Dalam sejarah, perkembangan Administrasi publik dibagi menjadi dua yaitu sebelum
keilmuan (sebelum Wilson) dan setelah keilmuan(diakui). Administrasi Publik
dikatakan dalam kurun waktu sebelum keilmuan ketika administrasi publik sudah
muncul dimana salah satu prinsip yang disampaikan oleh para tokoh yaitu pelayanan
publik harus memiliki moral yang baik dimana pihak yang memerintah harus
memberikan contoh yang baik bagi yang diperintah, tetepi saat itu administrasi publik
belum dikenal sebagai ilmu. Adapun tokoh sebelum keilmuan diantaranya yaitu: Plato,
Aristoteles, Machiavelli, Hegel, dll.
Dalam Administrasi Publik Pra Generasi termasuk para pemikir seperti plato,
aristoteles dan Machiavelli. Masa ini merujuk pada kondisi yang ada di daratan Eropa.
Pada masa ini sampai dengan kelahiran konsep Negara Bangsa, penekanan Administrasi
Publik didasarkan pada prinsip permaslahan moral dan kehidupan politik serata pada
organisasi dari Administrasi Publik.
Abad I (Pencerahan), terdapat tiga tokoh yaitu plato, Aristoteles dan Machiavelli
mnciptakan sebuah dasar pemikiran bahwa Memiliki etika pelayanan publik dalam
prinsip pelayanan pada Pengawasan kota, wilayah/agora, tempat ibadah (Plato) dan
kemudian ditambah pengawasan daerah pedalaman/ pedesaan oleh Aristoteles. Abad
XIV – XVII (Kegelapan), Pada abad ini ilmu tidak berkembang kareana adanya doktrin
gereja. Abad XVIII – XIX (Pencerahan Kembali/Renaisance)
Di daratan Eropa, Wina oleh Lorenz Van Stein (1855) yang dikenal sebagai
Bapak pendiri Ilmu Administrasi. Perkembangan ilmu Administrasi di Eropa
berorientasi pada legal approach. DiAmerika, Oleh Thomas Woodrow Wilson ( 1856 –
1924) yang dikenal sebagai Bapak pengembang ilmu adminitrasi. Perkembangan Ilmu
1
Administrasi diAmerika berorientasi pada management Approach. Wilson dalam
Bukunya yang berjudul “ The Study Of Administration” mengemukakan 4 (empat)
konsep yaitu:
Pada generasi kedua diwarnai oleh dua tokoh yaitu Gulick dan Urwick yang
merupakan pendiri Ilmu Administrasi dengan mengintegrasikan ide dari Henri Fayol
kedalam teori komprehensif Administrasi. Mereka percaya bahwa pemikiran Fayol
menawarkan perlakuan yang sistematis dalam manajemendan bisa diaplikasikan dengan
baik pada manejemen perusahaan maupun untuk ilmu administrasi. Dua disiplin ilmu
Gulick dan Quwick tidak perlu dipisahkan melainkan menjadi sebuah ilmu tunggal dari
adminstrasi yang melewati batas-batas antara sektor privat dan sektor publik dimana
dalam perkembangan selanjutnya Ilmu Administrasi lebih memfokuskan pada
organisasi pemerintahan. Alasan- alasan yang menjadi dasar Ilmu Administrasi pada
saat itu mayoritas berasal dari 14 prinsip dasar dari Fayol.
2
Pre Generation, First Generation, Second Generation dan Third Generation
disebut sebagai Old Public Administration
Paradigma Old Public administration juga dapat dilihat melalui model “old
chestnuts” dari Peters (1996 dan 2001), dimana Administrasi Publik berdasarkan pada
Pegawai Negeri yang politis dan terinstitusionalisasi; organisasi yang hierarkhis dan
berdasarkan peraturan; penugasan yang permanen dan stabil; banyaknya pengaturan
internal; serta menghasilkan keluaran yang seragam
Paradigma NPM ini muncul disebabkan sejumlah kekuatan baik dinegara maju
maupun dinegara berkembang . Di negara maju memiliki perkembangan dibidang
ekonomi, social, politik dan lingkungan administrative secara bersama – sama
mendorong terjadinya perubhan radikal dalam sistem manajemen dan Administrasi
Publik. Sasaran utama dari perubahan yang diinginkan adalah peningkatan cara
pengelolaan pemerintah dan penyampaian pelayanan pada masyarakat dengan
penekanan pada efisiensi, ekonomi dan efektivitas. Kemunculan NPM dinegara
berkembang hampir sama dengan negara maju yang dilatar belakangi oleh faktor- faktor
krisis ekonomi dan keuangan, penyesuaian struktur dan kondisional konteks manajemen
dan administrasi Publik, serta konteks politik bagi adanya reformasi.
Dalam NPM menyediakan banyak pilihan untuk mencapai biaya yang efektif
dalm penyampaian barang public seperti adanya organisasi yang terpisah untuk
kebijakan dan implementasi, kontrak kerja , pasar internal, sub-kontrak dan metode
lainnya. NPM memiliki focus yang kuat terhadap organisasi internalnya diman berusaha
3
memperbaiki kinerja organisasi sektor public dengan metode yang digunakan oleh
sektor privat.
Terdapat sejumlah prinsip dasar dari NPM berdasarkan pendapat dari sejumlah
ahli sebagaimana uraian berikut (Hoods 1991 dan Owens 1998 dalam Oluwu, 2002,
serta Borins and Warrington 1996 dalam Samaratunge and Bennington, 2002) :
4
memisahkan antara penyedia (otoritas legal) dari produksi (transformasi teknis dari
input menjadi output), maka rivalitas dari produsen yang berbeda dapat digunakan
untuk mengurangi biaya dan meningkatkan standar.
5
6