Referat Forensik Toksikologi
Referat Forensik Toksikologi
PENDAHULUAN
hidupnya adalah sirkuler, berarti jika terjadi perubahan pada lingkungan hidupnya
maka manusia juga akan terpengaruh.Uraian ini dapat menjelaskan akibat yang
limbah industri dan rumah tangga. Hal itu terjadi karena sangat besarnya resiko
terpapar logam berat maupun logam transisi yang bersifat toksik dalam dosis dan
konsentrasi tertentu.
secara intensif dilaporkan, isu pencemaran logam berat meningkat sejalan dengan
berat. Pada konsentrasi yang sangat rendah efek logam berat dapat berpengaruh
1
Di Indonesia, pencemaran logam berat cenderung meningkat sejalan
lingkungan. Sebagai contoh, pada kegiatan usaha pertambangan emas skala kecil,
digunakan sebagai media untuk mengikat emas. Para penambang pada umumnya
tercemar merkuri melalui kontak langsung dengan kulit, menghirup uap merkuri,
dan memakan ikan yang tercemar merkuri. Masalah kesehatan utama akibat uap
raksa terjadi pada otak, paru, sistem saraf pusat, dan ginjal. Bayi dan anak kecil
yang rendah.
Logam berat dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam
oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan
efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dsb. Sedangkan
jenis logam kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, dimana
bersifat racun seperti Hg, Cd, Pb, Cr, dll. Logam berat ini dapat menimbulkan
efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut
terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
fisiologis, sehingga keadaan badan organisme itu tidak lagi dalam keadaan sehat.
Dengan perkataan lain organisme itu menjadi sakit (Koeman, 1987). Keracunan
adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke
dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru paru,
1) Racun Anorganik
2) Racun organik
4) Racun Saraf
Racun ini beraksi di sistem saraf pusat. Gejala yang dirimbulkan biasanya
3
5) Racun jantung : Digitalis, rokok.
(Chadha, 2003)
Penderita berusaha bunuh diri dengan tujuan menarik perhatian saja. Penderita
Dalam hal ini penderita ingin benar-benar bunuh diri dan dapat berakhir
Keracunan ini terjadi benar-benar karena kecelakan dan tidak ada unsur
4
Keracunan terjadi akibat sifat toleransi obat sehingga memerlukan
1) Keracunan akut
Gejala keracunan muncul dengan cepat segera setelah korban menelan atau
kontak dengan zat racun misalnya keracunan makanan, sianida dan insektisida
(Anonim, 2009).
2) Keracunan kronik
Gejala muncul dalam waktu relative lama sehingga korban sering tidak sadar
mengalami keracunan. Keracunan kronis yang sering terjadi antara lain keracunan
bromid, salisilat, fenitoin dan digitalis karena tidak diawasi (Anonim, 2009).
yang sama seperti keracunan alkohol, logam berat, fenol dan organofosfat
(Anonim, 2009).
5
2.1.6 Mekanisme terjadinya keracunan
Absorpsi racun ditandai oleh masuknya racun dari tempat paparan menuju
jumlah racun yang mencapai sistem sirkulasi sistemik dalam bentuk tidak
berubah. Racun dapat terabsorpsi umumnya apabila berada dalam bentuk terlarut
atau terdispersi molekular. Jalur utama absorpsi racun adalah saluran cerna, paru-
paru dan kulit. Setelah racun mencapai sistemik, ia bersama darah akan diedarkan
ke seluruh tubuh. Dari sistem sirkulasi sistemik ia akan terdistribusi lebih jauh
ekskresi racun melalui ginjal, empedu, saluran pencernaan, dan jalur ekskresi
eliminasi yang paling penting adalah eliminasi melalui hati (reaksi metabolisme)
A. Lokal
Efek lokal terbatas pada beberapa bagian tubuh yang kontak dengan zat
kimia yaitu kulit, mata, jalur udara, dan usus. Contoh efek racun lokal yakni kulit
terbakar, mata berair dan iritasi pada tenggorokan yang menyebabkan batuk.
Banyak racun yang menyebabkan efek lokal namun ada juga yang tidak.
6
B. Kulit
ketika kulit disentuh, tapi tidak menyebabkan rasa terbakar ketika sudah dicuci.
Agen korosif dapat dengan cepat menyebabkan rasa sakit dan terbakar dan
membahayakan kulit. Mungkin ada rasa melepuh dan kulit berubah warna
C. Mata
Agen pengiritasi atau agen korosif dapat menyebabkan sakit yang parah
ketika terpapar di mata. Mereka dapat dengan cepat membakar permukaan mata
dan menyebabkan bekas luka bahkan kebutaan. Mata akan terlihat merah dan
berair. Pasien yang terkena racun mungkin tidak ingin membuka matanya dan
D. Usus
Bahan kimia beracun dapat membahayan mulut dan tenggorokan atau usus.
Pasien mungkin merasakan sakit perut, muntah dan diare serta muntah dan
Beberapa gas dan uap dapat mengiritasi hidung, tenggorokan dan saluran
udara bagian atas dan menyebabkan batuk dan terjadi dengan cepat ketika pasien
menghirup zat racun atau ketika setelah 48 jam. Cairan dalam paru-paru
7
menyebabkan pasien tidak dapat bernafas dengan benar dan harus segera dibawa
ke rumah sakit karena memiliki udema. Beberapa gas beracun seperti karbon
monoksida tidak memiliki efek pada hidung dan tenggorokan. Gas beracun yang
tidak menyebabkan batuk dan tersedak sangat berbahaya karena pasien tidak tahu
ketika sudah menghirup zat tersebut. Ketika saluran udara pasien tidak menutup,
saluran udara atau menyebabkan edema paru. Itulah mengapa sangat berbahaya
untuk memberikan makanan, minuman atau obat-obatan untuk pasien yang sadar
(WHO, 1997).
Racun yang mengiritasi yang disuntikkan ke dalam kulit, seperti racun dari
sengatan serangga dan gigitan ular, dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak di
ginjal atau kulit. Kebanyakan racun memiliki efek lebih besar pada satu
atau dua organ dari pada bagian lain tubuh. Organ yang paling terpengaruh
8
3) Dengan menghentikan tubuh bekerja dengan baik misalnya, dengan
Efek sistemik hanya terjadi ketika jumlah racun dalam tubuh lebih besar dari
jumlah yang dapat tubuh tangani. Biasanya bila kontak dengan racun berlangsung
hanya dalam waktu singkat (akut), efek terjadi segera setelah terpapar dan tidak
berlangsung lama. Namun dalam beberapa kasus, efek racun yang tidak terlihat
selama beberapa jam atau bahkan hari setelah akut. Ketika paparan racun
berlangsung untuk waktu yang lama (kronis), efek dapat berlangsung untuk waktu
Logam berat termasuk golongan logam dengan kriteria yang sama dengan
logam lain. Perbedaannya terletak pada pengaruh yang dihasilkan bila logam berat
ini berkaitan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Semua logam berat
dapat menjadi bahan beracun bagi tubuh makhluk hidup. Namun demikian semua
logam berat dapat mengakibatkan efek kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh
organisme hidup termasuk manusia. Logam berat jika sudah terserap ke dalam
tubuh maka tidak dapat dihancurkan tetapi akan tetap tinggal di dalamnya hingga
dimaksud dengan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau
9
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta
Logam berat dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam
oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan
efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dsb. Sedangkan
jenis logam kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, dimana
bersifat racun seperti Hg, Cd, Pb, Cr, dll. Logam berat ini dapat menimbulkan
efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut
2.2.1 Arsen
Arsen, arsenik atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki simbol As dan nomor atom 33, merupakan logam yang mudah
patah, berwarna keperakan dan sangat toksik. Ketika dipanaskan, arsenik akan
cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik, yang berbau seperti bawang putih.
10
Industri dan Pertanian Arsen dalam bentuk Na/K-arsenit terdapat dalam
rodentisida, pembasmi tanaman liar, dan pembunuh lalat (fly paper). Kadang
green) juga digunakan pada beberapa pembasmi tanaman liar. Sumber paparan
arsen yaitu lingkungan (air minum, tanah, ikan, kerang, bir, tembakau); industri
2.2.2 Barium
Barium (Ba) juga merupakan suatu metal dengan nomor atom 56,
berwarna putih keperakan. Sumber alamiah Ba adalah BaSO 4 dan BaCO3. Barium
digunakan di dalam industri gelas, keramik, tekstil, plastik, dan lain-lain. Barium
senyawa barium, dan dari pembakaran batubara serta minyak. Beberapa senyawa
barium mudah larut dalam air dan ditemukan di danau atau sungai.[4]
11
2.2.3 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna
yang memiliki bau khas. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia
benzoat dengan proses Raschig. Selain itu, fenol juga dapat diperoleh sebagai
hasil dari oksidasi batu bara. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik
produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya). Selain itu fenol juga
berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batubara. Turunan
senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid
dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang
12
2.2.4 Mangan
Mangan tidak larut dalam air. Bentuk yang terpenting adalah oksida, karbonat,
dan silikat mangan. Yang paling umum adalah mangan dioksidasi (pirolusit) yang
Sebagai unsur bebas, mangan adalah logam yang penting dalam penggunaan
Mangan fosfat sering digunakan sebagai perawatan dalam pencegahan karat dan
keadaan oksida mereka, dan sering digunakan sebagai zat-zat warna dalam
industri.
Mangan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat, dan silikat
dalam bahan ferro magnesium. Mangan dilepaskan dari batuan karena proses
13
pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama
pada bayam, teh dan berbagai jenis herbal. Kadar mangan tinggi terdapat pada
biji-bijian, kedelai, telur, kacang-kacangan, sayuran daun hijau, beras, oats, daging
Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang
merupakan bagian dari siklus nitrogen. Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang
berasal dari amonia melalui proses oksidasi katalitik. Nitrit juga merupakan hasil
metabolisme dari siklus nitrogen. Pada kondisi yang normal, baik nitrit maupun
nitrat adalah komponen yang stabil, tetapi dalam suhu yang tinggi akan tidak
stabil dan dapat meledak pada suhu yang sangat tinggi dan tekanan yang sangat
besar. Biasanya, adanya ion klorida, bahan metal tertentu dan bahan organik akan
mengakibatkan nitrat dan nitrit menjadi tidak stabil. Bentuk garam dari nitrat dan
nitrit tidak berwarna dan tidak berbau serta tidak berasa. Bersifat higroskopis.
Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka
nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah
termasuk amonia anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia,
dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di
dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah.
14
Tingginya kadar nitrat pada air minum terutama yang berasal dari sungai atau
sumur di dekat pertanian juga sering menjadi sumber keracunan nitrat terbesar.[7]
2.2.6 Kromium
Kromium (Cr) adalah metal kelabu yang keras dan sulit dioksidasi
meskipun dalam suhu tinggi, dengan nomor atom 24. Kromium merupakan logam
tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini,
maupun pada komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor. Selain itu
krom juga bisa didapatkan pada industri gelas, metal, fotografi, dan electroplating.
[8]
2.2.7 Besi
15
Besi atau Ferrum (Fe) merupakan logam berwarna putih keperakan, liat
dan dapat dibentuk, dengan nomor atom 26. Besi adalah logam yang dihasilkan
dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan bebas, untuk mendapatkan
unsur besi, campuran lain harus dipisahkan melalui penguraian kimia. Di alam
rasa, pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan.
Besi digunakan dalam proses produksi besi baja, yang bukan hanya unsur besi
saja tetapi dalam bentuk alloy (campuran beberapa logam dan bukan logam,
terutama karbon).[9]
2.2.8 Sianida
Sianida adalah senyawa sian (Cn) yang sudah lama terkenal sebagai racun.
Hidrogen sianida (asam sianida, HCN) merupakan cairan jernih yang bersifat
asam, larut dalam air, alkohol, dan eter. HCN mempunyai aroma khas amandel
(bitter almonds, peact pit). HCN dipakai dalam sintesis kimia dan fumigasi
dan KCN dipakai dalam proses pengerasan besi dan baja, dalam proses
Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggang. Sianida juga
ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor, dan makanan seperti bayam,
bambu, kacang, tepung tapioka serta biji tumbuh-tumbuhan seperti singkong liar,
umbi-umbian liar, temulawak, cherry, plum, apricot, dll. Selain itu juga dapat
16
ditemukan pada beberapa produk sintetik. Sianida banyak digunakan pada industri
terutama dalam pembuatan garam seperti natrium, kalium atau kalsium sianida.[10]
2.2.9 Tembaga
logam ini berbentuk kristal dengan warna kemerahan, dengan nomor atom 29.
Tembaga lebih lunak dari seng, dapat dipoles, dan memiliki reaktivitas kimia
bakar fosil. Logam ini akan terus berada di udara hingga kemudian mengendap ke
kebakaran hutan. Sebagian besar senyawa tembaga akan menetap dan terikat di
tanah atau terserap dalam sumber air yang bisa menimbulkan ancaman kesehatan.
[11]
17
2.2.10 Timbal
Timbal atau plumbum (Pb) adalah metal kehitaman dengan nomor atom
82. Timbal terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Timbal juga bisa berasal
dari hasil aktivitas manusia. Unsur Pb digunakan dalam bidang industri modern
sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai,
mg/kg. Khusus Pb yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat didalam batu
pasir (sand stone) kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg. Pb yang terdapat di
tanah berkadar sekitar 5-25 mg/kg dan di air bawah tanah (ground water) berkisar
pada air telaga dan air sungai adalah sebesar 1-10 µg/liter. Dalam air laut kadar Pb
18
dapat mengandung Pb, penelitian yang dilakukan di USA kadarnya berkisar antara
2.2.11 Merkuri
Merkuri (air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak
ditemukan di alam dan tersebar dalam batu – batuan, biji tambang, tanah, air dan
udara sebagai senyawa anorganik dan organik. Di alam, merkuri (Hg) ditemukan
dalam bentuk unsur merkuri (Hg0), merkuri monovalen (Hg1+), dan merkuri
bivalen (Hg2+). Secara alami Hg dapat berasal dari gas gunung berapi dan
19
2.2.12 Seng
Seng atau zinc merupakan metal dengan nomor atom 30. Seng merupakan
logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Logam
ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara
100 sampai dengan 150 °C. Seng didapat antara lain pada industri alloy, keramik,
kosmetik, pigmen, dan karet. Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat
penting bagi tubuh untuk proses metabolisme, tetapi dalam kadar tinggi dapat
bersifat racun.[13]
2.2.13 Kobalt
20
Kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Co dan nomor atom 27. Kobalt merupakan logam metalik yang berwarna
yang merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, Pb. Kobalt relatif
tidak reaktif, meskipun ia larut lambat sekali dalam asam mineral encer. Unsur
Kobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya juga
dengan arsenik. Mineral Kobalt terpenting antara lain Smaltite (CoAs 2), Kobalttite
2.2.14 Amonia
tajam dengan bau yang khas. Sebuah molekul amonia terbentuk dari ion nitrogen
bermuatan negatif dan tiga ion hidrogen bermuatan positif, dan karena itu secara
kimia direpresentasikan sebagai NH3 (rumus kimia amonia). Amonia dapat terjadi
secara alami atau dapat diproduksi. Amonia alami yang hadir dalam jumlah jejak
merupakan hasil hidrolisis dari urea yang ada dalam urin. Amonium adalah ion
NH4+ yang bersifat tidak berwarna, berbau menyengat dan berbahaya bagi
kesehatan.
Amonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion
amonium adalah bentuk transisi dari amonia. Amonia banyak digunakan dalam
proses urea, industri bahan kimia (asam nitrat, amonium fosfat, amonium nitrat,
21
dan amonium sulfat), serta industri bubur kertas dan kertas (pulp and paper).
Sumber amonia di perairan adalah pemecahan nitrogen organik (protein dan urea)
dan nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan air, yang berasal dari
dekomposisi bahan organik (tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati) oleh
2.2.15 Kadmium
bersama-sama Zn, Cu, dan Pb, dalam jumlah yang kecil. Cd didapat pada industri
alloy, pemurnian Zn, pestisida, dan lain-lain. Tubuh manusia tidak memerlukan
Dilaporkan kandungan kadmium (Cd) dalam air laut di dunia di bawah 20 ng/l.
Variasi lain kandungan kadmium dari air hujan,freshwater dan air permukaan di
perkotaan dan daerah industri, kadmium pada level 10–4000 ng/l tergantung pada
spesifikasi lokasi atau saat pengukuran larutan kadmium. Selain itu, kadmium
22
2.3 Dosis dan Kadar Normal Logam Berat
2.3.1 Arsen
ppb (bagian per milyar). Nilai ambang batas dalam air minum adalah 0,2 ppm.
Pada orang dewasa, kadar normal dalam urin 100ug/L, rambut 0,5 mg/kg, dan
kuku 0,5 mg/kg. Kadar dalam rambut pada keracunan yaitu 0,75 mg/kg dan pada
kuku 1 mg/kg atau lebih. Sedangkan kadar dalam darah normal anak-anak yaitu
2.3.2 Barium
Dari sudut pandang sebuah IDLH, barium larut senyawa BaCl 2 dan
bahwa dosis toksik dari BaCl2 bagi manusia adalah 200-500 mg dan 800-900 mg
2.3.3 Fenol
Fenol dapat menjadi racun dengan dosis mematikan bagi manusia dari 50-
serius pada paparan yang sangat rendah . Penyerapan cepat dan toksisitas sistemik
23
2.3.4 Mangan
Mangan dalam dosis tinggi bersifat toksik. Paparan mangan dalam debu
atau asap maupun gas tidak boleh melebihi 5mg/m 3 karena dalam waktu singkat
hal itu akan meningkatkan toksisitas. Hasil uji coba menunjukkan bahwa paparan
Mn melalui inhalasi pada hewan uji tikus dapat mengakibatkan toksisitas pada
peleburan logam, dan industri yang membuang limbah Mn. Toksisitas kronis
paparan melalui inhalasi Mn-dioksida dengan waktu paparan lebih dari 2 tahun
Dosis letal dari nitrat pada orang dewasa adalah sekitar 4 sampai 30 g
(atau sekitar 40 sampai 300 mg NO3-kg). Dosis antara 2 sampai 9 gram NO3-
mg NO3-/kg. Sedangkan dosis letal dari nitrit pada orang dewasa bervariasi antara
Karena nitrit dapat terbentuk dari nitrat sedangkan zat aktifnya adalah NO,
dose=dosis mematikan) nitrit yang diuji pada tikus percobaan adalah 250 mg per
kilogram berat badan, sedangkan pada anjing adalah 330 mg per kilogram berat
24
badan. Untuk keamanan, konsumsi nitrit pada manusia dibatasi sampai 0,4 mg/kg
Dengan dosis yang lebih kecil akan dapat membahayakan neonatus karena
methemoglobinemia setelah minum air formula yang tinggi nitrat atau nitrit.
sampai 500 mg/kg bahan (daging), sedangkan untuk nitrit dibatasi sampai 200
mg/kg bahan.[7]
2.3.6 Kromium
minum adalah 0,05 mg/l. Kadar kromium pada perairan tawar biasanya kurang
dari 0,00005 mg/l. Garam-garam kromium yang masuk kedalam tubuh manusia
akan segera dikeluarkan oleh tubuh. Akan tetapi, jika kadar kromium tersebut
yang melebihi nilai ambang batas (>2.0-3.0 g/100 ml) dan kandungan kromium
dalam urin yang melebihi nilai ambang batas (>11g/liter) dapat menyebabkan efek
25
2.3.7 Besi
dan mungkin lebih banyak. Kandungan asupan besi pada anak secara normal
Jumlah zat besi di dalam tubuh seorang normal berkisar antara 3-5 g
tergantung dari jenis kelamin, berat badan, dan hemoglobin. Besi di dalam tubuh
terdapat dalam hemoglobin sebanyak 1,5-3,0 g dan sisa lainnya terdapat di dalam
plasma dan jaringan. Di dalam plasma besi terikat dengan protein yang disebut
“transferin” yaitu sebanyak 3-4 g. Sedangkan dalam jaringan berada dalam suatu
status esensial dan bukan esensial. Disebut esensial karena tidak dapat dipakai
sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35 mg/hari
yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang
diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan
tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang sering
mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe.[9,17]
26
2.3.8 Sianida
dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Takaran toksik peroral untuk HCN adalah 60-
90 mg sedangkan takaran toksik untuk KCN atau NaCN adalah 200 mg. Kadar
gas sianida dalam udara lingkungan dan lama inhalasi akan menentukan
2.3.9 Tembaga
Akibat dari sifat racun yang dimilikinya, maka logam tembaga, juga
berdampak buruk bagi tubuh, yaitu dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa
yang tidak enak pada lidah. Kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 0,05 –
2.3.10 Timbal
Dalam air minum maksimal hanya boleh terdapat 0,1 ppm, lalu di dalam
27
Waktu paruh timbal dalam sel darah merah adalah 35 hari, dalam jaringan
ginjal dan hati selama 40 hari, sedangkan dalam tulang selama 30 hari.[1,10]
2.3.11 Merkuri
pada kadar 0,1 – 0,2 mg/m3 menyebabkan tremor. Dosis fatal garam merkuri
adalah 1 gr.[1,17]
2.3.12 Seng
Dosis letal garam Zn yang dilaporkan adalah 100 mg/kg. Konsumsi seng
(Zn) berlebih berkisar dari 150 mg/hari sampai 1-2 g/hari dapat menyebabkan
keracunan Zn kronis.[13]
2.3.13 Kobalt
Pada percobaan dengan tikus, lethal dose peroral (LD50) dari kobalt
anorganik mulai dari 150-500 mg/kg. Dosis normal per hari per oral yaitu sekitar
20-40 µg. Total kobalt yang berada dalam tubuh sekitar 1,5 mg. Setelah
dan urin pada orang yang tidak terpapar yaitu 0,1-2 µg/L.[14]
2.3.14 Amonia
singkat sejak paparan (sekitar 2 menit), konsentrasi 57-500 ppm, makan sekitar
28
83-92% dosis inhalasi tersebut akan tertahan di saluran nafas. Pada paparan yang
lama (30 menit) pada 500 ppm, akan mengiritasi mukosa membran nasofaring.
Dosis terendah untuk paparan inhalasi yaitu 20 ppm, dengan konsentrasi lethal
yaitu 30.000 ppm dalam 5 menit. Sedangkan dosis lethal peroral yaitu 80 mg/kg,
dan suhu perairan. Kadar amonia bebas yang tidak terionisasi (NH 3) dalam
perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 0,02 mg/l. Kadar amonia yang tinggi
dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari
2.3.15 Kadmium
Perkiraan dosis mematikan (lethal dose) akut adalah sekitar 500 mg/kg
untuk dewasa dan efek dosis akan nampak jika terabsorbsi 0,043 mg/kg per hari.
Waktu paruh kadmium kira-kira 10-30 tahun. Akumulasi pada ginjal dan hati 10-
100 kali konsentrasi pada jaringan yang lain. Dalam tubuh manusia kadmium
terutama dieleminasi melalui urin. Hanya sedikit kadmium yang diabsorbsi yaitu
sekitar 5-10%.
29
2.4 Cara Masuk dan Efek Samping Logam Berat Terhadap Tubuh
2.4.1 Arsen
Arsen yang larut dalam air diabsorbsi dari semua selaput lendir dan secara
perantaraan absorbsi maupun langsung melalui intravena, maka zat tersebut dapat
30
dalam hepar, ginjal, dinding saluran pencernaan, limpa dan paru-paru. Dalam
jumlah kecil terdapat dalam otot dan jaringan saraf, dan selain itu juga terdapat
dalam rambut dan kuku, dimana disini mulai terdapat dua minggu sesudah
dua yaitu keracunan akut dan keracunan kronis. Keracunan arsen secara akut
biasanya terjadi apabila dosis arsen yang memasuki tubuh dalam jumlah yang
besar (dosis sekitar 130-300 mg), sehingga gejala keracunan akan muncul segera
setelah terpapar arsen. Pada keracunan kronis terjadi apabila seseorang terpapar
arsen dalam dosis kecil, namun terjadi dalam jangka waktu yang lama (minimal
sekitar 2-8 minggu). Berikut ini adalah implikasi klinik akibat tercemar oleh
arsen:[10,17]
31
penglihatan dan kontraksi mata pada bagian perifer
32
arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal
Sistem reproduksi Efek arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan
virus.
Sistem sel Efek terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitokondria
diikuti rasa nyeri di daerah perut dan kuning cokelat, lebih jelas pada daerah
33
kram, diare dan muntah-muntah. Diare fleksor, puting susu dan perut sebelah
pada awalnya seperti cucian beras bawah serta aksila. Rambut tumbuh
feses dan bau nafas seperti bau bawang Gejala-gejala lain yang tidak
putih. Gejala lain berupa vertigo, diikuti khas seperti malaise, berat badan
delirium, koma dan seringkali kejang. menurun, mata berair, fotofobia, pilek
Keracunan akut dalam bentuk gas kronis, mulut kering, lidah menunjukan
pusing-pusing, dan sesak nafas disertai di atas jaringan berwarna merah. Gejala
pada waktu 2-24 jam, hemolisis terjadi mula-mula rasa tebal dan kesemutan
pada 4-6 jam setelah gejala klinik pada tangan dan kaki, kemudian terjadi
terlihat seperti urin berwarna merah kelemahan otot, tidak stabil, kejang
gelap. Ikterus berkembang 24-48 jam otot (kram) terutama pada malam hari.
berikutnya.
2.4.2 Barium
larut dalam cairan tubuh seperti barium khlorida atau sulfida bersifat racun
terhadap tubuh.
Keracunan Barium dapat menghentikan otot-otot jantung dalam satu jam. Pada
34
fase akhir keracunan, biasanya terjadi juga kelumpuhan sistem saraf. Sampai saat
ini Barium Sulfat yang tidak larut di dalam cairan tubuh masih dapat digunakan
2.4.3 Fenol
Fenol mudah masuk melalui kulit yang sehat. Keracunan akut dapat
kesulitan menelan, dam hipersalivasi, kerusakan ginjal dan hati, serta dapat diikuti
dengan kematian. Kematian dan toksisitas berat biasanya karena efek pada sistem
diare, sariawan, rasa terbakar pada mulut, dan urin menjadi gelap.[17]
2.4.4 Mangan
Keracunan seringkali bersifat kronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap
logam. Efek mangan terjadi terutama di saluran pernapasan dan di otak. Gejala
yang timbul berupa gejala susunan saraf pusat yakni insomnia, kemudian lemah
pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak
terjadi hiperrefleksi, clonus pada patella dan tumit, serta berjalan seperti penderita
35
parkinsonisme. Selanjutnya akan terjadi paralisis bulbar, post encephalitic
lentik yang progresif (Penyakit Wolson). Tidak ada gejala gastrointestinal, saluran
Insiden tinggi pneumonia dan infeksi saluran pernapasan atas lainnya telah
ditemukan pada pekerja yang terkena debu atau asap dari senyawa mangan.[6]
tertelan.
ini dapat dengan mudah bercampur dengan gula dan kulit. Hal ini
juga terjadi pada para petani yang sering menggunakan pupuk yang
mengandung nitrat.
36
• Paparan medis, diakibatkan penggunaan sodium nitrit intravena
Nitrat yang masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan atau air
minum, tetapi yang terbanyak adalah melalui air minum. Nitrat yang berlebih dari
sisa pemupukan akan mengalir bersama air menuju sungai atau meresap ke dalam
air tanah. Nitrat yang berlebih akan terakumulasi di dalam tanah. Selain peroral,
nitrat dan nitrit dapat masuk ke dalam tubuh dalam bentuk debu secara inhalasi.
Nitrat dan nitrit sulit untuk diabsorbsi kulit. Belum ada penelitian yang
menjelaskan apakah nitrat dan nitrit dapat masuk melalui kulit. Tetapi absorbsi
dapat terjadi bila terjadi kerusakan kulit misalnya adanya luka bakar.
Belum ada laporan yang jelas mengenai efek racun dari nitrat. Selama ini
yang diketahui efek racunnya adalah konversi dari nitrit. Efek racun yang akut
dari nitrit adalah methemoglobinemia, dimana lebih dari 10% hemoglobin diubah
menjadi methemoglobin.Bila konversi ini melebihi 70% maka akan sangat fatal.
Kadar methemoglobin :
3% Normal level
37
> 65% asidosis
gastrointestial, diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak
penurunan tekanan darah karena efek vasodilatasinya. Gejala klinis yang timbul
dapat berupa nausea, vomitus, nyeri abdomen, nyeri kepala, pusing, penurunan
tekanan darah dan takikardi, selain itu sianosis dapat muncul dalam jangka waktu
beberapa menit sampai 45 menit. Pada kasus yang ringan, sianosis hanya tampak
disekitar bibir dan membran mukosa. Adanya sianosis sangat tergantung dari
jumlah total hemoglobin dalam darah, saturasi oksigen, pigmentasi kulit dan
dapat tidak sadar seperti stupor, koma atau kejang sebagai akibat hipoksia berat.
Pada kasus yang berat, koma dan kematian dapat terjadi dalam satu jam
iskemia terutama organ-organ yang vital. Efek vasodilatasi ini tidak dapat di blok
takikardi tetapi karena pada korban dapat terjadi vasovagal reflex yang
hiperventilasi disertai dengan sianosis. Apabila dibiarkan maka akan timbul koma
38
dan kejang sebagai akibat anoksia serebri. Sedangkan pada keracunan kronis
2.4.6 Kromium
dan korosif, dapat menimbulkan ulkus pada kulit dan selaptu lendir. Sedangkan
39
dengan debu atau serbuk kerusakan kulit.
kulit.
kromium dapat
mata.
Logam atau persenyawaan Cr yang masuk ke dalam tubuh akan ikut dalam
40
• Senyawa-senyawa ligan (piropospat, metionin, serin, glisin, leusin,
jaringan.
sel menjadi tumbuh secara liar dan tidak terkontrol, yang disebut
dengan kanker.
2.4.7 Besi
dalam tubuh dikendalikan pada fase absorbsi, dikarenakan tubuh manusia tidak
pemasukkan Fe adalah usus halus. Bagian dari usus ini berfungsi untuk absorpsi
dan sekaligus ekskresi Fe yang tidak diserap. Besi dari usus diabsorpsi dalam
41
bentuk feritin, dimana bentuk ferro lebih mudah diabsorpsi daripada bentuk ferri.
Feritin masuk kedalam darah berubah bentuk menjadi transferin. Dalam darah
tersebut besi berstatus sebagai besi bervalensi tiga (trivalent) yang kemudian
ditransfer ke hati dan limpa yang kemudian disimpan dalam organ tersebut
sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35 mg/hari
yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang
diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan. Air minum yang
Sekalipun Fe itu diperlukan tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding
usus. Kematian seringkali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Debu Fe
iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan
2.4.8 Sianida
asfiksia, orang merasa tercekik dan cepat diikuti oleh kematian. Pada keracunan
akut, racun yang ditelan cepat menyebabkan kegagalan pernapasan dan kematian
dapat timbul dalam beberapa menit. Dalam interval waktu yang pendek antara
42
menelan racun sampai kematian, dapat ditemukan gejala-gejala dramatis, korban
mengelu terasa terbakar pada kerongkongan dan lidah, sesak nafas, hipersalivasi,
mual, muntah, sakit kepala, vertigo, fotofobia, tinnitus, pusing, dan kelelahan.
Dapat pula ditemukan sianosis pada muka, busa keluar dari mulut, nadi
cepat dan lemah, pernapasan cepat dan kadang-kadang tidak teratur, pupil dilatasi,
dan refleks melambat, udara pernapasan dapat berbau amandel, juga dari
muntahan tercium bau amandel. Menjelang kematian, sianosis lebih nyata dan
timbul kedut otot-otot kemudian kejang-kejang dengan inkontinensi urin dan alvi.
muntah, sakit kepala, salivasi, lakrimasi, iritasi mulut dan kerongkongan, pusing,
rasa tidak enak dalam perut, mual dan kolik, rasa tertekan pada dada dan sesak
terbentuk sulfosianat.[10,17]
2.4.9 Tembaga
43
• Inhalasi (saluran pernafasan) Melalui debu Tembaga (Cu) yang terhirup
manusia
menyebabkan iritasi pada hidung, mulut, mata, serta menyebabkan sakit kepala,
sakit perut, pusing, muntah, dan diare. Sedangkan asupan ekstra tinggi akan
anak.Paparan pada asap dan debu tembaga bisa menyebabkan demam asap logam
dengan sirosis hati, kerusakan otak, demyelinisasi, penyakit ginjal, dan timbunan
tembaga, juga berdampak buruk bagi tubuh, yaitu dalam jumlah besar dapat
menyebabkan rasa yang tidak enak pada lidah. Keracunan sistemik dapat
sentral dan diikuti pula depresi. Apabila keracunan dalam jumlah kecil secara
2.4.10 Timbal
44
Timbal dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan,
minuman, udara, air, serta, debu yang tercemar Pb. Saluran cerna terutama usus
Selain itu Pb juga dapat diserap melalui jaringan ikat dan otot. Pb didistribusi ke
jaringan lunak seperti ginjal, hati, otak, dan otot. Kemudian terjadi redistribusi ke
jaringan keras yaitu tulang panjang dan gepeng, rambut dan gigi, sedangkan
seperti:
hemoglobin
45
• Sistem hemopoetik: Pb menghambat pembentukan hemoglobin sehingga
menyebabkan anemia
pembuluh darah
fungsi adrenal
Pada keracunan akut, korban akan merasa sepat (rasa logam), munta-
muntah berwarna putih karena adanya Pb klorida. Diare dengan feses yang hitam
akibat adanya PbS. Kedua hal ini dapat menyebabkan dehidrasi. Terjadi pula nyeri
perut karena iritasi, hal ini dapat ditolong dengan morfin. Dapat terjadi pula syok,
berdekatan dengan gigi terdapat garis Pb atau Burtonian line, yang berwarna
46
kelabu atau kebiru-biruan akibat deposisi Pb dalam sel-sel perifer periodontal.
Lebih sering ditemukan pada orang dengan kebersihan mulut yang kurang.
Pada keracunan kronik korban tampak pucat yang tak sesuai dengan
derajat anemia karena pucat terjadi akibat spasme arteriol di bawah kulit. Rasa
spasmodik, otot dinding perut menjadi tegang seperti pada abdomen akut. Gejala
lengan dan tungkai sehingga timbul wrist drop dan foot drop. Paralisis diikuti
dengan atrofi otot. Ensefalopati Pb terjadi terutama pada anak-anak, jarang pada
orang dewasa. Kelakuan berubah, muntah proyektil, diaer, sakit kepala, lalu
mental.[1,10,17]
2.4.11 Merkuri
Bentuk racun dari merkuri yang masuk pada tubuh manusia adalah metil
merkuri (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, mercuric khlor (HgCl2).
Metil merkuri dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan air yang bersifat
asam. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh
manusia tetapi senyawa metil merkuri terakumulasi di dalam tubuh 10 kali lebih
lama. Metil merkuri terakumulasi pada rantai makanan, misal merkuri bisa masuk
ke dalam tubuh manusia dengan mengkonsumsi ikan yang hidup di perairan yang
47
berbagai kegiatan manusia, terutama dari pembakaran sampah rumah tangga,
limbah industri, dan pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara. Asap yang
daratan maupun air. Asap merkuri dapat dihisap melalui pernapasan. Merkuri
yang masuk lewat kulit, biasanya merkuri yang terkandung dalam kosmetik yang
dipakai. Merkuri yang masuk melalui pernapasan akan diabsorbsi melalui sel
darah merah.
rendah kecuali jika ada fistula atau penyakit inflamasi gastrointestinal atau
Karena bersifat larut dalam lemak, bentuk merkuri ini mudah melalui
sawar otak dan plasenta. Di otak ia akan berakumulasi di korteks cerebrum dan
merkurik ini akan berikatan dengan sulfhidril dari protein enzim dan protein
seluler sehingga menggangu fungsi enzim dan transport sel. Pemanasan logam
merkuri membentuk uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput
2. Merkuri inorganik
48
Sering diabsorpsi melalui gastrointestinal, paru-paru dan kulit. Pemaparan
akut dan kadar tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal sedangkan pada pemaparan
kronis dengan dosis rendah dapat menyebabkan proteinuri, sindroma nefrotik dan
3. Merkuri organik
distal, ataksia, disartria, tuli dan penyempitan lapang pandang. Metil merkuri
mudah pula melalui plasenta dan berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan
keracunan Hg, untuk memudahkan diagnosis para klinisi (Vroom dan Greer,
2.4.12 Seng
Seng (Zn) dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara inhalasi,
kontak kulit, mata, dan melalui saluran cerna. Inhalasi Zn biasanya terdapat pada
49
uap yang mengandung Zn yang teroksidasi. Kontak kulit didapat pada bubuk Zn
atau larutan terkonsentrasi. Garam Zn adalah iritan yang kuat untuk mata. Zn
secara relatif tidak menjadi toksik bila melalui oral dan keracunan Zn akut akibat
luka serius pada mulut, tenggorokan, dan lambung bila tertelan. Gejala
awal yang timbul adalah rasa terbakar pada mulut dan faring dengan
akut.
gastrointestinal.
2.4.13 Kobalt
50
Kobalt menetap di udara selama beberapa hari. Kobalt menetap bertahun-
tahun d\alam air dan tanah, sehingga dapat bergerak dari tanah ke air bawah
tanah.
Setiap orang dapat terkena kobalt pada tingkat rendah di udara, air, dan
mengandung kobalt dapat terkena efek racun kobalt. Pekerja yang membuat
masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan dan sistem pencernaan. Target
Pada tahun 1960, beberapa pabrik bir menambahkan kobalt dalam bir
untuk menstabilkan busa. Beberapa orang yang minum dalam jumlah besar bir
mengalami mual, muntah, dan efek serius pada jantung. Namun, efek pada
jantung tidak terlihat pada orang yang mengidap anemia atau wanita hamil.
seperti asma, pneumonia, sesak napas, pada saluran cerna seperti mual, muntah,
2.4.14 Amonia
51
Dampak konsentrasi amonium terhadap manusia terdapat dalam tabel
sebagai berikut :
iritasi pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas. Selain itu dapat pula
Paparan gas amonia dalam konsentrasi yang masif dapat berakibat fatal
dalam beberapa menit dan dapat terjadi asfiksia. Pada kasus yang fatal,
52
bakar alkali yang signifikan pada cabang-cabang bronkus. Efek sistemik
gejala yang cepat yaitu nyeri pada mulut, tenggorokan dan dada,
hipersalivasi dan luka bakar alkali yang ekstensif pada saluran cerna.
secara cepat pada mata dan menyebabkan kerusakan yang parah dan
iritis, sinekia anterior dan posterior, atrofi retina, glaucoma, katarak, dan
kebutaan.
dapat hilang dengan udara bebas secara cepat, tidak menimbulkan efek
53
pada kesehatan jangka panjang. Gejala paparan amonia jangka panjang
secara inhalasi yaitu obstruksi jalan nafas yang persisten, batuk, dyspnea,
beberapa tahun. Disfonia juga dapat terjadi dalam beberapa bulan akibat
2.4.15 Kadmium
tinggi. Sebagian besar kontaminasi oleh kadmium pada manusia melalui makanan
dan rokok. Waktu paruh kadmium kira-kira10-30 tahun. Akumulasi pada ginjal
sedikit kadmium yang diabsorbsi yaitu sekitar 5-10%. Absorbsi dipengaruhi faktor
diet seperti intake protein, calcium, vitamin D dan trace logam seperti seng (Zn).
Proporsi yang besar adalah absorbsi malalui pernafasan yaitu antara 10-40%
54
• Kerongkongan kering dan dada • Kemampuan mencium bau
dan tulang.
pelunakan dan fraktur tulang punggung. Di Jepang sakit pinggang ini dikenal
sebagai penyakit “Itai-Itai Byo”. Gejalanya adalah sakit pinggang, patah tulang,
tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, gejala seperti influenza, dan sterilitas pada
laki-laki.
55
• Percobaan binatang dengan menyuntikan larutan kadmium klorida
Tetapi tidak ada tanda -tanda perubahan yang terlihat dalam waktu 24
minggu apabila kadar kadmium dalam air minum tersebut hanya 1 ppm.
beberapa waktu kemudian dalam jaringan hati dan ginjal (batu ginjal
56
• Penyakit kerapuhan tulang seperti didapatkan pada penyakit Itai-
Itai diketemukan pula pada percobaan pada tikus jantan yang diberi diet
(cadmium intoxication).[1,16,17]
dimaksud dengan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau
BAB III
KESIMPULAN
Indonesia No. 32 tahun 2009, yang dimaksud dengan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain karena sifat, konsentrasi,
57
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
hidup lain.[1]
dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, contohnya adalah Zn, Cu,
Fe, Co, Mn, dsb. Sedangkan jenis logam kedua adalah logam berat tidak esensial
Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia dengan
senyawa logam tersebut juga memiliki kadar letal yang dapat mengakibatkan efek
sampel darah, urin, atau isi lambung, serta ada juga yang dapat sensitif dengan
pemeriksaan rontgen
DAFTAR PUSTAKA
• Hughes MF, Beck BD, Chen Y, Lewis AS, and Thomas DJ. Arsenic
58
• Marcus S. Arsenic Toxicity. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/812953-overview. Accessed on
25th, 2014.
2014.
http://emedicine.medscape.com/article/815213-overview. Accessed on
59
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997. p. 95-100;101-6; 107-
12.
http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp.asp?id=206 HYPERLINK
"http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp.asp?id=206&tid=37"&
HYPERLINK "http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp.asp?
28th, 2014.
29-86.
http://www.hpa.org.uk/webc/hpawebfile/hpaweb_c/1194947398510.
60
• Said NI. Pencemaran Air Minum & Dampaknya Terhadap Kesehatan.
61