Anda di halaman 1dari 25

STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (Gastropoda dan

Bivalvia) SERTA DISTRIBUSINYA DI PULAU BURUNG DAN


PULAU TIKUS, GUGUSAN PULAU PARI,
KEPULAUAN SERIBU

IWAN IRAWAN

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
ABSTRAK

IWAN IRAWAN. Struktur Komunitas Moluska (Gastropoda dan Bivalvia) serta


Distribusinya di Pulau Burung dan Pulau Tikus, Gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu.
Dibimbing oleh Djoko Waluyo dan Hendrik Alexander William Cappenberg.
Laut yang mengelilingi pulau Burung dan pulau Tikus merupakan laut dangkal yang memiliki
substrat bervariasi di antaranya adalah substrat lumpur, lumpur berpasir, pasir maupun batu
karang. Terdapat juga berbagai jenis habitat, di antaranya mangrove, padang lamun dan terumbu
karang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari struktur komunitas moluska serta distribusinya
yang berada di perairan Pulau Burung dan Pulau Tikus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni
2007. Pengamatan dilakukan pada 5 stasiun pengamatan. Pengambilan contoh moluska didapat
dengan metode transek kuadrat yang dimulai dari tepi pantai ke arah tubir. Selama pengamatan
berhasil ditemukan sebanyak 47 jenis yang terdiri dari 24 jenis Gastropoda dan 23 jenis Bivalvia.
Nilai keanekaragaman jenis (H’) berkisar antara 1.454 – 3.606, nilai indeks keseragaman berkisar
antara 0.641 – 0.921, nilai dominansi (C) berkisar antara 0.11 – 0.46. dan nilai kemiripan jenis
berkisar antara 0 – 0.40.

Kata kunci : komunitas moluska, transek kuadrat, pulau Burung dan pulau Tikus.

ABSTRACT
IWAN IRAWAN. Community Structure of Mollusc (Gastropoda and Bivalvia) with Its
Distribution in Burung Island and Tikus Island, Pari Island, Claster of Seribu Archipelago.
Supervised by Djoko Waluyo and Hendrik Alexander William Cappenberg.
The sea surround Burung island and Tikus island is shallow sea consist of many kind
substrate, among of these are mud, sandy mud, sand and corral. Variety of habitat as mangrove,
sea grass and corral reef. The aim of the research were to study community structure of Mollusc
with its distribution in Burung island and Tikus island. The research was conducted on June 2007.
Five stations were selected for observation. Samples collected from quadrants laid on transect line
spreading from edge of the island to the reef edge. Collected samples were counted and identify.
The identified samples were 47 species, 24 species belongs to Gastropod and 23 belongs to
Bivalve. Diversity index (H’) ranging from 1.454 to 3.606, evenness index was from 0.641 to
0.921, while dominant index was from 0.11 to 0.46 and similarity index was from 0 to 0.40.

Key word : Community of mollusc, quadrants transect, Burung island and Tikus island.
STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (Gastropoda dan
Bivalvia) SERTA DISTRIBUSINYA DI PULAU BURUNG DAN
PULAU TIKUS, GUGUSAN PULAU PARI,
KEPULAUAN SERIBU

IWAN IRAWAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Judul Skripsi : Struktur Komunitas Moluska (Gastropoda dan Bivalvia) Serta
Distribusinya di Pulau Burung dan Pulau Tikus, Gugusan Pulau
Pari, Kepulauan Seribu.
Nama : Iwan Irawan
NRP : G34103048

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drh. Djoko Waluyo, MS. Ir. H.A.W Cappenberg


NIP. 130 350 056 NIP. 320 006 525

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Institut Pertanian Bogor

Dr. Drh. Hasim, DEA


NIP. 131 578 806

Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 28 Mei 1985 di Bogor dari ayah Cucu Gumuruh dan
ibu Ecin Kuraesin sebagai anak pertama dari dua bersaudara.
Penulis memulai pendidikan di SDN Pengadilan V pada tahun 1991, melanjutkan ke
sekolah menengah pertama di SMPN 6 Bogor pada tahun 1997 dan kemudian ke jenjang
pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 6 Bogor pada tahun 2000.
Pada tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 6 Bogor dan pada tahun yang sama
lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan memilih
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Penulis pernah melakukan Praktik Lapangan di PT Unitex Bogor dengan judul
Instalasi Pengolahan air Limbah (IPAL) PT Unitex.
PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT pemilik semesta


alam. Dzat yang selalu mengabulkan doa-doa, tiada terbilang nikmat yang telah
dilimpahkanNya. Berkat kasih sayang, rahmat dan hidayah atas segala ilmu yang telah
diajarkanNya melalui Al Qur’an dan Sunnah RasulNya. Salam dan shalawat selalu
tercurah bagi Rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabat dan seluruh penjaga, penganut,
pelaksana dan penerus Dienul Islam.
Tak terasa akhirnya penulis berhasil menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul
”Struktur Komunitas Moluska (Gastropoda dan Bivalvia) Serta Distribusinya di
Pulau Burung dan Pulau Tikus, Gugusan Pulau Pari Kepulauan Seribu”. Tugas
akhir skripsi berupa penelitian ini penulis pilih sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Biologi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor.
Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Penulis
menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari apa yang namanya sempurna, oleh karena itu
penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dan penulis mengharapkan saran
dan kritik untuk menyempurnakan skripsi ini.

Bogor Januari 2008

Iwan Irawan
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Tujuan Penelitian .................................................................................... 1
Waktu dan Tempat .................................................................................. 1

BAHAN DAN METODE ................................................................................ 2


Alat dan Bahan........................................................................................ 2
Pengambilan Contoh .............................................................................. 2
Analisis Data .......................................................................................... 2

HASIL............................................................................................................... 3
Identifikasi Moluska .............................................................................. 3
Kepadatan Total ..................................................................................... 3
Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E), dan Dominansi (C) .............. 3
Pengelompokan Habitat ......................................................................... 3
Jenis Substrat .......................................................................................... 3

PEMBAHASAN................................................................................................ 4
SIMPULAN....................................................................................................... 5
SARAN............................. ................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA........................ .............................................................. 5
LAMPIRAN...................................................................................................... 7
DAFTAR TABEL

Halaman

1 Keanekaragaman (H’), keseragaman (E), dan dominansi (C) pada


masing-masing stasiun di perairan Pulau Burung dan Pulau Tikus.......................... 3
2 Matriks nilai kemiripan jenis moluska pada masing-masing stasiun
pengamatan di perairan Pulau Burung dan Pulau Tikus........................................... 3

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jenis-jenis moluska pada setiap stasiun pengamatan di perairan


Pulau Burung dan Pulau Tikus.................................................................................. 8
2 Peta lokasi stasiun penelitian di Gugus Pulau Pari (LON-LIPI)............................... 10
3 Foto biota yang ditemukan selama pengamatan ....................................................... 11
4 Foto lokasi pengambilan sampel moluska ................................................................ 14
5 Gambar lamun yang dtemukan di Pulau Burung dan Pulau Tikus ........................... 15
6 Presentase ukuran partikel substrat pada stasiun pengamatan ................................... 16
PENDAHULUAN Jenis substrat sangat menentukan
kepadatan dan komposisi hewan benthos.
Latar Belakang Substrat itu sendiri didefinisikan sebagai
Gugus Pulau Pari terletak di daerah tropis, campuran dari fraksi lumpur, pasir dan liat
yang terdiri dari lima buah pulau yaitu pulau dalam tanah (Brower & Zar 1977). Diperairan
Pari, pulau Kongsi, pulau Burung, pulau yang arusnya kuat, lebih banyak ditemukan
Tengah dan pulau Tikus. Pulau-pulau tersebut substrat yang kasar (pasir atau kerikil), karena
merupakan pulau-pulau yang berada pada partikel kecil akan terbawa akibat aktivitas
kesatuan gugus pulau Pari dengan struktur arus dan gelombang. Jika perairannya tenang
hutan pantai didominasi oleh mangrove. dan arusnya lemah maka lumpur halus akan
Gugusan ini terletak pada posisi 05 50’ 00” mengendap (Odum 1971).
dan 05 25’ 25” LS dan 106 34’ 30” dan 106 Tipe substrat berpasir dibagi menjadi dua,
38’ 20 ” BT (Ariestika 2006). yaitu tipe substrat berpasir halus dan tipe
Laut yang mengelilingi pulau Burung dan substrat berpasir kasar. Tipe substrat berpasir
pulau Tikus merupakan laut dangkal yang kasar memiliki laju pertukaran air yang cepat
memiliki substrat bervariasi di antaranya dan kandungan bahan organik yang rendah,
adalah substrat lumpur, lumpur berpasir, pasir sehingga oksigen terlarut selalu tersedia,
maupun batu karang. Terdapat juga berbagai proses dekomposisi di substrat dapat
jenis habitat, di antaranya mangrove, padang berlangsung secara aerob serta terhindar dari
lamun dan terumbu karang. keadaan toksik. Sementara itu tipe substrat
Filum moluska merupakan anggota yang berpasir halus kurang baik untuk pertumbuhan
terbanyak kedua setelah filum Arthropoda. organisme perairan karena memiliki
Terdapat lebih dari 60 000 spesies hidup dan pertukaran air yang lambat dan dapat
15 000 spesies fosil (Brusca & Brusca 1990). menyebabkan keadaan anoksik sehingga
Pada umumnya moluska menempati zona proses dekomposisi yang berlangsung
littoral, termasuk daerah pasang surut. disubstrat pada keadaan anaerob dapat
Moluska terutama jenis kerang-kerangan menimbulkan bau serta perairan yang
banyak ditemukan terbenam dalam substrat tercemar (Nybakken 1992).
lumpur berpasir. Distribusi dan kelimpahan jenis moluska
Moluska mempunyai bentuk tubuh yang dipengaruhi oleh diameter rata-rata butiran
beranekaragam. Berdasarkan bentuk tubuh, sedimen, kandungan debu dan liat. Kestabilan
jumlah serta keping cangkang filum moluska substrat dipengaruhi oleh penangkapan kerang
terbagi ke dalam 7 kelas yaitu : Aplacophora, secara terus menerus dikarenakan substrat
Monoplacophora, Polyplacophora, teraduk oleh alat tangkap (Driscoll & Brandon
Gastropoda, Bivalvia, Scaphopoda, dan 1973). Jenis-jenis dari kelas Gastropoda dan
Cephalopoda (Moore 1960). Bivalvia dapat tumbuh dan berkembang pada
Gastropoda merupakan kelas yang sedimen halus karena memiliki alat-alat
mempunyai anggota terbanyak dan merupakan fisiologis khusus untuk dapat beradaptasi pada
kelas yang paling sukses karena menguasai lingkungan perairan yang memiliki tipe
berbagai habitat yang bervariasi (Barnes substrat berlumpur. Ukuran partikel substrat
1987). Umumnya dikenal dengan sebutan bervariasi, mulai dari liat yang berdiameter
siput atau keong. Kebanyakan bentuk kelas <0.002 mm hingga pasir sangat kasar yang
Gastropoda asimetris karena mengalami torsi. berdiameter 1-2 mm.
Cangkang siput umumnya berbentuk kerucut
atau konde dari tabung yang melingkar. Tujuan Penelitian
Kelas Bivalvia mencakup berbagai jenis Penelitian ini bertujuan mengamati
kerang, remis dan kijing. Kebanyakan struktur komunitas moluska serta
Bivalvia hidup di laut terutama di daerah distribusinya yang berada di pulau Burung
littoral, sebagian di daerah pasang surut, dan dan pulau Tikus.
air tawar. Spesies yang hidup umumnya
terdapat di dasar perairan yang berlumpur atau Waktu dan Tempat
berpasir. Tubuh dan kaki Bivalvia umumnya Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni
pipih secara lateral, seluruh tubuh tertutup 2007. Berlokasi di pulau Burung dan pulau
mantel dan dua keping cangkang yang Tikus yang merupakan bagian dari Gugus
berhubungan di bagian dorsal. Beberapa Pulau Pari, Kepulauan Seribu.
kerang bersifat sesil, yaitu menempel erat
pada benda padat dengan benang bysus
(Brusca & Brusca 1990).
2

BAHAN DAN METODE s


H’ = -∑ Pi log2 Pi
Alat dan Bahan i=1
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian Keterangan:
ini ialah kuadran 1 x 1meter, kantong plastik, H’ = Indeks keanekaragaman
sekop, saringan, tali rafia, meteran, pinset, Pi = ni/N
nampan, sarung tangan, alat tulis. ni = jumlah individu spesies ke-i
Bahan yang diamati pada penelitian ini N = jumlah individu total
adalah spesimen moluska serta alkohol 70 % s = jumlah spesies
untuk pengawetan moluska.
Kriteria hasil keanekaragaman (H’) adalah
Pengambilan Contoh sebagai berikut :
Penentuan stasiun pengambilan contoh H’≤3.32 : Keanekaragaman rendah
dilakukan berdasarkan hasil pengamatan 3.32< H’<9.97 : Keanekaragaman sedang
lapangan. Lokasi pengambilan contoh dibagi H’≥9.97 : Keanekaragaman tinggi
menjadi 5 stasiun. Sebanyak 3 stasiun berada
di pulau Burung, 2 stasiun berada di pulau 3 Keseragaman
Tikus. Keseragaman merupakan komposisi
Pengambilan contoh moluska dilakukan individu tiap spesies yang terdapat dalam
pada 5 stasiun dengan menggunakan metode komunitas. Indeks Keseragaman (Krebs 1989)
transek kuadrat (Loya 1978). Metode ini yaitu :
dilakukan dengan cara menarik garis tegak H'
lurus dari tepi pantai ke arah tubir. Pada E=
masing-masing stasiun dilakukan satu kali Hmaks
transek dengan jumlah plot yang tidak sama Keterangan:
bergantung panjang rataan terumbu (reef flat). E = Indeks Keseragaman
Kerangka kuadran diletakkan mulai dari tepi H’ = Indeks keanekaragaman
pantai ke arah tubir dengan jarak satu sama Hmaks = log2 S
lain 10 meter. Semua moluska khususnya
Gastropoda dan Bivalvia yang terdapat dalam 4 Dominansi
kuadran diambil. Moluska yang dikumpulkan Dominansi spesies tertentu dapat diketahui
kemudian diawetkan ke dalam alkohol 70 % dengan menggunakan Indeks Dominansi
dan diidentifikasi menggunakan kunci Simpson (Krebs 1989), yaitu :
identifikasi Dance (1974), Short et al. (1987), s
Dharma (1988). C = ∑ (Pi)2
i=1
Analisis Data Keterangan:
1 Kepadatan C = Indeks dominansi
Menurut Brower dan Zar (1977) kepadatan Pi = ni/N
adalah jumlah individu tiap satuan luas dan s = jumlah spesies
waktu tertentu dan berdasarkan dengan
formulasi sebagai berikut : 5 Pengelompokan Habitat
Indeks similaritas Sorensen digunakan
membandingkan kesamaan antar stasiun
Ni berdasarkan parameter biologi atau kesamaan
D=
A antar jenis spesies. Rumus yang digunakan
Keterangan: adalah.
D = kepadatan moluska (ind./m2) 2C
Ni = jumlah individu spesies moluska So =
A = luas (m2) (Si + Sj)
Keterangan:
2 Keanekaragaman Moluska So = Indeks Sorensen
Keanekaragaman spesies dapat dikatakan C = Jumlah jenis yang ditemukan pada
sebagai keheterogenitas spesies dan kedua stasiun
merupakan ciri khas struktur komunitas. Si = Jumlah jenis yang ditemukan pada
Digunakan rumus Shannon-Wiener (Krebs stasiun i
1989) yang dihitung dengan menggunakan Sj = Jumlah jenis yang ditemukan pada
persamaan: stasiun j
3

6 Penentuan Jenis Substrat Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E),


Penentukan jenis substrat dilakukan dan Dominansi (C)
berdasarkan pengukuran presentase partikel. Hasil perhitungan indeks H’, E, dan C
Sedimen diambil dengan corer sedalam 10-15 pada masing-masing stasiun menunjukkan
cm. Kemudian sedimen dikeringkan dalam nilai yang berbeda. Indeks keanekaragaman
oven dengan suhu 80oC selama 48 jam. secara keseluruhan berkisar antara 1.454-
Setelah kering, sedimen diayak dalam 3.606. Indeks keanekaragaman tertinggi
saringan bertingkat kemudian masing-masing terdapat pada stasiun I (3.606) dan
sedimen yang tersisa pada setiap tingkatan keanekaragaman terendah berada pada stasiun
saringan ditimbang dengan menggunakan V (1.454).
timbangan ”triple balance”. Hasil perhitungan Indeks keseragaman (E)
pada masing-masing stasiun berkisar antara
HASIL 0.641-0.921. Indeks keseragaman tertinggi
Identifikasi Moluska berada pada stasiun II (0.921) dan yang
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa di terendah berada pada stasiun III (0.641).
pulau Burung dan pulau Tikus terdapat 204 Nilai indeks dominansi pada masing-
individu yang terdiri dari 47 jenis, yaitu 24 masing stasiun pengamatan berkisar antara
jenis dari kelas Gastropoda dan 23 jenis dari 0.11-0.46. Nilai dominansi tertinggi berada
kelas Bivalvia. Kelas Gastropoda didominansi pada stasiun V (0.46) sedangkan nilai
oleh famili Certhiidae (4 jenis), Cypraeidae (3 dominansi terendah berada pada stasiun II
jenis) dan Strombidae (3 jenis) sedangkan dari (0.11) (Tabel 1).
kelas Bivalvia didominansi oleh famili
Veneridae (6 jenis), Cardiidae (3 jenis) dan Tabel 1 Keanekaragaman (H’), keseragaman
Tellinidae (3 jenis). Columbella scripta dan (E), dan dominansi (C) pada masing-
Gafrarium tumidum merupakan jenis yang masing stasiun di perairan pulau
banyak ditemukan pada hampir semua stasiun Burung dan pulau Tikus
pengamatan.
Jumlah individu kelas Gastropoda Index St I St.2 St.3 St.4 St.5
didominasi oleh Columbella scripta. Jenis ini
H’ 3.606 3.500 2.724 3.025 1.454
ditemukan sebanyak 65 individu dari total
jumlah moluska yang tertangkap. Kelas E 0.867 0.921 0.641 0.875 0.727
Bivalvia didominasi oleh Trachycardium C 0.12 0.11 0.29 0.15 0.46
subrugosum. Jenis ini ditemukan sebanyak 16
individu dari total individu yang tertangkap S 18 14 19 11 4
(Lampiran 3).
Pengelompokan Habitat
Kepadatan Total Hasil perhitungan nilai kemiripan jenis
Terdapat perbedaan kepadatan pada tiap- menunjukkan bahwa nilai indeks kemiripan
tiap stasiun. Stasiun pengamatan yang tertinggi terdapat pada stasiun IV dan V
memiliki nilai kepadatan tertinggi terdapat dengan nilai sebesar 0.40. Nilai kemiripan
pada stasiun V (4.7 ind/m2), sedangkan terendah terdapat pada stasiun II dan IV serta
terendah terdapat pada stasiun I (2.6 ind/m2). stasiun II dan V memiliki nilai kemiripan
5
yang paling rendah (Tabel 2).

Tabel 2 Matriks nilai kemiripan jenis


Kepadatan individu/m2

4
moluska pada masing-masing stasiun
3 pengamatan di perairan Pulau
Burung dan Pulau Tikus
2

1 Stasiun 1 2 3 4 5
1 0.19 0.32 0.27 0.18
0 2 0.12 0 0
I II III IV V
3 0.33 0.17
Stasiun
4 0.40
Gambar 1 Kepadatan total pada masing-
Jenis Substrat
masing stasiun di perairan Pulau
Jenis substrat pada masing-masing stasiun
Burung dan Pulau Tikus.
pengamatan cenderung seragam. Substrat
4

pasir halus sampai pasir kasar cukup dominan. berada pada stasiun I (0.921) dan yang
Hampir di seluruh stasiun pengamatan terendah berada pada stasiun III (0.641). Hal
dijumpai lamun seperti Enhalus acoroides, ini menunjukkan bahwa jumlah individu tiap
Thalassia sp, Halophila sp, dan Halodule jenis pada masing-masing stasiun umumnya
pinifolia. seragam dan kecenderungan terjadinya
dominansi oleh jenis moluska tertentu kecil.
PEMBAHASAN Kestabilan suatu komunitas dapat
digambarkan dengan tinggi rendahnya nilai
Cappenberg dan Panggabean (2005) indeks keseragaman jenis (E) yang didapat.
melaporkan bahwa di gugusan pulau Pari Kondisi komunitas dikatakan stabil bila
terdapat 45 jenis moluska yang mewakili 23 memiliki nilai keseragaman jenis mendekati 1.
famili, sedangkan di pulau Burung dan pulau Semakin kecil nilai E mengindikasikan bahwa
Tikus yang termasuk gugusan pulau Pari penyebaran jenis tidak merata sedangkan
terdapat 47 jenis moluska yang mewakili 24 semakin besar nilai E maka penyebaran jenis
famili. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada relatif merata (Brower & Zar 1977).
perbedaan yang nyata. Penyebaran jenis juga erat kaitannya dengan
Kepadatan moluska menunjukkan jumlah dominansi, dimana bila nilai keseragaman
individu yang hidup pada habitat tertentu, kecil mengindikasikan terjadi dominansi dari
luasan tertentu, dan waktu tertentu (Brower & jenis-jenis tertentu.
Zar 1977). Nilai kepadatan menjadi parameter Nilai indeks dominansi pada masing-
terhadap kualitas habitat tertentu. masing stasiun pengamatan berkisar antara
Stasiun V yang berlokasi di sebelah timur 0.11-0.46. Nilai dominansi tertinggi terdapat
pulau Burung memiliki kepadatan total pada stasiun V, sedangkan nilai dominansi
tertinggi. Hal ini disebabkan keberadaan terendah terdapat pada stasiun II. Hal ini
padang lamun (Enhalus acoroides) yang menunjukkan bahwa jenis-jenis moluska
cukup lebat dan subur. tersebut masih dapat hidup bersama-sama
Nilai kepadatan yang tinggi menunjukkan dalam habitat dengan baik, karena
jumlah organisme yang banyak. Hal ini ketersediaan makanan yang cukup, walaupun
mengindikasikan bahwa habitat tersebut dapat ada beberapa jenis yang melimpah. Nilai
ditempati oleh organisme dalam jumlah yang indeks dominansi yang mendekati 1
banyak. Kepadatan total moluska terendah menunjukkan adanya spesies yang
terdapat pada stasiun I (2.6 ind/m2). Jika mendominansi spesies lainnya. Sedangkan
dilihat dari keberadaan stasiun tersebut maka nilai indeks dominansi yang mendekati 0
dapat diketahui penyebab dari rendahnya menunjukkan hampir tidak ada dominansi dari
kepadatan moluska di stasiun tersebut, yaitu suatu spesies dalam komunitas (Odum 1971).
disebabkan kondisi habitatnya didominansi Adanya dominansi menunjukkan kondisi
substrat pasir kasar sampai kerikil. lingkungan yang sangat menguntungkan
Berdasarkan Shannon-Weiner (Krebs dalam mendukung pertumbuhan spesies
1989), nilai keanekaragaman (H’) pada stasiun tertentu.
III, IV, V menunjukkan keanekaragaman yang Hasil perhitungan nilai kemiripan jenis
rendah yaitu kurang dari 3.32. Jumlah spesies menunjukkan bahwa nilai indeks kemiripan
yang menempati daerah tersebut tidak banyak tertinggi terdapat pada stasiun IV dan V yaitu
jenisnya serta individu-individu yang dengan nilai sebesar 0.40. Nilai kemiripan
menempati habitat tersebut bersifat khas. yang mendekati 1 mengindikasikan bahwa
Nilai keanekaragaman (H’) pada stasiun I keseragaman jenis pada suatu komunitas
dan II menunjukkan keanekaragaman yang cenderung sama (Brower & Zar 1977).
sedang. Tinggi rendahnya nilai Tingginya nilai ini dapat disebabkan oleh
keanekaragaman jenis dapat disebabkan oleh kemiripan substrat serta lokasi stasiun IV dan
beberapa hal, seperti jumlah atau jenis V yang cukup berdekatan dibandingkan
individu, dominansi jenis tertentu, substrat dengan stasiun lainnya. Stasiun II dan IV serta
yang homogen serta lamun atau karang yang stasiun II dan V memiliki nilai kemiripan
dapat berfungsi sebagai tempat berlindung dan yang paling rendah, yaitu 0. Hal ini
mencari makan sangat sedikit keberadaanya mengindikasikan bahwa jenis-jenis yang ada
sehingga hanya jenis-jenis tertentu yang dapat pada masing-masing stasiun cenderung tidak
bertahan hidup. sama. Bila dikaitkan dengan nilai kemiripan
Hasil perhitungan Indeks keseragaman (E) yang diperoleh dari stasiun IV dan V yang
pada masing-masing stasiun berkisar antara mendekati 1 maka dapat diketahui bahwa
0.641-0.921. Indeks keseragaman tertinggi kedua lokasi ini memiliki nilai kemiripan
5

yang relatif jauh lebih besar dibandingkan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.
dengan stasiun lainnya. Indonesia.
Substrat merupakan komponen penting Barnes RD. 1987. Invertebrata Zoology.
yang menentukan kehidupan, Fifth Edition W.B. Saunders Company.
keanekaragaman, dan komposisi jenis Philadelphia. Proc. Malae. Soc.
moluska yang hidup di dalammya. Hasil London. 41 : 589-600.
pengamatan menunjukkan bahwa substrat Brower JE, Zar JH. 1977. Field and
yang ada di pulau Burung dan pulau Tikus Laboratory Method for General
bertipe pasir halus sampai pasir kasar Ecology. 151-169. Wm. C Brown
(Lampiran 6). Sesuai dengan pernyataan Publishing Dubuque. Iowa.
Nybakken (1992) bahwa tipe substrat berpasir Brusca, RC, Brusca GJ. 1990.
memudahkan moluska untuk mendapatkan Invertebrates. Sinaeur Ass, Inc. Publ.
suplai nutrisi dan air yang diperlukan untuk Sunderland, Massachusetts.
kelangsungan hidupnya. Dibandingkan Cappenberg HAW, Panggabean MG. 2005.
dengan tipe substrat berlumpur, tipe substrat Moluska di perairan gugus Pulau Pari,
berpasir akan lebih memudahkan moluska Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta. J Oldi
untuk menyaring makanan. Tipe substrat 37: 69-80.
berpasir dan pasir berlempung sesuai untuk Dance SP. 1974. The Encyclopedia of Shells.
kehidupan moluska terutama kelas Gastropoda Bland ford Press. London.
dan Bivalvia. Dharma B. 1988. Siput Dan Kerang
Indonesia I. Jakarta: Sarana Graha.
SIMPULAN Den Hartog C. 1970. The Sea Grasses of The
World. North Holland Publishing
Di Pulau Burung dan Pulau Tikus Company. Amsterdam. Buzzard Bay
ditemukan sebanyak 204 individu yang terdiri Massachausets, USA.Malacologia. 43:
dari 47 jenis yang mewakili 2 kelas, yaitu 24 76-83.
jenis dari kelas Gastropoda dan 23 jenis dari Driscol EG, Brandon DE. 1973. Mollusc
kelas Bivalvia. Columbella scripta dan Sediment Relationship in Northwester
Gafrarium tumidum merupakan jenis yang Buzzard Bay Massachausets,
banyak ditemukan pada hampir semua stasiun USA.Malacologia. 43: 76-83.
pengamatan. Secara umum nilai Hutabarat S, Evans SM. 1985. Pengantar
keanekaragaman jenis moluska di Pulau Oseanografi. Jakarta: UI-Press.
Burung dan Tikus berada dalam kondisi yang Krebs CJ. 1989. Ecologycal Methodology.
rendah sampai sedang dengan nilai berkisar Harper Collins Publishers. Columbia.
1.454-3.606. Keseragaman komunitas xi+444h.
moluska cukup baik dengan hampir tidak Loya Y. 1978. Plotless and transect
adanya jenis mendominansi. methods. In: (D.R. Stoddard and R.E.
Johannes, eds). Coral Reef Research
SARAN Methods, Paris (Unesco) : 197-218.
Marwoto RM, Aloysia MS. 1999. Buku
Dalam penelitian selanjutnya sebaiknya Pegangan Pengelolaan Koleksi Spesimen
dilakukan pengukuran parameter fisika dan Zoologi. Jakarta: Lembaga Ilmu
kimia serta parameter-parameter yang Pengetahuan Indonesia.
berkaitan erat dengan kehidupan gastropoda Moore, R. C. (ed). 1960. Traetise on
dan bivalvia. Invertebrate Paleontology. Part I.
Mollusca I. Geological Society of
DAFTAR PUSTAKA America, Inc. Univ of Kansas Press. 351.
Nybakken JW. 1992. Biologi Laut, Suatu
Abbot RT, Dance SP. 1986. Pendekatan Ekologis. Terjemahan : M.
Compendium of Sea Shells. Madison Eidman, D. G. Bengen dan
Publishing Associates. Koessoebiono, M. Hutomo dan
Ariestika R. 2006. Karakteristik Padang Sukristijono. Penerbit PT Gramedia.
Lamun Dan Struktur Komunitas Jakarta. 459 hlm.
Moluska (Gastropoda dan Bivalvia) Odum, EP. 1971. Fundamentals of Ecology
Di Pulau Burung, Kepulauan Seribu. 3rd Edition. W.B. Saunders Co.
Skripsi. Program Studi Imu dan Philadelphia.
Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan
6

Roberts et al. 1982. Shallow Water Marine Rupert EE, Barnes RD. 1994. Invertebrate
Molluscs of North-West Java. Lembaga Zoology. 6 Edition. Saunders College
Oceanologi Nasional-LIPI : 143 pp. Publishing. Forth Worth, Philadelphia.
7

LAMPIRAN
8

Lampiran 1 Jenis-jenis moluska pada setiap stasiun pengamatan di perairan Pulau


Burung dan Pulau Tikus.

No Family / Spesies Stasiun Total


1 2 3 4 5
Gastropoda

1. Buccinidae
Chantarus undosus 0 3 0 0 0 3
Engina mendicaria 0 3 0 0 0 3
2. Cerithiidae
Rhinoclavis vertagus 10 0 0 0 0 10
Rhinoclavis aspera 0 3 0 0 0 3
Rhinoclavis articulata 0 2 0 0 0 2
Rhinoclavis sinensis 0 0 5 0 0 5
3. Columbellidae
Columbella scripta 1 0 45 7 12 65
4. Conidae
Conus eburneus 1 0 0 0 0 1
5. Cymatiidae
Cymantium vespaceum 0 0 2 0 0 2
6 Cypraeidae
Cypraea arabica 1 3 0 0 0 4
Cypraea annulus 0 1 0 0 0 1
Cypraea vitellus 1 0 0 0 0 1
7. Mitridae
Vexillum vulpecula 0 0 1 0 0 1
8. Muricidae
Morula granulata 0 1 0 0 0 1
Morula margariticola 0 8 2 0 0 10
9. Nassariidae
Nassarius margaritifer 0 0 1 0 0 1
Nassarius albescens 0 1 0 0 0 1
10. Naticidae
Polinices tumidus 0 0 1 0 0 1
Natica lineata 0 0 1 0 0 1
11. Neritidae
Nerita sp. 0 0 0 1 0 1
12. Pyramidellidae
Milda ventricosa 1 0 1 0 0 2
13. Strombidae
Strombus labiatus 1 0 0 0 0 1
Strombus urceus 0 0 4 4 0 8
Strombus gibberulus 0 0 1 0 0 1

Jumlah Individu 16 25 64 12 12 129


Jumlah Spesies 7 9 11 3 1 24
9

Lampiran 1. Lanjutan.

No Family / Spesies Stasiun Total


1 2 3 4 5
Bivalvia

1. Arcidae
Barbatia decussata 0 0 0 1 0 1
Barbatia sp. 1 0 0 0 0 1
2. Cardiidae
Trachycardium subrugosum 3 0 11 2 0 16
Fragum unedo 0 1 0 0 0 1
Fragum fragum 0 0 1 0 0 1
3. Chamidae
Chama sp. 0 1 0 0 0 1
4. Isognomonidae
Isognomon isognomon 1 0 0 0 0 1
5. Malleidae
Malleus malleus 1 3 0 0 0 4
6. Mytilidae
Mediolus micropterus 1 0 0 1 0 2
Septifer bilocularis 0 0 1 0 0 1
7. Ostreidae
Lopha folium 0 0 0 1 0 1
Ostrea sp. 1 0 0 0 0 1
8. Pinnidae
Pinna muricata 0 0 1 1 0 2
9. Pteriidae
Pinctada sp. 1 0 0 0 0 1
10. Tellinidae
Tellina Sp.1 5 2 2 0 0 9
Tellina Sp.2 3 0 0 0 0 3
Tellina Sp.3 1 0 1 0 0 2
11. Veneridae
Circe scripta 0 0 0 5 4 9
Circe tumefacta 0 0 0 0 1 1
Gafrarium tumidum 2 0 6 2 2 12
Gafrarium pectinatum 0 0 0 1 0 1
Tapes literatus 0 0 1 0 0 1
Timoclea maria 0 3 0 0 0 3

Jumlah Individu 20 10 24 14 7 75
Jumlah Spesies 11 5 8 8 3 23
10

Lampiran 2. Peta lokasi stasiun penelitian di Gugus Pulau Pari (LON-LIPI).

1
11

Lampiran 3. Foto biota yang ditemukan selama pengamatan.

Kelas Gastropoda

Cantharus undosus Engina mendicaria Rhinoclavis aspera

Rhinoclavis vertagus Rhinoclavis sinensis Columbella scripta

Conus eburneus Cymantium vespaceum Cypraea annulus

Cypraea vitellus Cypraea arabica Vexillum vulpecula

Morula margariticola Morula granulata Nassarius albescens


12

Lampiran 3. Lanjutan.

Nassarius margaritifer Polineces tumidus Nerita sp.

Milda ventricosa Strombus urceus

Kelas Bivalvia

Barabtia sp. Fragum unedo Barabtia decussata

Fragum fragum Trachycardium subrugosum Isognomon isognomon

Malleus malleus Mediolus micropterus Septifer bilocularis


13

Lampiran 3. Lanjutan.

Ostrea sp. Pinna muricata Tellina sp 1

Tellina sp 2 Tellina sp 3 Circe scripta

Circe tumefacta Gafrarium tumidum Gafrarium pectinatum

Timoclea marica Tapes literatus Lopha folium

Pinctanda sp Chama sp
14

Lampiran 4. Foto lokasi pengambilan sampel moluska.

Gambar 1 Stasiun III

Gambar 2 Stasiun IV

Gambar 3 Satsiun V
15

Lampiran 5. Gambar lamun yang ditemukan di Pulau Burung dan Pulau Tikus.

Enhalus acoroides Thalassia sp

Halodule pinifolia Halophila sp


16

Lampiran 6. Presentase ukuran partikel substrat pada stasiun pengamatan.

Stasiun
Ukuran 1 2 3 4 5
> 8 mm 0-0 % 0-0 % 0-2.86 % 0-3.05 % 0-0 %

4-8 mm 0.88-7.17 % 1.46-4.69 % 0-4.56 % 0-16.89 % 0-7.22 %

2-4 mm 7.29-15.00 % 6.02-15.73 % 0.56-14.65 % 1.84-14.90 % 1.73-11.80 %

1-2 mm 13.20-37.12 13.94-39.35 2.25-23.31 % 9.17-23.28 % 11.63-15.65


% % %
0.5-1 mm 20.02-49.34 27.96-43.68 6.56-30.94 % 13.13-35.25 17.82-23.90
% % % %
0.25-0.5 mm 1.06-28.53 % 7.60-31.41 % 6.17-46.49 % 15.41-28.48 20.71-35.33
% %
0.125-0.25 2.12-26.05 % 2.61-11.54 % 13.14-40.33 15.55-23.67 16.86-24.06
mm % % %
0.063-0.125 0.37-9.39 % 0.37-1.53 % 1.49-5.26 % 1.95-19.70 % 5.33-9.83 %
mm
<0.063 mm 0.04-1.11 % 0.05-0.32 % 0.38-1.40 % 0.70-6.44 % 2.01-3.89 %

Anda mungkin juga menyukai