Anda di halaman 1dari 4

A.

MODEL DOKUMENTASI SOR (Source Oriented Record)

1. Pengertian Model Dokumentasi SOR


Source Oriented Record adalah catatan pasien yang berorientasi pada sumber,
karena setiap sumber data mempunyai catatan tersendiri dan terpisah satu dengan
yang lain. sumber data daalam catatan pasien, antara lain dokter, bidan, perawat, atau
tenaga kesehatan lainnya. Catatan yang di gunakan dalam metode ini, umumnya
berbebtuk naratif dan masih bersifat tradisional. Karena sifat catatan ini yang terpisah
pisah antar sumber satu dengan sumber yang lain, maka perkembangan pasien dalam
catatan ini menjadi sulit untuk di ikuti.
Sedangkan menurut Wildan dan Hidayat, 2011 : 20 , model Source Oriented
Record ( Catatan Berorientasi Pada Sumber ) ini memfokuskan catatn atas dasar
orang atau sumber yang melakukan catatan pada pasien seperti dokter, perawat, ahli
gizi, atau tenaga kesehatan yang lain memberikan catatan pada data medik.
Berdasrkan sumber tersebut kita dapat mengenal beberapa catatan tersendiri yang
berada dalam satu catatan medik seperti lembar instruksi/ order doter, riwayat medik,
catatan perawatan, lapora atau catatan khusus, dan lain-lain.

2. Jenis Model Dokumentasi SOR


Model dokumentasi SOR terdiri dari 5 kompnen, yaitu :
a. Lembaran penerimaan berisi biodata.
b. Lembar intruksi dokter
c. Lembar riwayat medis atau penyakit.
d. Catatan perawat.
e. Catatan laporan khusus.

3. Keuntungan Model Dokumentasi SOR


Keuntungan menggunakan model dokumentasi SOR antara lain :
a. Menyajikan data yang berurutan dan mudah diidentifikasi.
b. Memudahkan perawat melakukan cara pendokumentasian.
c. Proses pendokumentasian menjadi sederhana.

4. Kerugian Model Dokumentasi SOR


Kerugian menggunakan model dokumentasi SOR antara lain sebagai berikut :
a. Sulit untuk mencarai data sebelumnya.
b. Waktu pelaksanaan Asuhan Keperawatan memerlukan waktu yang banyak.
c. Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk menentukan masalah
dan intervensi yang akan diberikan kepada klien.
d. Pekembangan klien sulit untuk dipantau.

B. MODEL DOKUMENTASI POR (Problem Oriented Record)


1. Pengertian Model Dokumentasi POR
Model Problem Oriented Record (catatan Beriontasi pada masalah ) menitik
beratkan pada data yang akan di dokumentasikan untuk di susun berdasarkan
masalah pasien dan model ini berupaya untuk mengintegrasikan data yang di
kumpulkan oleh berbagai tenaga kesehatan baik dokter, perawat, bidan, atau tenaga
kesehatan lainnya yang semuanya memiliki keterelibatan dalam pemberian pelayanan
kesehatan pada pasien.
Menurut Wildan dan Hidayat, 2011 : 16, model ini juga merupakan suatu sistem
yang memberikan cara dokumentasi dengan menentukan dan mengikuti setiap
masalah klinis kemudian mengorganisasikannya untuk pemecahan masalah dan
model ini di gagaskan oleh Dr. Lawrence L. Weed(1950-1960), yang menggunakan
pendekatan terhadap semua masalah pasien serta mengatasinya sesuai permasalahan
yang timbul dan berhubungan dengan masalah lain. Sistem ini di anggap paling
ilmiah dan banyak di gunakan di berbagai negara.

2. Jenis Model Dokumentasi POR


Komponen-komponen model dokumentasi POR antara lain :
a. Data dasar.
Data dasar merupakan kumpulan informasi tentang klien, yang berisi semua
informasi yang telah dikaji dari klien sejak pertama kali klien masuk Rumah
Sakit. Data dasar meliputi : riwayat klien tentang keadaan umum klien, riwayat
keluarga, keadaan penyakit yang dialami pasien, tindakan keperawatan yang
pernah diberikan, pemeriksaan fisik, dan data penunjang (Labolatorium dan
diagnostik).

b. Daftar masalah
Daftar masalah merupakan hasil penafsiran dari data dasar atau hasil analisis
dari perubahan data. Daftar ini mencerminkan keadaan atau nilai yang tidak
normaldari data yang didapat dengan menggunakan urutan prioritas yang
dituliskan ke dalam daftar masalah dan diberikan pada setiap pergantian shift.
Kriteria daftar masalah yang dibuat adalah :
1. Data yang telah teridentifikasi dari data dasar disusun sesuai dengan tanggal
identifikasi masalah.
2. Daftar masalah ditulis pertama kali oleh perawat yang pertama kali bertemu
dengan klien ataupun orang yang diberi tanggungjawab untuk
menuliskannya.
3. Daftar ini berada pada bagian depan status klien.
4. Tiap masalah diberikan tgl, no, rumusan masalah, serta nama perawat yang
menemukan masalah tersebut.

c. Daftar rencana awal asuhan keperawatan


Daftar rencana awal Asuhan Keperawatan merupakan rencana yang dapat
dikembangkan secara spesifikuntuk setiap masalah. Terdiri dari tiga komponen,
yaitu :
1. Pemeriksaan diagnostik.
2. Manajemen kasus atau disebut juga usulan terapi (pengobatan, kegiatan yang
tidak boleh dilakukan, diet, penanganan khusus dan observasiyang harus
dilakukan).
3. Pendidikan kesehatan(sebagai tujuan jangka panjang).

d. Catatan perkembangan
Catatan perkembangan merupakan catatan tentang perkembangan dari
keadaan klien yang didasarkan pada setiap masalah yang ditemukan pada klien.
Revisi atau pembaharuan rencana tindakan mengikuti perubahan dari keadaan
klien. Catatan perkembangan ini berisi perkembangan atau kemajuan dari setiap
masalah kesehatan klien. Catatan perkembangan dapat digunaka dalam bentuk :
1. SOAP : subjective, objective, analisis, planning.
2. SOAPIER : subjective, objective, analisis, planing, implementation,
evaluation, reasessment (peninjauan kembali/peninjauan ulang).
3. PIE (Problem, Intervention (rencana tindakan), Evaluation

3. Keuntugan Model Dokumentasi POR


Keuntungan dalam menggunakan model dokumentasi keperawatan POR yaitu :
a. Fokus catatan asuhan keperawatan lebih menekankan kepada masalah klien dan
proses penyelesaian masalah daripada tugas dokumentasi.
b. Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan secara kontinu.
c. Evaluasi dan penyelesaian masalah merupakan check list untuk masalah klien.
d. Daftar masalah merupakan check list untuk masalah klien

4. Kerugian Model Dokumentasi POR


Kerugian dalam menggunakan model dokumentasi POR (Problem Oriented records)
yaitu :
a. Dapat menimbulkan kebingungan jika setiap hal harus dimasukan dalam daftar
masalah.
b. Pencatatan dengan menggunakan bentuk SOAPIER dapat menimbulkan
pengulangan yang tidak perlu.
c. Perawat yang rutin dalam memberikan asuhan keperawatan semakin diabaikan
dalam pendokumentasian proses keperawatan ini.
5. Contoh Model Dokumentasi SOR dan POR
a. Model Dokumentasi SOR

b. Model Dokumentasi POR

Anda mungkin juga menyukai