BAB 1
PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah Negara dengan sumber daya alam yang sangat
melimpah dengan berbagai hasil bumi dan laut yang memiliki nilai dan kualitas
tinggi yang dapat bersaing dengan Negara lainnya dan menjadikannya sebagai
Produk dengan nilai jual dan nilai saing yang sangat berpotensi di pasar
mendapat tempat dan respon baik di pasar Internasional adalah produk dari
industri perikanan, dimana permintaan akan produk tersebut berasal dari Negara-
Negara maju seperti Jepang, Amerika, Canada, Korea dan China. Besarnya minat
1
Kementrian Perdagangan republik Indonesia, 10 Komoditas utama dan potensial,
http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/10-main-and-potential-commodities/10-main-
commodities Diakses pada 6 April 2018
perikanan agar menghasilkan produk-produk dengan nilai produk yang berkualitas
yang lebih berkualitas, ketersediaan sumber daya laut yang melimpah seperti ikan,
gurita, iakan kakap, dan sotong tidak cukup untuk menjadikan produk produk
proses dan strategi produksi, strategi distribusi dan pemasaran serta strategi baru
mempunyai luas 38.140 km2 atau 3.814.000 ha sedangkan wilayah perairan (Laut)
seluas 110.000 km2 atau 11.000.000. Dengan wilayah lautan yang luas maka
kegiatan usaha di bidang perikanan merupakan salah satu aktivitas yang banyak
dilakukan dan memiliki kontribusi yang besar terhadap kinerja serta pendapatan
daerah dari sektor perikanan.2 Dengan luas wilayah laut tersebut, Sulawesi
Tenggara mempunyai kekayaan hasil laut yang sangat melimpah mulai dari ikan,
2
Bidang Pengembangan Wilayah Bappeda Sultra, Potensi Perikanan Sulawesi Tenggara. 2 Juli
2016 https://bangwilsultrablog.wordpress.com/2016/07/02/potensi-perikanan-sulawesi-tenggara
Diakses pada 20 April 2018
Dengan kekayaan sumber daya laut yang dimiliki Sulawesi Tenggara, banyak
industri atau perusahaan baik dari pemerintah maupun swasta yang bergerak
dalam sektor perikanan yang berusaha untuk memaksimalkan sumber daya laut
yang dimiliki Sulawesi Tenggara dengan bekerja sama dengan pihak aktor aktor
laut Sulawesi Tenggara menjadi komoditas utama yang berpotensi dalam Pasar
Internasional.
Salah satu industri perikanan dengan hasil produk yang telah memasuki pasar
global adalah PT Kelola Mina Laut Kendari. Perusahaan ini merupakan salah
satu cabang dari perusahaan PT Kelola Mina Laut( KML Food) yang berada di
Gresik, Jawa Timur yang mengelola hasil laut Sulawesi Tenggara seperti Ikan,
Gurita, dan Rajungan menjadi produk makanan (seafood) dan produk lainnya
yang memiliki kualitas terbaik. Industri perikanan ini mulai beroperasi dan
sejak 2007 sampai sekarang. Dalam mengelola sumber daya laut, PT kelola Mina
Dalam mengelola sumber daya Laut Sulawesi tenggara, Tak hanya PT Kelola
Mina Laut kendari sebagai aktor utama, tetapi banyak perusahaan lain yang
bergerak dalam sektor yang sama yaitu perikanan, yang beroperasi di Pelabuhan
Industri Perikanan menjadi tantangan bagi PT Kelola Mina Laut Kendari untuk
strategi produksi merupakan langkah yang diambil oleh PT Kelola mina laut
Strategi merupakan tindakan atau pola yang dilaukan untuk mencapai tujuan,
yang tidak hanya meliputi strategi yang direncanakan tetapi juga mencakup
Global Value Chain sebagai alat analisa meurpakan Konsep yang digunakan
untuk menganalisis PT Kelola Mina Laut dalam mengelola hasil laut Sulawesi
tenggara. Dengan adanya Global Value Chain kita bisa mengetahui bagaimana
rantai nilai dari tata kelola (Governance) dan Upgrading PT Kelola Mina laut
dalam mengelola hasil laut Sulawesi tenggara menjadi produk yang berkualitas.
Perusahaan harus bisa membuat pilihan terbaik tentang apa yang menjadi
kualitas produk yang terbaik, harga produksi yang terjangkau dan kualitas
4
Mintzberg, H., 1978. Pattern In strategy Formulation. Management Science, 24 (9), 934-948
kemasan yang terbaik namun dengan harga yang relatif murah. Sama halnya
dengan PT Kelola Mina Laut Kendari, Perusahaan yang bergerak dalam hal
produksi hasil laut merupakan perusahaan yang memiliki visi menjadikan produk
dari hasil laut yang di produksi menjadi Produk dengan nilai tambah yang baik
dengan peningkatan kualitas dari segi pengambilan bahan baku, proses produksi
konsumen dengan melibatkan pihak pihak serta aktor dalam proses tersebut.
Governance Dan Upgrading Global Value Chain (Gvc) Pt. Kelola Mina Laut
Kendari” yaitu :
dan peningkatan kualitas produk yang dilakukan oleh pt kelola mina laut kendari
Yang kedua yaitu penulis tertarik mengambil judul ini karena perusahaan
pernah
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Fokus utama permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses tata
kualitas produksi hasil laut PT Kelola Mina Laut Kendari? Rumusan masalah ini
Global Value Chain atau Analisis rantai nilai global industri perikanan PT Kelola
Kendari
1.3.2 Manfaat Penelitian
kelola mina laut kendari, serta dapat memberikan pengetahuan mengenai hal
diantaranya :
sistem informasi.
rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat praktis dan akademis dari
penelitian.
penelitian terdahulu.
penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, batasan materi dan batasan
internasional
jawaban dari perumusan masalah dari judul tersebut yaitu mengenai proses
tata kelola atau Governance dari PT Kelola Mina Laut Kendari dan
TINJAUAN PUSTAKA
barang atau jasa telah mengglobal dimana pada tahun 1950an dan 1960an proses
manufaktur terjadi disatu lokasi saja, namun pada tahun 1970an, perusahaan
Dua konsep kunci yang terdapat dari global value chain yakni konsep
memberikan sebuah kerangka yang pragmatis atau bersifat praktis dan berguna
panjang aktivitas yang diperlukan untuk membawa suatu produk atau jasa dari
5
D. McCormick dan H. Schmitz, 2001, Manual For Value Chain Research On Homeworkes In
The Garment Industry, p. 18
6
T. Sturgeon, J.V. Biesebroeck Dan G. Gereffi, Value Chains, Network And Clusters: Reframing
The Global Automotive Industry, Mit Ipc
konsepsi, melalui fase-fase produksi yang berbeda-beda (yakni melibatkan suatu
digunakan (Kaplinsky & Morris, 2000). Pemetaan rantai nilai dalam aktivitas
produksi didasari oleh supply chain dan interaksi antar aktor yang memegang
kompetitif dan keunggulan komperatif. Nilai tambah atau value added dalam
Selain bersifat pragmatis, Rantai nilai global telah menjadi fitur dominan
Seluruh proses memproduksi barang, mulai dari bahan mentah hingga produk
jadi, semakin banyak dilakukan di mana pun keterampilan dan bahan yang
mina laut dalam meningkatkan tata kelola dan peningkatan kualitas produk sangat
7
Raphael Kaplinsky & Mike Morris, A Handbook for Value Chain Research, hal. 4
penting untuk memfungsikan GVC secara efisien, tidak hanya karena kegiatan
layanan tautan lintas negara tetapi juga karena mereka membantu perusahaan
untuk meningkatkan nilai produk mereka sehingga kualitas produk yang dimiliki
chain pada konsep governance dan upgrading untuk menjelaskan lebih rinci
mengenai bagaimana tata kelola dan meningkatkan kualitas produk bahan mentah
menjadi bahan jadi yang memiliki kualitas dan rantai nilai yang di anggap baik
Menurut Kaplinsky dan Moris, tata kelola merupakan inti dari pendekatan
rantai nilai global atau Global value Chain (GVC). Menurut mereka, analisis
rantai nilai tata kelola (Governance) sejatinya digunakan untuk mencari tahu
bagaimana aturan yang bekerja dalam nilai, sistem koordinasi, Regulasi dan
kendali yang berjalan saat terbentuknya nilai dalam suatu rantai tata kelola
mengacu pada aturan dengan output serta berbagai syarat penting untuk
dan Morris sepakat dengan gereffi bahwa tata kelola merupakan interaksi antara
para pelaku dalam rantai nilai industri, Interaksi antar pelaku tersebut merupakan
8
Raphael Kaplinsky and Mike Morris, 2001. A
HandbookForValueCahinResearchBrighton,United Kingdom, Institute Of Development
Studies,UniversityOfSussex
interaksi yang terstruktur dan terorganisasi dalam sistem yang memungkinkan
industri atau perusahaan dalam memenuhi persyaratan spesifik dari segi produk,
Humphrey terdapat tiga variabel penting yang digunakan untuk mengukur dan
menentukan struktur tata kelola yakni kompleksitas informasi antara pelaku dalam
terjadi dalam proses kemajuan industri perikanan PT Kelola Mina Laut yang ada
di Kendari. Yang menjadi proses terlaksananya tata kelola atau governance dalam
perusahaan ini adalah pada bagian penjaminan mutu pada bahan mentah yang di
produksi hingga proses pemasaran dengan hasil produk yang berkualitas, dengan
melakukan interaksi atau kerjasama dengan pihak atau perusahaan lain baik secara
formal maupun non formal dalam hal memperoleh bahan baku, produksi dan
proses distribusi dalam hal produksi Pt kelola Mina Laut Kendari berusaha agar
menentukan stategi agar proses produksi dapat berjalan dengan baik dan sampai
9
Gerard Gereffi & John Humphrey, 2005. The Governance Of Global Value Cahins Revies f
International Political Economic, Routledge Publications
setiap proses produksi hasil laut. Sama halnya yang dijelaskan oleh Greffy dan
rantai nilai global dibutuhkan kompleksitas Informasi antar pelaku dalam rantai
nilai, dimana setiap aktor berkomunikasi dan bekerja sama untuk menciptakan
perusahan atau industri yang berkaitan dengan proses produksi dan proses
10
Gereffi, G., J. Humprey and T. Sturgeon, 2003. The Governance Of Global Value Chains, Review
Of International Political Economy
2.1.3 Teori Peningkatan (Upgrading)
yang bertujuan untuk meningkatkan dan menguatkan daya saing di pasar global.11
mengubah proses produksi menjadi lebih efisien. Menurut Gerrefi, agar lebih
baik dalam jaringan individu dalam rantai nilai dan hubungan antara
11
Raphael Kaplinsky and Mike Morris(2000) A Handbook for Value Chain Research
12
Gereffi, G. (1999) International Trade and Industrial Upgrading in the Apparel Commodity
Chain, Journal of Interbational Economics, Vol.48 , No. 1, pp 37-70
pengiriman yang lebih sering dan tepat waktu).
Mina Laut lebih menekankan pada Alat dan teknologi yang digunakan untuk lebih
Mina laut dimulai dari memperoleh bahan baku yang bersumber dari berbagai
Nelayan, sebagai sumber mendapatkan bahan baku, pengolahan bahan baku atau
hasil laut serta pengemasan produk dengan menggunakan teknologi canggih dan
berjudul “Analisis Rantai Nilai ( Value Chain ) Pada Produk Batik Tulis Di
Surakarta” penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas rantai nilai pada
mengidentifikasi setiap kegiatan dari produk batik tulis yang memiliki nilai
konvensional. Proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
untuk menganalisis isi wawancara dan kuesioner. Metode analisis data digunakan
dalam hal ini penelitian adalah statistik deskriptif dan Analisis Konten.
pada produk batik tulis di Kampung Batik Laweyan Surakarta termasuk: (1)
Pembelian bahan baku dan peralatan utama seperti kain, lilin, pewarna, dan
peralatan. (2) Proses produksi, termasuk membuat motif, membuat pola kain, pola
grosir baik domestik maupun luar negeri, ritel dan konsumen akhir. Sedangkan
aktivitas utama dari produk batik tulis yang memiliki tertinggi nilai tambah
sumber data wawancara dan data sekunder yang di dapat dari internet sehingga
mampu menjawab rumusan masalah judul. Pada penelitian liana mangifera fokus
membahas kegiatan rantai nilai saja yang hanya memiliki tiga tahap yakni tahap
pembelian bahan baku, tahap produksi, dan tahap penjualan. Sedangkan pada
mina laut cabang kendari, dan memiliki 4 tahap yakni, tahap penyediaan, tahap
distrubusi II (ekspor).
13
Liana Mangifera, “ANALISIS RANTAI NILAI ( VALUE CHAIN ) PADA PRODUK BATIK
TULIS DI SURAKARTA” , BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis, Volume 19, Nomor 1, Juni
2015, hlm 24-33. Diakses tanggal 26 Oktober 2018
Penelitian kedua, penelitian Andhi Susanto (2014) Universitas Gadjah
Semikonduktor Taiwan dalam Global Value Chains”. Hasil dari penelitian ini
yaitu Taiwan menerapkan strategi second mover atau subkontrak untuk memasuki
Taiwan memasuki pasar saat produksi sudah terlanjur matang, sehingga untuk
pengiriman barang.
lokal yang terlatih serta insinyur yang baru kembali dari program pelatihan di luar
Serikat serta peluang yang sangat terbuka dalam jejaring produksi lokal maupun
faktor di atas, peran pemerintah Taiwan dalam menyediakan sarana dan prasarana
domestik menjadi faktor yang sangat penting untuk menciptakan kondisi yang
maupun teknologi tinggi merupakan perusahaan yang dimiliki oleh negara, bukan
Secara global pangsa pasar yang diraup mencapai 13% pada tahun 1990
dan 34% pada tahun 2004. Posisi ini merupakan urutan keempat setelah Amerika
Serikat, Jepang dan China.49 Keberhasilan ekspor yang luar biasa ini menunjukan
yang teratas untuk 49 Chowdurry, Anis et.all, Handbook on the Northeast and
tanpa membuat negara-negara lainya yang telah lebih dulu masuk ke dalam
intervensi pemerintah yang dinamis Taiwan berhasil mencapai kondisi yang tidak
Yang ke tiga, penelitian Yudha Hadian Nur dan Zamroni Salim. Peneliti,
jurnal yang berjudul “Daya Saing Tembakau Virginia Lokal: Analisis Rantai
pada data kuantitatif yang ada. Metode analisis yang dipakai dalam penelitian ini
(competitiveness) pada dua aspek yaitu cost based dan quality based
competitiveness.
sumber awal (raw material) sampai dengan terbentuknya barang akhir dan
Value Chain Analysis (VCA) sebagai suatu teknik analisis yang melakukan
Andhi Susanto. 2014. “Strategi Industri Semikonduktor Taiwan Dalam Global Value Chain”.
14
dilakukan untuk mengetahui keterkaitan yang ada dalam rantai nilai (value chain)
produksi dan untuk membangun strategi peningkatan daya saing melalui beberapa
pilihan/ scenario.
Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa daya saing tembakau ditentukan oleh
harga yang kompetitif (lebih rendahnya harga), kualitas, pasokan yang stabil dan
ini sumber perolehan tembakau Virginia berasal dari petani namun hanya mampu
memenuhi sekitar 50% kebutuhan dalam negeri; sehingga impor menjadi hal yang
tidak bisa dihindari. Pola distribusi tembakau dengan rantai nilai yang panjang
(tembakau dari petani swadaya dijual kepada pengumpul, kemudian dijual kepada
impor yang lebih murah. Kombinasi harga dan kualitas yang baik menentukan
daya saing tembakau tersebut di pasar domestik. Berbagai kendala yang muncul
terkait dengan upaya peningkatan daya saing adalah cukup besarnya impor
tembakau virginia. Namun yang juga harus diperhatikan adalah bahwa produsen
dalam negeri juga harus bisa terus meningkatkan kualitas tembakau yang
impor sebagai salah satu sumber bahan baku yang tidak bisa ditinggalkan.
Yang ke empat, penelitian Rifani Agnes Eka Wahyuni (2017)
Universitas Gadjah Mada. Yang berjudul “Posisi Vietnam dalam Rantai Nilai
penelitian kualitatif, proses penelitian ini juga melibatkan pengumpulan data yang
spesifik serta analisis induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema
discussions, observasi, analisis isi, metode visual, sejarah hidup atau biografi.
Dalam skripsi ini peneliti menggunakan studi kepustakaan dengan sumber data
Global Value Chain (GVC) Samsung dari tahun 2008 hingga 2016 dan faktor-
faktor terkait kondisi keamanan serta sosial dan budaya yang mempengaruhi
Hasil dari penelitian ini yaitu posisi Vietnam dalam rantai nilai Samsung
dari sudut pandang Governance of Global Value Chain, yang dalam peran nya
Samsung sebagai MNC yang memikirkan perlunya sistem produksi baru untuk
meningkatkan daya saing manufaktur. Dalam hal ini rantai nilainya tersebar di
produk akhir dalam kasus ini smartphone yang salah satu pusat produksi terdapat
di Vietnam yakni SEV dan SEVT yang berperan sebagai pusat maunfaktur
smartphone. Sebagai MNC yang bertipe producer driven value chain, Samsung
ekosistem inovasi yang cepat melalui kerja sama yang erat dengan sekitar 29
pemasok utama atau yang dikenal dengan pemasok tingkat pertama dan 178
strategi evolusinya, yang memainkan peran penting berjalannya sistem ini yang
pasokan komponen dan bahan yang stabil dan sumber permintaan yang stabil,
15
Rifani Agnes Eka Wahyuni. 2017. “Posisi Vietnam Dalam Rantai Nilai Global Samsung
Elektronik”. Universitas Gadjah Mada
Yang ke lima, Shylvia Windary (2017) “Analisis Starbucks Corporation
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung. Dalam
Penulis juga menggunakan konsep global value chains beserta konsep dan teori
;iteratur penelitian utama yakni global value chain (GVC) dimana adanya peran
rantai nilai dari eksploitasi bahan baku biji kopi, pengolahan menjadi bubuk kopi,
pada analisis ekonomi politik yang memfokuskan pada sistem penciptaan nilai
yang di gunakan oleh perusahaan dan agen lainnya. Dinamika rantai nilai
ditentukan oleh struktur input-output dari geografis, kerangka kelembagaan
starbucks dan sosial politik serta pemerintah dalam sturktur kontrol, dimana tanpa
penelitian yang penulis teliti yakni perbedaan perusahaan yang di teliti, perbedaan
16
Shylvia Windary “Analisis Starbucks Corporation Melalui Pendekatan Global Value Chain”.
Jurnal Westphalia. VOL. 16 NO. 1 (Januari-Juni 2017) Di Akses Pada Tanggal 20 November
2018
kain, menumpahkan lilin
mencelupkan ke dalam air panas,
mengeringkan kain hingga kering
dan menampilkan kain batik, (3)
Penjualan produk. Menjual batik
biasanya melalui grosir baik
domestik maupun luar negeri, ritel
dan konsumen akhir. Sedangkan
aktivitas utama dari produk batik
tulis yang memiliki tertinggi nilai
tambah ekonomis di Kampung
Batik Laweyan adalah pemasaran
dan penjualan.
2. Hasil dari penelitian ini
yaitu Taiwan menerapkan strategi
second mover atau subkontrak
untuk memasuki global value chain
Andhi Susanto
industri semikonduktor dalam
(2014) Universitas
industri yang berteknologi tinggi.
Gadjah Mada, dalam
Konsep Global Dengan penguasaan teknologi
penelitian skripsinya
Value Chain, tinggi yang cukup terbatas,
yang berjudul
Upgrading, perusahaan di Taiwan memasuki
“Strategi Industri
Dan pasar saat produksi sudah terlanjur
Semikonduktor
Governance matang, sehingga untuk
Taiwan dalam
memperoleh keuntungan
Global Value
perusahaan tersebut harus
Chains
melakukan efisiensi dan
memproduksi manufaktur dengan
harga yang murah serta
mempersingkat waktu pengiriman
barang.
Perusahaan-perusahaan
tersebut kebanyakan akan
bergantung pada teknisi lokal yang
terlatih serta insinyur yang baru
kembali dari program pelatihan di
luar negeri, terutama Amerika
Serikat. Dukungan sistem
pendidikan dan akkumulasi
pengalaman insinyur manufaktur
yang telah dilatih di perusahaan
dari Amerika Serikat serta peluang
yang sangat terbuka dalam jejaring
produksi lokal maupun global
sangat mendukung kemunculan
perusahaan manufaktur tersebut.
Selain faktor di atas, peran
pemerintah Taiwan dalam
menyediakan sarana dan prasarana
serta kebijakan industri yang
sangat supportif terhadap
perusahaan semikonduktor
domestik menjadi faktor yang
sangat penting untuk menciptakan
kondisi yang tepat serta mendorong
terbangun institusi perusahaan
semikonduktor yang kokoh.
Sehingga akibatnya, para pemain
utama dalam industri teknologi
semikonduktor maupun teknologi
tinggi merupakan perusahaan yang
dimiliki oleh negara, bukan
perusahaan asing. Pun demikian
perusahaan tersebut mampu
menguasai sebagian besar pangsa
pasar mendunia dari barang
semikonduktor berteknologi tinggi
yang dihasilkan oleh Taiwan.
3. Hasil dari penelitian ini
yaitu bahwa daya saing tembakau
ditentukan oleh harga yang
kompetitif (lebih rendahnya harga),
kualitas, pasokan yang stabil dan
terus menerus (sesuai kebutuhan
perusahaan penggunanya/pabrik
rokok). Selama ini sumber
perolehan tembakau Virginia
Yudha Hadian Nur
berasal dari petani namun hanya
dan Zamroni Salim
VCA (Value mampu memenuhi sekitar 50%
“Daya Saing
Chain kebutuhan dalam negeri; sehingga
Tembakau Virginia
Analysis) impor menjadi hal yang tidak bisa
Lokal: Analisis
dihindari. Pola distribusi tembakau
Rantai Nilai”
dengan rantai nilai yang panjang
(tembakau dari petani swadaya
dijual kepada pengumpul,
kemudian dijual kepada pedagang
dan seterusnya sampai ke
perusahaan/pabrik rokok) akan
cenderung mengurangi daya saing
tembakau virginia ketika
berhadapan dengan tembakau
impor yang lebih murah.
Kombinasi harga dan kualitas yang
baik menentukan daya saing
tembakau tersebut di pasar
domestik. Berbagai kendala yang
muncul terkait dengan upaya
peningkatan daya saing adalah
cukup besarnya impor tembakau
virginia. Namun yang juga harus
diperhatikan adalah bahwa
produsen dalam negeri juga harus
bisa terus meningkatkan kualitas
tembakau yang dihasilkannya dan
juga kontinyuitas pasokan
tembakau. Kedua hal tersebut
menjadi pertimbangan utama
perusahaan rokok untuk tetap
melihat tembakau impor sebagai
salah satu sumber bahan baku yang
tidak bisa ditinggalkan.
4. Hasil dari penelitian ini yaitu posisi
Rifani Agnes Eka Vietnam dalam rantai nilai
Multi National
Wahyuni (2017) Samsung dari sudut pandang
Corportion
Universitas Gadjah Governance of Global Value
(MNC), Global
Mada. Yang Chain, yang dalam peran nya
Value Chain
berjudul “Posisi Samsung sebagai MNC yang
(GVC),
Vietnam dalam memikirkan perlunya sistem
Governance Of
Rantai Nilai Global produksi baru untuk mengatasi
Global Value
Samsung konvergensi teknologi dan
Chain
Elektronik” perubahan kebutuhan pelanggan
dengan melakukan pengembangan
rantai nilai guna memenuhi
kepentingan permintaan pasar
dunia akan produksi barang
elektronika terutama smartphone
dengan meningkatkan daya saing
manufaktur. Dalam hal ini rantai
nilainya tersebar di berbagai
belahan dunia dengan fungsi
masing-masing untuk
menghasilkan suatu produk akhir
dalam kasus ini smartphone yang
salah satu pusat produksi terdapat
di Vietnam yakni SEV dan SEVT
yang berperan sebagai pusat
maunfaktur smartphone. Sebagai
MNC yang bertipe producer driven
value chain, Samsung dalam
menjalankan rantai nilainya di
Vietnam melakukan integrasi
vertikal kepada perusahaan yang
tergabung dalam rantai nilainya
sebagai upaya mempercepat
pengembangan produk baru,
dengan memperkuat daya saing
keseluruhan ekosistem melalui
pelatihan untuk memenuhi
standarisasi nilai untuk
memproduksi produk akhir melalui
saran teknologi dan manajemen
kepada subkontraktor.
5. Pendekatan GVC melalui
perusahaan starbucks
memfokuskan pada penciptaan,
distribusi dan kontrol dalam
jaringan transnasional.
Memperpanjang rantai nilai dari
eksploitasi bahan baku biji kopi,
pengolahan menjadi bubuk kopi,
Shylvia Windary melalui berbagai tahap
(2017) “Analisis perdagangan, jasa dan proses
Starbucks manufaktur untuk di konsumsi di
Corporation Melalui gerai-gerai starbucks dan
Pendekatan Global pembuangan limbah. Secara
GVC :
Value Chains” keseluruhan pendekatan GVC yang
Upgrading dan
Peneliti Hubungan di hubungkan dengan perusahaan
Rent
Internasional starbuck didasarkan pada analisis
Fakultas Ilmu Sosial ekonomi politik yang
Dan Ilmu Politik memfokuskan pada sistem
Universitas penciptaan nilai yang di gunakan
Pasundan Bandung oleh perusahaan dan agen lainnya.
Dinamika rantai nilai ditentukan
oleh struktur input-output dari
geografis, kerangka kelembagaan
starbucks dan sosial politik serta
pemerintah dalam sturktur kontrol,
dimana tanpa pemerintahan hanya
akan menjadi serangkaian kegiatan
pasar.
6. Mutmainnah (2018) Global Value Pada penelitian ini fokus
“Analisis Chain, pembahasannya yaitu menjelaskan
Governance Dan Governance, serta menganalisis proses
Upgrading Global Dan governance dan upgarding
Value Chain PT Upgrading sehingga memiliki rantai nilai
Kelola Mina Laut global pada perusahaan pt kelola
Kendari” mina laut cabang kendari. Sebagai
Universitas suatu sistem yang berantai, Rantai
HaluOleo Kendari nilai global PT Kelola Mina laut
Kendari, mempunyai sistem tata
kelola atau governance yang
berhubungan antara pelaku-pelaku
yang terlibat dalam semua tahapan
mulai dari tahapan pengumpulan
bahan baku produksi yang di
dapatkan oleh nelayan ataupun
pemasok, tahapan produksi,
distribusi bahan baku ke
perusahaan pusat, dan yang
terakhir tahapan distribusi II atau
ekspor ke negara-negara lain
hingga sampai ketangan konsumen.
Sistem yang saling berhubungan
menjelaskan bagaimana suatu
rantai nilai di kontrol dengan baik,
yang dilakukan oeh pelaku yang
terlibat langsung secara formal
maupun informal.
BAB III
METODE PENELITIAN
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
mengenai bagaimana tata kelola atau Governance dan peningkatan kualitas atau
akan di jelaskan serta analisis konsep global value chain atau rantai nilai global
dalam proses pemasaran produk bahan baku pt kelola mina laut cabang kendari.
1. Observasi
untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang Industri pengelolaaan Hasil Laut
17
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif, (Bandung,: remaja Rosdakarya, 2002) hlm. 9
PT MINA LAUT KENDARI. Peneliti melakukan pengamatan lansung di lokasi
telah disediakan dan secara langsung mengamati proses pengelolahan Hasil Laut
yang di produksi dan dikembangkan menjadi produk dengan Nilai produk yang
1. Wawancara
yang mengetahui betul tentang Industri perikanan PT Kelola Mina Laut. Teknik
penelitian ini karena instrumen yang dipakai adalah analisis mengenai Rantai
Niali global atau Bglobal Value Chain. Analisis penelitian ini di fokuskan pada
BAB IV
Laut pusat yang terletak di Gresik Jawa Timur. PT Kelola Mina Laut pusat di
dirikan sejak Agustus 1994 oleh Bapak Ir. Muhammad Najikh yang merupakan
Institut Pertanian Bogor (IPB). Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan
hasil laut yang kemudian dijadikan suatu produk yang dipasarkan di pasar
domestik dan internasional yakni Jepang, Taiwan, China, Korea Selatan, Amerika
Serikat, Australia, Eropa, dan Timur Tengah. Seiring berjalannya waktu dan
hampir di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya berada di kota kendari. Tujuan
kesempatan bagi daerah daerah dengan kekayaan sumber daya laut yang
melimpah untuk mengelola sumber daya laut tersebut agar bisa di jadikan produk
perikanan dengan kualitas yang baik serta mempunyai nilai jual yang tinggi dan
nilai daya saing yang kompetitif agar bisa menjadi produk unggulan di hati
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) sejak tahun 2007, dimana saat itu
Perusahaan ini dipimpin oleh Bapak Hj. Marsono. Bapak Hj. Marsono memimpin
PT Kelola Mina Laut dari awal berdirinya hingga tahun 2017. Pada tahun 2017
Bapak Hj. Marsono digantikan oleh Bapak Agud yang sebelumnya memiliki
jabatan Penanggung jawab unit Rajungan di PT Kelola Mina Laut pusat yang
berlokasi di Gresik Jawa Timur. Hingga saat ini Bapak Agud masih memimpin
laut seperti Ikan Tuna, Kakap Merah, Gurita, Udang, dan Rajungan yang
diperoleh dari nelayan dan mini plan yang terdapat di beberapa titik di perairan
Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Tak hanya itu PT Kelola Mina Laut
Kendari menyedikan fasilitas bagi penduduk lokal untuk mengelolah ikan mereka
PT Kelola Mina Laut Kendari yang berdiri sejak 2007, sampai saat ini
memiliki karyawan sebanyak 110 karyawan dan sudah termasuk staff perusahaan
dan pimpinan, mayoritas karyawan perusahaan ini berasal dari penduduk lokal.
tersebut terdiri dari aktor aktor dalam perusahaan tersebut. Setiap aktor dalam
Laut
STRUKTUR CABANG PERUSAHAAN PT KELOLA MINA LAUT
PT KML Jakarta
PT KML
Pt Kelola Mina Situbondo
Laut Pusat
(Gresik)
PT KML Sampang
(Jatim)
PT KML Rembang
(Jateng)
Agud Zulkarnain
(FM)
mencari solusi agar tetap dapat bersaing mencipatakan produksi hasil laut
yang berkualitas. Salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan adalah
masing daerah.
besar yang bergerak di bidang produksi hasil laut menjadi makanan (Sea
food) dan hasil pertanian. PT kelola Mina Laut (KML Food) merupakan
tersebut mengelola hasil laut dimana hasil laut tersebut dikelola menjadi
Mina Laut Kendari. Perlu di Ingat bahwa PT Kelola Mina Laut Kendari
merupakan perusahaan cabang yang hanya mengelola hasil laut setengah
jadi (bukan dalam bentuk produk utuh siap konsumsi) yang kemudian di
Gresik Jawa Timur. Hasil laut yang dikelola dalam bentuk setengah jadi
Timur.
satu satunya aktor yang berperan dalam proses produksi, terdapat aktor
aktor lainnya yang terlibat dari setiap tahapan, mulai dari tahapan
semua tahapan produksi hasil laut PT Kelola Mina laut merupakan rantai
merupakan tipe atau model posisi pelaku rantai nilai maupun perusahaan
yang terlibat dalam semua tahapan mulai dari tahapan pengumpulan bahan
laut yang di kelola oleh PT Kelola Mina laut Kendari adalah Gurita,
Ikan Tuna, Ikan kakap dan sotong. Dalam mengelola hasil laut,
18
Fakta Wakatobi, https://www.wakatobitourism.com/id/fakta-wakatobi/ Diakses pada 20 April
2018
“mengenai standar atau acuan dalam mendapatkan
Kendari berapa jumlah bahan baku yang didaptkan perhari dan kualitas
bahan baku. Namun mengenai standart alat yang digunakan oeleh para
19
Hasil wawancara bersama Pemimpin PT kelola Mina Laut kendari pada 28 april 2018
perairan laut Sulawesi Tenggara. Penentuan standar mengenai
bahan baku agar produk yang di hasilkan dari bahan baku tersebut
1 sampai 3 ton dari para nelayan atau dari para pemasok, namun perlu
bahan baku,
20
Hasil Wawancara bersama pemimpin PT kelola Mina Laut Kendari pada 28 April 2018
Nambo, Moramo membawa bahan baku yang telah di dapatkan ke
luar wilayah Kendari seperti pemasok dari Raha, Wanci dan Bau-Bau
menjadi media utama, karena seperti yang kita tahu bahwa PT Kelola
Lingkungan PPS,
dan pemasok merupakan aktor aktor atau pelaku yang memiliki posisi
selain itu PT kelola Mina laut(KML Food) pusat juga berperan penting
21
Pemimpin PT Kelola Mina Laut kendari
Nambo, dll). Bahan baku yang di dapatkan seperti Gurita, Tuna, Ikan
bahan baku di tentukan oleh perusahaan pusat, serta jenis- jenis alat
22
Hasil penelitian bersama HRD PT kelola Mina Laut Kendari pada 28 April 2018
Sebelum tahap pengolahan, penjagaan kualitas dari bahan baku
untuk menjaga suhu bahan baku agar tetap stabil dan berkualitas,
23
Antara Sultra News, PPS kendari Himpun 27 perusahaan perikanan, 29 Juni 2016
https://sultra.antaranews.com/berita/284234/pps-kendari-himpun-27-perusahaan-perikanan
diakses pada 20 April 2018
sampai menjadi produk makanan(seafood) di pasarkan itu semua
perusahaan tersebut.
alat produksi yang berasal dari PT Kelola Mina Laut (KML Food)
Tumbler juga merupakan salah satu contoh alat yang di gunbakan dan
sesuai dengan standar dan acuan yang ditetapkan oleh pusat dalam
maupun Internasional.
Setelah diolah hasil prosuksi kemudian di kemas berdasarkan
3. Tahapan distribusi 1
50 ton produk dari hasil laut, yang kemudian produk dalam bentuk
24
Tanto perusahaan pelayaran Nusantara, https://www.tantonet.com/about-us Diakes pada 20
April 2018
bermodalkan kerja tim yang kuat dan kompeten di bidangnya, kami
alat pendingin untuk menjaga produk agar tetap dingin dan tidak
25
Rahayu Perdana trans http://www.hsngroup.co.id Diakses pada 20 April 2018
26
Hasil wawancara bersama Pemimpin Pt kelola Mina Laut kendari pada 28 april 2018
Tidak hanya terdapat peran perusahaan lain, dalam hal pengrirman
untuk masalah fasilitas yang diberikan pemerintah itu tidak ada. Peran
4. Tahapan distribusi II
27
Hasil wawancara bersama Pemimpin PT kelola Mina Laut kendari
keperluan dan kegiatan ekspor dan Impor PT kelola Mina laut mulai
dalam hal ekspor impor dan membantu Pt kelola mIna laut untuk
PT Kelola Mina Laut (KML Food) adalah olahan seperti ikan beku dan
28
http://www.kmlfood.com/about/ diakses pada 20 april 2018
PROSES GOVERNANVE PT KELOLA MINA LAUT KENDARI
NELAYAN PEMASOK
PT SML
PT TANTO
PT ANEKA
PT KELOLA MINA LAUT
PUSAT
GLOBAL
RUSIA DAN CHINA AFRIKA DAN AUSTRALIA
1. Upgrading (Peningkatan kualitas) PT Kelola Mina Laut Kendari
UPGRADING
pada Process Upgrading, karena Upgrading pada PT Kelola Mina Laut kendari.
tersebut.
1. HAMBATAN
hambatan baik berupa minimnya bahan baku dan tingginya harga bahan baku
cuaca. Untuk mengatasi solusi tersebut PT kelola Mina Laut Kendari mencari
bahan baku poduksi di daerah lain, tetapi masih menggunakan standar dan
cuaca buruk yang dapat menghambat proses pengiriman, akan tetapi PT KELOLA
MINA LAUT telah bekerja sama dengan Tanto Intim Line. PT dan PT Rahayu
Perdana Trans Kendari yang akan tetap mengirimkan hasil laut PT KELOLA
MINA LAUT ke pusat meskipun cuaca buruk karena dari awal kerjasama kedua
pusat dan tetap melakukan produksi untuk menghasilkan produk yang memiliki
2. PROCESS UPGRADING
Penentuan standar alat dan penentuan standar bahan baku dalam mengelola
produk hasil laut yang di lakukan perusahaan pusat. PT Kelola Mina Laut Kendari
dalam memproses hasil laut menjadi produk yang berkualitas menggunakan alat
yang standar dan kualitasnya ditentukan oleh Perusahaan pusat, tujuannya adalah
agar proses produksi berjalan dengan baik sehingga tetap menghasilkan produk
produk yang berkualitas. Selain itu penggunaan alat yang sesuai dengan standar
ekseriakoli dan total pelkon yang dapat mempengaruhi produk. Salah satu alat
yang digunakan untuk mengelola gurita agar menjadi produk terbaik adalah
diproses menggunakan mesin yang lebih modern yaitu menggunakan mesin
(tumbler ) yang berfungsi untuk membentuk gurita menjadi tiga bagian sehingga
1. FULL TIPE
2. BLOCK TIPE
3. FLOWER TIPE
BAB IV
4.1 KESIMPULAN
hasil laut Sulawesi tenggara. Dengan adanya Global Value Chain kita
terdapat pelaku, aktor atau perusahaan yang terlibat yang menjadi tata
yang berkualitas.
Namun dalam perjalannanya terdapat hambatan-hambatan yang
yang lebih baik. Penentuan standar alat dan penentuan standar bahan
pusat.
4.2 SARAN
tahu bahwa tempat penelitian kami adalah salah satu cabang dari PT
Kelola Mina Laut (KML) yaitu PT kelola Mina Laut Kendari yang
Mina Laut Pusat , Untuk itu saran bagi para Mahasiswa atau peneliti
1. Dokumentasi
2. Matriks
Hasil laut yang dikelola diperusahaan ini yaitu ikan lokalan (ikan
saja. Kemudian gurita, ikan tuna dan ikan dasar (kakap merah,
Stok gurita tidak setiap hari masuk stoknya. Kadang 2 hari sekali
gurita. Jadi salah satu yang menjadi kendala KML yaitu banyak
tersebut.
11. Apabila stok gurita tidak ada, apa yang dilakukan karyawan yang
Jika stok gurita tidak ada atau tidak masuk, karyawan yang
12. Bagaimana apabila supplier tidak mendapatkan ikan atau hasil laut?
13. Apakah Alat yang di pakai untuk ekspor dan lokalan sama ?
bakteri salmonela,ekseriakoli
lainnya
20 C
19. Untuk ikan yang tidak layak dikirim, apakah dibuang atau bagaimana?
20. Apa yang dilakukan jika pada saat proses pengiriman barang produksi
21. Hal apa yang dilakukan sebelum barang produksi dikirim ke pusat, dan
22. Berapa lama waktu pengiriman barang produksi dari KML pusat ke
tersebut?
lebih 40 hari dan selama perjalanan suhu dalam peti kemas selalu
23. Berapa berat maksimal barang produksi yang diangkut dalam satu peti
kemas?
feet yang berisi 17 ton, jadi kalau sudah mencapai 17 ton baru dikirim
DAFTAR PUSTAKA
Internet :
Kementrian Perdagangan republik Indonesia, 10 Komoditas utama dan
potensial : http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/10-main-and-
https://bangwilsultrablog.wordpress.com/2016/07/02/potensi-perikanan-
Buku :
Mintzberg, H., 1978. Pattern In strategy Formulation.
Development Studies,UniversityOfSussex
Chain Research
Rakeserasin,), h. 2
h. 129.
Sumadi Suryabrata, 1987 Metode penelitian (Jakarta:Rajawali,),
h.93.
Ibid, 94
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Penelitian
Detail&act=view&typ=html&buku_id=54477&obyek_id=