Anda di halaman 1dari 3

4.2.

5 Recording

A. Performa Ayam Broiler


Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa pemeliharaan ayam broiler dibagi
menjadi 2 fase yaitu fase starter dan fase finisher yang meliputi manajemen persiapan kandang,
pemberian pakan dan minum, vaksinasi, sanitasi dan pemanenan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rasyaf (1992) yaitu pemeliharaan ayam broiler dilakukan selama 35 hari atau 5
minggu. Pemeliharaannya dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase starter, fase grower dan fase
finisher.
Pemanenan ayam broiler dilakukan pada minggu ke-4, dengan bobot badan akhir dari
ayam no 1 sampai 5 yaitu 1800 gram, 1252 gram, 1600 gram, 1110 gram, dan 1210 gram.
Ayam no 4 memiliki bobot yang paling kecil yaitu 1110 gram, sementara ayam no 2-5
memiliki bobot di atas 1,2 kg. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Kartasudjana tahun 2005,
bahwa ayam broiler pada umumnya dipanen pada umur sekitar 4-5 minggu dengan bobot badan
antara 1,2-1,9 kg/ekor yang bertujuan sebagai sumber pedaging dan ayam tersebut masih muda
dan dagingnya lunak. Ini berarti hanya ayam no 4 yang bobot akhirnya kurang dari 1,2 kg,
faktor penyebabnya mungkin dari manajemen pemberian pakannya yang kurang bagus, dll.
Untuk pertambahan bobot badan (PBB) pada minggu terakhir paling tertinggi yaitu ayam no 1
dengan PBB sebesar 1800 gram, pemberian pakan sebanding dengan pertambahan bobot badan.
Konversi pakan ayam broiler minggu ke 1 sebesar 1,26 sedangkan standarnya adalah
0,92. Minggu ke 2 sebesar 1,35 lebih tinggi dari standar yaitu 1,23; minggu ke 3 sebesar
1,832jauh dari standar yaitu 1,39; dan minggu ke 4 sebesar 1,63 lebih rendah dari standar yaitu
1,74, dan FCR keseluruhan secara kumulatif yaitu sebesar 1,64. Menurut Suprijatna dan
Kartasudjana (2005) menyatakan bahwa konversi pakan rata-rata ayam broiler selama
pemeliharaan sebesar 1,053. Standar konversi ransum umur 3 minggu sebesar 1,39 dan pada
umur 4 minggu yaitu 1,74. Konversi pakan merupakan acuan untuk menilai keberhasilan
peternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1992) yang menyatakan bahwa konversi
pakan ini penting sekali dalam produksi unggas pedaging karena merupakan acuan
keberhasilan dalam beternak.
Nilai konversi dan efisiensi pakan pada ternak berbanding terbalik. Nilai efisiensi pakan
semakin turun ketika ternak bertambah umurnya. Hal ini disebabkan karena semakin tua ternak
akan mengalami pertumbuhan yang melambat. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987)
bahwa semakin rendah angka konversi pakan berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan
pakan dan semakin banyak pakan yang digunakan untuk mengatakan bobot badan per satuan
berat badan ditambahkan oleh Rasyaf (2007) yang menyatakan bahwa efisiensi pakan berarti
pakan yang dikonsumsi dapat membentuk daging, dengan kata lain efisiensi pakan telah
tercapai. Tetapi jika dibandingkan dengan literature, FCR dari minggu pertama sampai minggu
ke 4 dan sampai dikumulatifkan secara keseluruhan FCR 1,64 menunjukkan angka konversi
pakan yang bagus dan efisien, yang berarti ayam membutuhkan 1,64 kg pakan untuk
menghasilkan 1 kg daging. Pada minggu ke 4 atau hari ke 28, broiler telah mencapai fase finisher
yang berarti kecepatan pertumbuhan broiler mulai menurun.

B. Indeks Prestasi

Indeks Performa (IP) = Ayam hidup(%) x Berat rata-rata (kg) x 100%

Umur panen (hari) x Konversi pakan

= 100 % x 1.394 kg x 100% =

28 x 1,64kg

Indeks Performa Indeks Performa (IP) adalah angka yang menunjukkan suatu prestasi

yang dicapai pada akhir pemeliharaan. Nilai indeks performa yang semakin besar menunjukkan

bahwa pemeliharaan lebih efisien dan baik. Analisis ragam menunjukkan indeks performa yang

sangat berbeda nyata pada setiap perlakuan, disebabkan bobot badan rata-rata dan konversi

pakan pada ayam broiler selama pemeliharaan juga berbeda pada setiap perlakuaan. Indeks
performa ini juga hanya dapat dihitung ketika suatu sistem atau periode pemeliharaan ayam

broiler sudah selesai.

Indeks performa sangat erat hubungannya dengan konversi pakan yaitu konversi pakan

yang tinggi akan menurunkan indeks performa ayam broiler. Berdasarkan HASIL perhitungan IP

yang didapatkan adalah sebesar 303.57 yang menunjukan bahwa menurut Santoso dan Sudaryani

(2009), bahwa nilai indeks performa ayam broiler yang kisaran 301 – 325 dikatakan cukup

sedangkan di bawah 300 dikatakan kurang, jadi bisa dikatakan Indeks performa pada saat

pemeliharaan ayam broiler ini kurang.


Rasyaf, M. 1992. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kartasudjana, R dan Suprijatna, E. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Cet. Ke-2. Penebar

Swadaya. Depok.

Santoso, H., & Sudaryani, T. 2009. Pembesaran Ayam Pedaging di Kandang

Panggung Terbuka. Cetakan Pertama. Penebar Swadaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai