV
o HHV-8
Menimbulkan infeksi laten di sel limfoid

Virus herpes simpleks

- HSV-1 dan HSV-2 berbeda secara serologis,tetapi dapat menyebabkan infeksi primer, infeksi
akut dan infeksi laten.
- Replikasi dikulit dan selaput lender (nasofaring dan genital)
- Virus mnyebar ke neuron sensori yang mempersyarafi tempat replikasi primer
- Infeksi HSV primer mereda dalam beberapa minggu
- Selain menyebabkan lesi, menyebabkan juga kebutaan dan esenfalitis sporadic fatal jika virus
menyebar ke otak terutama lobus temporalis gyrus orbita lobus frontalis

 Penyakit yang ditimbulkan


- HSV – 1
o Gingivostamatitis
Terjadi pada anak usia 1-3 tahun, terdiri atas lesi-lesi vesikuloulceratif yang luas dari
selaput lender mulut, demam dan limfadenopati. Masa inkubasi 3-5 hari dapat sembuh
dalam 2-3 minggu
o Keratojunctivis
Infeksi awal yang menyerang kornea mata dan dapat mengakibatkan kebutaan
o Herpes labialis
Terjadi pengelompokan vesikel-vesikel local biasanya pada perbatasan mukotan bibir,
dapat kambuh secara berulang.
- HSV-2
o Herpes genitalis
Ditandai oleh lesi-lesi vesikuloseratif pada penis pria, serviks, vulva, vagina dan
perineum wanita. Sangat nyeri diikuti dengan demam, disuria, limfadenopati.
o Herpes neonates
Manisfestasi klisnis yang ditimbulkan yaitu infeksi yang berat, kerusakan system saraf
pusat bertahun-tahun, keterlambatan mental bahkan kematian.
MANAJEMEN SEPSIS NEONATAL

1. Pemberian antibiotic
- Pemberian antibiotic secara empiris terpaksa cepat diberikan untuk menghindsrkan
berlanjutnya perjalanan penyakit
- Bakteri penyebab sepsis tidak selalu sama antar satu rumah sakit dengan rumah sakit lainnya.
Maka harus dipertimbangkan untuk menejemennya.
- Setelah mendapatkan hasil kultur antibiotic yang dipakai disesuaikan dengan bakteri penyebab
dan pola resistensinya
- Penderita yang disebabkan oleh bakteri gram positif pemberian antibiotic dianjurkan selama 1-
14 hari
- Jika bakteri gram negative pemberian antibiotic dianjurkan selama 2-3 minggu
- Penggunaan antibiotic spectrum luas sering menimbulkan resistensi dan penyalahgunaan
pemberian antibiotic
- Pemilihan antibiotic untuk sepsis awitan dini bisa dengan ampicilin atau penicillin ditambah
aminoglikosida yang mempunyai aktifitas lebih luas dan efektif terhadap semua mikroorganisme
penyebab sepsis awitan dini
- Pemilihan antibiotic untuk sepsis awitan lambat bisa dengan sefalosforine generasi ketiga
dengan amficilin atau penicillin digunakan sebagai terapi awal sepsis awitan dini maupuun
sepsis awitan lambat. Keuntungannya aktifitasnya sangat baik terhadap bakteri-bakteri
penyebab sepsis dan dapat menembus CSF

2. Pengobatan tambahan
- Terapi suportif
Pada sepsis yang berat adanya disfungsi dua system organ atau lebih seperti respirasi,
kardiovaskular dengan manisfestasi syok sepsis, gangguan hematologi, seperti koagulasi
intravascular diseminata (KID), supresi system imun.
- Terapi suportif diantaranya :
o Pemberian intravenous immunoglobulin
 Meningkatkan antibody tubuh serta memperbaiki fagositosis dan kemotaksis sel
darah putih
 Menurunkan angka kematian neonatal sepsis pada 7 hari setelah pemberian
 Bermanfaat sebagai profilaksis sepsis neonatal, khususnya BBLR
 Dosis yang dianjurkan 500-750 mg/kgBB

o Pemberian Fresh Frozen Plasma (FFP)


 Perubahan hematologi dan gangguan koagulasi ditemukan pada sepsis neonatal
 FFP mengatasi gangguan koagulasi, missal pembekuan intravascular menyeluruh
(Disseminated Intravascular Coagulation / DIV)
 FFP mengandung antibody, komplemen dan C-Reaktif Protein dan fibronectin
 Meningkatkan IgA dan IgM
 Dosis yang diberika 10 ml/kg setiap 12 jam secara kontinyu
o Tindakan transfuse tukar
Prosedur : menukarkan sel darah merah dan plasma recipient dengan donor. Volume
darah yang diperlukan 80-85 ml/kgBB bayi cukup bulan, 100ml/kgBB bayi premature.
Dilakukan dengan cara metode isovolumetric exchange yaitu mengeluarkan dan
memasukan darah yang dilakukan bersama-sama melalui kateter arteri umbilicalis
(dipakai untuk mengeluarkan darah pasien) dan kateter vena umbilicalis (dipakai untuk
memasukan darah donor).
Bertujuan :
 Mengeluarkan/mengurangi toksin serta mediator-mediator penyebab sepsis
 Memperbaiki perfusi perifer dan pulmonary dengan meningkatkan kapasitas
oksigen dalam darah
 Memperbaiki system imun dengan adanya tambahan neutrofil dan berbagai
antibody yang terkandung dalam darah donor

o Pemberian transfuse granulosit


Karena produksi dan respon fungsi sel darah putih menurun

o Pemberian transfuse packed red cells


Untuk mengatasi keadaan anemia dan menjamin oksigenasi jaringan yang optimal

o Pemberian inhibitor reseptor IL-1


Menghambat cascade inflamasi dan melindungi dari bakteremia dan endotoksemia.

Anda mungkin juga menyukai