Neuroblastoma
Neuroblastoma
Definisi
Neuroblastoma adalah tumor neuroblastik dari sel neural crest primordial yang terdapat
disepanjang sistem saraf simpatis. Neuroblastoma adalah malignancy solid ekstrakranial yang
paling umum pada kanak –kanak dan tumor malignant yang paling umum pada pasien usia lebih
muda dari umur 1 tahun. Selain itu, neuroblastoma mewakili 7% sampai 10% dari semua
keganasan didiagnosis pada pasien anak-anak lebih muda dari 15 tahun dan bertanggung jawab
untuk sekitar 15% dari semua kematian kanker pediatrik. Namun, neuroblastoma adalah penyakit
heterogen. Tumor dapat regresi spontan atau matur, atau dapat sangat agresif, malignant
fenotip. Presentasi neuroblastoma tergantung dari lokasi anatomis di sistem saraf simpatis
dimana tumor primer berkembang dan status metastase. Neuroblastoma ini merupakan tumor
yang paling sering pada dekade awal kehidupan, sekitar 80% pada anak-anak dibawah usia 4
tahun1.
Penyakit lokal berkaitan dengan sistem saraf simpatis, mencapai dasar tengkorak sampai
pelvis. Presentasi yang paling umum adalah massa abdomen, dengan 35% kasus yang timbul dari
sel adrenergik pada medulla adrenal, 35% pada ganglia paraspinal, 20% pada mediastinum
posterior, dan 5% pada pelvis dan 5% dileher2.
Epidemiologi
Ini pada umumnya merupakan tumor solid pada anak kurang dari 4 tahun. Insidensinya
neuroblastoma 10,5/juta anak dibawah umur 15 tahun. Usia rata-rata yang ditunjukkan adalah 23
bulan, dengan puncaknya 0-4 tahun. Umumnya terjadi pada laki-laki daripada perempuan
(1,2:1), tidak ada predileksi ras atau geografi. Merupakan penyakit familial2.
Embriologi
Glandula adrenal berkembang dari dua sel yang asalnya berbeda. Kortek adrenal dibentuk dari
sel yang berasal dari mesoderm sedangkan medula adrenal berkembang dari sel neural crest.
Sel neural crest dibentuk dari migrasi ventrolateral dari sel neuro-ectodermal yang berasal dari
tabung saraf sekitar minggu ke 3 perkembangan. Sel neural crest ini dibagi menjadi 2 kelompok
sel yang menimbulkan ganglia sensoris dari kranial dan saraf tulang belakang serta migrasi ke
berbagai posisi lain dalam tubuh untuk menimbulkan melanosit dan ganglia simpatik. Kortek
adrenal dibentuk pertama, biasanya selama minggu ke 6 perkembangan. Minggu ke 7 sel neural
crest dari ganglia simpatik bermigrasi membentuk massa pada sisi medial dari perkembangan
kortek. Selama beberapa bulan berikutnya sampai kelahiran janin, korteks akan tumbuh dan
berdiferensiasi mengelilingi sekitar massa sel puncak saraf. Ketika mereka dikelilingi, sel-sel
diferensiasi ke dalam sel-sel sekretori dari medula adrenal. Pada sekitar usia 1 tahun akhir dari
pembentukan glandula adrenal menunjukkan 3 lapisan korteks adrenal mengelilingi sel matur
dari medulla adrenal3.
Patologi
Neuroblastoma adalah tumor embrional dari sistem saraf simpatis. Tumor ini muncul
selama fetal atau kehidupan awal postnatal dari sel sympathetic (sympathogonia) berasal
dari neural crest. Secara histologi,gambaran dari neuroblastoma tidak spesifik, sel tumor bulat
biru kecil dengan sel-sel yang seragam, dengan inti hiperkromatik padat dan sitoplasma minimal.
Menurut klasifikasi International Neuroblastoma Pathology Classification System (INPC), tumor
diklasifikasikan baik dan kurang baik, tergantung pada derajat diferensiasi neuroblast, berisi
Schwannian stroma, indeks mitosis-karyorrhexis, dan usia saat diagnosis4.
MKI didefinisikan jumlah sel tumor yang mitosis atau karyorrhexis per 5000 sel
neuroblastik (low MKI < 100 sel, intermediate 100-200 sel, high>200 sel)
Biologi Molekuler
Isi DNA
Sel manusia normal berisi 2 copy masing-masing 23 kromosom. Sel diploid normal
mempunyai 46 kromosom. Mayoritas (55%) dari neuroblastoma primer adalah triploid atau
“neartriploid/hyperdiploid” dan berisi antara 58 dan 80 kromosom. Sisanya (45%) adalah near
diploid (35-57 kromosom) atau near-tetraploid (81-103 kromosom). “DNA index” dari tumor
adalah rasio dari jumlah kromosom yaitu diploid kromosom (46), dengan DNA index 1, sel near
triploid mempunyai DNA index 1,26-1,76.4
Amplifikasi MYCN
MYCN onkogen menghasilkan onkoprotein, yang merupakan faktor transkripsi yang
mungkin menyebabkan pertumbuhan tidak teratur saat ekspresi berlebihan. Amplifikasi MYCN
(>10 copi/sel) dihubungkan dengan metastasis penyakit, perkembangan penyakit yang cepat dan
hasil yang buruk dan sebagai penanda prognostik melebihi semua tanda sitogenetik lainnya.
Amplifikasi berasal dari lengan distal dari kromosom 2 (2p24) dan diisi MYCN proto-onkogen.
MYCN berhubungan dengan nukleus protein dalam perkembangan sistem saraf dan jaringan
lain. Target ekspresi MYCN adalah perkembangan neuroblastoma.
Secara keseluruhan, 25% neuroblastoma pada anak mempunyai amplifikasi MYCN, 40%
dengan penyakit advance tetapi hanya 5-10% dengan penyakit low stage. Pasien dengan
amplifikasi MYCN diterapi secara intensif dengan strategi multimodalitas apapun luasnya
penyakit dan terlepas dari usia.4
Perubahan kromosom
Perilaku tumor yang agresif dapat dikaitkan dengan penghapusan kromosom 1p36.3 atau
11q23.
Gejala klinis
Pasien dengan neuroblastoma biasanya menunjukkan gejala dan tanda menurut lokasi
primer dan perluasan dari penyakit, meskipun sering asimptomatik. Karena 75% dari
neuroblastoma terjadi pada kavum abdomen (50% pada glandula adrenal, 25% di
retroperitoneum), massa abdomen dideteksi saat pemeriksaan fisik, dengan keluhan nyeri perut.
Lokasi primer yang lain termasuk mediatinum posterior (20%), regio cervical (1%), dan pelvis
(4%). Distress respirasi atau disfagia mungkin refleksi dari tumor regio toraks. Perubahan
defekasi dan buang air kecil disebabkan kompresi dari spinal cord dari tumor paraspinal. Tumor
pada leher atau toraks bagian atas dapat menyebabkan Horner sindrom (ptosis,miosis dan
anhidrosis), enophtalmus, dan heterochromia iris. Ataksia cerebral akut diobservasi, ditandai
sindrom dancing eye, opsoklonus, myoclonus dan chaotic nistagmus. Dua sampai tiga kasus
terjadi pada bayi dengan tumor primer di mediastinum. Tanda dan gejala lain akibat dari sekresi
katekolamin dan vasoactive intestinal polypeptide meliputi diare, penurunan berat badan, dan
hipertensi.2,4
Penyebaran neuroblastoma menurut umur dan stadium tampak pada tabel 3. Lebih dari
40% pasien dengan penyakit metastase. Pada pasien yang lebih tua, neuroblastoma mempunyai
pola metastasis penyakit ke bone marrow, limfonodi, dan tulang. Manifestasi metastase ke tulang
(nyeri tulang) atau anemia (infiltrasi bone marrow). Otak, spinal cord, jantung, paru-paru
merupakan lokasi yang jarang untuk metastasis. Metastasis juga dihubungkan dengan “racoon
eyes”, hasil dari penyebaran plexux vena retro-orbital
Diagnosis
Laboratorium
Lactate Dehydrogenase
Walaupun tidak spesifik,serum lactate dehydrogenase (LDH) dapat menentukan signifikansi
prognostik. Nilai serum LDH yang tinggi menandai aktivitas proliferasi atau luasnya tumor.
Nilai LDH > 1500 IU/L dihubungkan dengan prognosis yang buruk. LDH dapat digunakan
untuk monitor aktivitas penyakit atau respon terapi.4
Ferritin
Nilai yang tinggi dari serum ferritin (>150 ng/mL) juga merupakan gambaran besarnya tumor
atau cepatnya pembesaran tumor. Peningkatan serum feritin sering pada stadium advance dan
mengindikasikan prognosis yang buruk. Nilai ini sering kembali normal selama remisi klinis.4
Neuron Spesific Enolase
Neuron spesific Enolase (NSE) adalah suatu isoenzim enolase glikolitik dan terdapat didalam
neuron pada jaringan saraf pusat dan perifer. Pada neuroblastoma, NSE berasal dari jaringan
tumor dan nilai level serum biasanya berhubungan erat dengan kondisi klinis pasien. Sayangnya
nilai yang tinggi pada NSE, tidak selalu spesifik untuk neuroblastoma, dan bisa juga terdapat
pada pasien dengan tumor wilms, limfoma, hepatoma. Batas nilai teratas untuk serum NSE
berkisar 14.6 ng/mL. Kadar NSE paling tinggi terdapat pada neuroblastoma yang meluas dan
sudah metastasis, dibandingkan pada yang terlokalisir. Nilai serum yang lebih tinggi dari
100ng/mL, biasanya berhubungan dengan stadium lanjut yang memiliki prognostik buruk.4
Katekolamin dan Metabolitnya
Ketika sel-sel neuroblast yang berasal dari neural crest ini berubah bentuk menjadi neoplastik,
mereka ditandai dengan tidak sempurnanya sintesis dari katekolamin dan prekursornya, seperti
epinefrin (E), norepinefrin (NE), 3,4 dihydroxyphenilalanine (DOPA) dan dopamin (DA), dan
juga metabolitnya seperti vanillymaandellic acid (VMA), homovanillic acid (HVA),
methoxydopamine (MDA), dan methanephrine (MN), normethanephrine (NME) dan 3
methoxytyramine (3MT). Neuroblastoma kekurangan enzim phenylethanolamine N-
methyltranferase, yang mengubah noreepinefrin menjadi epinefrin. Sel-sel neuroblastoma tidak
memiliki kantong-kantong penyimpanan katekolamin, seperti layaknya sel-sel normal, sehingga
katekolamin ini dilepaskan kedalam sirkulasi yang secara cepat mengalami degradasi menjadi
VMA dan HVA. VMA dan HVA dapat dinilai dari urin, dan keduanya sangat berguna untuk
diagnosis dan memonitor aktivitas penyakit.1
Hasil metabolit katekolamin urin meningkat 90-95% pada pasien neuroblastoma.
Biasanya nilai urin tampung 24 jam dinilai, tetapi saat ini, urin sewaktu dengan menggunakan
sensitivitas assay dapat juga digunakan dan memiliki sensitivitas yang sejajar. Nilai normal
untuk VMA dalam urin 0.35 mmol/24 jam, sedangkan nilai normal untuk HVA dalam urin
adalah 0,40 mmol/24 jam.
Sayangnya, katekolamin dan metabolitnya ini, sangat tidak mungkin mendeteksi adanya
kekambuhan selama perawatan pasien neuroblastoma yang sedang diterapi. Pada beberapa kasus
dengan diagnosis kekambuhan, metabolit-metabolit ini hanya meningkat 55%, jika dibandingkan
saat awal presentasi, lebih dari 90% sensitifitasnya. Oleh karena itu, adanya relaps penyakit ini
atau perkembangannya, tidak dapat dideteksi secara reliable hanya dengan petanda tumor saja. 1
Pemeriksaan Radiologi
Radiography
Rontgen dada dapat digunakan untuk memperlihatkan massa mediastinum posterior, biasanya
neuroblastoma di toraks pada anak.
Ultrasonography
Walaupun ultrasonography merupakan modalitas yang lebih sering digunakan pada penilaian
awal dari suspek massa abdomen, sensitivitas dan akurasinya kurang dibandingkan computed
tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) untuk diagnosis neuroblastoma.
Modalitas lain biasanya digunakan setelah screening dengan USG untuk menyingkirkan
diagnosis banding. Gambaran USG neuroblastoma lesi solid, heterogen.4
Computed Tomography (CT)
CT umumnya digunakan digunakan sebagai modalitas untuk evaluasi neuroblastoma. Itu dapat
menunjukkan kalsifikasi pada 85% kasus neuroblastoma. Perluasan intraspinal dari tumor dapat
dilihat pada CT dengan kontras. Secara keseluruhan, CT dengan kontras dilaporkan akurasinya
sebesar 82% dalam mendefinisikan luasnya neuroblastoma. Dengan akurasi mendekati 97%
ketika dilakukan dengan bone scan.CT Scan adalah metode yang menggambarkan massa
abdomen yang dapat dilakukan tanpa pembiusan, yang juga menunjukkan bukti daerah invasi,
bungkus vaskuler, limfadenopati, dan kalsifikasi, yang sangat sugestif dari diagnosis, khususnya
berkaitan dengan membedakan antara neuroblastoma dan tumor wilms.4
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI adalah modalitas imaging yang lebih sensitif untuk diagnosis dan staging dari
neuroblastoma. MRI lebih akurat daripada CT untuk mendeteksi penyakit stadium 4. Sensitivitas
MRI adalah 83%, sedangkan CT 43%. Spesifitas MRI 97% sedangkan CT 88%. MRI adalah
modalitas pilihan untuk menentukan keterlibatan sumsum tulang belakang.4
Scintigraphy
Metaiodobenzylguanidine (MIBG) merupakan imaging pilihan untuk mengevaluasi penyebaran
ke tulang dan bone marrow oleh neuroblastoma. Isotop 123 dari I-metaiodobenzylguanidine
(123I-MIBG) selektif diambil sel tumor mensekresi katekolamin (ditunjukkan lebih dari 90%).4
Bone Marrow Examination
Biopsi bone marrow adalah metode rutin dan penting untuk mendeteksi penyebaran bone
marrow pada neuroblastoma. Aspirasi dan biopsi harus dilakukan, meskipun kedepannya
mempunyai diagnosis yang lebih baik.untuk mengumpulkan informasi yang akurat, diambil
spesimen dari lokasi multiple direkomendasikan.
Staging Tumor
Terdapat dua sistem primer yang digunakan untuk staging neuroblastoma. Klasifikasi Evans
digunakan oleh the former Children Cancer Group (CCG) dan klasifikasi St Jude Children’s
Research hospital digunakan institusi POG. Klasifikasi Evans meliputi luasnya tumor, sesuai
radiography. Klasifikasi The Jude menggambarkan staging surgicopatologi, penyebaran
limfonodi. Kedua sistem staging mempunyai nilai prognosis, dibuatlah sistem yang diterima,
International Neuroblastoma Staging system (INSS). Evaluasi dari tumor primer dan penyebaran
lokasi metastasis pada INSS tergantung dari pemeriksaan imaging (CT atau MRI).7
MIBG Scanning juga di rekomendasi untuk evaluasi awal memonitor respon terapi.
Induksi kemoterapi multiagen untuk remisi tumor, dan meningkatkan kemungkinan reseksi. Jika
respon buruk, kemoterapi lini kedua digunakan.
Pengobatan
Kelompok Risiko rendah
Semua Pasien INSS Stadium 1:
1. Pembedahan tumor primer dengan observasi kekambuhan penyakit. Event free survival (EFS) 3
tahun sebanyak 94%, overall survival (OS) 99%.
Semua pasien dengan INSS stadium 2A, stadium 2B tanpa amplifikasi MYCN:
1. Pembedahan tumor primer tanpa kerusakan organ vital. Observasi setelah pembedahan hanya
didapatkan pasien dengan > 50% reseksi tumor primer.
2. Untuk pasien < 50%: kemoterapi 4 siklus dengan dosis sedang menggunakan carboplantin,
etoposide, cyclophosphamide, dan doxorubicin. Agen dan dosis kemoterapi terdapat pada tabel
dibawah. Protokol COG ANBL0531 menurunkan kemoterapi sampai 2 siklus. Selama 3 tahun
yang bergejala 85%, keseluruhan survival 99%
Pasien dengan INSS penyakit stadium 4S:
Mayoritas pasien dengan INSS stadium 4S masuk kelompok risiko rendah dengan EFS 86% dan
OS 92%
1. Mayoritas tumor 4S akan regresi spontan, meskipun pasien kurang dari 2 bulan mempunyai
insidensi tinggi gagal nafas dan disfungsi hati oleh karena infiltrasi diffuse tumor ke hati.
2. Tidak ada komplikasi yang mengancam jiwa, tidak ada indikasi pengobatan.
3. Reseksi bedah dari tumor primer biasanya tidak diperlukan, meskipun biopsi lokasi primer atau
lokasi metastasis dibutuhkan untuk kepastian karakteristik biologik
4. Kemoterapi dimanfaatkan pada pasien dengan komplikasi yang mengancam kehidupan seperti
gangguan pernafasan dan disfungsi hati berat. Penelitian menunjukkan bahwa secara singkat
ciclophosphamide oral dosis rendah (5mg/kg/hari selama 5 hari setiap 2-3 minggu) atau sampai 4
siklus untik kemoterapi risiko sedang (siklus 1-4, tabel 22-10) sering menginduksi remisi.
Kemoterapi harus dihentikan jika didapatkan hasil remisi sebelum mencapai 4 siklus kemoterapi.
Radioterapi dosis rendah dapat juga dimanfaatkan (150 cGy dua sampai tiga kali di 2/3 anterior
hati melalui por oblik lateral.
5. Pasien stadium 4 S dengan biologik tidak baik jarang menjadi calon untuk perawatan yang lebih
intensif.
Pengobatan
Pembedahan diindikasikan seperti yang dijelaskan dibawah modalitas pengobatan umum
sebelumnya. Tabel dibawah menjelaskan induksi kemoterapi berbagai tingkat respon dari
Pediatric Oncologi Group (POG), the Children’s Cancer Group (COG), dan the European
Neuroblastoma Study Group (ENSG). Baru-baru ini COG, berdasarkan tahap klinis INSS, umur,
dan biologis meliputi MYCN, Shimada histopatologi, dan ploidi, telah mengembangkan rejimen
kemoterapi yang dirancang untuk memelihara atau meningkatkan kelangsungan hidup untuk
meminimalkan morbiditas akut dan jangka panjang. Rejimen ini menggunakan empat agen yang
paling aktif dalam neuroblastoma (carboplatin, etoposid, siklofosfamid, dan doxorubicin).
Pasien dengan neuroblastoma berisiko sedang dan biologi yang menguntungkan mendapatkan
satu saja dari empat siklus kemoterapi, dan pasien dengan biologi tidak menguntungkan
mendapatkan dua program (delapan siklus). Masing-masing siklus diberikan setiap 3 minggu.
Untuk detail kemoterapi, sesuai dengan skema ini:
Tabel. Induksi regimen kemoterapi dan respon dari Pediatric Oncology Group, Children’s
Cancer Group, dan European Neuroblastoma Study Group
Pengobatan
Pembedahan diindikasikan dilakukan dibawah modalitas pengobatan,dengan probabilitas
ketahanan hidup jangka panjang kelompok pasien kurang dari 15%. Secara keseluruh angaka
ketahanan hidup ditingkatkan menjadi 43-50% dengan penatalaksanaan yang komprehensif:
1. Induksi kemoterapi
2. Terapi konsolidasi dosis tinggi dengan stem sel autolog
3. Terapi untuk penyakit residual minimal:
a. Radiasi untuk lokasi tumor
b. Agen nonsitotoksik
Terapi konsolidasi
Fase terapi berikutnya adalah konsolidasi. Tujuannya untuk menghilangkan setiap tumor yang
tersiasa dengan agen sitotoksik myeloablative dan penyelamatan sel induk. 3 tahun survival
ratepada pasien yang diberikan rejimen myeloablative diikuti oleh penyelamatan stem sel jauh
lebih unggul (38-50%) dengan kemoterapi saja (15%). Hal ini terutama berlaku untuk pasien
berisiko sangat tinggi seperti usia lebih dari 1 tahun dan amplifikasi MYCN penyakit metastasis.
Tabel. Regimen konsolidasi dan 3 tahun ketahanan hidup dari Recent Pediatric Oncology Group,
Children’s cancer group. And European Neuroblastoma Study group
1. Sandoval JA, Malkas LH, Hickey RJ. Clinical significance of serum biomarkers in pediatric
solid mediastinal and abdominal tumors. Int J Mol Sci 2012; 13:1126-53
2. Traunecker H, Hallet A, A review and update on neuroblastoma, Elsivier, 2011, 103-8
3. Rutigliano D.N, Quanglia, Neuroblastoma and other adrenal tumor, In: Carachi R, Grosfeld J.L,
Azmy A.F, editors. The surgery of childhood tumors, 2008,11:202-19
4. Ricafort R. Tumor markers in infancy and childhood. Pediatric in Review 2011, 306-8
5. Square R, Haider N, Neuroblastoma, Handbook of pediatric surgery, 2010,391-8
6. Lanzkowsky P, manual of pediatric hematology and oncology, 2005, 540-46
1. Pengertian
Pertumbuhan ditandai dengan perubahan ukuran bagian badan anak, yaitu dari kecil menjadi besar. Sedangkan perkembangan
ditandai oleh perubahan kemampuan, yaitu dari pengetahuan yang terbatas pada waktu lahir menjadi kaya akan kemampuan, seperti
berjalan, berlari, tersenyum, berbicara, belajar, dan bergaul di kemudian hari. Didalam mempelajari proses perkembangan manusia
dengan tugas-tugas perkembangannya kita harus memahami dengan baik istilah seperti ; belajar dan kematangan. Belajar adalah
adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dengan latihan atas dasar kematangan dari orang yang sedang belajar itu. Dan
kematangan adalah kelengkapan dari pertumbuhan dan perkembangan fungsi-fungsi badan dan mental sehingga seseorang dapat
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Mental adalah mengenai keadaan psikologis, yaitu mencakup pikiran, status emosional dan perilaku.
Toddler adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36 bulan atau anak usia 1 – 3 th . Toddler tersebut ditandai dengan peningkatan
kemandirian yang diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar.
Perkembangan Fisik
1. Perkembangan Biologis
A. Perubahan Proporsional
B. Perubahan Sensori
· Pendengaran,penciuman, pengecap & perabaan Berkembang dgn baik sehingga Koordinasi baik dengan mengeksplorasi
lingkungan
C. Kematangan Sistem
· Otak tumbuh lengkap 75 % pada akhir 2 thn, perkembangan korteks cerebri yang spesifik, broca untuk bicara dan kortical untuk
mengontrol kaki, tangan & sfinkter
D. Saluran Pernafasan
· .Jaringan limfoid pada tonsil membesar & adenoid membesar sehingga Sering mengalami infeksi seperti Otitis media dan
Tonsilitis & ISPA
· . Proses pencernaan mulai komplit, kapasitas perut meningkat, keasaman lambung meningka
· Dapat mengontrol sfingkter secara fisiologis pada 18-24 bln, kapasitas Bladder meningkat (usia 14-18 bln) dan anak dapat
menahan urin selama 2 jam/lebih
F. Kulit
G. Mekanisme Pertahanan
· Antibodi mulai terbentuk : Ig G . pada tahun ke-2 akhir sedangkan Ig A, D, E meningkat bertahap
A. Motorik Kasar
· Usia 2 tahun bisa berjalan turun naik kursi dan pada usia 2,5 thn .melompat berdiri 1 kaki, berjinjit
B. Motorik Halus
3. Perkembangan Psikososial
Menurut Sigmund Freud, pada fase ini tergolong dalam fase Anal dimana pusat kesenangan anak pada perilaku menahan
faeses bahkan kadangkala anak bermain-main dengan faesesnya. Anak belajar mengidentifikasi tentang perbedaan antara dirinya
dengan orang lain disekitarnya. Konflik yang sering terjadi adalah adanya Oedipus complex atau katarsis yaitu dimana seorang anak
laki-laki menyadari bahwa ayahnya lebih kuat dan lebih besar dibandingkan dirinya.sedangkan pada wanita disebut dengan Elektra
complex. Sedangkan Erickson menggolongkan tahap ini dalam fase Otonomi vs Guilt, ( inisiatif vs rasa malu dan bersalah )
Perkembangan ini berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol tubuh dan lingkungannya.
Adapun Piaget bahwa saat ini merupakan Fase Preoperasional dimana sifat egosentris sangat menonjol. Pada fase
ini.sering ditemukan ketidakmampuan untuk menempatkan diri sendiri ditempat orang lain. Kohlberg menggolongkan masa ini dalam
Fase Konvensional ,Anak mulai belajar baik dan buruk,benar atau salah melaui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral. Kohlberg
menggolongkan fase ini dalam 3 tahap,yaitu Egosentris ,kebaikan seperti apa yang saya mau, tahap berikutnya adalah Oreintasi
hukuman dan ketaatan,baik dan buruk sebagai konsekuensi tindakan, dan tahapan yang terakhir adalah Inisiatif,Anak menjalankan
aturan sebagai sesuatu yang menyenangkan dirinya. Komunikasi, adanya rasa ingin tahu yang besar dan belum fasihnya kemampuan
bahasa,sehingga pada saat memberikan penjelasan kepada anak toddler gunakanlah kata-kata yang sederhana dan singkat.
4. Kemampuan Sosial
· .Menggambar
A. Negativisme
B. Ritualisme
· Merasa aman jika ada orang tua sehingg sering melakukan kegiatan yang beresiko
6. Perkembangan Ego
· Membedakan diri dengan yang lain & meluaskan kepercayaan pada yang lain
7. Kesuksesan otonomi
Bermain, Sibling Rivalry, toilet training & suksesnya interaksi dengan seseorang yang berarti. Pengaruh permaianan sangatlah penting
pada masa ini, yaitu berpengaruh dalam Perkembangan intelektual dimana dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap alat
permainan,mulai mengambangkan otonomi dalam permainan, dan belajar memecahkan masalah. Tak kalah penting pula pengaruh
terhadap perkembangan moral, yaitu anak akan mempelajari nilai benar dan salah dalam permainan sehingga mereka dapat diterima
lingkungannya. Permainan yang tepat adalah solitary play ( 1 – 2 th ) dan parallel play ( 2 – 3 tahun )
· 12-24 bln . perkembangan cepat, masih sederhana dalam kemampuan mencari alasan
· 13-18 bln memakai eksperimen yang aktif untuk mencapai tujuan yang sebelumnya, mulai mengambil keputusan yang rasional
dan alasan yang intelektual
· Merasa berbeda dengan orang lain ditunjukkan dgn keberanian melakukan hal-hal bersifat resiko, tanpa ada ortu.
· Sadar akan adanya akibat yang dilakukan, dan tidak dapat menstransfer pengetahuan yang baru
· 19-24 bulan merupakan akhir tahap sensorimotor yang mana dapat menduga sesuatu yang mempunyai pengaruh padanya,
Imitasi dengan meningkatkan simbol-simbol, mulai merasa mengantisipasi waktu, suhu, mengingat dan mampu menunggu dan Berfikir
dan berperilaku egosentris
Dengan karakteristik :
1. Egosentris
Ketidakmampuan menempatkan situasi dari perspektif orang lain sehungga Implikasi Anak membutuhkan opini/alasan dari orang lain
2. Transduktif
· Alasan dari satu bagian ke bagian lain implikasinya terima alasan anak
3. Organisasi Global
Perubahan pada satu bagian akan merubah seluruh bagian dan implikasi terima alasan anak.
4. Centration
5. Animisme
Membedakan aktifitas hidup pada obyek mati implikasi jaga agar anak tidak ketakutan
6. Irreversibility
Ketidakmampuan memutar balikkan & merubah tindakan fisik yang dilakukan. Implikasi berikan penghargaan & instruksi yang positif
7. Magical
Percaya bahwa pikiran mempunyai kekuatan dan berakibat sesuatu. Implikasinya Jelaskan bahwa pikiran tidak menyebabkan
terjadinya sesuatu & hal itu tidak bertujuan
Tidak mampu berfikir bahwa sesuatu dapat berubah ukuran, bentuk, volume, panjang. Implikasi merubah persepsi akan pandangan
anak
H. Perkembangan Moral
· Orientasi hukuman & kepatuhan menjadi tindakan baik/buruk tergantung dari reward/hukuman yang diberikan
I. Perkembangan Spiritual
K. Perkembangan Seksualitas
L. Perkembangan Sosial
M. Perkembangan Bahasa
Komunikasi, adanya rasa ingin tahu yang besar dan belum fasihnya kemampuan bahasa,sehingga pada saat memberikan penjelasan
kepada anak toddler gunakanlah kata-kata yang sederhana dan singkat.
2-3 tahun
Usia 12 – 18 bulan
· Persiapkan ortu adanya perubahan tingkah laku pada masa toddler,terutama negativisme dan ritualisme.
· Hitung kalori makanan yang biasa diberikan pada anak dan berangsurangsur hentikan makanan dari botol dan tingkatkan
makanan dalam bentuk yang padat.
· Kaji pola tidur dan kebiasaan sebelum tidur, Apakah ada penundaan pada waktu tidur.
· Persiapkan orangtua tentang kemungkinan bahaya dalam rumah seperti keracunan atau terjatuh.
· Bicarakan mengenai permainan-permainan baru yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik, bahasa,
kognitif dan sosial.
· Tekankan tentang pentingnya teman sebaya dalam bermain.
· Bicarakan tentang berbagai metode untuk mendisiplinan anak, keefektifan metode tersebut dan eksplorasi keadaan orangtua
tentang negatisme pada anak; tekankan bahwa negatifisme merupakan aspek penting dalam pengembangan diri dan kemandirian
anak.
· Bicarakan tentang tanda-tanda kesiapan anak untuk melakukan toilet training, tekankan tentang pentingnya menunggu kesiapan
fisik dan piskologis anak, bicarakan tentang kemungkinan timbulnya rasa takut anak, seperti terhadap gelap dan suara-suara tertentu.
· Kaji kemampuan anak untuk berpisah dengan orangtua dan kemampuan menghadapi situasi yang tidak familiar dengannya.
· Beri kesempatan pada orang tua untuk mengucapkan perasaannya, keletihan, frustasi dan kemarahannya
· Bicarakan pentingnya peniruan pada anak dan perlunya melibatkan anak dalam berbagai aktifitas.
· Bicarakan tentang pendekatan yang dilakukan untuk toilet training dan harapan-harapan yang realistik.
· Tekankan keunikan proses berfikir pada toddler, terutama bahasa yang digunakan, pemahaman yang kurang tentang waktu
danketidakmampuan melihat peristiwa dari perspektif orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
- http://dunia-anak-sehat.blogspot.com/2009/02/tumbuh-kembang-toddler.html
- http://zaebetterhealth.blogspot.com/2009/01/tumbuh-kembang-anak-usia-toddler.html
☻ Faktor Genetik
Faktor genetik ini merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun yang termasuk
dalam faktor genetik diantaranya adalah faktor bawaan yang normal atau patoloigik,
jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.
☻ Faktor Lingkungan
Berbagai keadaan lingkungan yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak lazim digolongkan menjadi lingkungan biopsikosial, yang diadalamnya tercakup
komponen biologis (fisis), psikologis, ekonomi, sosial, politik dan budaya.
☻ Faktor Perilaku
Keadaan perilaku akan mempengaruhi pola tumbuh kembang anak. Perilaku
yang sudah tertanam pada masa anak akan terbawa dalam masa kehidupan
selanjutnya.
Belajar sebagai aspek utama aktualisasi, merupakan proses pendidikan yang
dapat mengubah dan membentuk perilaku anak. Dorongan kuat untuk perubahan
perilaku dapat diartikan positif atau negative, bergantung kepada apakah sifat dorongan
tersebut merupakan pengalaman yang baik, menyenangkan, menggembirakan atau
sebaliknya.
Perubahan perilaku dan bentuk perilaku yang terjadi akibat pengaruh berbagai
faktor lingkungan akan mempunyai dampak luas terhadap sosialisasi dan disiplin anak.
E. TEORI TUMBUH KEMBANG MENURUT PAKAR
1. Teori Tumbuh Kembang Sidmund Freud
Sidmund Freud terkenal sebagai pengganti teori alam bawah sadar dan pakar
psikoanalisis.
Tapi kita sering lupa bahwa Freud lah yang menekankan pentingnya arti
perkembangan psikososial pada anak. Freud menerangkan bahwa berbagai problem
yang dihadapi penderita dewasa ternyata disebabkan oleh gangguan atau hambatan
yang dialami perkembangan psikososialnya. Dasar psikaonalisis yang dilakukannya
adalah untuk menelusuri akar gangguan jiwa yang dialami penderita jauh kemasa anak,
bahkan kemasa bayi.
Freud membagi perkembangan menjadi 5 tahap, yang secara berurut dapat dilalui
oleh setiap individu dalam perkembangan menuju kedewasaan.
☻ Fase Oral
Disebut fase oral karena dalam fase ini anak mendapat kenikmatan dan kepuasan
berbagai pengalaman sekitar mulutnya. Fase oral mencakup tahun pertama kehidupan
ketika anak sangat tergantung dan tidak berdaya. Ia perlu dilindungi agar mendapat
rasa aman. Dasar perkembangan mental sangat tergangtung dari hubungan ibu – anak
pada fase ini. Bila terdapat gangguan atau hambatan dalam hal ini maka akan terjadi
fiksasi oral, artinya pengalaman buruk, tentang masalah makan dan menyapih akan
menyebabkan anak terfiksasi pada fase ini, sehingga perilakunya diperoleh pada fase
oral.
Pada fase pertama belum terselesaikan dengan baik maka persoalan ini akan
terbawa ke fase kedua. Ketidak siapan ini meskipun belum berhasil dituupi biasanya
kelak akan muncul kembali berupa berbagai gangguan tingkah laku.
☻ Fase Anal
Fase kedua ini berlangsung pada umur 1-3 tahun. Pada fase ini anak
menunjukkan sifat ke-AKU-annya. Sikapnya sangat narsistik dan egoistic. Ia pun mulai
belajar kenal tubuhnya sendiri dan mendapatkan kepuasan dari pengalaman. Suatu
tugas penting dalam yang lain dalam fase ini adalah perkembangan pembicaraan dan
bahasa. Anak mula-mula hanya mengeluarkan bahasa suara yang tidak ada artinya,
hanya untuk merasakan kenikmatan dari sekitar bibir dan mulutnya. Pada fase ini
hubungan interpersonal anak masih sangat terbatas. Ia melihat benda-benda hanya
untuk kebutuhan dan kesenangan dirinya. Pada umur ini seorang anak masi bermain
sendiri, ia belum bias berbagi atau main bersama dengan anak lain. Sifatnya sangat
egosentrik dan sadistik.
☻ Fase Falik
Fase falik antara umur 3-12 tahun. Fase ini dibagi 2 yaitu fase oediopal antara 3-6
tahun dan fase laten antara 6-12 tahun.
Fase oediopal denagn pengenalan akan bagian tubuhnya umur 3 tahun. Disini
anak mulai belajar menyesuaiakan diri dengan hukum masyarakat. Perasaan seksual
yang negative ini kemudia menyebabkania menjauhi orang tua dengan jenisn kelamin
yang sama. Disinilah proses identifikasi seksual. Anak pada fase praoediopal biasanya
senang bermain denagn anak yang jenis kelaminnya berbeda, sedangkan anak pasca
oediopal lebih suka berkelompok dengan anak sejenis.
☻ Fase Laten
Resolusi konflik oediopal ini menandai permulaan fase laten yang terentang 7-12
tahun, untuk kemudian anak masuk ke permulaan masa pubertas. Periode ini
merupakan integrasi, yang bercirikan anak harus berhadapan dengan berbagai tuntutan
dan hubungan denagn dunia dewasa.
Anak belajar untuk menerapkan dan mengintegrasikan pengalaman baru ini.
Dalam fase berikutnya berbagai tekanan sosial akan dirasakan lebih berat oleh karena
terbaur dengan keadaan transisi yang sedang dialami si anak.
☻ Fase Genital
Dengan selesainya fase laten, maka sampailah anak pada fase terakhir dalam
perkembangannya. Dalam fase ini si anak menghadapi persoalan yang kompleks.
Kesulitan sering timbul pada fase ini disebabkan karena si anak belum dapat
menyelesaikan fase sebelumnya dengan tuntas.
☻ Masa Bayi
Kepercayaan dasar vs ketidak percayaan. Dalam masa ini terjadi interaksi sosial
yang erat antara ibu dan anak yang menimbulkan rasa aman dalam diri si anak. Dari
rasa aman tumbuh rasa kepercayaan dasar terhadap dunia luar.
☻ Masa Balita
Kemandirian vs ragu dan malu. Masa balita dari Erikson ini kira-kira sejajar
dengan fase anal. Pada masa ini anak sedang belajar untuk menegakkan
kemandiriannya namun ia belum dapat berfikir, oleh karena itu masih perlu mebdapat
bimbingan yang tegas. Psikopatologi yang banyak ditemukan sebagai akibat
kekurangan fase ini adalah sifat obsesif-kompulsif dan yang lebih berat lagi adalah sifat
atau keadaan paranoid.
☻ Masa Bermain
Inisiatif vs bersalah. Masa ini berkisar antara umur 4-6 tahun. Anak pada umur ini
sangat aktif dan banyak bergerak. Ai mulai belajar mengembangkan kemampuannya
untuk bermasyarakat. Inisiatifnya mulai berkembang pula dan bersama temannya mulai
belajar merencanakan suatu permainan dan melakukannya dengan gembira.
☻ Masa Sekolah
Berkarya vs rasa rendah diri. Masa usia 6-12 tahun adalah masa anak mulai
memasuki sekolah yang lebih formal. Ia sekarang berusaha merebut perhatian dan
penghargaan atas karyanya. Ia belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
padanya, rasa tanggung jawab mulai timbul, dan ia mulai senang untuk belajar
bersama.
☻ Masa Remaja
Identitas diri vs kebingungan akan peran diri. Pada sekitar umur 13 tahun masa
kanak-kanak berakhir dan masa remaja dimulai. Pertumbuhan fisis menjadi sangat
pesat dan mencapai taraf dewasa. Peran orang tua sebagai figure identifikasi lain. Nilai-
nilai dianutnya mulai diaragukan lagi satu per satu.
Dari tiga teori berkembang tersebut diatas, yaitu teori Freud, Erikson, dan Piaget,
maka kita dapat melihat bagaimana para pakar tersebut mempelajari perkembangan
anak dari sudut yang berbeda namun semuanya sepeandapat bahwa:
a. Perkembanagn suatu proses yang diatur dan berurutan, yang dimulai dari beberapa hal
sederhana, dan terus berkembang menjadi semakin kompleks.
b. Timbulnya gangguan jiwa disebabkan oleh adanya kegagalan disalah satu fase untuk
menyelesaikan suatu tugas perkembangan tertentu.
c. Adanya kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dari pihak anak sendiri.
Freud telah membangun suatu rangka dasar bagi teori perkembangan pendekatan
Freud bersifat egosentrik oleh karena ia mengutamakan untuk mempelajari individu itu
sendiri secara mendalam dan menelaah reaksinya terhadap berbagai titik kritis dalam
perkembangan yang dapat menjadi problem dikemudian hari bila tidak dapat
diselesaikan dengan baik.
Erikson beranjak dari Freud, namun kemudian kebih menekankan pentingnya peran
lingkungan. Ia memepelajari interaksi yang terjadi antara anak dan lingkungannya. Ia
memasuki dunia anak, dunia bermain dan memakai permainan sebagai alat untuk lebih
mengerti jiwa anak.
Penekanan Piaget pada proses kognitif merupakan titik baikyang penting untuk bias memasuki
dunia intelektual yang lebih tinggi. Sitem Piaget dapat dipergunakan untuk meneliti mengenai p