Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE

KANDIDIASIS PSEUDOMEMBRAN AKUT

A. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : suciati binti husri
Umur : 45 tahun
Suku : jawa
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sumber mulyo,jalur 14 palembang
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Peserta asuransi kesehatan : BPJS
Rekam medis : 1006887

B. ANAMNESA
Keluhan utama
Pasien mengeluhkan terdapat lapisan plak berwarna putih kekuningan
pada permukaan atas lidahnya, disadari sejak ± 2 minggu yang lalu. Tidak
terasa sakit namun setelah dibersihkan den Bercak putih tersebut terasa
sedikit perih setelah menyikat lidahnya dengan sikat gigi. Pasien belum
pernah mengobati kondisi lidah tersebut. Pasien merasa tidak nyaman saat
makan karena lidahnya terasa kotor sehingga pasien ingin dirawat.

Note : Pasien merupakan pasien rawat inap komering 1.2 bagian penyakit
dalam dengan penyakit diabetes meillitus tipe II.

Keluhan tambahan : terdapat sisa akar gigi


Riwayat perawatan gigi :
Kebiasaan buruk : Tidak ada

Riwayat sosial :
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga dengan ekonomi menengah
kebawah.

Riwayat penyakit sistemik :


- Pasien memiliki riwayat penyakit sistemik diabetes mellitus tipe II
yang tidak terkontrol. Pasien sudah menderita penyakit diabetes
mellitus tipe II sejak 6 tahun lalu.

C. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL


Wajah : Simetris
Bibir : Sehat
Kelenjar getah bening submandibula
Kanan : tidak teraba dan tidak sakit
Kiri : tidak teraba dan tidak sakit

D. PEMERIKSAAN INTRA ORAL


Debris : b,e
Plak : a,b,c,e
Kalkulus : a,c,e,f
Perdarahan papila interdental : tidak ada
Gingiva : eritema regio e,f
Mukosa : sehat
Palatum : sehat
Lidah : terdapat lesi berupa lapisan plak berwarna
putih kekuningan yang tersebar merata di
sepanjang dorsum lidah, dapat dikerok,
setelah dikerok terasa perih dan
meninggalkan dasar kemerahan.
Dasar mulut : sehat
Hubungan rahang : Orthognati
Kelainan gigi : Tidak ada

Pemeriksaan Gigi Geligi


 Mobility gigi : -
 Ektrusi : gigi 17, 26, 27
 Atrisi : 13, 12, 11, 21
 Kehilangan gigi : 16, 46
E. DIAGNOSA SEMENTARA
Diagnosa sementara : Kandidiasis Pseudomembran Akut (Thrush)
Diagnosa banding : Coated tongue

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada kasus ini pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah
pemeriksaan mikrobiologi. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa tampak
hasil mikroskopis KOH yeast cell (+) dan hasil biakan candida sp.

G. TINJAUAN PUSTAKA
Oral Candidiasis atau candidosis adalah istilah umum yang digunakan
untuk menggambarkan infeksi oral yang disebabkan oleh jamur Candida sp.
Meskipun agen etiologi utamanya adalah Candida Albicans, spesies non-
albican juga dapat menyebabkan infeksi dan biasanya pada pasien
imunokompromais.1 Spesies Candida sp lain yang menyebabkan kandidiasis
oral adalah Candida glabrata, Candida tropicalis, Candida krusei, Candida
guilliermondii, Candida parapsilosis.2,3,4
Candida sp adalah flora normal rongga mulut yang sebagian besar
terdapat di posterior dorsum lidah. Ketika sistem tubuh seimbang dan host
dalam keaadaan optimal, mikroorganisme tersebut bukan sebuah masalah.
Namun, apabila tubuh dalam keadaan tidak baik seperti pada pasien
imunokompromais, diabetes melitus, gangguan hematologi dan lainnya, maka
mikroorganisme tersebut berkembang menjadi bentuk patogen.4,5,6
Kandidiasis oral dapat diklasifikasikan menjadi kandidiasis oral
primer dan kandidiasis oral sekunder. Kandidiasis oral primer terlokalisasi
hanya pada mukosa oral dan jaringan perioral. Sementara itu, kandidiasis oral
sekunder disertai manifestasi mukokutan sistemik (Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS), Chronic Granulomatous Disease). Kandidiasis
oral primer diklasifikasikan lagi menjadi akut (Pseudomembran,
Erythematous), kronis (Pseudomembran, Erythematous, Hiperplastik) dan
Candidiasis-associated lesion (Denture-induced stomatitis, angular cheilitis,
median rhomboid glossitis).1,2

Kandidiasis Pseudomembran Akut


Kandidiasis akut pseudomembran dikenal juga dengan istilah thrush
dan merupakan bentuk kandidiasis yang paling umum. Kandidiasis ini dapat
mengenai pasien yang memiliki penyakit kronis atau penyakit yang menekan
sistem imun. Lesi ini juga dapat muncul pada pasien yang memakai obat
antibiotik, imunosupresan dan kortikosteroid. Gambaran klinis lesi ini adalah
terdapat plak putih, lunak, dan sedikit tinggi pada mukosa bukal dan lidah.
Lesi juga dapat terlihat pada gingiva, palatum dan dasar mulut. Plak putih
tersebut ketika dibersihkan atau diseka meninggalkan daerah yang
kemerahan.2,4

Kandidiasis Eritematosa
Erythematous candidiasis dikenal juga dengan istilah atrophic oral
candidiasis atau antibiotic sore mouth. Permukaan eritematosa tidak hanya
menunjukkan atrofi tetapi permukaan yang atrofi juga mengalami peningkatan
vaskularisasi. Lesi ini memiliki batas yang difus yang membantu
membedakannya dengan eritoplakia yang memiliki batas yang jelas. Lesi ini
biasanya ditemukan pada palatum dan dorsum lidah pasien yang menjalani
terapi kortikosteroid inhalasi dan pengguna antibiotik.2,4

Kandidiasis Hiperplastik Kronis (Candidal Leukoplakia)


Kandidiasis ini sering disebut sebagai kandidiasis tipe ‘leukoplakia’.
Lesi ini asimtomatik yang ditandai dengan plak putih yang persisten biasanya
pada bibir, lidah dan pipi mirip seperti leukoplakia. Lesi dapat homogen atau
speckled (nodular) dan bertahan dalam waktu yang lama. Beberapa kasus
hiperplastik kronis biasanya dihubungkan dengan defisiensi zat besi atau asam
folat.1,4

Denture stomatitis ( Kandidiasis Atrofik Kronis)


Kandidiasis ini dikenal sebagai denture sore mouth yang biasanya
terjadi pada pemakai gigi tiruan yang tidak pas. Gambaran klinis dari lesi ini
ditandai dengan eritema dan edema pada mukosa yang berkontak dengan gigi
tiruan. Lesi ini jarang mengenai mukosa mandibula. Denture stomatitis terdiri
dari 3 tipe: Tipe I yaitu eritematosa kecil karena trauma oleh gigi tiruan, tipe II
mempengaruhi bagian yang lebih besar yaitu gigi tiruan yang menutupi
mukosa dan tipe III yaitu mukosa granular di bagian tengah palatum.1,2,4

Median rhomboid glossitis


Median rhomboid glossitis secara klinis ditandai dengan lesi
eritomatosa pada bagian tengah posterior dorsum lidah. Gejalanya bersifat
asimptomatis. Daerah eritomatosa disebabkan karena atrofi papila filiformis.
Perokok, pemakai gigi tiruan dan pasien yang menggunakan kortikosteroid
inhalasi mempunyai resiko yang tinggi terjadinya median rhomboid glossitis.2

Angular cheilitis
Gambaran klinis dari angular cheilitis adalah terdapat infeksi pada
fisur komisura mulut yang biasanya dikelilingi eritema. Lesi ini merupakan
gabungan infeksi dari Candida albicans dan Staphylococcus aureus. Biasanya
lesi ini terjadi pada pasien yang mengalami kekurangan vitamin B12, zat besi
dan kehilangan dimensi vertikal. Kulit kering juga dapat memungkinkan
invasi dari mikroorganisme.2

Kandidiasis oral memiliki faktor predisposisi lokal dan sistemik yang


dapat mempengaruhinya. Faktor lokal meliputi kebersihan mulut yang buruk,
kualitas dan kuantitas saliva, penggunaan obat-obatan seperti obat inhalasi
steroid, penggunaan gigi palsu, dan merokok. Faktor sistemik meliputi
malnutrisi, kemoterapi sitotoksik, diabetes, anemia, serta infeksi HIV. and
maxillofacial medicine. Faktor predisposisi inilah yang menyebabkan
pertumbuhan yeast yang melekat pada permukaan epitel.1,2
Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolik kronis yang secara
klinis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia),
gangguan produksi lipid dan metabolisme protein akibat defisiensi insulin
yang absolut maupun relatif.2
Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi :2
1. Diabetes Melitus Tipe 1
DM tipe 1 ditandai dengan kerusakan autoimun idiopatik sel beta
pankreas, biasanya menyebabkan kekurangan insulin.
2. Diabetes Melitus Tipe 2
DM tipe 2 adalah tipe yang paling umum yang ditandai dengan
resistensi insulin pada jaringan perifer dan sekresi insulin yang
rusak oleh sel-sel beta pankreas. Etiologi DM tipe 2 adalah
multifaktorial, termasuk genetik, usia lanjut, obesitas, dan kurang
olahraga.
3. Diabetes Gestasional
Diabtetes gestasional termasuk perkembangan DM tipe 1 atau
penemuan dari asimptomatik DM tipe 2 yang tidak terdiagnosa.
Penyakit ini terjadi selama kehamilan dan biasanya sembuh setelah
melahirkan.
4. Diabetes Melitus Tipe Lain
DM ini disebabkan oleh cacat genetik dari fungsi sel beta dan aksi
insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati atau disfungsi
pankreas yang sebabkan oleh obat, bahan kimia, atau infeksi.
burket
Pedoman untuk mendiagnosis diabetes :2
Gangguan Diabetes
Normal
kadar glukosa Melitus
Glukosa puasa <110 mg/dL 110-126 mg/dL >126 mg/dL
Glukosa plasma
2 jam setelah <140 mg/dL 140-200 mg/dL >200 mg/dL
makan

Pasien diabetes melitus memiliki gejala klinis glikosuria, polyuria,


polydipsia, polyphagia, mudah lelah dan penurunan berat badan serta
menyebabkan komplikasi. Komplikasi dari diabetes melitus adalah retinopati,
nepropati, neuropati, penyakit makrovaskular dan penyembuhan luka yang
terganggu.2,7
Manifestasi rongga mulut dari diabetes melitus antara lain burning
mouth, serostomia, penyakit periodontal dan kandidiasis oral. Kandidiasis
oral dapat terjadi karena terganggunya inervasi kalenjar saliva pada pasien
diabetes melitus neuropathy yang menyebabkan perubahan sekresi saliva dan
membuat laju aliran saliva dan jumlah saliva berkurang sehingga permukaan
mukosa menjadi kering. Hal tesebut merupakan lingkungan yang cocok untuk
pertumbuhan organisme jamur sehingga terjadilah kandidiasis oral.2,7
Perawatan untuk kandidiasis oral meliputi menjaga kebersihan rongga
mulut, menghilangkan faktor predisposisi dan pemberian obat antifungal
secara topikal atau sistemik. Antifungal yang paling umum digunakan adalah
golongan polien atau azole. Polien seperti nistatin dan amphoterisin B yang
biasanya menjadi pilihan perawatan kandidiasis oral. Polien tidak diserap
saluran pencernaan dan tidak menunjukkan resisten. Obat antifungal
golongan ini akan berikatan dengan ergosterol yang penting untuk integitas
membran sel jamur. Ikatan ini akan menyebabkan membran sel bocor
sehingga terjadi kehilangan beberapa bahan intrasel dan mengakibatkan
kerusakan yang tetap pada sel jamur.2,8

H. DIAGNOSA
Dari anamnesa, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang
kelainan ini didiagnosa sebagai kandidiasis pseudomembran akut.

I. RENCANA PERAWATAN

FASE I (Etiotropik)

 Kontrol Plak ,DHE (Edukasi, Motivasi, Instruksi)

 Pemberian obat antifungal

FASE II (Bedah)

Ekstraksi gigi 11 setelah gula darah


terkontrol

FASE III (Restorasi)

 Pembuatan protesa untuk mengganti gigi yang hilang

FASE IV (Maintenance)

 DHE (Edukasi, Motivasi,


Instruksi)
 Kontrol DM
 Kontrol Oral candidiasis
 Kontrol GTP
J. PEMBAHASAN
Diagnosa ditegakan berdasarkan anamnesa, pemeriksaa klinis dan
pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan kultur jamur. Pemeriksaan
klinis pada pasien ini yaitu terdapat lapisan plak berwarna putih
kekuningan yang tersebar merata di sepanjang dorsum lidah, dapat dikerok
dengan menggunakan kassa, setelah dikerok terasa perih dan
meninggalkan dasar kemerahan. Pemeriksaan kultur jamur menunjukkan
hasil mikroskopis yaitu KOH : yeast cell (+) dengan nama kuman Candida
sp. Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang
maka diagnosa pasien ini adalah kandidiasis pseudomembran akut.
Pasien mempunyai riwayat diabetes mellitus tipe 2 sejak 6 tahun
lalu yang tidak terkontrol. Terlihat hasil pemeriksaan kadar gula darah
pasien lebih besar dari normal (tinggi) sehingga dapat menimbulkan
perubahan yang terjadi di rongga mulut, yaitu kandidiasis.
Perawatan pada pasien ini adalah menghilangkan atau mengontrol
faktor predisposisi kandidiasis, yaitu kontrol diet dan kadar gula, menjaga
kebersihan mulut pasien dan pemberian obat anti fungal. Obat anti fungal
yang diberikan adalah satu botol 12 ml Candystatin oral drops dengan
anjuran pemakaian 4 kali sehari 1 ml diaplikasikan pada dorsum lidah
pasien selama 14 hari. Komposisi satu botol 12 ml kandistatin oral drops
yaitu tiap mililiter (ml) mengandung nystatin 100.000 IU.
Pasien diintruksikan untuk melakukan kontrol. Pada kontrol
pertama, hasil pemeriksaan subjektif yaitu rasa sakit yang dirasakan oleh
pasien berkurang, hasil pemeriksaan objektif yaitu lapisan putih
kekuningan pada dorsum lidah pasien berkurang. Pasien diintruksikan
melanjutkan pemakaian obat anti jamur dan menjaga oral hygiene.
Pada kontrol kedua, hasil pemeriksaan subjektif yaitu tidak ada
keluhan dan dari hasil pemeriksaan objektif yaitu lapisan putih kekuningan
pada dorsum lidah telah hilang. Pasien diintruksikan untuk tetap menjaga
oral hygiene.
Foto awal

Foto kontrol 1 Foto kontrol 2

K. KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis serta pemeriksaan penunjang
maka diagnosis lesi pada lidah pasien yaitu kandidiasis pseudomembran akut.
Pasien memiliki riwayat penyakit sistemik Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil
pemeriksaan mikrobiologi menunjukkan hasil mikroskopis yaitu KOH: yeast
cell (+) dan hasil biakan yaitu Candida sp.
Perawatan yang dilakukan pada pasien ini adalah menghilangkan atau
mengontrol faktor predisposisi kandidiasis, pemberian obat anti fungal, serta
kontrol beberapa minggu kemudian. Obat anti fungal yang diberikan pada
pasien ini adalah satu botol 12 ml kandistatin oral drops dengan anjuran
pemakaian 4 kali sehari 1 ml diaplikasikan pada dorsum lidah pasien.
Komposisi satu botol 12 ml kandistatin oral drops yaitu tiap mililiter (ml)
mengandung nystatin 100.000 IU.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tilakaratne WM, Warnakulasuriya S. Oral medicine and pathology-a
guide to diagnosis & management. New Delhi : Jaypee; 2014. p.362-6.
2. Glick, Michael. Burket’s Oral Medicine, 12th ed. USA: People’s
Medical Publishing House; 2015. p.93-9.
3. Mark, Robert E. Oral and maxillofacial pathology, 1st ed. Hongkong:
Quintessence Publishing Co.Inc; 2003. p.213-24.
4. Rajedran A, Sivapathasundharam B. Shafer’s textbook of oral
pathology, 7th ed. India: Elseiver; 2012. p.371-5.
5. Leslie D, Nancy WB. General and oral pathology for the dental
hygienist. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2013.
p.371-93.
6. Isaac W. Atlas of oral diseases. Amsterdam: Springer; 2016. p.23-4.
7. Sol S, Roy E, Edmon T. Essential of oral medicine. US: BC Decker;
2002. p.84-137.
8. Joseph AR, James JS, Richard CKJ. Oral pathology: clinical
pathologic correlations. 6th ed. US: Elsevier; 2012. p.104-8.
KANDIDIASIS
ORAL

Anda mungkin juga menyukai