Anda di halaman 1dari 8

KISAH SUKSES COLONEL SANDERS KFC

Inilah kisah kegigihan Kolonel Sanders, pendiri waralaba ayam goreng terkenal KFC. Dia
memulainya di usia 66 tahun. Pensiunan angkatan darat Amerika ini tidak memiliki uang sepeser
pun kecuali dari tunjangan hari tuanya, yang semakin menipis. Namun dia memiliki keahlian
dalam memasak dan menawarkan resep masakannya ke lebih dari 1.000 restoran di negaranya.
Kolonel Harland Sanders adalah pelopor Kentucky Fried Chicken atau KFC yang telah tumbuh
menjadi salah satu yang terbesar dalam industri waralaba makanan siap saji di dunia.

Sosok Kolonel Sanders, bahkan kini menjadi simbol dari semangat kewirausahaan. Dia lahir
pada 9 September 1890 di Henryville, Indiana, namun baru mulai aktif dalam mewaralabakan
bisnis ayamnya di usia 65 tahun. Pada umur 7 tahun ia sudah pandai memasak di beberapa
tempat memasak. Pada usia 10 tahun ia mendapatkan pekerjaan pertamanya didekat pertanian
dengan gaji 2 dolar sebulan. Pertama, sebagai tukang parkir di usia 15 tahun di New Albany,
Indiana dan kemudian menjadi tentara yang dikirim selama 6 bulan ke Kuba. Setelah itu ia
menjadi petugas pemadam kebakaran, belajar ilmu hukum melalui korespondensi, praktik dalam
pengadilan, asuransi, operator kapal feri, penjual ban, dan operator bengkel.

Di usia 40 tahun, Kolonel ini mulai memasak untuk orang yang bepergian yang singgah di
bengkelnya di Corbin. Kolonel Sanders belum punya restoran pada saat itu. Ia menyajikan
makanannya di ruang makan di bengkel tersebut. Karena semakin banyak orang yang datang ke
tempatnya untuk makan, akhirnya ia pindah ke seberang jalan dekat penginapan dan restoran
bisa menampung 142 orang. Selama hampir 9 tahun ia menggunakan resep yang dibuatnya
dengan teknik dasar memasak hingga saat ini. Citra Sander semakin baik. Gubernur Ruby
Laffoon memberi penghargaan Kentucky Colonel pada tahun 1935 atas kontribusinya bagi
negara bagian Cuisine. Dan pada tahun 1939, keberadaannya pertama kali terdaftar di Duncan
Hines “Adventures in Good Eating.”

Di awal tahun 1950 jalan raya baru antar negara bagian direncanakan melewati kota Corbin.
Melihat akan berakhir bisnisnya, Kolonel ini akhirnya menutup restorannya. Setelah membayar
sejumlah uang, ia mendapatkan tunjangan sosial hari tuanya sebesar $105.
Dikarenakan memiliki rasa percaya diri kuat akan kualitas ayam gorengnya, Kolonel membuka
usaha waralaba yang dimulai tahun 1952. Ia pergi jauh menyeberangi negara bagian ini dengan
mobil dari satu restoran ke restoran lainnya, memasak sejumlah ayam untuk pemilik restoran dan
karyawannya. Jika reaksi yang terlihat bagus, ia menawarkan perjanjian untuk mendapatkan
pembayaran dari setiap ayam yang laku terjual. Pada 1964, Kolonel Sanders sudah memiliki
lebih dari 600 outlet waralaba untuk ayam gorengnya di seluruh Amerika dan Kanada. Pada
tahun itu juga ia menjual bunga dari pembayarannya untuk perusahaan Amerika sebanyak 2 juta
dolar kepada sejumlah grup investor termasuk John Y Brown Jr, (kelak menjadi Gubernur
Kentucky). Pada tahun 1976, sebuah survey independen menempatkan Kolonel Sanders sebagai
peringkat kedua dari deretan selebriti yang terkenal di dunia.

Di bawah pemilik baru, perusahaan Kentucky Fried Chicken tumbuh pesat yang kemudian
menjadi perusahaan terbuka pada 17 Maret 1966, dan terdaftar pada New York Stock Exchange
pada 16 Januari 1969. Lebih dari 3.500 waralaba dan restoran yang dimiliki perusahaan ini
beroperasi hampir di seluruh dunia. Kentucky Fried Chicken menjadi anak perusahaan dari RJ
Reynolds Industries, Inc. (sekarang RJR Nabisco, Inc.), semenjak Heublein Inc. diakuisisi oleh
Reynolds pada tahun 1982. KFC diakuisisi pada Oktober 1986 dari RJR Nabisco Inc oleh
PepsiCo Inc, seharga kurang lebih 840 juta dolar.Pada Januari 1997, PepsiCo, Inc
mengumumkan spin-off restoran cepat sajinya — KFC, Taco Bell dan Pizza Hut – menjadi
perusahaan restoran independen, Tricon Global Restorans Inc. Pada Mei 2002, perusahaan ini
mengumumkan persetujuan pemilik saham untuk merubah nama perusahaan menjadi Yum!
Brands Inc. Perusahaan, yang dimiliki oleh A&W All-American Food Restorans, KFC, Long
John Silvers, Pizza Hut dan Taco Bell restorans, adalah perusahaan restoran terbesar di dunia
dalam kategori unit system dengan jumlah mendekati 32,500 di lebih dari 100 negara dan
wilayah.KFC berkembang pesat.

Kini, lebih dari satu miliar ayam goreng hasil resep Kolonel ini dinikmati setiap tahunnya, bukan
hanya di Amerika Utara, bahkan tersedia hampir di 80 negara di seluruh dunia. Tapi Kolonel
Sanders tidak lagi bisa menyaksikannya. Pada 1980, di usia 90 tahun, ia terserang leukemia. Ia
meninggal seusai melakukan perjalanan 250.000 mil dalam satu tahun kunjungannya ke restoran
KFC di seluruh dunia.“Impian meraih sukses tidak harus di masa kecil. Impian bisa juga di saat
usia senja.” Kolonel Sanders, pendiri KFC.
1 Tipe Perilaku Kepemimpinan
Pendekatan gaya (style approach) menekankan perilaku pemimpin. Pendekatan
gaya menyatakan bahwa adanya dua tipe perilaku umum :
a. Perilaku Tugas
Membantu anggota kelompok untuk mencapai tujuan mereka. Perilaku
tugas atau inisiasi menurut Hersey dan Blanchard (1982 : 114) adalah kadar upaya
pemimpin mengorganisasi dan menetapkan peranan anggota kelompok
(pengikut), menjelaskan aktivitas setiap anggota serta kapan, dimana, dan
bagaimana cara menyelesaikannya ,dicirikan dengan cara untuk menetapkan pola
organisasi, saluran komunikasi, dan cara penyelesaian pekerjaan secara rinci dan
jelas.
b. Perilaku Hubungan
Membantu pengikut merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Dengan
orang lain, dan dengan situasi dimana mereka berada. Perilaku hubungan atau
konsederasi menurut Hersey dan Blanchard (1982 : 114) adalah kadar upaya
pemimpin membina hubungan pribadi di antara mereka sendiri dan dengan para
anggota kelompok mereka (pengikut) dengan membuka lebar saluran komunikasi,
menyediakan komunikasi, menyediakan dukungan sosio-emosional, “sambaran-
sambaran psikologis”, dan pemudahan perilaku.
Tipe dan Gaya Kepemimpinan

Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus,
kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah
sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran
organisasi tercapai. Dalam pengertian lain gaya kepemimpinan adalah pola prilaku dan
strategi yang sering disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.

Gaya kepemimpinan yang menunjukkan, secara langsung dan tidak langsung, tentang
keyakinan seorang pemimpin terhadap kemampuan bawahannya. Artinya, gaya
kepemimpinan adalah prilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah,
keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba
mempengaruhi kinerja bawahannya.

Terdapat beberapa gaya kepemimpinan atau sering juga disebut dengan tipe
kepemimpinan yaitu:

1. Tipe Kepemimpinan Karismatik

Dalam kepemimpinan karismatik memiliki energi, daya tarik dan wibawa yang luar biasa
untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar
jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Sampai sekarang pun orang
tidak mengetahui benar sebab-sebabnya mengapa seseorang itu memiliki karisma besar.
Dia dianggap mempunyai kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-
kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa.
Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian
sendiri. Totalitas kepribadian pemimpin itu memancarkan pengaruh dan daya tarik yang
teramat besar. Tokoh-tokoh besar semacam ini antara lain: Jengis Khan, Hitler, Gandhi,
John F. Kennedy, Soekarno, Margaret Tacher, dan Gorbachev.
2. Tipe Paternalistis

Yaitu tipe kepemimpinan kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain sebagai berikut:

1. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak-anak


sendiri yang perlu dikembangkan.
2. Bersikap terlalu melindungi (overly protective).
3. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
4. Hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
5. Tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka
sendiri.
6. Selalu bersikap maha-tahu dan maha benar.

3. Tipe Militeristis

Tipe ini bersifat kemiliteran, namun hanya gaya luaran saja yang mencontoh militer.
Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Tipe kepemimpinan ini berbeda sekali dengan kepemimpinan organisasi militer. Sifat-
sifat pemimpin yang militeristis antara lain ialah:

1. Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, terhadap bawahannya sangat


keras, otoriter, kaku, dan seringkali kurang bijaksana.
2. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
3. Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran
berlebihan.
4. Tidak menghendaki saran, usulan, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
5. Komunikasi hanya berlangsung searah.
4. Tipe Otokratis

Kepemimpinan ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan harus
dipenuhi. Pemimpin selalu mau berperan sebagai pemain tunggal. Pada a one man show,
dia sangat berambisi untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa
berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak pernah diberi informasi mendetail
mengenai rencana dan tindakan yang harus dilakukan. Semua pujian dan kritik terhadap
segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi pemimpin sendiri.

5. Tipe Laissez Faire

Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin, dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung
jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol, dan
biasanya tidak memiliki keterampilan teknis sebab duduknya sebagai direktur atau
pemimpin ketua dewan, komandan, atau kepala biasanya diperoleh melalui penyogokan,
suapan atau sistem nepotisme.

6. Tipe Populistis

Profesor Peter Worsley dalam bukunya the third world mendefiniskan kepemimpinan
populistis sebagai kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat misalnya
Soekarno dengan ideologi marhaenismenya, yang menekankan masalah kesatuan
nasional, nasionalisme, dan sikap yang berhati-hati terhadap kolonialisme dan
penindasan-penindasan serta penguasaan oleh kekuatan-kekuatan asing (luar negeri).
Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh kepada nilai-nilai masyarakat tradisional.
Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negeri
(asing). Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan (kembali) nasionalisme.
Dan oleh Profesor S.N Einsentadt, populisme erat dikaitkan dengan modernitas-
tradisional.

7. Tipe Administratif atau Eksekutif

Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan


tugas-tugas administrasi secara efektif. Sedangkan para pemimpinnya terdiri dari
teknokrat dan administratur yang mampu menggerakan dinamika modernisasi dan
pembangunan. Dengan demikian, dapat dibangun sistem administrasi dan birokrasi yang
efisien untuk memerintah, yaitu untuk memantapkan integritas bangsa pada khususnya,
dan usaha pembangunan pada umumnya. Dengan kepemimpinan administratif ini
diharapkan adanya perkembangan teknis, yaitu teknologi, industri, manajemen modern
dan perkembangan sosial di tengah masyarakat.

8. Tipe Demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang


efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja sama
yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada “person atau
individu pemimpin”, tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap
kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu dan mendengarkan
nasihat dan sugesti bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan
bidangnya masing-masing, mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif
mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat. Kepemimpinan demokratis sering disebut
sebagai kepemimpinan group developer.

Sementara itu, Lukman Saksono membagi tipe kepemimpinan ke dalam beberapa tipe:

1.Kepemimpinan yang memberi arahan, termasuk penentuan tujuan/sasaran, pemecahan


persoalan, pengambilan keputusan, dan perencanaan

2.Kepemimpinan yang bersifat pengamalan/pelaksanaan, termasuk berkomunikasi,


berkoordinasi, supervisi, dan evaluasi. Di mana ia semua diarahkan untuk mencapai
tujuan.

3.Kepemimpinan yang memberi motivasi, termasuk menerapkan prinsip motivasi serta


menghargai tingkah laku yang mengarah pada pencapaian tujuan organisasi, termasuk
memberikan pelajaran dan bimbingan.

Anda mungkin juga menyukai