Makalah Kesehatan Seksual Yang Sehat
Makalah Kesehatan Seksual Yang Sehat
OLEH :
KELOMPOK IV
THERESIA B. GHARI
TRESIA R. KADUNGA
TRI HARTUTI ABDULLAH
TRI SANDHYA F. ASYARI
WIDIATI ZULKARNAIN
YENIANTY LAPIKOLY
YESI N. TARIGAN
YOHANA F. GITA OLA
YULIANA N. YENI
1. Latar Belakang
Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk
menjabarkan mutu layanan kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga
semua orang yang terlibat dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu
sistem, baik pasien, penyedia layanan kebidanan, penunjang layanan kebidanan ,
ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan, dan akan bertanggung gugat
dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.
Suatu pelayanan dikatakan bermutu jika penerapan semua persyaratan
pelayanan kebidanan dapat memuaskan pasien. Mutu pelayanan kebidanan
berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta
kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan.
Program menjaga mutu prospektif adalah program menjaga mutu yang
dilaksanakan sebelum pelayanan kesehatan diselenggarakan. Untuk menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, perlu diupayakan unsur
masukan dan lingkungan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif sering dimanfaatkan dalam
menyusun peraturan perundang-undangan.
2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana peningkatan kualitas kehidupan seksual dalam penurunan IMS
?
b) Bagaimana pengelolaan IMS di tingkat pelayanan kesehatan primer ?
c) Bagaimana penjagaan kesehatan ibu dan janin dari aspek pencegahan IMS
?
d) Bagaimana peran kemenkes dalam menurunkan angka kejadian infeksi
HIV/AIDS ?
3. Tujuan
a) Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang kehidupan seksual yang sehat.
b) Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang peningkatan
kualitas kehidupan seksual dalam penurunan IMS
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang pengelolaan IMS
di tingkat pelayanan kesehatan primer
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang penjagaan
kesehatan ibu dan janin dari aspek pencegahan IMS
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang peran kemenkes
dalam menurunkan angka kejadian infeksi HIV/AIDS
BAB II
PEMBAHASAN
(c) psikis,
1. Diagnosis IMS
3. Pendidikan pasien
4. Pemberian kondom
5. Konseling
Keuntungan:
3. Kepuasan Klien
4. Standarisasi
6. Pengelolaan supply
7. Pelatihan
2. Program kondom
Pelayanannya adalah :
4. Konseling gizi.
6. Keluarga Berencana
7. Konseling KB
8. Pelayanan KB, sesuai dengan kemampuan, kecuali implant dan metode
Poperatif
11. Konseling KB
Pasal 8
Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
penanggulangan HIV dan AIDS meliputi :
a) melakukan penyelenggaraaan berbagai upaya pengendalian dan
penanggulangan HIV dan AIDS;
b) menyelenggarakan penetapan situasi epidemik HIV tingkat
kabupaten/kota;
c) menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer
dan rujukan dalam melakukan penanggulangan HIV dan AIDS sesuai
dengan kemampuan; dan
d) menyelenggarakan sistem pencatatan, pelaporan dan evaluasi dengan
memanfaatkan sistem informasi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengetahuan seksual yang benar dapat memberikan petunjuk pada seseorang
kearah perilaku seksual yang benar dan bertanggung jawab serta dapat
membantunya dalam membuat keputusan pribadi yang penting tentang
seksualitas. Sebaliknya pengetahuan seksual yang sangat kurang dapat
mengakibatkan penerimaan yang salah tentang seksualitas, sehingga
menimbulkan tingkah laku yang salah dengan segala akibatnya. Kehidupan
seksual yang sehat dapat mencegah dan menurunkan angka kejadian infeksi
HIV/AIDS dan penurunan IMS.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa dan Masyarakat
Diharapkan dapat melaksanakan kehidupan seksual yang sehat sehingga dapat
mencegah dan menurunkan angka kejadian infeksi HIV/AIDS dan penurunan
IMS.
DAFTAR PUSTAKA