Anda di halaman 1dari 2

Nama: Dosen:

Kezia Nuansa Aprilia Mahfud Sholihin, Prof., M.Acc., Ph.D.


18/432439/PEK/23705

Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) juga dikenal dengan nama lain, yaitu tanggung jawab perusahaan,
akuntabilitas perusahaan, etika perusahaan, kependudukan atau kepengurusan perusahaan, kewirausahaan yang
bertanggung jawab, dan ‘triple bottom line’.
Dua pendorong CSR: (1) Kebijakan publik yaitu sektor bisnis memiliki dampak besar dan dapat berdampak positif
maupun negatif sehingga pemerintah akan memperhatikan sektor bisnis dan akan mendorong kontribusi positif dari
bisnis, (2) pendorong bisnis yaitu dengan melihat dari segi biaya atau manfaat. CSR merupakan perhatian manajemen
pusat.
Pentingnya CSR: (1) pembangunan berkelanjutan, (2) globalisasi, (3) pemerintah, (4) dampak sektor perusahaan, (5)
komunikasi, (6) keuangan, (7) etika, (8) konsistensi dan komunitas, (9) kepemimpinan, (10) alat bisnis
CSR pada dasarnya adalah sebuah pendekatan strategis bagi perusahaan untuk mengambil untuk mengantisipasi dan
isu-isu terkait dengan interaksi perusahaan dengan orang lain dan, melalui orang-orang interaksi, sukses dalam usaha
bisnis mereka.
Keuntungan CSR bagi perusahaan:
 Sebuah strategi CSR yang koheren
 Sebuah strategi CSR menyediakan bisnis dengan kesempatan untuk menunjukkan wajah manusia mereka
 Perusahaan harus mengakui dan menghormati perbedaan lokal dan budaya, sambil mempertahankan standar
global yang tinggi dan konsisten dan kebijakan
 Menjadi lebih responsif terhadap perbedaan lokal yang berarti mengambil inisiatif spesifik
lmplementasi CSR yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan sangat bergantung kepada misi, budaya, lingkungan
dan profit risiko, serta kondisi operasional masing-masing perusahaan.
Meskipun tidak terdapat standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik dalam pelaksanaan aktivitas CSR,
namun kerangka kerja (framework) yang luas dalam pengimplementasian lingkungan.
Penilaian CSR bertujuan agar perusahaan melakukan aktivitas-aktivitas CSR secara berkesinambungan, tidak bersifat
parsial. Penilaian CSR juga membantu perusahaan mengidentifikasi kesenjangan dan peluang yang ada, sehingga
mampu memperbaiki kualitas pengambilan keputusan.
Strategi CSR dimulai dengan menetapkan arah dan lingkup jangka panjang berkenaan dengan aktivitas CSR. Dengan
demikian, perusahaan berhasil dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, berada dalam lingkungannya yang
khusus guna memenuhi kebutuhan pasar dan ekspektasi para stakeholder.
Komitmen CSR adalah instrumen-instrumen yang dibangun oleh sebuah perusahaan yang mengindikasikan apa yang
ingin dilakukan dalam rangka memberi perhatian terhadap pengaruh sosial dan lingkungannya.

Tujuan utama dari komitmen aspiratif adalah untuk mengartikulasikan tingkat tinggi dan pemahaman umum tentang
apa yang dimaksud oleh perusahaan dan bagaimana hal itu ingin dianggap.

Dengan tidak adanya komitmen aspiratif CSR, ada risiko bahwa berbagai bagian organisasi akan memulai
pelaksanaan kegiatan CSR dengan tujuan yang saling bersilangan.
Komitmen preskriptif biasanya berbentuk kode etik dan standar yang menetapkan perubahan perilaku spesifik yang
disetujui perusahaan untuk diupayakan.

Bukti kemajuan CSR adalah hal yang sangat penting bagi keberhasilan perusahaan, karena dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan bagi pihak-pihak berkepentingan yang mungkin ingin membeli produk perusahaan,
menginvestasikan dananya pada perusahaan, atau memberikan dukungan bagi aktivitas-aktivitas perusahaan dalam
komunitas.
Nama: Dosen:
Kezia Nuansa Aprilia Mahfud Sholihin, Prof., M.Acc., Ph.D.
18/432439/PEK/23705

Soal 1: stakeholder yang terlibat adalah manajemen perusahaan, investor, konsumen, media massa,
keamanan

Soal 2: tingkat prioritas pada stakeholder


Stakeholders Aspek Aspek Aspek Pengaruh Urutan
Legitimacy Power Urgency Dinamis
Konsumen Ya Ya Tinggi Utama 1
Manajemen Pepsi-Cola Ya Ya Tinggi Utama 3
Products Philippines
Manajemen PepsiCo. Ya Ya Tinggi Kedua 2
Inc (Investor)
Media massa Ya Ya Menengah Kedua 4
Aparat keamanan Tidak Tidak Rendah Kedua 5

Soal 3: prinsip yang dilanggar berdasarkan:


 Hak: konsumen yang memiliki nomor berhak untuk mendapat hadiah tetapi tidak dibayar oleh
perusahaan
 Kontraktual: Perusahaan melanggar ketentuan dari peraturan yang dibuatnya sendiri dengan tidak
memenuhi kewajibamya membayar kepada pemenang undian
Soal 4: pelanggaran etika dilakukan baik oleh perusahaan Pepsi-Cola maupun Konsumen. Ketika konsumen
tahu bahwa perusahaan tidak memenuhi kewajibannya, para konsumen tersebut marah dan bertinfak
anarkis yang menyebabkan kerusuhan.

Soal 5: Tindakan yang dilakukan perusahaan tidak dibenarkan secara etika. Dengan menolak membayar
kepada pemenang undian berarti perusahaan merampas hak konsumen. Tetapi, perusahaan sebenarnya
tidak bermaksud membayar dan menipu masyarakat Filipina. Yang menjadi dasar permasalahan adalah
kesalahan manusia (human error) dan terjadi miskomunikasi ketika pengumuman pemenang pada tanggal
25 Mei tersebut.

Soal 6: Perusahaan Pepsi bisa melakukan tindakan klarifikasi yang lebih jelas dan sesegera mungkin setelah
mereka menyadari adanya kesalahan, agar masyarakat yang merasa dirugikan bisa memahami
permasalahan yang terjadi.

Soal 7: Menurut saya, masyarakat negara lain akan memberikan respon yang berbeda karena terdapat
perbedaan tingkat pendapatan dari masyarakatnya sendiri. Selain itu, masyarakat yang sadar akan
pemenuhan hak di suatu negara, pasti akan menuntut perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan
membayar hadiah yang dijanjikan.

Anda mungkin juga menyukai