Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ADSORPSI ISOTERM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang
ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan
kimia fisika antara subtansi dengan penyerapannya. Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu ;
1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu
proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar
daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan
diadsorbsi pada permukaan adsorben.
2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi.
Di era sekarang ini, sistem penjernihan memiliki berberapa macam teknik, contohnya
saja sistem pengolahan air limbah dalam industri tekstil yang menghilangkan warna yang
disebut juga dengan proses koagulasi-flokulasi. Contoh lain proses adsorpsi yaitu pada
industri batik, pada proses produksinya yang menggunakan bahan perwarna, dan limbah yang
dihasilkan berbentuk cairan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, maka dari itu
digunakan karbon aktif yang merupakan adsorben yang berguna untuk menghilangkan warna,
dimana karbon aktif memiliki efektivitas yang cukup tinggi. Menurut Khopkar,2008,
berbagai adsorben anorganik maupun organik dapat dijadikan sebagai adsorpsi seperti
aluminium, bauksit, magnesia, magnesium silikat, kalsium hidroksida, silikat gel, dan timah
diatome. Diantara adsorben organik yang paling sering digunakan adalah arang, gula dan
karbon aktif.

1.2 Prinsip Percobaan


Penentuan adsorpsi isoterm menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat pada
arang melalui perubahan konsentrasi yang terrjadi pada batas dua fasa, dimana konsentrasi
zat terlarut berada pada temperatur tertentu. Beberapa perlakuan yang diberikan yaitu
pemanasan, penimbangan, pengocokkan, penyaringan serta titrasi yang menunjukan proses
adsorpsi beserta jumlah zat teradsorpsi.
Persamaan Adsorpsi Isoterm oleh Freundlich:
dapat
x/m=kc log x/m=log k + 1/n log c
juga
dengan x=jumlah zat teradsorpsi; m=jumlah adsorben dalam garam; c=konsentrasi zat
terlarut dalam larutan setelah tercapai kesetimbangan adsorpsi; dan k,n=tetapan.
Dalam menentukan adsorpsi isoterm, karbon yang digunakan adalah norit, norit
ditumbuk hingga halus, mengaktifkan karbonnya, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer
dan diberikan larutan asam yang berkosentrasi berbeda. Kemudian didiamkan sambil dikocok
setiap 10 menit sekali. Larutan tadi disaring dengan ketas saring, filtratnya dititrasi dengan
NaOH dan ditambahkan indikator pp.

1.3 Tujuan Percobaan


Menentukan adsorpsi isoterm menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat
pada arang ( karbon aktif/ C-aktif ).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Adsorpsi
Adsorpsi adalah penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Fenomena ini
melibatkan interaksi fisik, kimia, dan gaya elektrostatik antara adsorbat dengan adsorben
pada permukaan adsorben. Ada dua macam adsorpsi yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia.
Dalam adsorpsi fisika, molekul-molekul teradsorpsi pada permukaan dengan ikatan yang
lemah (bersifat reversible, dengan cara menurunkan tekana gas atau konsentrasi zat terlarut).
Sedangkan adsorpsi kimia melibatkan ikatan koordinasi sebagai hasil penggunaan elektron
bersama-sama adsorben dan adsorbat(Osick,1983; Sukardjo,1990). Adsorben adalah zat yang
mengadsorpsi zat lain. yang memiliki ukuran partikel seragam, kepolarannya sama dengan
zat yang akan diserap dan mempunyai berat molekul besar. Adsorbat adalah zat yang
teradsorpsi zat lain. Fakttor-faktor yang mempengaruhi kapasitas adsorpsi antara lain, luas
permukaan adsorben, ukuran pori adsorben, kelarutan zat terlarut, pH, dan
temperatur(Castellan,1982).
Adsorpsi isoterm adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara fase
teradsorbsi pada permukaan adsorben dengan fase ruah kesetimbangan pada temperatur
tertentu. Ada tiga jenis hubungan matematik yang umumnya digunakan untuk menjelaskan
isoterm. Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang
heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda. Persamaan
ini merupakan persamaan yang dikemukakan oleh Freundlich. Persamaannya adalah :
x/m = k C 1/n
dimana:
x = banyaknya zat terlarut yng teradsorpsi (mg)
m = massa adsorben (mg)
C = konsentrasi adsorben yang sama
k,n = konstanta adsorben

Dari isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm ini
akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena dengan isoterm ini dapat
ditentukan efisisensi dari suatu adsorben (Castellan,1982).
Karbon aktif umumnya mempunyai daya adsorpsi yang rendah dan daya adsorpsi dapat
diperbesar dengan mengaktifkan arang dengan menggunakan uap atau bahan kimia,aktivitas
ini bertujuan memperbesar luas permukaan arang dengan membuka pori-pori yang
tertutup(Kateren,1987).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan adsorpsi isoterm adalah erlenmeyer,
erelnmeyer bertutup, pipet volume, buret, klem buret, batang pengaduk, spatula, pipet tetes,
kertas saring, bulb, stopwatch dan cawan porselen.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan adsorsi isoterm adalah akuades, karbon
aktif/norit, indikator pp, larutan asam asetat, larutan asam klorida dan larutan standar natrium
hidroksida.

3.2 Prosedur Kerja


Karbon Aktif
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1. Adsorpsi isoterm untuk larutan asam klorida
M HCl VHCl V NaOH
0,25 M 10 ml 21 ml
0,5 M 10 ml 22 ml
0,0625 M 10 ml 57 ml
0,0313 M 10 ml 55 ml
0,125 M 5 ml 22 ml
4.1.2. Adsorpsi isoterm untuk larutan asam asetat
M CH3COOH VCH3COOH V NaOH
0,25 M 8 ml 14,1 ml
0,5 M 10 ml 32,8 ml
0,0625 M 5 ml 1,3 ml
0,0313 M 5 ml 1,3 ml
0,125 M 8 ml 14,1 ml

4.1.3 Tabel pengamatan:


x m log c log c

0,516 1,5 0,344 -0,46 0,328 -0,48


0,22 1,5 0,15 -0,82 0,18 -0,75
0,11 1,5 0,073 -1,14 0,09 -1,05
0,108 1,5 0,072 -1,14 0,03 -1,52
0,048 1,5 0,032 -1,49 0,016 -1,79

4.2 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan pada bab adsorpsi isoterm arang aktif adalah dengan
menggunakan larutan organik yaitu asam asetat dengan variasi 5 konsentrasi. Adsorben yang
digunakan adalah arang yang telah diaktifkan sebelumnya. Pada percobaan ini adsorban yang
digunakan adalah arang,dimana sebelum digunakan harus diaktifkan dulu dengan cara
dipanaskan. Hal ini agar pori-pori arang semakin besar sehingga dapat memepermudah
penyerapan. Karena semakin luas permukaan adsorben maka daya penyerapannya pun
semakin tinggi. Dimana penggerusan pada arang adalah cara memperluas permukaan
adsorbennya. Pengaktifan arang dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori
yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-molekul
permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas
permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Selain karbon aktif,
yang biasa digunakan sebagai adsorben adalah silika gel, zeolit dan penyaring molekul.
Prinsip percobaan adsorpsi isoterm didasarkan pada teori frundlich, yaitu banyaknya zat
yang diadsorpsi pada temperatur tetap oleh suatu adsorban tergantung dari konsentrasi dan
kereaktifan adsorbat mengadsorpsi zat-zat tertentu. Percobaan ini menggunakan adsorpsi
fisika karena adanya gay van der waals antara adsorben dengan adsorbat yang digunakan
sehingga proses adsorpsi hanya terjadi ada permukaan larutan.
Ann Limley, Et.al, 1995, menyatakan bahwa dengan proses oksidasi, karbon aktif yang
dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu :

1. L-karbon (L-AC) yaitu karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu 300 oC –
400oC (570o-750oF) dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia. L-AC sangat
cocok dalam mengadsorbsi ion terlarut dari logam berat basa seperti Pb 2+, Cu2+, Cd2+,
Hg2+. Karakter permukaannya yang bersifat asam akan berinteraksi dengan logam
basa. Regenerasi dari L-AC dapat dilakukan menggunakan asam atau garam seperti
NaCl hampir sama pada perlakuan pertukaran ion.

2. H-karbon (H-AC) yaitu karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada
suhu 800o-1000oC (1470o-1830oF) kemudian didinginkan pada atmosphere inersial. H-
AC memiliki permukaan yang bersifat basa sehingga tidak efektif dalam
mengadsorbsi logam berat alkali pada suatu larutan air tetapi sangat lebih effisien
dalam mengadsorbsi kimia organik, partikulat hidrofobik, dan senyawa kimia yang
mempunyai kelarutan yang rendah dalam air. Akan tetapi H-AC dapat dimodifikasi
dengan menaikan angka asiditas. Permukaan yang netral akan mengakibatkan tidak
efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi kimia organik sehingga efektif
mengadsorbsi ion logam berat dengan kompleks khelat zat organik alami maupun
sintetik dengan menetralkannya.

Pada percobaan ini pengaktifan arang dilakukan dengan cara pemanasan menggunakan
suhu yang tinggi, hal ini dilakukan karena percobaan ini mengadsorbsi larutan organik (asam
asetat) sehingga pengaktifan dilakukan dengan suhu tinggi dan tidak sampai membara.
Perlakuan ini dimaksudkan supaya arang tidak menjadi abu. Norit digunakan sebagai
adsorben, adsorben adalah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain pada proses
adsorpsi. Adsorbatnya pada percobaan ini adalah larutan CH 3COOH dan HCl, adsorbat
adalah daerah tempat terjadinya penyerapan.
Pertama yang dilakukan adalah menumbuk norit hingga halus ini bertujuan untuk
memperbesar luas permukaan dari arang aktif sehingga daya serapnya menjadi lebih tinggi.
Kemudian larutan CH3COOH dan HCl yang telah dimasukkan ke erlenmeyer ditambahkan
masing-masing 0,5 gram karbon akif/ norit. Kemudian larutan dikocok selama ½ jam
menggunakan shaker agar larutan CH3COOH dan HCl dapat melarut dengan sempurna,
dibuat kondisi adsorben jenuh sehingga tidak menyerap adsorbat lagi karena karbon aktif
juga mempunyai kapasitas daya serap tertentu.selama ½ jam , larutan dikock selama 1 menit
secara teratur dengan jarak 10 menit. Setelah itu disaring menggunakan kertas saring,
ditujukan untuk memisahkan adsorben dan adsorbatnya.hingga terdapat residu dan filtrat,
filtranya di titrasi dengan larutan standar NaOH menggunakan indikator fenolftalein.
Titrasi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi larutan asam yang telah teradsorpsi.
Penggunaan indikator fenolftalein bertujuan untuk mengetahui titik akhir titrasi larutan yang
ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan menjadi merah muda. Alasan lain ialah
karena titrasi yang dilakukan menggunakan metode alkalimetri, yakni dititrasi dengan larutan
standar basa, sehingga digunakan indikator fenolftalein yang mempunyai rentang pH 8,3-
10,0. Volume NaOH yang dipakai pada setiap kegiatan titrasi dicatat untuk menghitung
konsentrasi larutan asam yang teradsorpsi.
Arang yang telah aktif digunakan untuk mengadsorpsi asam asetat dengan variasi
konsentrasi yaitu, 0,5 M; 0,25 M; 0,125 M; 0,0625M; dan 0,0313 M diperoleh dari hasil
titrasi dengan NaOH 0,1M, asam asetat yang dititrasi berasal dari sisa asam yang digunakan
pada percobaan. Masa arang aktif yang digunakan dalam setiap konsentrasi adalah 1 gram.
Volume asam asetat yang digunakan dalam adsorpsi adalah 50 ml. langkah pertama,
memasukkan 1 gram arang aktif kedalam Erlenmeyer dan menambahkan asam asetat dengan
konsentrasi yang ada sebanyak 10 ml kemudian tutup Erlenmeyer dan diamkan selama 30
menit dengan perlakuan pengocokan setiap 10 menit dengan rentang 1 menit dan temperature
tetap dijaga konstan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kestabilan adsorben dalam
mengadsorpsi adsorbat. Dilakukan pengocokan agar adanya interaksi/kontak antar adsorben
dan adsorbat. Setelah 30 menit, larutan disaring dengan kertas saring. Terakhir, titrasi asam
asetat hasil adsorpsi dengan indicator PP dan larutan NaOH 0,1M sebagai titran. Dalam
percobaan ini diambil 10 ml dari konsentrasi asam asetat tertinggi, selanjutnya dua
konsentrasi diambil 8 ml konsentrasi terendah diambil 5 ml.
Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi isoterm Freundlich
bagi proses adsorpsi CH3COOH terhadap arang. Variabel yang terukur pada percobaan adalah
volume larutan NaOH 0,1 M yang digunakan untuk menitrasi CH 3COOH. Setelah
konsentrasi awal dan akhir diketahui, konsentrasi CH3COOH yang teradsorbsi dapat
diketahui dengan cara pengurangan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir. Selanjutnya
dapat dicari berat CH3COOH yang teradsorbsi.
Dari data pengamatan dan hasil perhitungan, konsentrasi asam asetat sebelum adsorpsi
lebih tinggi daripada setelah adsorpsi. Hal ini karena asam asetat telah diadsorpsi oleh arang
aktif. Dari data juga dibuat suatu grafik dimana x/m diplotkan sebagai ordinat dan C sebagai
absis.
Grafik hubungan antara x/m dengan c maupun hubungan antara log x/m dengan log C
dari percobaan dapat dilihat pada gambar (terlampir).
Grafik merupakan Grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich. Dari persamaan grafik tersebut
jika dianalogikan dengan persamaan Freundlich maka akan didapat nilai k dan n. Persamaan
isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut:
Log (x/m) = log k + 1/n log c sedangkan persamaan grafik Isotherm Adsorpsi
Freundlich adalah y = -0,339x + 0,101, sehingga didapat nilai Log k =-0,101 dan 1/n = 1.
Maka nilai k adalah 0,79 dan nilai n adalah -2,95.
Adsorpsi karbon membuat konsentrasi asam asetat mengalami penurunan. Pada data
diatas penyerapan tiap percobaan terjadi ketidaksamaan antara data 1 sampai 5 dapat dilihat
dari X gram ( jumlah zat yang teradsorpsi) kurang stabil. Hal ini terjadi karena dalam
adsorpsi terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil adsorpsi.

Menurut M.T. Sembiring dkk, 2003 bahwa karbon aktif yang baik mempunyai
persyaratan seperti yang tercantum pada SII No.0258 -79. Sifat karbon aktif yang paling
penting adalah daya serap. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi,
yaitu :

1. Sifat Serapan

Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh karbon aktif, tetapi kemampuannya untuk
mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai
dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari sturktur yang sama, seperti dalam deret
homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap,
struktur rantai dari senyawa serapan.
2. Temperatur/ suhu.
Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk menyelidiki suhu pada saat berlangsungnya
proses. Karena tidak ada peraturan umum yang bisa diberikan mengenai suhu yang
digunakan dalam adsorpsi. Faktor yang mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas
dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat
senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka perlakuan
dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada suhu kamar
atau bila memungkinkan pada suhu yang lebih kecil.
3. pH (Derajat Keasaman).
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan
penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk
mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH asam organik dinaikkan yaitu
dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.
4. Waktu Singgung
Bila karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai
kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang
digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu
singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel karbon aktif
untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas
tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.
Kesalahan –kesalahan yang terjadi pada percobaan ini juga dapat mempengaruhi data
percobaan. Kesalahan yang terjadi seperti: kesalahan dalam pembacaan skala pada buret
titrasi, kesalahan dalam pengocokan campuran larutan dan adsorben, kesalahan yang
dilakukan oleh praktikan.

BAB V
PENUTUP
5.1 simpulan
Setelah praktikum dapat disimpulkan bahwa percobaan ini adalah adsorpsi fisika,
dimana molekul-molekul zat terikat pada permukaan oleh gaya-gaya fisis, gaya van der
waals. Serta diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya
adsorpsinya dan semakin banyak pula zat teradsorpsi dan sebaliknya.
5.2 Saran
Saran saya untuk percobaan selanjutnya, dapat meggunakan karbon aktif bukan
berupa norit, tetapi karbon aktif yang sesungguhnya.

DAFTAR PUSTAKA

Castellan,1982. Physical Chemestry. Edisi ketiga.Addison-Wesley Publishing Company.


Osick,J.1983. Adsorption. Ellis Hardwood Ltd.Chicester.England.
Kateren, 1987. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Edisi VI . Jakarta
Khopkar, S.M, 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. AB: A. Saptorahardjo. UI- Press.Jakarta.
Sukardjo,1990. Kimia Anorganik. Jakarta:Rineka Cipta.

LAMPIRAN
Jawaban pertanyaan
1. Adsorpsi fisika
2. Adsorpsi fisika : adsorpsi karbon aktif
Adsorpsi kimia : ion exchange
3. Pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan panas, uap dan CO 2. Arang
akan menjadi aktif, larutan asam, dan terbentuk endapan.
4. Isoterm freudlich berlaku untuk gas yang bertekanan rendah, semua tempat di atas
permukaan tidak sama dengan lapisan molekul gas padat bersifat multilayer dengan
persamaan: V + Kp 1/n
Batasnya adalah kelarutan harus ideal, nilai batasnya = Vm. Vm akan dicapai walaupun
tekanan gas yang dibutuhkan untuk menutupi satuan-satuan massa adsorben.
Isoterm Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang baik, karena pada
adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben besifat heterogen. Gas
merupakan campuran homogen sehingga kurang cocok jika digunakan dalam isoterm
Freundlich.
5. Karena nilai Vm tidak akan dicapai walaupun tekanannya diperbesar sedangkan pada isoterm
Langmuir mengemukan asumsi yang lebih baik.
Karena adsorpsi pada Langmuir bersifat homogen maka lebih memuaskan dibandingkan
dengan pada isoterm Freundlich yang bersifat heterogen.

Anda mungkin juga menyukai