ANALISA PROSEDUR
C.1. Persiapan Bahan
Sebelum memulai praktikum disiapkan alat dan bahan yang diperlukan, antara
lain pisau, termometer, plastik, timbangan analitik, color reader, tensil strength, panci,
apel, buncis, hati ayam, kentang, bayam dan natrium bikarbonat. Adapun fungsi dari
pisau adalah untuk memotong bahan menjadi berbentuk dadu dengan ukuran 2x2x2 cm
dan mengupas dari kulitnya. Color reader berfungsi mengukur indikator warna. Cara
penggunaan color reader, pertama atur posisi agar sensor dapat bersentuhan dengan
bahan yang ingin diukur tingkat warnanya. Bahan harus diberi tempat yang trnasparan
seperti plastik agar dapat di ukur. Kemudian tekan tombol target untuk memulai
mengukur. Tunggu hingga ada bunyi Beep yang menandakan selesainya pembacaan
warna. Selanjutnya catat. Tensil strength berguna mengukur tekstur bahan, panci untuk
tempat melakukan blansing, dan termometer untuk mengukur suhu. Selanjutnya cuci buah
nanas, ubi ungu, kentang, apel, dan buncis hingga bersih. Setelah itu kupas buah apel,
kentang. Kemudian potong dadu buah apel, kentang, buncis dengan ukuran 2x2x2 cm
menggunakan pisau, sedangkan bayam hanya 4x4 cm. Bahan yang dipotong harus
pada bagian yang sama, hal ini bertujuan untuk menghindari perbedaan pada tekstur
maupun warna.
C.2. Analisa Awal Bahan
Kemudian, dilakukan analisis bahan yaitu diukur warna menggunakan color
reader dan secara visual, tekstur dengan tensile strenght dan secara manual dan berat
menggunakan timbangan analitik. Pada saat analisis warna menggunakan color reader
bahan dimasukkan kedalam plastik terlebih dahulu, kemudian arahkan ujung color
reader ke plastic transparan berisi bahan dan memencet tombol dibagian samping color
reader. Kemudian akan muncul L, a dan b dengan nilai tertentu. L itu menunjukkan light, a
menukjukkan warna kemerah-merahan dan b menunjukkan warna kebiru-biruan.
Pengukuran ini dilakukan pada 3 sisi yang berbeda pada bahan terebut. Untuk
pengukuran secara visual, cukup dilihat menggunakan mata saja. Pada analisis tekstur,
digunakan tensile strenght, bahan diletakkan pada tensile strenght lalu tekan tombol.
Sedangkan pengukuran tekstur secara manual cukup dirasakan saja bagaimana
teksturnya menggunakan tangan. Selanjutnya analisi berat, cukup menggunakan
timbangan analitik. Kemudian setiap data yang diperoleh dicarat.
PERTANYAAN
1. Bagaimana perbandingan tekstur bahan antara kontrol dengan perlakuan water
blanching dan mengapa demikian? (Sitasi)
Control bahan buncis, dengan menggunakan tensile stergth didapatkan tekstur bahan
awal yaitu bernilai 30,5 N. Setelah diberi perlakuan blansing didapatkan hasil tekstur
bernilai 15,9 N. pada bahan apel didapat nilai tekstur awal 50,4N dan setelah
dibalnching didapat nilai 18 N. pada bahan bayam didapat nilai tekstur awal 1,8 N
dan setelah dibalnching didapat nilai 5,5 N. pada bahan kentang didapat nilai tekstur
awal 92,3 N dan setelah dibalnching didapat nilai 43,3 N. Terjadi perbedaan tekstur
yang signifikan dari bahan apel, kentang, buncis yang sebelum dan sesudah di
blanching karena perubahan tekstur dan berat erat hubungannya dengan penyusutan
sel. Mekanisme penyusutan yaitu, pati tergelatinisasi, membran sitoplasma berubah,
dinding sel sedikit berubah, pektin termodifikasi, protein nukleus dan sitoplasma
terdenaturasi, kloroplas dan kromoplas mengalami penurunan. Semua komponen
tersebut keluar sel sehingga beratnya berkurang, namun air pada blanser akan
memasukisel.
Struktur kristal granula pati dalam air pada suhu ruang di bawah 50°C, hanya
sebagian kecil dari granula yang membengkak, dan perubahan ini bersifat reversibel.
Jika suspensi dalam air dipanaskan maka granula pati akan menyerap air dan
ukurannya menjadi besar. Pada suhu di atas 50, sebagian besar granula pati mulai
menyerap air lebih banyak dan strukturnya mulai berubah. Perubahan ini bersifat
irreversible dan merusak struktur aslinya.
Kandungan protein akan berubah jika terkena panas saat proses blanching. Dengan
adanya panas disertai air dapat menyebabkan denaturasi protein. Bila protein
mengalami denaturasi, konfigurasi dari molekul-molekul protein asli dan sifat-sifat
imunologis spesifik yang membedakan kebanyakan protein berubah. Aktivitas enzim
hilang bila dipanaskan sehingga akan menyebabkan kenaikan viskositas.
melakukan blansing dapat membuat teksur bahan menjadi lebih lunak. Namun dari
hasil praktikum ada beberapa bahan yang malah semakin tinggi nilai tensile
stenghtnya. Hal ini dapat dikarenakan tensile strength tersebut sudah tidak begitu
akurat lagi ataupun dapat dikarenakan human eror ketika mengukur (Asgar, 2009).
pada apel yang diberi baking soda awal perlakuan sebelum blanching yaitu L=60,3
a=+0,267 b=+23,367. Lalu diberi perlakuan blanching didapatkan hasil akhir yaitu
L=56,6 a=4,13 b=29,6. pada bayam yang diberi baking soda awal perlakuan
sebelum blanching yaitu L=46,767 a=-8,667 b=+13,3. Lalu diberi perlakuan
blanching didapatkan hasil akhir yaitu L=33,63 a=-8,13 b=10,7. pada kentang yang
diberi baking soda awal perlakuan sebelum blanching yaitu L=60,83 a=-10,667
b=+28. Lalu diberi perlakuan blanching didapatkan hasil akhir yaitu L=51,9 a=-
13,967 b=+22,43. pada buncis yang diberi baking soda awal perlakuan sebelum
blanching yaitu L=55,93 a=-7,867 b=21,5. Lalu diberi perlakuan blanching
didapatkan hasil akhir yaitu L=50,76 a=-12,3 b=24,26. pada kacang panjang yang
diberi baking soda awal perlakuan sebelum blanching yaitu L=2,73 a=-2,6 b=19,3.
Lalu diberi perlakuan blanching didapatkan hasil akhir yaitu L=41,46 a=-9,9
b=14,13
Menurut literatur (Prasetyo dkk, 2012) penamabahan Na2SO3 . dapat mengatasi
ketidakstabilan pigmen. Tujuan penambahan zat stabil adalah diperolehnya zat
warna alami yang stabil pada jangka waktu penyimpanan karena mampu
mendonorkan Na2+ yang mencegah terbentuknya senyawa turunan klorofil. Sehingga
seharusnya nilai L tidaklah berkurang, melainkan bertambah ataupun tetap. Pada
bahan buncis malah terjadi sebuah penurnan. Hal ini dapat dikarenakan
terdenaturasinya pigmen larut air yang ada didalam buncis yang menyebabakan
pucatnya warna buncis tersebut.