Anda di halaman 1dari 3

 Standar Renpra ini disusun dalam rangka praktik Manajemen Keperawatan PSIK UNHAS pada tanggal 30 September s/d

19 Oktober 2013
 Bila standar Renpra ini digunakan diRS maka logo dan kop RS dapat dicamtumkan pada kolom ini
 Penyusun:
Ketua : La Ode Aswan
Anggota : Verawati Yusuf, Suwardha Yunus, Fransina Damiana, Zulviana Usman, Nirwana, Saban Rengifuryaan, Librek Luarmasse, Heidy,
Ramlawati, Samina Galai, Nirmala Amir, Sri Rahayu Amrullah.
Nama/Umur : No Rekam Medik :

Hari/Tanggal: Diagnosa Medik :

STANDAR RENCANA KEPERAWATAN RUANG GLADIOL


Diagnosa Keperawatan: Definisi Nanda International:
Risiko Cedera Beresiko mengalami cedera sebagai akibat dari kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan
(Nanda ) sumber-sumber adatif dan pertahanan individu

Komponen Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil


Intervensi (NIC)
keperawatan (NOC)
Etiologi : Setelah diberikan intervensi Aktivitas Keperawatan
keperawatan  Identifikasi faktor yang mempengaruhi kebutuhan
selama…………………… klien keamanan, mis, perubahan sttus mental, derajat keracunan,
Faktor Risiko : akan menunjukkan risiko keletihan, usia kematangan, pengobatan, dan defisit
Internal : cedera akan menurun dengan motorik atau sensorik
 Profil darah yang tidak kriteria hasil : (mis, berjalan Dan keseimbangan)
normal (mis,  Keamanan personal  Identifikasi faktor lingkungan yang memungkin risiko
leukositosis/leukopenia)  Pengendalian risiko terjatuh(miaq, lantai licin,karpet yang sobek, anak tangga
 Gangguan faktor pembekuan  Lingkungan rumah yang tampa pagar pengaman, jendela, dan kolam renang)
 Disfungsi biokimiawi (mis, aman  Periksa apakah pasien memakai pakaian yang terlalu ketat,
disfungsi sensori) mengalami luka, luka bakar atau memar
 Penurunan kadar Setelah diberikan intervensi  Tinjau riwayat obstetri pasien untuk mendapatkan informasi
hemoglobin keperawatan terkait yang dapt mempengaruhi induksi, seperti usia
 Usia perkembangan selama…………………… klien kehamilan dan lama persalinan sebelumnya, dan
(fisiologis, psikologis) akan menunjukkan kontraindikasi, seperti plasenta previa, insisi uterus klasik,
 Disfungsi intregratif pengendalian risiko dengan dan deformitas struktur panggul
 Malnutrisi kriteria hasil :  Pantau janin elektronik: intrapartum
 Fisik (mis, kulit rusak, (1-5 tidak pernah, jarang, o pasang transduser ultrasonografi ke area uterus tempat
hambatan) kadang-kadang, sering atau denyut jantung janin dapat didengar dan dilacak dengan
 Psikologis (orientasi efektif) selalu): baik
 Sel sabit  Memantau faktor risiko o Interprestasikan setiap setidaknya 10 menit perekaman
 Talasemia individu dan lingkungan denyut jantung janin dan signyal aktivitasuterus
 Trombositopenia  Mangembangkan strategi diperoleh
pengendalian risiko yang Penyuluhan untuk pasien/keluarga
 Hipoksia jaringan
efektif  Ajarkan pasien untuk berhati-hati dengan alat terapi panas
Eksternal :
Biologis:  Menerapkan strategi  Berikan materi edukasi yang berhubungan dengan stategi
pengendalian risiko dan tindakan untuk mencegah cedera
 Tingkat imunisasi komunitas
pilihan  Pemantauan janin elektronik : intrapartum
 Mikroorganisme
 Memodifikasi gaya hidup o Jelaskan kepada ibu dan orang dan juga informasi yang
Kimia:
untuk mengurangi risiko harus diperoleh
 Obat-obatan (mis, agens
o Diskusikan gambaran irama setrip bersama ibu dan
farmasi, alkohol, kafein,
Setelah diberikan intervensi orang terdekat yang mendampinginya
nikotin, bahan pengawet,
keperawatan Aktivitas Kolaborasi
kosmetik dan pewarna)
selama…………………… klien  Rujuk kekelas pendidikan dalam komunikasi
 Zat gizi (mis, vitamin dan akan:
jenis makanan)  Pemantauan janin elektronik : intrapartum
 Mempersiapkan Tetap informasikan kepada dokter tentang perubahan yang
 Racun lingkungan yang aman terjadi pada irama jantung janin, intervensi untuk pola yang
 Poluton  Mengidentifikasikan risiko mengkwatirkan, respon janin selanjutnya, kemajuan
Fisik: yang meningkatkan persalinan, dan respon ibu terhadap persalinan
 Rancangan, struktur dan kerentangan terhadap Aktivitas Lain
pemataan komunitas, cedera Untuk orang dewasa
banguanan atau peralatan  Menghindari cedera fisik  Orientasikan kembali pasien terhadap realitas dan
 Jenis kendaraan atau lingkungan saat ini bila dibutuhkan
transportasi Orang tua akan:  Bantu ambulasi pasien, jika perlu
 Individu/penyediaan layanan  Mengenali risiko dan  Sediakan alat bantu berjalan 9seperti tongkat dan walker)
kesehatan (agens
nosokomial: pola pengaturan memantau  Gunakan alat pemanas dengan hati-hati untuk mencegah
staf, pola kognitif, afektif, dan penganiyayaan luka bakar pada pasien dengan defisit sensori
psikomotor  Memilih permainan,  Gunakan alarm untk mengingatkan pemberi perawatan bila
pengasuh, dan kontak pasien bangundari tempat tidur atau meninggalkan
sosial lainnya ruangan
 Mengenali tanda  Bila diperlikan, gunakan restrain fisik untuk membatsi risiko
keanggotaan kelompok jatuh
dan prilaku sosial  Tempelkan bel atau lampu panggil pada tempat yang
beresiko lainnya mudah dijangkau pasien yang tergantung pada setiap
waktu
 Ajarkan pasien untuk meminta bantuan dengan gerakan,
bila perlu
 Jauhi bahaya lingkungan (mis, berikan pencahayaan yang
adekuat)
 Jangan lakukan perubahan yang tidak diperlukan di
lingkungan fisik(mis, penataan furnitur)
 Pastikan bahwa pasienmenggunakan sepatu yang sesui
(mis, hak yang tidak tinggi dan tali terikat dengan aman)
 Pemantauan janin elektronik : intrapartum
Kalibrasi peralatan dengan tepat untuk pemantauan
internal menggunakan elektroda spiral dan/atau kateter
tekanan intrauterus.

Tanggal : Nama dan tanda tangan perawat

Saran Penggunaan
Diagnosisi yang luas ini mencakup faktor risiko internal, seperti perubahan faktor pembekuan dan penurunan
hemoglobin. Penting untuk mengidentifikasi hanya pasien yang berisiko sangat tinggi mengalami masalah ini.
Setiap orang berisiko mengalami kecelakaan dan cedera, tetapi dignosisi ini harus digunakan hanya untuk
orang yang memerlukan intervensi keperawatan guna mencegah cedera.
CATATAN: akan sangat berguna untuk menggunakan diagnosisis Gangguan sensori persepsi sebagai etiologi
Risiko cedera.
Beberapa diagnisis menjebarkan cedera dengan lebih spesifik: Resiko Jatuh; Respons Alergi
terhadap lanteks; Risiko respon alergi terhadap lanteks; dan Risiko asfiksia, Keracunan, Trauma, dan
Sindrrom disuse. Apabila memungkinkan, gunakan diagnosis yang lebih spesifik ini, bukan Risiko cedera
karena dapat memberi petuntuk asuhan keperawatan yang lebih jelas. Diagnosisi-diagnosis ini tidak
memerlukan spesifikasi yang lebih lanjut, kecuali untuk Resiko trauma, yang meliputi luka, luka bakar, dan
fraktur serta resiko lainnya.
Beberapa perawat menggunakan diagnosis Risiko cedera menjelaskan kemungkinan terjadinya
kondisi , seperti hipertermi maligna. Diagnosis ini kadang-kadang digunakan juga sebagai penjelasan umum
untuk kemungkinan gawat janin yang terjadi selama persalinan. Kondisi tersebut lebih berguna bila di jelaskan
sebagai masalah kolaboratif; namun untuk perawat tidak menggunakan masalah kolaboratif, buku ini
membehas tujuan dan intervensi keperawatan untuk situasi tersebut.

Alternatif Diagnosa yang Disarankan


1. Aspirasi, risiko
2. Persepsi (visual, pendengaran, kinestetik, gustatori, taktil, dan penghidu)
3. Jatuh, risiko
4. Pemeliharaan rumah, gangguan
5. Infeksi, risiko
6. Respons alergi terhadap lataks
7. Respon alergi terhadap lanteks, Risiko
8. Keracunan, risiko
9. Proses pikir, gangguan
10. Trauma, risiko
11. Trauma, risiko
12. Prilaku kekerasan terhadap diri sendiri, risiko

Hasil NOC
1. Frekuensi terjatuh: Jumlah kejadian jatuh sebelumnya___________________(jelaskan dalam periode
waktu)
2. Status Janin: Intrapartum: Derajat tanda janin dalam rentang normal sejak awitan persalinan hingga
pelahiran
3. Status Maternal: Intrapartum: Derajat kesejateraan ibu dalam rentang normal sejak awitan persalinan
hingga pelahiran
4. Prilaku Keamanan Personal: Tindakan individu dewasa untuk mengendalikan prilaku yang
menyebabkan cedera fisik
5. Kepasrahan Cedera Fisik: Keparahan cedera akibat kecelakaan dan trauma
6. Pengendalian Risiko: Tindakan individu untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi ancaman
kesehatan yang dapat di modifikasi
7. Lingkungan Rumah yang Aman: Pengaturan fisik untuk meminimalkan faktor lingkungan yang dapat
menyebabkan bahaya atau cedera fisik di rumah
8. Status Fungsi Sensorik: Derajat persepsi individu yang sesuai terhadap stimulus kulit, suara,
propriopsi, rasa dan bau, serta citra visual.

Anda mungkin juga menyukai