BAB 6
SIFAT-SIFAT TERMODINAMIKA FLUIDA
Aturan fasa (subbab 2.7) menyatakan bahwa jika kita menetapkan spesifikasi
(harga-harga) dari sejumlah sifat-sifat (variabel-variabel) intensif tertentu pada suatu
sistim, maka sesuai dengan aturan fasa kita akan memperoleh harga-harga seluruh
sifat-sifat intensif lainnya. Tetapi aturan fasa tidak memberi penjelasan bagaimana
harga-harga intensif yang lain tersebut dihitung.
Harga-harga numerik sifat-sifat termodinamika sangat penting untuk menghitung
kuantitas kalor dan kerja pada berbagai proses di industri. Sebagai contoh: ingin
diketahui berapa besar kerja yang diperlukan oleh sebuah kompressor yang
beroperasi secara adiabatik untuk menaikkan tekanan gas dari P1 ke P2. Kerja yang
diperlukan dapat dihitung dengan persamaan (2.33), dan dengan mengabaikan
perubahan yang kecil yang terjadi pada energi kinetika dan energi potensial gas,
persamaan (2.33) dapat disederhanakan sebagai berikut:
W S H H 2 H 1
Persamaan ini menjelaskan besarnya kerja poros (shaft work) ditentukan hanya oleh
selisih antara harga entalpi akhir dan awal.
Tujuan pertama kita pada bab ini adalah untuk mengembangkan berbagai
hubungan (relation) sifat yang mendasar sebagai basis struktur matematik dari
termodinamika. Hubungan tersebut dibangun bersumberkan hukum-hukum pertama
dan kedua termodinamika. Dari berbagai hubungan tersebut kita peroleh berbagai
persamaan. Persamaan-persamaan yang dimaksud bersama dengan data PVT dan
data kapasitas kalor dapat digunakan untuk perhitungan harga-harga entalpi dan
entropi. Selain itu kita akan membicarakan berbagai diagram dan tabel yang
menyajikan harga-harga sifat untuk kemudahan dalam penggunaan. Terakhir, kita
akan mengembangkan berbagai korelasi yang berlaku umum yang dapat digunakan
untuk menaksir harga-harga sifat jika informasi atau data eksperimen yang lengkap
tidak tersedia.
163
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
d nU dQ dW
d nU dQrev dWrev
Dengan U, S dan V sebagai harga-harga per satuan mol. Persamaan ini memadukan
hukum-hukum pertama dan kedua, dan diturunkan khusus untuk proses reversible.
Sifat-sifat ini hanya bergantung pada keadaan bukan pada jalan (jenis) proses dalam
mencapai keadaan tertentu. Karena itu persamaan (6.1) tidak dibatasi pemakaainnya
hanya untuk proses reversible. Namun demikian, pembatasan yang ditujukan pada
kelakuan sistem tidak dapat dilonggarkan. Dengan demikian, persamaan (6.1) dpat
dipakai untuk sembarang proses yang terjadi karena adanya perubahan secara
lain dalam suatu sistim bermassa konstan. Sistim boleh saja terdiri dari fasa tunggal
(suatu sistim homogen) atau dari berbagai fasa (suatu sistim heterogen); sistim dapat
juga terdiri dari bahan yang inert atau bahan yang dapat bereaksi.
164
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Persamaan (6.1) mensyaratkan bahwa sistim mesti tertutup dan perubahan hanya
terjadi diantara keadaan yang setimbang.
H U PV (2.11)
A U TS (6.2)
G H TS (6.3)
nH nU P (nV )
Kemudian didifferensialkan menghasilkan,
Bila suku d (nU ) dari persamaan di atas digantikan dengan persamaan (6.1), maka p
ersamaan menjadi,
165
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Bila suku d (nU ) dari persamaan di atas digantikan dengan persamaan (6.1), maka
menghasilkan,
d (nG ) ( nV ) dP ( nS ) dT (6.6)
dU T dS P dV (6.7)
dH T dS V dP (6.8)
dA P dV S dT (6.9)
dG V dP S dT (6.10)
Sejumlah persamaan yang lain diturunkan mengikuti persamaan (6.7) sampai (6.10)
dan dengan menggunakan kriteria eksak pada ungkapan differensial. Bila F = F(x,y),
maka differensial F keseluruhan didefinisikan sebagai,
F F
dF dx dy
x y y x
Atau
dF M dx N dy (6.11)
F F
Dengan, M N
x y y x
166
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Differensiasi berikutnya,
M 2F N 2F
y x y x x y x y
Karena order differensiasi dalam turunan kedua campuran adalah immaterial,
persamaan-persamaan ini di kombinasikan menghasilkan,
M N
(6.12)
y x x y
Bila F adalah suatu fungsi x dan y, sisi kanan persamaan (6.11) adalah suatu
ungkapan differensial exact; karena persamaan (6.12) memenuhi persyaratan, maka
persamaan tersebut dijadikan sebagai kriteria eksak.
Sifat-sifat termodinamika U,H,A, dan G diketahui sebagai fungsi variabel-variabel
pada sisi bagian kanan persamaan (6.7) sampai (6.10); dengan mengikuti penurunan
persamaan (6.12), kita dapat membuat hubungan seperti itu untuk persamaan (6.7)
sampai (6.10):
T P
(6.13)
V S S V
T V
(6.14)
P S S P
P S
(6.15)
T V V T
V S
(6.16)
T P P T
167
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Persamaan entalpi dan entropi untuk fasa homogen adalah sangat berguna bila
persamaan-persamaan itu dibangun sebagai fungsi T dan P. Apa yang ingin kita
ketahui adalah bagaimana H dan S bervariasi terhadap temperatur dan tekanan.
Informasi ini terkandung dalam derivat-derivat berikut ini:
H / T P , S / T P , H / P T , dan S / P T .
H
CP (2.20)
T P
Ungkapan lain dari besaran ini diperoleh dengan membagi persamaan (6.8) dengan
dT dan dengan batasan tekanan adalah konstan, sebagai berikut:
H S
T
T P T P
S C
P (6.17)
T P T
S V
(6.18)
P T T P
Derivativ tekanan dari entalpi diperoleh dengan membagi persamaan (6.8) dengan
dP dan dengan batasan T adalah konstan:
H S
T V
P T P T
Dengan mensubstitusikan persamaan (6.18), persamaan ini menjadi:
H V
V T (6.19)
P T T P
168
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
H H S S
dH dT dP dS dT dP
T P P T T P P T
Derivativ parsil pada kedua persamaan ini diberikan oleh persamaan (2.20) dan
(6.17) sampai (6.19):
V
dH C P dT V T dP (6.20)
T P
dT V
dS C P dP
T T P (6.21)
U H V
P V
P T P T P T
U V V
P (6.22)
P T T P P T
169
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
V ig R
PV ig RT
P P P
Substitusikan persamaan-persamaan ini ke dalam persamaan (6.20) dan (6.21) maka
diperoleh:
dH ig C Pig dT (6.23)
dT dP
dS ig C Pig R (6.24)
T P
S
V (6.25)
P T
H
1 - β T V (6.26)
P T
U
P - β T V (6.27)
P T
170
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
dH C P dT 1 T V dP (6.28)
dT
dS C P V dP (6.29)
T
Oleh karena β dan V sebagai fungsi tekanan yang lemah untuk cairan, maka β dan V
biasanya dianggap konstan, dan masing-masing pada harga rata-rata untuk integrasi
suku-suku terakhir dari persamaan (6.28) dan (6.29).
Contoh 6.1
Tentukan perubahan entalpi dan entropi dari air (fasa cair) yang mengalami
perubahan keadaan dari 1 bar dan 25oC ke 1.000 bar dan 50oC. Data tentang air
disajikan pada tabel berikut:
Penyelesaian 6.1
Penerapan persamaan (6.28) dan (6.29) pada perubahan keadaan tersebut
memerlukan integrasi. Karena entalpi dan entropi adalah fungsi-fungsi keadaan,
maka lintasan untuk intgrasi dapat dipilih sembarangan; salah satu lintasan yang
171
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
paling sesuai dengan data yang disajikan adalah seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 6.1. Karena data yang tersedia mengindentifikasikan bahwa CP merupakan
fungsi yang lemah terhadap T , dan V serta β keduanya adalah fungsi yang lemah
terhadap P, maka harga rata-rata arimatik untuk besaran –besaran tersebut dapat
dipakai untuk integrasi. Integrasi persamaan (6.28) dan (6.29) menghasilkan:
H C P T2 T1 1 T2 V P2 P1
T2
S C P ln V P2 P1
T1
Untuk P = 1 bar
75,305 75,314
CP 75,310 J mol -1 K -1
2
dan untuk t = 50oC,
18,234 18,174
V 18,204 cm 3 mol -1
2
458 568
10 6 513 10 6 K -1
2
Untuk mendapatkan harga H , substitusikan harga-harga numerik ini ke dalam
persamaan:
H 75,310(323,15 298,15)
1 - 513 10 323,15 18,204 1.000 1
-6
10 cm 3 bar J -1
1.883 1.517 3.400 J mol-1
Harga S didapatkan dengan cara yang sama, sebagai berikut:
S 75,310 ln
323,15 513 10 6 18,204 1.000 1
298,15 10 cm 3 bar J -1
6,06 0,93 5,13 J mol -1 K -1
172
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Sebagai catatan, pengaruh dari perubahan tekanan yang besarnya hampir1000 bar
terhadap entalpi dan entropi air adalah lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh
perubahan temperatur yang besarnya hanya 25oC.
Dengan persamaan (2.16), derivative yang pertama dari kedua ini menjadi:
S C
V (6.30)
T V T
U P
T P (6.31)
V T T V
U U T , V S S T , V
Dengan demikian,
U U S S
dU dT dV dS dT dV
T V V T T V V T
173
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Derivativ-derivativ parsil pada kedua persamaan ini diberikan oleh persamaan (2.16),
(6.30), (6,31), dan (6.15):
P
dU CV dT T P dV (6.32)
T V
dT P
dS CV dV (6.33)
T T V
P
(6.34)
T V
dT
dS CV dV (6.36)
T
Contoh 6.2
Penyelesaian 6.2
174
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Persamaan (6.28) dan (6.29) untuk fluida yang tak termampatkan dituliskan
menjadi:
dH C P dT V dP (A)
dT
dS C P
T
Karenanya entalpi fluida yang tak termampatkan adalah suatu fungsi temperatur dan
tekanan, sedangkan entropi adalah hanya fungsi temperatur, dan bebas dari pengaruh
P. Persamaan (6.27) menunjukkan bahwa energi dalam juga hanya sebagai fungsi
temperatur, dan karenanya diberikan oleh persamaan berikut:
dU CV dT
Persamaan (6.12) sebagai kriteria exactness, kita terapkan pada persamaan (A),
diperoleh
C P V
P T T P
C P CV dT T V dP T dV
C P CV T V P
T V
175
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
C P CV T V (B)
Karena β = 0, maka sisi kanan dari persamaan ini adalah nol, dan mengakibatkan
rasio β/κ yang merupakan besaran yang tidak ditentukan mempunyai harga tertentu.
Karena rasio ini berharga tertentu untuk fluida-fluida nyata, maka praduga yang
berlawanan dengan model fluida akan irrasional. Dengan demikian, definisi fluida
yang tak termampatkan menduga bahwa harga rasio ini adalah tertentu, dan kita
menyimpulkan untuk fluida yang demikian kapasitas kalornya pada volume konstan
dan pada tekanan konstan adalah sama.
C P CV C
Hubungan antar sifat-sifat yang mendasar untuk fluida pada keadaan yang
homogen dan dengan komposisi konstan diberikan oleh persamaan (6.7) sampai
(6.10). Persamaan-persamaan tersebut meperlihatkan hubungan fungsi antar sifat-
sifat termodinamika U, H, A, dan G dengan sepasang variabel tertentu. Salah satunya
adalah,
dG V dP S dT (6.10)
G G P, T
176
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
G 1 G
d dG dT
RT RT RT 2
G V H
d dP dT (6.37)
RT RT RT 2
V G / RT
(6.38)
RT P T
H G / RT
T (6.39)
RT T P
G/RT dikenal sebagai suatu fungsi dari T dan P, V/RT dan H/RT. Sifat-sifat yang lain
diperoleh dari persamaan-persamaan yang terdifinisi. Antara lain adalah,
S H G U H PV
R RT RT RT RT RT
177
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Energi Gibbs jika ditetapkan sebagai fungsi T dan P, dapat digunakan sebagai
penghasil fungsi untuk sifat-sifat termodinamika lainnya, dan secara tersirat
energi Gibbs menyampaikan informasi sifat yang lengkap.
Sayang, tidak ada satu pun metoda eksperimen yang diketahui untuk dapat
mengukur langsung harga-harga numerik G atau G/RT, disamping itu, persamaan-
persamaan yang langsung diperoleh dari energi Gibss secra praktis sedikit
penggunaannya. Namun demikian, konsep energi Gibbs sebagai penghasil fungsi
untuk sifat-sifat termodinamika dapat digunakan untuk membuat suatu hubungan
sifat sehingga harga-harga numerik tersebut dapat diperoleh. Sehubungan dengan
itu, didefinisikan energi Gibbs residual sebagai berikut:
G R G G ig
Dengan G dan Gig masing-masing sebagai harga energi Gibss aktual dan ideal pada
temperatur dan tekanan yang sama. Sifat-sifat residual lainnya didefinisikan dengan
cara yang sama. Contoh nya volume residual didefinisikan sebagai:
RT
V R V V ig V
P
Karena V ZRT / P , maka residual volume dan faktor kompressibilitas dihubungkan
sebagai berikut:
RT
VR ( Z 1) (6.40)
P
M R M M ig (6.41)
178
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
G ig V ig H ig
d dP dT
RT RT RT 2
GR V R HR
d
dP dT (6.42)
RT RT RT 2
Persamaan ini merupakan persamaan sifat mendasar untuk sifat-sifat residual dan
diterapkan untuk fluida-fluida berkomposisi konstan. Untuk batasan temperatur
konstan atau tekanan konstan, persamaan (6.42) ditulis masing-masing sebgai
berikut:
V R G R / RT
(6.43)
RT P T
HR
T
G R / RT (6.44)
RT T P
G R H R TS R
179
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
GR V R
d dP (T konstan)
RT RT
RT 0 RT
dP (T konstan)
pada limit bawah G R / RT berharga sama dengan nol, karena keadaan pada tekanan
nol adalah keadaan gas ideal. Dengan persmaan (6.40), persamaan tersebut menjadi:
GR P dP
( Z 1) (T konstan) (6.46)
RT 0 P
HR P Z dP
T (T konstan) (6.47)
RT 0
T P P
SR Z dP dP
Z 1
P P
R
T 0
T P P 0 P
(T konstan) (6.48)
180
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
H H ig H R S S ig S R
T
H H 0ig C Pig dT H R (6.49)
T0
T dT P
S S 0ig C Pig R ln S R (6.50)
T0 T P0
Integral-integral dalam persamaan (6.49) dan (6.50) diselesaikan dengan cara yang
telah dijelaskan dalam subbab 4.1 dan 5.5, sebagai berikut:
T
T0
C Pig dT R ICPH (T0, T; A, B, C, D)
T dT
T0
C Pig
T
R ICPS (T0, T; A, B, C, D)
181
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
T P
S S 0ig C Pig ln R ln S R (6.52)
S T0 P0
Harga-harga HR dan SR diberikan oleh persamaan (6.47) dan (6.48). Untuk tujuan
komputasi, kapasitas kalor rata-rata dinyatakan sebagai berikut:
C Pig R MCPH(T0, T; A, B, C, D)
H
C Pig R MCPS(T0, T; A, B, C, D)
S
Sifat-sifat residual memiliki validitas, baik untuk gas maupun cairan. Namun
demikian, keuntungan persamaan (6.49) dan (6.50) adalah dalam penerapan pada
gas-gas adalah HR dan SR, besaran-besaran yang mengandung seluruh perhitungan
yang komlek, adalah residual yang secara umum adalah sangat kecil. Besaran-
besaran ini memiliki sifat natural untuk mengoreksi terhadap besaran-besaran H ig
ig
dan S . Untuk cairan-cairan, keuntungan ini adalah besar sekali hilang, karena HR
dan SR mesti memasukkan perubahan entalpi dan entropi dari penguapan. Perubahan-
perubahan sifat cairan biasanya dihitung dengan bentuk integrasi persamaan (6.28)
dan (6.29) seperti dijelaskan pada contoh 6.1.
182
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Contoh 6.3
Hitunglah entalpi dan entropi uap isobutan jenuh pada 360 K berdasarkan informasi
berikut:
1. Tabel 6.1 menyajikan data faktor kompressibilitas (harga Z) untuk uap
isobutan.
2. Tekanan uap isobutan pada 360 K adalah 15,41 bar.
ig ig
3. Tetapkan H 0 = 18.115,0 J mol-1 dan S 0 = 295,976 J mol-1 K-1 untuk gas ideal
dengan kondisi rujukan pada 300 K dan 1 bar. [Harga-harga ini sesuai dengan
basis yang diadopsi oleh R. D. Goodwin and W. M. Haynes, Nat. Bur. Standa.
(U.S.), Tech. Note 1051, 1982).
4. Kapasitas kalor gas ideal dari uap isobutan pada temperatur yang diinginkan
adalah:
Penyelesaian 6.3
Perhitungan untuk HR dan SR pada 360 K dan 15,41 bar dilakukan dengan
menggunakan persamaan (6.47) dan (6.48). Penylesaian persamaan-persamaan
tersebut memerlukan evaluasi dua integral berikut:
P Z dP P dP
0
T P
0
( Z 1)
P
183
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
P/ [(∂Z / ∂T)P /P] x 104 / K-1 bar-1 [-(Z - 1)/P] x 102/ bar-1 Harga-
harga bar di
0 (1.780) (2,590)
dalam 0,10 1,700 2,470 kurung
adalah 0,50 1,514 2,186 harga
2 1,293 1,759
4 1,290 1,591
6 1,395 1,544
8 1,560 1,552
10 1,777 1,592
12 2,073 1,658
14 2,432 1,750
15,41 (2,720) (1,835)
ekstrapolasi
P Z dP P dP
0
T P
26,37 10 4 K -1 0
( Z 1)
P
0,2596
184
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
SR
0,9493 (0,2596) 0,6897
R
Untuk R = 8,314 J mol-1 K-1
H R (0,9493)(8,314)(360) 2.841,3 J mol -1
Pilihan lain yang menarik selain metoda numerik untuk mengevaluasi integral
yang terdapat dalam persamaan (6.46) sampai (6.48) adalah evaluasi secara analitik
dengan menggukan persamaan keadaan. Metoda ini memerlukan suatu persamaan
yang dapat langsung diselesaikan untuk harga Z (atau V) yang merupakan fungsi P
pada T konstan. Persamaan keadaan yang dimaksud disebut sebagai volume explicit,
salah satu contohnya adalah ekspansi virial dalam P yang disampaikan dalam Bab 3.
Persamaan keadaan yang lain adalah pressure explicit, yaitu persamaan yang dapat
diselesaikan untuk Z (atau P) yang merupakan fungsi V pada T konstan. Persamaan
keadaan ini tidak sesuai jika digunakan langsung pada persamaan (6.46) sampai
(6.48). Ekspansi virial dalam V dan semua persamaan keadaan kubik adalah
termasuk dalam kelompok pressure explicit, dan penggunaannya dalam evaluasi
sifat-sifat residual memerlukan formulasi ulang persamaan (6.46) sampai (6.48).
Selanjutnya, kita akan melakukan perhitungan terhadap sifat-sifat residual untuk
185
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
berbagai gas dan uap dengan menggunakan persamaan keadaan virial dan persamaan
keadaan kubik.
Bila faktor kompressibilitas diberikan oleh persaman virial dengan dua suku,
BP
Z 1 (3.37)
RT
Persamaan (6.46) disederhanakan menjadi:
G R BP
(6.53)
RT RT
Diferensial persamaan (6.53) disubstitusikan ke persamaan (6.44), dihasilkan:
HR
T
G R / RT
P 1 dB B
T 2
RT T P, x R T dT T
H R P B dB
atau (6.54)
RT R T dT
SR P dB
(6.55)
T R dT
Evaluasi entalpi residual dan entropi residual dengan persamaan (6.54) dan (6.55)
secara langsung dapat dilakukan untuk harga-harga T dan P yang ditetapkan dan
komposisi tertentu, dan dengan data yang cukup seseorang dapat mengevaluasi B dan
dB/dT. Tingkat keandalan (the range of applicability) persamaan-persamaan tersebut
sama seperti persamaan (3.37) sebagaimana telah dibahas dalam subbab 3.4.
Persamaan (6.46) sampai (6.48) tidak pas jika langsung dikombinasikan dengan
persamaan keadaan pressure explicit, maka persamaan-persamaan tersebut perlu
ditransformasi untuk memasukkan V (atau berat jenis ρ) sebagai variabel integrasi.
Dalam penerapan, penggunaan ρ sebagai variabel integrasi lebih mudah
186
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
P Z RT (6.56)
dP RT Z dP dZ ( konstan T )
dP d dZ
( konstan T )
P Z
GR d
( Z 1) Z 1 ln Z (6.57)
RT 0
HR dP GR
dT Z 1 d
RT 2 P RT
Dibagi dengan dT dan dibatasi untuk ρ konstan, persamaan ini menjadi:
HR Z 1 P (G R / RT )
RT 2 P T T
Diferensiasi persamaan (6.56) memberikan harga derivativ yang pertama pada sisi
kanan persamaan ini, dan diferensiasi persamaan (6.57) memberikan harga derivativ
yang kedua. Substitusi harga-harga derivativ ke persamaan ini menghasilkan:
HR Z d
RT
T 0
T
Z 1 (6.58)
187
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Z 1 B C 2
GR 3
2 B C 2 ln Z (6.59)
RT 2
HR B dB C 1 dC 2
RT
T T dT T 2 dT (6.60)
RT a (T )
P (3.41)
V b (V b) (V b)
Dervativ jauh lebih mudah dihasilkan jika persamaan ini dirubah formulanya
sehingga mengandung Z dengan berat jenis ρ sebagai variabel bebas. Sehubungan
dengan ini, kita bagi persamaan (3.41) dengan ρRT dan substitusikan V = 1/ρ.
Setelah dilakukan penyederhanaan secara aljabar, hasilnya adalah:
1 b
Z q
1 b 1 b 1 b
a (T )
dengan definisi q (3.48)
bRT
188
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
b b
Z 1 q (6.61)
1 b 1 b 1 b
Z dq b
T dT 1 b 1 b
d b d ( b) d ( b)
0
( Z 1)
0 1 b b
q
0 (1 b) (1 b)
Z d dq d ( b)
0
T
dT 1 b 1 b
0
d Z d dq
0
( Z 1)
ln(1 b) qI
0
T
dT
I
Dengan definisi:
d ( b)
I 1 b 1 b
0
( T konstan )
Kasus I:
1 1 b
I ln (6.62a)
1 b
189
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
bP P
Z dengan demikian b
RT RT Z
1 Z
I ln (6.62b)
Z
b
Kasus II: I
1 b Z
Persamaan van der Waals satu-satunya yang ditinjau di sini, jika Kasus II diterapkan
untuk persamaan tersebut, maka persamaan ini disederhanakan menjadi: I / Z .
Dengan memanfaatkan hasil evaluasi dari integral-integral, persamaan (6.57)
dan (6.58) disederhanakan menjadi:
GR
Z 1 ln(1 b) Z qI (6.63a)
RT
atau
GR
Z 1 ln(Z ) qI (6.63b)
RT
HR dq dq
dan Z 1 T I Z 1 Tr I
RT dT dT
r
SR dq
Dengan persamaan (6.45), ln ( Z ) q Tr I
R dTr
dq d ln (Tr )
Tr 1 q
dTr d ln Tr
SR d ln (Tr )
ln(Z ) qI (6.65)
R d ln Tr
190
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Contoh 6.4
Carilah harga-harga entalpi residual HR dan entropi residual SR untuk gas n-butan
pada 500 K dan 50 bar seperti yang diberikan oleh persamaan Redlich/Kwong:
Penyelesaian 6.4
Untuk kondisi yang telah ditetapkan:
500 50
Tr 1,176 Pr 1,317
425,1 37,96
Dengan persamaan (3.50), dengan harga Ω untuk persamaan Redlich/Kwong
diperoleh dari Tabel 3.1,
Pr (0,08664)(1,317)
0.09703
Tr 1,176
Dengan harga-harga Ψ dan Ω, dan ungkapan (Tr ) Tr1 / 2 yang diperoleh dari Tabel
3.1, persamaan (3.51) menjadi:
(Tr ) 0,42748
q 3,8689
Tr (0,08664)(1,176)1,5
Z
I ln 0,13247
Z
191
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
1
Dengan ln (Tr ) ln Tr , d ln (Tr ) / d ln Tr (1 / 2). Kemudian persamaan
2
(6.64) dan (6.65) menjadi:
HR
0,6850 1 (0,5 1)(3,8689)(0,13247 ) 1,0838
RT
SR
ln(0,6850 0,09703) (0,5)(3,8689)(0,13247 ) 0,78735
R
Dengan
Hasil-hasil ini dibandingkan dengan hasil-hasil yang dihitung dengan metoda lain
ditampilkan dalam Tabel 6.3.
Tabel 6.3 Harga-harga Z, HR, dan SR untuk n-butan pada 500 K dan 50 bar
192
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
dan P yang sama. Hal ini juga berlaku untuk energi dalam, entalpi dan entropi.
Pengecualian untuk energi Gibbs molar atau spesifik dari zat-zat murni, harganya
tidak berubah selama terjadinya transisi fasa, sperti pencairan (pelelehan),
penguapan, atau sublimasi. Perhatikan suatu cairan murni yang sedang dalam
kesetimbangan dengan uapnya, dalam suatu silinder berpiston pada temperatur T dan
tekanan uapnya Psat. Bila sejumlah kecil (ukuran diferensial) cairan tersebut
mengalami penguapan pada temperatur dan tekanan konstan, dan bila persamaan
(6.6) diterapkan pada proses ini, maka persamaan menjadi d ( nG ) 0. Berhubung
jumlah mol n konstan, maka dG 0, persamaan ini menjelaskan bahwa energi Gibbs
molar atau spesifik dari uap sama dengan energi Gibbs cairannya. Dengan kata lain,
suatu zat murni dengan dua fasa α dan β yang berada dalam kestimbangan, energi
Gibbs kedua fasa tersebut adalah:
G G (6.66)
dengan G dan G adalah energi Gibbs molar atau spesifik masing-masing fasa.
Persamaan Clapeyron, yang dijelaskan untuk pertama kali pada subbab 4.2,
mengikuti konsep kesamaan ini. Jika temperatur suatu sistem dengan dua fasa
berubah, maka tekanannya mesti berubah mengikuti hubungan antara tekanan uap
dan temperatur selama kesetimbangan antara dua fasa itu tetap berlanjut. Bila
persamaan (6.66) diterapkan pada proses perubahan ini, maka:
dG dG
dP sat S S S
dT V V V
193
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
H T S (6.67)
dP sat H
(6.68)
dT T V
persamaan ini adalah persamaan Clapeyron. Untuk kasus perubahan fasa cair l ke
uap v, ditulis sebagai,
dP sat H l v
(6.69)
dT T V l v
Contoh 6.5
Untuk penguapan pada tekanan rendah, persamaan (6.69) mungkin dapat
disederhanakan dengan melakukan pendekatan yang sesuai, yaitu fasa uap dianggap
sebagai gas ideal dan volume molar fasa cair dapat diabaikan, karena nilainya terlalu
kecil dibandingkan dengan volume molar fasa uap. Jelaskanlah bagaimana merubah
persamaan Clapeyron sesuai dengan asumsi-asumsi tersebut?
Penyelesaian 6.5
Berdasarkan asumsi,
RT
V l v V v
P sat
dP sat H l v dP sat / P sat H l v
atau
dT RT 2 / P sat dT / T 2 R
d ln P sat
Dengan demikian, H lv
R
d (1 / T )
Persamaan pendekatan ini, dikenal sebagai persamaan Clausius/Clayperon, yang
menghubungkan langsung kalor laten penguapan dengan kurva tekanan uap. Secara
194
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
B
ln P sat A (6.70)
T
dengan A dan B adalah konstanta-konstanta untuk zat tertentu. Persamaan ini
memberikan pendakatan yang kasar atas hubungan tekanan uap dengan temperatur
pada seluruh rentang dari titik triple sampai titik kritis. Walaupun demikian,
persamaan ini memberikan suatu basis yang baik untuk ekstrapolasi antara harga-
harga pada rentang yang sesuai.
Persamaan Antoine, lebih memuaskan untuk pemakaian secara umum, dengan
bentuk persamaannya sebagai berikut:
B
ln P sat A (6.71)
T C
195
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
A 1,5 C 3 D 6
ln Prsat (6.72)
1
dengan 1 Tr
dan A, B, C, dan D adalah konstanta-konstanta. Harga-harga konstanta untuk
persamaan ini atau persamaan (6.71) untuk sebagian besar zat diberikan oleh Reid,
Prausnits, dam Poling.
Jika suatu sistem terdiri dari fasa cairan jenuh dan fasa uap jenuh dan keduanya
berada dalam kesetimbangan, maka harga keseluruhan sifat ekstensiv dari kedua fasa
adalah jumlah keseluruhan sifat-sifat dari fasa-fasa tersebut. Untuk volume,
hubungannya ditulis sebagai berikut:
nV n l V l n v V v
dengan V sebagai volme sistem berbasis molar, dan jumlah mol keseluruhan adalah
n nl nv .
V xl V l xv V v
dengan xl dan xv masing-masing adalah fraksi cairan dan uap dari sistem keseluruhan.
Karena x l 1 x v ,
V (1 x v ) V l x v V v
196
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
M (1 x v ) M l x v M v (6.73a)
dengan M mewakili V, U, H, S, dan seterusnya. Bentuk lain dari persamaan ini yang
kadang kala berguna adalah:
M M l x v M l v (6.73b)
197
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
jenuh adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan perbedaan antara
temperatur nyata dan temperatur jenuh pada tekanan yang sama.
Lintasan proses mudah diikuti dengan diagram termodinamika. Contoh,
perhatikan pengoperasian suatu boiler pada unit pembangkit listrik tenaga uap.
Keadaan awal proses: adalah air yang bertemperatur di bawah titil didihnya: keadaan
akhir proses adalah: uap air (kukus) pada daerah lewat jenuh. Air masuk ke dalam
boiler dan dipanaskan pada tekanan konstan (garis 1-2 pada Gambar 6.2 dan 6.3) ke
temperatur jenuhnya. Dari titik 2 ke titik 3 air menguap, temperatur tetap konstan
selama berlansung proses ini. Semakin banyak kalor ditambahkan, uap air menjadi
uap lewat-jenuh sepanjang garis 3-4. Pada diagram tekanan/entalpi (Gambar 6.2)
seluruh proses diwakili oleh garis mendatar (horizontal) yang menjelaskan tekanan
boiler. Karena kemampatan cairan adalah kecil untuk temperatur dibawah Tc,
perubahan sifat-sifat cair sangat lambat terhadap tekanan. Dengan demikian, pada
diagram T S Gambar 6.3, Garis-garis tekanan konstan dalam daerah cair terletak
bersama sangat dekat, dan garis 1-2 hampir bertemu dengan kurva cairan jenuh.
Proses adiabatik reversible adalah isentropik dan karenanya diwakili oleh oleh
garis vertikal pada diagram T S. Jika demikian, lintasan diikuti oleh fluida dalam
turbin adiabatik reversible dan kompressor pada diagram H S atau Mollier.
198
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
199
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Contoh 6.6
Penyelesaian 6.6
Karena proses berlangsung secara reversible dan adiabatik, maka perubahan entropi
kukus adalah nol.
(a) Harga-harga entalpi dan entropi untuk kukus kelewat jenuh pada keadaan
awal yaitu pada temperatur 250oC dan tekanan 1.000 kPa ditentukan dengan
cara intrapolasi antara temperatur 240 dan 260oC pada tekanan 1000 kPa,
hasilnya sebagai berikut:
H1 = 2.942,9 kJ kg-1 S1 = 6,9252 kJ kg-1K-1
Untuk keadaan akhir, yaitu pada tekanan 200 kPa,
S2 = S1 = 6,9252 kJ kg-1K-1
Dari Tabel dapat diketahui bahwa harga entropi untuk uap jenuh pada 200 kPa lebih
besar dibandingkan dengan harga S2, ini berarti kukus pada keadaan akhir terdiri dari
dua fasa yaitu cairan jenuh dan uap jenuh. Dengan demikian t2 pada keadaan akhir
adalah temperatur jenuh pada 200 kPa, pada Tabel kukus jenuh (satuan SI) diperoleh
t2 = 120.23oC. Persamaan (6.73a) diterapkan pada entropi, menjadi:
S 2 (1 x 2v ) S 2l x 2v S 2v
200
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
x 2v 0,9640
Berpatokan pada basis massa, kukus pada keadaan akhir adalah campuran dari 96,40
% uap dan 3,6% cairan. Entalpi dari campuran ini dihitung dengan menggunakan
persamaan (6.73a):
H2 = (0,0360)(504,7) + (0,9640)(2.706,3) = 2,627.0 kJ kg-1
Akhirnya,
∆H = H2 − H1 = 2.627,0 − 2.942,9 = −315,9 kJ kg-1
(b) Untuk kondisi awal pada 150 (psia) dan 500(oF), dari Tabel kukus kelewat
jenuh (sistem Inggris) diperoleh data:
H1 = 1.274,3 (Btu)(lbm)-1 S1 = 1,6602 (Btu)(lbm)-1(R)-1.
Untuk keadaan akhir pada 50 (psia),
S2 = S1 = 1,6602 (Btu)(lbm)-1(R)-1.
Dari Tabel kukus diketahui bahwa harga S2 ini lebih besar dibandingkan dengan
entropi uap jenuh pada 50(psia). Dengan demikian, kukus pada keadaan akhir adalah
kukus kelewat jenuh. Interpolasi entropi pada tekanan 50 (psia) menghasilkan:
t 2 283,28( o F) H 2 1.175,3 (Btu) (lbm) -1
Dengan demikian,
H H 2 H 1 1.175,3 1.274,3 99.0(Btu )(lbm)-1
Neraca energi aliran yang melewati suatu nozzle ditentukan berdasarkan
persamaan (2.32a). Sesuai dengan assumsi yang telah ditetapkan, maka persamaan
ini menjadi:
1 2
H u 0
2
Dengan demikian, penurunan nilai entalpi pada proses tersebut semata-mata sebagai
kompensasi dari peningkatan energi kinetik pada fluida. Dengan kata lain, kecepatan
fluida meningkat saat melewati nozzle, dan itulah gunanya nozzle. Pembahasan
secara rinci tetang nozzle diberikan pada subbab 7.1.
Contoh 6.7
201
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Sebuah tangki dengan volume 1,5 m3 berisi 500 kg air yang berada dalam
kesetimbangan dengan uap air. Air mengisi sebagian ruang tangki dan sisanya
ditempati oleh uap air. Temperatur dan tekanan dalam tangki adalah 100 oC dan
101,33 kPa. Air bertemperatur 70oC dan bertekanan sedikit lebih tinggi dari 101,33
kPa sebanyak 70 kg dialirkan melalui pipa ke dalam tangki. Jika temperatur dan
tekanan di dalam tangki dipertahankan tidak berubah akiabat pengaliran air tersebut,
berapakah jumlah energi dalam bentuk kalor mesti ditambahkan ke dalam tangki?.
Penyelesaian 6.7
Tetapkan tangki sebagai volume atur. Tidak ada kerja yang dilakukan, disamping itu,
diassumsikan pengaruh energi kinetik dan energi potensial dapat diabaikan. Dengan
demikian persmaan (2.29) dapat ditulis sebagai berikut:
d ( mU ) tank
H m Q
dt
tanda petik (pada H dan m ) menyatakan aliran masuk. Neraca massa volume atur
adalah:
dmtank
m
dt
dikombinasikan dengan neraca energi menghasilkan :
d ( mU ) tank dm
H Q
dt dt
Dikalikan dengan dt dan diintegrasikan terhadap waktu (dengan H konstan)
menghasilkan:
Q (mU ) tank H mtank
Definisi entalpi dapat diterapkan pada semua isi tangki dan menghasilkan:
(mU ) tank (mH ) tank ( P mV ) tank
dengan m tank adalah750 kg air masuk ke dalam tangki, dan subscript 1 dan 2
menanda kondisi dalam tangki pada awal dan akhir proses. Pada akhir proses tangki
202
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
masih mengandung cairan jenuh dan uap jenuh dalam keadaan kesetimbangan pada
100oC dan 101,33 kPa. Dengan demikian m1H1 dan m2H2 masing-masing terdiri dari
dua fasa, satu untuk fasa cair dan satu lagi untuk fasa uap.
Perhitungan selanjutnya memerlukan data entalpi yang diperoleh dari Tabel
kukus, adapun entalpi tersebut adalah:
H 293,0 kJ kg -1 ; cairan jenuh pada 70oC
l
H tank 419,1 kJ kg -1 ; cairan jenuh pada 100oC
v
H tank 2.676,0 kJ kg -1 ; uap jenuh pada 100oC
Volume uap mula-mula dalam tangki adalah 1,5 m3 dikurang volume yang ditempati
oleh 500 kg air. Maka,
1,5 (500)(0,001044)
m1v 0,772 kg
1,673
nilai 0,001044 dan 1,673 m3 kg-1 masing-masing adalah volume jenis dari cairan
jenuh dan uap jenuh pada 100oC, diperoleh dari Tabel kukus. Selanjutnya,
( m1 H 1 ) tank m1l H 1l m1v H 1v 500(419,1) 0,772(2.676,0)
211,616 kJ
Jumlah massa air dan uap air pada akhir proses ditentukan dengan neraca massa,
berkaitan dengan ini mesti dingat bahwa volume tangki tidak berubah selama proses
yaitu tetap sebesar 1,5 m3.
m2 500 0,772 750 m2v m2l
Karena H 2l H 1l dan H 2v H 1v
Maka,
(m2 H 2 ) tank (1.250,65)(419,1) (0,116)(2.676,0) 524.458 kJ
203
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
P Pc Pr T Tc Tr
dP Pc dPr dT Tc dTr
HR Pr Z dPr
RTc
Tr2 0
Tr
Pr Pr
(6.74)
SR Z dPr dP
Z 1 r
Pr Pr
R
Tr 0
Tr
Pr Pr 0 Pr
(6.75)
Z Z 0 Z1
Z Z 0 Z 1
Tr Pr Tr Pr T
r Pr
204
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Substitusikan Z dan (Z / Tr ) Pr ke dalam persamaan (6.74) dan (6.75) menghasilkan:
HR Pr Z 0 dPr Pr Z 1 dPr
RTc
Tr2 0
Tr
Pr Pr
Tr2
0
Tr Pr Pr
SR Pr Z 0 dP Pr Z 1 dP
Tr Z 0 1 r Tr Z 1 r
R 0
Tr Pr Pr 0
Tr Pr Pr
Integral-integral pertama di sisi kanan dari kedua persamaan di atas dapat dievaluasi
secara numerik atau grafik untuk berbagai harga Tr dan Pr dari data Z0 yang disajikan
dalam Tabel-tabel E.1 dan E.3 (Smith et al, 2005), dan integral-integral yang kedua
dievaluasi dengan cara yang sama dari data Z1 yang disajikan pada Tabel-tabel E.2
dan E.4 (Smith et al, 2005).
Jika suku-suku pertama (termasuk tanda kurang) pada sisi kanan dari kedua
R 0
persamaan di atas masing-masing digantikan oleh besaran ( H ) / RTc dan
H R (H R )0 ( H R )1
(6.76)
RTc RTc RTc
S R (S R ) 0 ( S R )1
(6.77)
R RTc RTc
( S R )1 / R seperti yang telah ditentukan oleh Lee dan Kesler disajikan sebagai fungsi
Tr dan Pr dalam Tabel E.5 sampai dengan Tabel E.12 (Smith et al, 2005). Harga
besaran-besaran ini bersama dengan persamaan-persamaan (6.76) dan (6.77) dapat
digunakan untuk menaksir entalpi dan entropi residual dengan berbasis pada tiga
parameter keadaan yang berkaitan seperti yang telah dikembangkan oleh Lee dan
Kesler (subbab 3.6). Harga-harga Z, HR, dan SR untuk n-butanan pada 500 K dan 50
bar yang dihitung berdasarkan korelasi Lee dan Kesler disajikan dalam Tabel 6.3.
205
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
R 0
Tabel E.5 dan E.6 (Smith et al, 2005) menyajikan harga ( H ) / RTc dan Tabel
E.9 dan E.10 (Smith et al, 2005) menyajikan harga ( S R ) 0 / R , tabel-tabel tersebut
menyediakan dua parameter dari korelasi-korelasi keadaan yang dapat digunakan
untuk menaksir secara cepat harga kasar sifat-sifat residual. Jatidiri (nature) korelasi-
korelasi ini dijelaskan oleh Gambar 6.5 yang meperlihatkan grafik hubungan antara
( H R ) 0 / RTc vs. Pr untuk enam garis isotermal (isotherms). Seperti korelasi faktor
R 0
kompressibilitas yang dijeneralkan, kompleksitas fungsi-fungsi ( H ) / RTc ,
R 0
Gambar 6.5 Korelasi Lee/Kesler untuk ( H ) / RTc sebagai fungsi Tr dan Pr
BPc
B 0 B1 (3.59)
RTc
Karena B, B0, dan B1 adalah hanya sebagai fungsi-fungsi temperatur, diferensiasi
parameter-parameter ini menghasilkan:
206
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Pc dB dB 0 dB 1
RTc dTr dTr dTr
HR P dB SR P dB
B Tr
R R dTr R RTc dTr
HR 0 dB 0 1 dB1
Pr B Tr
B Tr (6.78)
R dTr dTr
SR dB 0 dB 1
Pr (6.79)
R dT
r dTr
0.422
B 0 0.083 (3.61)
Tr1,6
dB 0 0,675
2,6 (6.80)
dTr Tr
0.172
B 1 0.139 (3.62)
Tr4, 2
dB 1 0,722
5, 2 (6.81)
dTr Tr
207
Buku Ajar : Termodinamika Teknik Kimia I. Disusun Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
T2
H C Pig dT H 2R H 1R (6.82)
T1
T2 P
S C Pig ln R ln 2 S 2R S1R (6.85)
S T1 P1
Seperti nama yang telah diberikan kepada fungsi-fungsi yang digunakan untuk
evaluasi integral-integral dalalam persamaan (6.82) dan (6.83) dan kapasitas kalor
rata-rata dalam persamaan (6.84) dan (6.85), juga kita menamai fungsi-fungsi yang
berguna untuk evaluasi HR dan SR . Persamaan-persamaan (6.78), (3.61), (6.80),
(3.62), dan (6.81) bersama memberikan fungsi untuk evaluasi dari HR/RT, dan diberi
nama HRB(TR, PR, OMEGA);
208