Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ANGKA PENYABUNAN


Minggu, 13 Mei 2018
Kelompok : 5
Kelas : 1A D4 TKI
Anggota Kelompok : 1. Gumawa Windu Manggada (1741420059)
2. Indira Inastiti Noor (1741420088)
3. Moch Farhein Ferdinal (1741420008)
I. TUJUAN
- Mahasiswa dapat memahami makna dan manfaat dari angka penyabunan
- Mahasiswa dapat menentukan angka penyabunan dari suatu minyak

II. DASAR TEORI


Dalam analisa kuantitatif terhadap minyak atau lemak, salah satu hal yang dapat
dilakukan adalah mementukan menentukan angka penyabunan. Angka penyabunan itu sendiri
merupakan salah satu cara mengidentifikasi suatu senyawa lemak atau minyak dengan cara
menentukan jumlah dari basa yang diperlukan untuk menghidrolisis satu gram lemak atau
minyak.

Pada penerapannya, angka penyabunan umumnya digunakan untuk mengetahui massa


molekul relatif rata-rata pada suatu lemak atau minyak dan jumlah zat alkali yang digunakan
untuk pembuatan sabun yang apabila penerapannya diperluas maka bisa digunakan dan
diterapkan pada industri sabun

III. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Labu bundar 1 buah


2. Statif 1 buah
3. Klem 2 buah
4. Pemanas Mantel 1 buah
5. Pipet gondok 25 ml 1 buah
6. Erlenmeyer mulut besar 2 buah
7. Buret 50 ml 1 buah
8. Kondensor 1 buah
9. Ball pipet 1 buah
10. Pipet tetes 1 buah
11. Beker Glass kecil 1 buah
12. Sarung Tangan 1 buah
13. Batu didih kecil 3 buah

Bahan :
1. Padatan KOH
2. Larutan Etanol
3. Minyak Goreng ( Merk Rose Brand )
4. Larutan HCl 0.5 N
5. Indikator PP

IV. CARA KERJA

1. Menyiapkan Alat dan bahan yang diperlukan


2. Menimbang KOH 14 gram
3. Melarutkan KOH kedalam 500 ml Etanol
4. Menimbang Minyak sebanyak 2 gram kedalam Labu bundar
5. Mengambil 25 ml campuran KOH kedalam labu bundar
6. Memasukan batu didih kedalam labu bundar
7. Melakukan Refluks campuran minyak dan KOH hingga benar-benar larut
8. Menyiapkan HCl 0,5 N kedalam buret dan 25 ml KOH dalam etanol kedalam Erlenmeyer
9. Melakukan Titrasi Blanko KOH dengan HCl
10. Melakukan titrasi campuran minyak dan KOH dengan HCl
11. Menghitung Angka penyabunan

V. DATA PENGAMATAN
Massa minyak : 2.0098 gram
Titrasi Blanko KOH dalam Etanol : 22.1 ml
Titrasi Hasil Refluks : 8.3 ml
Indikator PP : 3 tetes
Konsentrasi KOH standar : 0.38 M
Durasi Refluks : 60 Menit

VI. ANALISIS DATA


(vol titrasi blanko – voltitrasi refluks) x Konsentrasi HCl x Mr KOH
Angka Penyabunan =
Massa Minyak
(22.1−8,3 ) . 0.5 .56
= 2,0098

= 146,1596
VII. PEMBAHASAN
A. Moch Farhein Ferdinal ( 1741420008 )
Pada Praktikum ini dilakukan penentuan angka penyabunan dimana bahan yang
digunakan adalah Minyak Rose Brand. Praktikum ini sendiri bertujuan untuk menentukan angka
penyabunan dari zat yang diujikan, Pada praktikum ini dilakukan penimbangan minyak dan
dimasukan kedalam labu ukur langsung untuk memastikan minyak yang dimasukan adalah 2
gram.

Kemudian dibuatlah KOH dalam etanol. Kemudian KOH yang sudah dilarutkan tersebut
dimasukan kedalam minyak. Alasan mengapa etanol digunakan adalah karena etanol memiliki
sifat semi-polar sehingga etanol dapat larut dalam berbagai senyawa organik sehingga dapat larut
dalam trigliserida dalam minyak yang akan dianalisa nantinya. Selain itu etanol memiliki pH
sekitar 7.3 dan apabila dititrasi dengan basa dengan indicator ppm maka warna larutan langsung
berubah setelah -3 tetes sehingga etanol cocok dignakan sebagai pelarut.

Kemudian reaksi antara trigliserida dengan KOH adalah sebagai berikut

Dari reaksi tersebut bisa dilihat apabila trigliserida direaksikan dengan basa KOH maka
akan menghasilkan gliserol dan sabun, selain itu pada praktikum ini juga digunakan basa KOH
yang sangat berlebih sehingga bisa dicari angka penyabunan dari KOH yang bereaksi dengan
minyak. Sebelum dititrasi, perlu dilakukan proses refluks untuk mereaksikan campuran KOH
dengan minyak karena perlu suhu cukup tinggi untuk mereaksikan kedua zat tersebut. Selain itu
dalam refluks juga digunakan kondensor supaya tidak perlu khawatir terdapat KOH dan minyak
yang menguap.

Sambil menunggu proses refluks, dilakukan titrasi terhadap blanko KOH dimana
diperlukan 22.1 ml HCl 0,5 N untuk menetralkan KOH. Kemudian setelah refluks selesai di
titrasilah KOH secara langsung didalam labu bundar dengan indikator pp. Titrasi dilakukan
secara langsung tanpa memindahkan isi maupun mengeluarkan batu didih karena untuk
mengantisipasi ketidakakuratan terhadap proses titrasi itu sendiri sehingga titrasi dilakukan saat
itu juga setelah suhu cukup dingin. Didapatkan titrasi dengan 8,3 ml HCl dengan error sekitar 0,1
ml karena lewat 1 tetes yang ditandai dengan warna ungu yang cukup pekat.

Dari Kedua pengamatan titrasi blanko dengan setelah refluks, maka didapatkan angka
penyabunan senilai 146,1596 yang artinya dibutuhkan 146,1596 mg KOH yang dibutuhkan
untuk menghidrolisis 1 gram lemak / minyak

Kesimpulan : - Bahwa pada praktikum ini dilakukan analisa angka penyabunan minyak rose
brand untuk mengetahui jumlah KOH yang dibutuhkan untuk menghidrolisis 1
gram lemak

- Bahwa didapatkan angka penyabunan minyak rosebrand sebesar 146,1596 yang


artinya dibutuhkan 146,1596 mg KOH yang dibutuhkan untuk menghidrolisis 1
gram lemak / minyak
B. Gumawa Windu Manggada (1741420059)

Saponifikasi merupakan proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan mereaksikan


asam lemak khusunya trigliserida dengan alkali yang menghasilkan gliserol dan garam
karboksilat (sejenis sabun). Sabun merupakan garam (natrium) yang mempunyai rangkaian
karbon yang panjang. Saponifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak kelapa sawit
(trigliserida) dengan alkali (biasanya menggunakan NaOH atau KOH) sehingga menghasilkan
gliserol dan sabun kalium.

Saponifikasi juga dapat dilakukan dengan mereaksikan asam lemak dengan alkali sehingga
menghasilkan sabun dan air.

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan yang bertujuan untuk menentukan
angka penyabunan atau disebut juga bilangan saponifikasi dengan menggunakan minyak “Rose
Brand”. Angka penyabunan adalah banyaknya mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan
secara sempurna 1 gram lemak atau minyak. Fungsi dari penambahan KOH pada proses
saponifikasi pada lemak ini agar terjadi reaksi hidrolisis lemak menjadi sabun dan gliserol.
Prinsip kerja bilangan penyabunan adalah sejumlah tertentu sampel minyak atau lemak
direaksikan dengan basa alkali yang telah diketahui konsentrasinya menghasilkan gliserol dan
sabun. Sisa dari KOH dititrasi dengan menggunakan HCl yang telah diketahui konsentrasinya
juga sehingga dapat diketahui berapa banyak KOH yang bereaksi yang setara dengan asam
lemak dan asam lemak bebas dalam sampel.

Pada percobaan ini, kami merefluks campuran antara sampel minyak dengan larutan
KOH-etanol selama 60 menit. Percampuran etanol dikarenakan etanol mempunyai polaritas yang
tinggi sehingga dapat menguapkan atau menguapkan bahan lebih banyak pada saat proses refluks
dibandingkan jenis pelarut organik yang lain. Proses refluks bertujuan untuk mereaksikan
minyak dengan larutan KOH-etanol agar proses saponifikasi dapat berlangsung secara sempurna,
karena dalam proses saponifikasi tersebut reaktan yang digunakan yaitu KOH-etanol yang
bersifat mudah menguap bila dipanaskan. Sehingga untuk mencegah reaktan tersebut menguap
selama proses pemanasan, maka dilakukan proses dengan menggunakan refluks. Kremudian
campuran hasil refluks dititrasi dengan HCl yang telah distandarisasi. Metode titrasi ini sangat
penting dilakukan untuk mengetahui jumlah total lemak dan asam lemak dalam minyak. Titasi
yang dipakai adalah titrasi kembali, artinya KOH yang tidak bereaksi dengan lemak dititrasi
dengan HCl menggunakan indicator pp. Pemberian indicator pp sebanyak tiga kali bertujuan
untuk pembuktian bahwa bahan tersebut bersifat asam atau basa. Pp tidak akan berwarna
(bening) dalam keadaan zat yang asam atau netral, namun akan berwarna kemerahan dalam
keadaan zat yang basa.

Pada saat menunngu proses refluks selama 60 menit, kami melakukan titrasi larutan
KOH-etanol tanpa berisi minyak (berfungsi sebagai larutan blanko) dan mencapai titik akhir
pada saat volume HCl sebesar 22,1 mL. Setelah proses refluks selesai, larutan hasil refluks
tersebut didiamkan sebentar agar suhunya dingin lalu dititrasi dengan HCl dan didapat volume
HCl pada saat titik akhir (terjadi perubahan warna dari kemerahan menjadi tidak berwarna atau
bening) yaitu 8,3 mL. Sehingga melalui perhitungan dapat ditentukan angka penyabunan dari
percobaan ini sebesar 146,1596. Maka dibutuhkan massa KOH sebesar 146,1596 mg untuk
menghidrolisis 1 gram lemak / minyak. Angka penyabunan tersebut menunjukkan berat molekul
lemak dan minyak secara kasar, jika minyak mempunyai berat molekul yang relative kecil, maka
akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan berlaku sebaliknya, jika minyak mempunyai
berat molekul yang besar, makaka angka penyabunan relative kecil.

Kesimpulan

1. Angka penyabunan adalah banyaknya mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan


secara sempurna 1 gram lemak atau minyak.
2. Angka penyabunan yang diperoleh dari minyak goreng “Rose Brand” sebesar 146,1596.
Sehingga dibutuhkan massa KOH sebesar 146,1596 mg untuk menghidrolisis 1 gram
lemak / minyak.
C. Indira Inastiti Noor (1741420088)

Istilah penyabunan atau seringkali dikenal dengan istilah sponifiasi adalah pembuatan
sabun suatu eter dengan basa (NaOH atau KOH). Menghasilkan garam dari suatu asam
karbosilat. Saponsifikasi suatu trigliserida menghasilkan suatu garam dari asam lemak rantai
panjang yang merupakan sabun itu sendiri. Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai
hidrokarbon panjang yang ujungnya bermuatan (sebagian ion). Bagian hidrokarbon dari molekul
itu bersifat hidrofobik. Sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik. Sabun mudah tersuspensi dalam
air karena membentuk misel yaitu sekelompok rantai hidrokarbon dengan ujung – ujung lainnya
(ionnya) menghadap ke air. Kegunaan sabun adalah untuk kemampuannya dalam mengemulsi
kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan.dalam percobaan ini akan
ditentukan angka penyabunan, yaitu suatu angka yang menunjukkan jumlah mg KOH yang
dibutuhkan untuk mengetahui hidrofiliksatu gram lemak atau minyak. Angka penyabunan ini
digunakan untuk mengetahui berat molekul rata-rata lemak atau minyak.
Dalam praktikum kali ini kita melakukan percobaan untuk menentukan angka
penyabunan suatu minyak. Minyak yang kita gunakan yaitu “Rose Brand”. Prinsip kerja angka
penyabunan adalah mereaksikan sampel minyak dalam jumlah tertentu dengan basa alkali
berlebih yang telah diketahui konsentrasinya yang menghasilkan gliserol dan sabun. Pada saat
melakukan percobaan untuk menguji angka penyabunan, minyak direaksikan dengan hasil
hidrolisis agar dapat mempermudah membantu reaksi dengan basa dalampembentukan sabun.
Minyak yang telah ditambahkan larutan KOH dalam etanolkemudian di refulks selama 1 jam,
yang berfungsi untuk menghomoginkan kedua larutan tersebut. Prinsip dari refluks sendiri
adalah sebagai pelarut yang digunakan untuk menguapkan pada suhu tinggi.namun akan
didinginkan dengan kondensator sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan berubah
bentuk menjadi cair karena proses pendinginan. Titrasi blanko KOH diperlukan 22,1 ml untuk
menetralkan KOH. Setelah dingin larutan lalu dititrasi dengan menambahkan indikator pp dan
didapatkan volume HCl sebesar 8,3 ml. Setelah itu didapatkan angka penyabunan sebesar 146,
1596 mg, yang artinya dibutuhkan 146, 1596 mg KOH yang dibutuhkan untuk menghidrolisis 1
gram lemak / minyak.
Kesimpulan:

1. Digunakan minyak merk Rose brand untuk analisa angka penyabunan yaitu untuk
mengetahui berapa mg KOH yang dibutuhkan untuk menghidrolisis 1 gram minyak atau
lemak.
2. Didapatkan angka penyabunan sebesar 146, 1596 mg, yang artinya dibutuhkan 146,
1596 mg KOH yang dibutuhkan untuk menghidrolisis 1 gram lemak / minyak.

Anda mungkin juga menyukai