LAPORAN KASUS
1.1. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Pekerjaan
Agama
Tanggal Pemeriksaan
:
:
:
:
:
:
:
Ny. Khoriya
31 tahun
Perempuan
Dsn. Kebomsawah-Ds. Kraton-kec. Kraton
Ibu Rumah Tangga
Islam
4 februari 2015
1.2 Anamnesis
Secara autoanamnesa oleh ibu nya
Keluhan utama :
Penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu.
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien dikonsulkan dari bagian paru karena penurunan kesadaran sejak 1 hari,
sebelumnya pasien sudah mulai mengeluh lemas saat pasien bangun tidur, pasien terlihat
lemas dan ingin tidur terus-menerus, pasien di panggil oleh keluarganya tidak ada
berespon untuk menjawab, tetapi pada malam nya pasien mulai ada respon jika dipanggil,
makan atau minum pasien masih bisa jika di suapi. Sejak pagi tadi pasien tidak sadar
sama sekali.
Pasien MRS di ruang paru 5 hari yang lalu karena sesak, sesaknya sudah 2 minngu
tetapi memberat 1 hari SMRS. Pasien juga mengeluh demam (+), demam sudah sejak 1
minggu yang lalu, demam nya hilang timbul, jika diberi paracetamol demam nya turun.
Pasien juga mengeluh batuk (+), batuk nya sudah hampir 2 tahun, batuk berdahak warna
hijau kental, nafsu makan juga menurun, berat badan pasien juga menurun (+), jika
malam pasien sering berkeringat (+), pasien sudah minum obat TBC selama 5 bulan
lebih.
Sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluhkan sakit pada kepalanya, sakit dirasakan
hilang timbul, sakit kepala terasa pada bagian tengkuk/kepala bagian belakang. Sakit
kepala terasa tertusuk-tusuk dan berat pada leher. Pusing (-), BAB normal (-), BAK
normal (-), tidak ada muntah (-), sariawan (-).
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien belum pernah mengeluhkan hal yang sama sebelumnya. Pasien dengan riwayat
TB aktiv saat ini minum obat sudah 5 bulan lebih. Riwayat HT dan DM disangkal.
1
Status generalis
Kepala
Mata
Mulut
Leher
Thorak:
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: vesikuler +/+, rhonki +/+ lapang paru bagian atas, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas atas : akar hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik
Ekstremitas bawah : akral hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik
1.4 Status Neurologis
Keadaaan umum
Kesadaran
: coma
Rangsang meniengal
Kaku Kuduk
: (+)
Tanda Kerniq
: (+)
Tanda brudzinski I
: (-)
Tanda brudzinski II
: (-)
Peningkatan tekanan intrakranial
Muntah
: (-)
Sakit kepala
: (+)
Kejang
: (-)
Pemeriksaan Nervus Cranialis
N. Olfactorius (I)
Meatus Nasi Dextra
Normosmia
: Sulit dinilai
Anosmia
: Sulit dinilai
Parosmia
: Sulit dinilai
Hiposmia
: Sulit dinilai
N. Opticus (II)
Visus
Lapangan Pandang
Normal
Menyempit
Hemianopsia
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Fundus Okuli
Warna
Batas
Ekskavasio
Arteri
Vena
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Nistagmus
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Pupil
Lebar
:
Bentuk
:
Reflex cahaya langsung
Reflex cahaya tdk lsg
Dolls eye
3 mm
Bulat
:
:
:
3 mm
Bulat
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
N. Trigeminus (V)
Kanan
Kiri
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Mukosa basah
Sulit dinilai
Mukosa Basah
Motorik
Sensorik
Kulit
Selaput lendir
Reflex Kornea
Langsung
Tidak langsung
N. Fasialis (VII)
: (+)
: (+)
Kanan
(+)
(+)
Kiri
Motorik
Mimik
Kerut kening
Menutup mata
Meniup sekuatnya
Memperlihatkan gigi
Tertawa
:
:
:
:
:
:
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
: (-)
: (+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Sensorik
N.Vestibulocochlearis (VIII)
Auditorius
Kanan
Pendengaran
Test Rinne
Test Weber
Kiri
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Vestibularis
Nistagmus
Vertigo
Tinnitus
: Sulit dinilai
Uvula
: Sulit dinilai
Disfagia
: Sulit dinilai
Disartria
: Sulit dinilai
Disfonia
: Sulit dinilai
Reflex muntah
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
N. Asesorius (XI)
Mengangkat bahu
Kanan
: Sulit dinilai
Kiri
Sulit dinilai
5
Sulit dinilai
N. Hypoglossus (XII)
Lidah
Tremor
: (-)
Atropi
: (-)
Fasikulasi
: (-)
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
SISTEM MOTORIK
Tropi
: Eutrofi
Tonus Otot
: Normotonus
Kekuatan otot
: Sulit dinilai
Sikap
: Berbaring
TEST SENSIBILITAS
Eksteroseptif
: Sulit dinilai
Propioseptif
: Sulit dinilai
REFLEKS
Refleks Fisiologis
Biceps
Triceps
Radioperiost
APR
KPR
Kanan
Kiri
:
:
:
:
:
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
:
:
:
:
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Reflex Patologis
Babinski
Oppenheim
Chaddock
Gordon
Schaefer
Hoffman-Tromner
Klonus lutut
Klonus kaki
Refleks Primitif
:
:
:
:
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
KOORDINASI
Lenggang
: sulit dinilai
Bicara
: sulit dinilai
Menulis
: sulit dinilai
Percobaan apraksia
: sulit dinilai
Mimic
: sulit dinilai
Tes Telunjuk-telunjuk
: sulit dinilai
Tes Telunjuk-Hidung
: sulit dinilai
Tes Tumit-lutut
: sulit dinilai
Tes Romberg
: sulit dinilai
VEGETATIF
Vasomotorik
Sudomotorik
Pilo-Erektor
Miksi
Defekasi
: sulit dinilai
Cross Laseque
: sulit dinilai
FUNGSI LUHUR
Kesadaran Kualitatif
: Sulit Dinilai
Ingatan Baru
: Sulit Dinilai
Ingatan Lama
: Sulit Dinilai
7
Orientasi
Diri
: Sulit Dinilai
Tempat
Waktu
: Sulit Dinilai
: Sulit Dinilai
1.5. DIAGNOSA
Diagnosa Klinis
: DOC gradual + headache + dypsneu + chronic cough + febris subakut
+candidiasis oral+ kaku kuduk + rhonki
Diagnosa Topis
Diagnosa Etiologik
Diagnosa Kerja
1.6 PENATALAKSANAAN :
- rencana diagnostik :
Per oral :
INH 150 mg
Rifampicin 300 mg
Pirazinamid 1000 mg
Ethambutol 500 mg
Cotrimoxazole 1x960mg
Hasil
Satuan
Nilai normal
Hemoglobin
15
g/dL
11,7-15,5
Leukosit
12,6
/L
3,6-11,0
Hematokrit
29,6
35-47
Trombosit
253
ribu/L
130-440
Eritrosit
6.27
106/L
4.76-6.95
Albumin
2,7
Gr/dl
3,8-5,1
SGOT
41,1
U/L
10-31
SGPT
31,1
U/L
9-31
BUN
11
mg/dL
6-20
Kreatinin darah
0.4
mg/dL
<1,4
Natrium
144.4
mEq/L
135-147
Kalium
3.6
mEq/L
3,5-5,0
Klorida
98,61
mEq/L
94-111
127
Mg/dl
GDA
Foto thoraks PA
Kesan :
Susp. KP aktif
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Meningitis merupakan salah satu infeksi pada susunan saraf pusat yang mengenai
selaput otak dan selaput medulla spinalis yang juga disebut sebagai meningens. Meningitis
dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan
parasit. Meningitis Tuberkulosis tergolong ke dalam meningitis yang disebabkan oleh bakteri
yaitu Mycobacterium Tuberkulosa. Bakteri tersebut menyebar ke otak dari bagian tubuh yang
lain.1
2.2 Epidemiologi
Meningitis TB merupakan salah satu komplikasi TB primer. Morbiditas dan mortalitas
penyakit ini tinggi dan prognosisnya buruk. Komplikasi meningitis TB terjadi setiap 300 TB
primer yang tidak diobati. CDC melaporkan pada tahun 1990 morbiditas meningitis TB 6,2%
dari TB ekstrapulmonal. Insiden meningitis TB sebanding dengan TB primer, umumnya
bergantung pada status sosio-ekonomi, higiene masyarakat, umur, status gizi dan faktor
genetik yang menentukan respon imun seseorang. Faktor predisposisi berkembangnya infeksi
TB adalah malnutrisi, penggunaan kortikosteroid, keganasan, cedera kepala, infeksi HIV dan
diabetes melitus. Penyakit ini dapat menyerang semua umur, anak-anak lebih sering
dibanding dengan dewasa terutama pada 5 tahun pertama kehidupan. Jarang ditemukan pada
usia dibawah 6 bulan dan hampir tidak pernah ditemukan pada usia dibawah 3 bulan.5
2.3 Anatomi Fisiologi3
Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur syaraf yang
halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan
serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:
Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang
belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk
struktur-struktur ini.
Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan dura meter.
Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan
ikat tebal dan kuat.
11
3.4 Etiologi8
Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri,
jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.
Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas :
1. Bakteri:
Pneumococcus
Meningococcus
Haemophilus influenza
Staphylococcus
Escherichia coli
Salmonella
12
Mycobacterium tuberculosis
2. Virus :
Enterovirus
3. Jamur :
Cryptococcus neoformans
Coccidioides immitris
Pada laporan kasus meningitis tuberkulosa ini, mycobacterium tuberculosis merupakan faktor
penyebab paling utama dalam terjadinya penyakit meningitis.
3.5 Patogenesis
Meningitis TB terjadi akibat penyebaran infeksi secara hematogen ke meningen.
Dalam perjalanannya meningitis TB melalui 2 tahap. Mula-mula terbentuk lesi di otak atau
meningen akibat penyebaran basil secara hematogen selama infeksi primer. Penyebaran
secara hematogen dapat juga terjadi pada TB kronik, tetapi keadaan ini jarang ditemukan.
Selanjutnya meningitis terjadi akibat terlepasnya basil dan antigen TB dari fokus kaseosa
(lesi permulaan di otak) akibat trauma atau proses imunologik, langsung masuk ke ruang
subarakhnoid. Meningitis TB biasanya terjadi 36 bulan setelah infeksi primer.5
Infeksi HIV merupakan faktor resiko untuk berkembangnya TB melalui mekanisme
berupa reaktivasi infeksi laten, progresiviti yang cepat pada infeksi primer atau reinfeksi
dengan Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis).
Kebanyakan bakteri masuk ke cairan serebro spinal dalam bentuk kolonisasi dari
nasofaring atau secara hematogen menyebar ke pleksus koroid, parenkim otak, atau selaput
meningen. Vena-vena yang mengalami penyumbatan dapat menyebabkan aliran retrograde
transmisi dari infeksi. Kerusakan lapisan dura dapat disebabkan oleh fraktur , paska bedah
saraf, injeksi steroid secara epidural, tindakan anestesi, adanya benda asing seperti implan
koklear, VP shunt, dll. Sering juga kolonisasi organisme pada kulit dapat menyebabkan
meningitis. Walaupun meningitis dikatakan sebagai peradangan selaput meningen, kerusakan
meningen dapat berasal dari infeksi yang dapat berakibat edema otak, penyumbatan vena dan
memblok aliran cairan serebrospinal yang dapat berakhir dengan hidrosefalus, peningkatan
intrakranial, dan herniasi6
Skema patofisiologi meningitis tuberkulosa
BTA masuk tubuh
Multiplikasi
Penyebaran hematogen
Meningens
Membentuk tuberkel
MENINGITIS
3.6 Manifestasi Klinis
Gejala klinis meningitis TB berbeda untuk masing-masing penderita. Faktor-faktor
yang bertanggung jawab terhadap gejala klinis erat kaitannya dengan perubahan patologi
yang ditemukan. Tanda dan gejala klinis meningitis TB muncul perlahan-lahan dalam waktu
beberapa minggu.5
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot
ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun, tanda Kernigs
dan Brudzinsky positif.8
14
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa
yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala,
pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa
pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.8
Gejala meningitis meliputi :8
15
Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis saraf kranial(terutama N.III dan N.VII,
gerakan involunter
Hidrosefalus, papil edema
Stadium III : Advanced
Penurunan kesadaran
Disfungsi batang otak, dekortikasi, deserebrasi
3.7 Diagnosis
Diagnosa pada meningitis TB dapat dilakukan dengan beberapa cara :8
1.
2.
2.
Tes Tuberkulin
Ziehl-Neelsen ( ZN )
Rontgen thorax
TB apex paru
TB milier
3.
CT scan otak
Penyengatan kontras ( enhancement ) di sisterna basalis
Tuberkuloma : massa nodular, massa ring-enhanced
Komplikasi : hidrosefalus
4. MRI
Diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dengan PCR, ELISA dan aglutinasi Latex.
Baku emas diagnosis meningitis TB adalah menemukan M. tb dalam kultur CSS. Namun
pemeriksaan kultur CSS ini membutuhkan waktu yang lama dan memberikan hasil positif
hanya pada kira-kira setengah dari penderita
Meningitis virus
Gejala Klinik pada meningitis e.c virus :
Meningitis karena virus ditandai dengan cairan serebrospinal yang jernih serta rasa
sakit penderita tidak terlalu berat. Pada umumnya, meningitis yang disebabkan oleh
Mumpsvirus ditandai dengan gejala anoreksia dan malaise, kemudian diikuti oleh
pembesaran kelenjer parotid sebelum invasi kuman ke susunan saraf pusat. Pada
meningitis yang disebabkan oleh Echovirus ditandai dengan keluhan sakit kepala,
muntah, sakit tenggorok, nyeri otot, demam, dan disertai dengan timbulnya ruam
makopapular yang tidak gatal di daerah wajah, leher, dada, badan, dan ekstremitas.
Gejala yang tampak pada meningitis Coxsackie virus yaitu tampak lesi vasikuler pada
palatum, uvula, tonsil, dan lidah dan pada tahap lanjut timbul keluhan berupa sakit
kepala, muntah, demam, kaku leher, dan nyeri punggung.
Meningitis
TBC
Bakterial
Virus
Tekanan
Meningkat
Biasanya
Bervariasai
LP
Keruh
Normal
Warna
1000 ml
Jernih
Xanthochro
mi
Jumlah Sel
Predominan PMN
< 100/ml
Jenis sel
Sedikit meningkat
Predominan
Protein
Normal/menurun
MN
Predominan
MN
Normal/meningkat
Meningkat
Glukosa
Bervariasi
Biasanya normal
17
Rendah
3.9 Penatalaksanaan8
Pengobatan meningitis tuberkulosis harus tepat dan adekuat, koreksi gangguan cairan
dan elektrolit, dan penurunan tekanan intrakranial. Terapi harus segera diberikan tanpa
ditunda bila ada kecurigaan klinis ke arah meningitis tuberkulosis.
Terapi diberikan sesuai dengan konsep baku tuberkulosis yakni:
Fase intensif selama 2 bulan dengan 4 sampai 5 obat anti tuberkulosis, yakni
isoniazid, rifampisin, pirazinamid, streptomisin, dan etambutol. Terapi dilanjutkan dengan
2 obat anti tuberkulosis, yakni isoniazid dan rifampisin hingga 12 bulan.
Terapi Farmakologis yang dapat diberikan pada meningitis TB berupa :
Rifampicin ( R )
Efek samping : Hepatotoksik
INH ( H )
Efek samping : Hepatotoksik, defisiensi vitamin B6
Pyrazinamid ( Z )
Efek samping : Hepatotoksik
Streptomycin ( S )
Efek samping : Gangguan pendengaran dan vestibuler
Ethambutol ( E )
Efek samping : Neuritis optika
Regimen : RHZE / RHZS
Nama Obat
INH
DOSIS
Dewasa : 10-15 mg/kgBB/hari
+ piridoksin 50 mg/hari
Streptomisin
18
Etambutol
Rifampisin
3.10
Prognosis
Prognosis meningitis tuberkulosa lebih baik sekiranya didiagnosa dan diterapi seawal
mungkin. Sekitar 15% penderita meningitis nonmeningococcal akan dijumpai gejala sisanya.
Secara umumnya, penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik
atau mental atau meninggal tergantung : 6
o umur penderita.
o Jenis kuman penyebab
o Berat ringan infeksi
o Lama sakit sebelum mendapat pengobatan
o Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan
o Adanya dan penanganan penyakit.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Backgroud
to
desease.
Last
updated
2006.
Available
from
http://www.ocbmedia.com/meningitis/background.php
2. Neurology and Neurosurgery Illustrated
3. Israr
YA.
Meningitis.
Last
Updated
2008.
Available
from
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdf
4. Ramachandran TS. Tuberculous Meningitis. Last Updated 4 December 2008. Available
from http://emedicine.medscape.com/article/1166190-overview ---5. Nofareni. Status imunisasi bcg dan faktor lain yang mempengaruhi terjadinya meningitis
tuberkulosa. Available from http://library.usu.ac.id/download/fk/anak-nofareni.pdf
6. Koppel BS. Bacterial, Fungal,& Parasitic infections of the Nervous System in Current
Diagnosis and Treatment Neurology. USA; The McGraw-Hill Companies. 2007. p403-08,
p421-23.
7. Meningitis.Availablefromhttp://forbetterhealth.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.p
df
8. Pradhana
D.
Referat
Meningitis.
Last
Updated
2009.
Available
from
http://www.docstoc.com/docs/19409600/new-meningitis-edit
9. Miller RD. lumbal puncture,5th ed. Churchill Livingstone. Philadelphia. 2000
10. Mulroy MF. Lumbal puncture, An Illustrated Procedural Guide. 2nd ed. Little, Brownand
Company. B oston 1996
20