Anda di halaman 1dari 4

Dalam operasi normal gas panas dari Suspension Preheater (SP) digunakan sebagai gas untuk drying

dan transporting di Raw Mill dan Coal Mill sebelum dibuang ke lingkungan melalui stack. Namun
terkadang Raw Mill stop operasi entah itu untuk preventive maintenance atau breakdown sedangkan
kiln tetap beroperasi sehingga gas panas dari SP harus melalui suatu alat pendingin karena akan
sangat berbahaya bagi lingkungan jika gas panas langsung dibuang melalui stack sebab selain
suhunya masih terlalu tinggi juga masih mengandung dust yang dapat ditangkap kembali oleh
Dedusting System. Alat pendingin yang hanya beroperasi saat Raw Mill stop disebut dengan Gas
Conditioning Tower (GCT) karena gas memang dikondisikan temperaturnya sedemikian rupa agar
dust terbawa oleh gas dapat ditangkap oleh dedusting system yang biasanya digunakan Electrostatic
Precipitator (ESP). Sebagai informasi di Indonesia melalui Bapedal menetapkan standard konsentrasi
debu maksimal keluar lingkungan pada pabrik semen adalah 80 mg/m 3 atau 80 ppm.
Gas Conditioning Tower (GCT) merupakan auxiliary equipment di pabrik semen yang digunakan
untuk menurunkan temperatur gas panas dari preheater yang akan menuju Electrostatic Precipitator.
Pengkondisian ini dilakukan untuk meningkatkan dew point gas yang menjadi parameter penting bagi
performance ESP. Selain itu penurunan temperatur akan meningkatkan humidity/moisture dan
resistivitas gas sehingga meningkatkan efisiensi penangkapan dust particle yang terbawa oleh gas.
Suhu gas yang ideal di EP berkisar antara 110-140oC. Dew point akan naik dari 35oC menjadi 52-55oC
.
Gas panas dari top preheater yang bersuhu 280-350oC akan menuju GCT (ketika raw mill stop)
diturunkan suhunya sampai 120-140oC. Pendinginan lebih rendah dari itu dapat menyebabkan kondisi
material lembab di bagian bawah GCT. Gas masuk dari top GCT akan dispray dengan air melalui
sejumlah nozzle sehingga terjadi proses direct cooling secara co-current. Proses perpindahan panas
secara co-current ini dipilih karena waktu kontak antara gas dan air lebih lama. Pendinginan gas
dengan water spray akan menurunkan volum gas sehingga dapat menurunkan power
consumption EP raw mill fan karena beban fan menjadi berkurang. Gas akan keluar dari bawah GCT
sedangkan dust yang terpisah secara gravitasi akan dikumpulkan di hopper dan ditransport melalui
screw conveyor (diinstal dibawah GCT dengan reversible drive (dapat bergerak dalam 2 arah bloak-
balik)). Debu yang tertangkap akan ditransport ke blending silo dan dicampur dengan produk raw mill
sebagai kiln feed. Di kedua ujung screw conveyor diinstal pendulum flap valve untuk mencegah air
leakage (kebocoran udara).
Dalam design sistem gas di GCT diambil safety factor 10% untuk air leakage sehingga gas keluar
GCT ada 3 sumber:

1. Volum gas awal masuk GCT


2. Penambahan volum uap air yang menguap dari water spray
3. Air leakage (10%)
Neraca panas pada GCT

Water consumption di GCT

Dengan asumsi gas masuk GCT bersuhu 300oC dan keluar bersuhu 140oC maka water required
untuk berbagai kapasitas plant adalah sebagai berikut:

Kriteria design GCT

 Kecepatan rata-rata gas di dalam GCT ≈2 m/s


 Waktu tinggal (retention time) gas di dalam GCT 10-12 detik
 L/D biasanya 3:1 sampai 3,5:1
Contoh:
Volum gas dari kiln 250000 m 3/jam dengan ducting berdiameter 3 m, jika diambil laju gas di GCT 2
m/s maka ukuran GCT sebagai berikut:
Luas penampang GCT = 250000/3600 (m3/s)/2 m/s = 34,72 m2
Diameter GCT = 6,6 m

Ambil L/D =3,5:1

Panjang kolom GCT = 23,1 m

Cek retention time = 23,1/2 = 11,55 detik (cocok)

Air dispray menggunakan sejumlah nozzle sehingga akan terbentuk kabut (atomisasi). Nozzle adalah
alat yang berfungsi mengubah energi tekanan menjadi energi kinetik (kecepatan) sehingga
diperlukan high pressure pump untuk dapat mensuplai air bertekanan tinggi, umumnya pressure
pompa 35-40 bar. Air bertekanan dengan volume tertentu akan memasuki ruang nozzle yang sempit
(orifice) sehingga akan pecah menjadi sejumlah butiran kecil air (droplet). Tujuan atomisasi adalah
untuk meningkatkan luas permukaan total air yang akan meningkatkan kecepatan perpindahan panas
dari gas ke permukaan droplet sehingga terjadi penguapan air dan pendinginan gas (evaporative
cooling). Oleh sebab itu ukuran droplet yang halus sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi
proses pendinginan gas. Ukuran droplet merupakan salah satu kriteria kritis yang harus ditentukan,
ini disebabkan oleh waktu evaporasi pada droplet merupakan fungsi eksponensial pada perubahan
temperatur yang menjadi driving force antara gas panas dan air.

Nozzle Arrangement
Inlet GCT
Gas Distributor
Swirl atau grate yang ada di dalam grate distributor berfungsi untuk memisahkan debu dari gas akibat
efek tumbukan, pemisahan debu juga diakibatkan penurunan laju gas karena perbedaan diameter
dari ducting inlet dengan kolom GCT.

Anda mungkin juga menyukai