Reflek Spinal Pada Katak - Edit
Reflek Spinal Pada Katak - Edit
Oleh :
Nama : Arlina Setyoningtyas
NIM : B1A017150
Rombongan :
Kelompok :
Asisten : Pesona Gemilang
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui terjadinya reflek spinal
pada katak.
II. MATERI DAN CARA KERJA
A. Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Katak Sawah
(Fejervarya cancrivora) dan larutan asam sulfat 1%.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah jarum, gunting dan
pinset
B. Cara Kerja
1. Otak katak dirusak dengan jarum preparat. Caranya adalah katak dipegang
dengan kepala ditundukkan kearah ventral (kearah perut). Dimasukkan
ujung jarum pada batas kepala dan punggung dimasukkan ujung jarum
kurang lebih sedalam 1 cm, kemudian dikorek-korekkan.
2. Perhatikkan sikap katak jika diletakkan di atas meja. Jika katak
dilentangkan, ia tidak akan membalik karena reflex pembentukan sikap
sudah tidak ada dengan lenyapnya hubungan antara alat-alat vestibula
dengan sumsum tulang belakang mamalia (medulla spinalis).
3. Tulang rahang bawah katak dijepit pada tempat penggantung katak. Jika
kaki belakangnya dijepit / dipijat dengan pinset kaki adan ditarik. Maka ini
disebut reflex melarikan diri. Jika memijatnya lebih kuat, reflex menjalar
ke kaki sebelah lain dan mungkin juga kaki muka.
4. Masukkanlah kaki katak ke dalam larutan asam sulfat yang tersedia,
terjadilah gerakan reflex yang menarik kaki dari larutan asam sulfat=
refleks melarikan diri, kemudian dapat dilihat pula gerakan-gerakan kaki
itu dan kadang-kadang juga dengan kaki yang lain untuk menghapuskan
asamnya= refleks menghapuskan. Kaki katak dicuci dengan memasukan
kakinya ke dalam gelas berisi air setelah percobaan asam selesai.
5. Perhatikan bahwa kaki belakang yang tergantung tidak lemas sama sekali.
Ini karena adanya tonus otot yang reflektoris.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No Pengunduran
Variasi Stimulasi Body Kaki Kaki Pencelupan H2SO4
Turning Anterior Posterior
1 Otak ++ + ++ ++
2 ¼ Saraf Spinal - + ++ ++
3 ½ Saraf Spinal - + - +
4 ¾ Saraf Spinal - + + +
5 Saraf Spinal Total - + + -
Keterangan :
++ = Cepat
+ = Lambat
- = Tanpa Respon
B. Pembahasan
Bolzoni, F., & Jankowska, E., 2015. Presynaptic and postsynaptic effects of local
cathodal. Journal of Neuroscience and Physiology, 947-966.
Campbell, N.A., 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga.
Colgan, Wes., 2012. Classic Clinical Technique Adapted to Demonstrate Autonomic
Nervous System Physiology in an Undergraduate Laboratory Course.The
Journal of Undergraduate Neuroscience Education (JUNE), vol 11(1) : A158
- A160.
Goenarso., 1989. Fisiologi Hewan. Pusat antar Universitas Bidang Ilmu Hayati.
Bandung: ITB.
Gordon, M. S., 1972. Animal Physiology Principles and Adaptation. New York: Mac
Mllan Publishing Co. Inc.
Gunawan, Adi, M. S., 2002. Mekanisme Penghantaran dalam Neuron
(Neurotransmisi). Integral, vol. 7 no. 1
Kimball, J.W., 1983. Biologi Edisi Ke lima Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Michel A. Lemay; Neville Hogan; and Emilio Bizzi., 1996. Recruitment Modulation
of Force Fields Organized in the Frog's Spinal Cord. Departments of
Mechanical Engineering and Brain & Cognitive Sciences , Massachusetts
Institute ofTechnology, Cambridge, MA 02 139.
Pearce, E., 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.
Richard, W.H and Gordon., 1989. Animal Physiology. New York: Harper Collins
Publisher.
Yudaniayanti, I.S., Yusuf, D., Setyono, H., Arifin, M.Z., Tehupuring, B.Chr., dan
Tjitro, H., 2012. Profil Tekanan Intra Okuler Penggunaan Kombinasi
Ketamin-Xylazin dan Ketamin Midazolam pada Kelinci.Vet Medika J Klin
Vet, vol. 1(1).