Anda di halaman 1dari 61

Tugas Pribadi Ke-1

(revisi)
Rabu, 30 Januari 2019

MAKALAH
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA

Pengertian dan Karakteristik Taktik, Teknik, Metode, Strategi, Pendekatan


dan Model Pembelajaran

DISUSUN OLEH:
Yuni Azmanita (18175058)

DOSEN:
Prof. Dr. Festiyed, M.S
Dr. Djusmaini Djamas, M. Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun tugas ini dengan judul “Pengertian dan
Karakteristik Taktik, Teknik, Metode, Strategi, Pendekatan dan Model
Pembelajaran”.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun


berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Model Pembelajaran Fisika, Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S dan Ibu Dr. Djusmaini
Djamas, M.Si.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu,penulis


mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam rangka
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1

D. Manfaat Penulisan.........................................................................................2

BAB II............................................................................................................3
KAJIAN TEORI.............................................................................................3
A. Landasan Agama...........................................................................................3

B. Landasan Filosofis........................................................................................5

C. Landasan Yuridis...........................................................................................5

D. Landasan Psikologis......................................................................................6

E. Pendekatan Taktik Pembelajaran..................................................................7

F. Strategi Pembelajaran..................................................................................9

H. Metode Pembelajaran..................................................................................19

I. Teknik Pembelajaran....................................................................................33

J. Taktik Pembelajaran.....................................................................................37

K. Model Pembelajaran...................................................................................48

BAB III.........................................................................................................60
PEMBAHASAN..........................................................................................60
A. Matriks Perbandingan Taktik, Gaya, Teknik, Strategi, Pendekatan, dan
Model Pembelajaran...........................................................................................60

B. Matriks Perbandingan Macam-macam Teknik Pembelajaran...................62

C. Matriks Perbandingan Macam-macam Strategi Pembelajaran.................63

ii
D. Matriks Perbandingan Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran.............64

E. Matriks Perbandingan Macam-macam Model Pembelajaran.....................66

BAB IV........................................................................................................70
PENUTUP....................................................................................................70
A. Kesimpulan.................................................................................................70

B. Saran............................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................72

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membawa peserta didik
belajar sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam
prakteknya, pengajar harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang
paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih
model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi peserta didik,
sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu
sendiri.
Jenis – jenis model belajar cukup banyak, menurut Erman Suherman ada
65, juga model pembelajaran berkaitan dengan mata kuliah atau mata pelajaran,
contoh ada model pembelajaran fisika, model pembelajaran mataematika, model
pembelajaran geografi, model pembelajaran bahasa Indonesia dan lain-lain.
Penggunaan model pembelajaran juga dipengaruhi oleh filsafat pendidikan,
misalnya model pembelajaran yang sesuai dengan filsafat konstruktivisme,
model pembelajaran yang sesuai dengan filsafat progesivisme, dan lain-lain.
Selain itu model pembelajaran juga bergantung dari pemakaian teknologi dalam
pendidikan, misalnya penggunaan computer.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan karakteristik taktik, teknik, metode, strategi, pendekatan
dan model pembelajaran?
2. Apakah ciri-ciri dari taktik, teknik, metode, strategi, pendekatan dan model
pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari taktik, teknik, metode, strategi, pendekatan dan
model pembelajaran

1
2. Mendeskripsikan ciri- dari taktik, gaya, teknik, strategi, pendekatan dan model
pembelajaran.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak
terutama :
1. Bagi guru sebagai tambahan wawasan mengenai pengembangan model
pembelajaran dan dapat diaplikasikan.
2. Bagi penulis sebagai modal untuk menulis tesis dan melakukan penelitian
ilmiah dalam pengembangan model pembelajaran.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan Agama
Di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa segala sesuatu yang diperbuat di
hari esok, haruslah direncanakan terlebih dahulu. Hal ini terbukti dalam Al-Qur`an
surat Al-Hasyr ayat 18.

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap individu memperhatikan merencanakan apa yang akan
diperbuatnya di hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang akan kamu kerjakan"(Q.S.Al-Hasyr: 18).
Dengan demikian perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan
dilakukan. Mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke
mana harus pergi dan mengindetifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan
cara yang paling efektif dan efisien. Sehingga perencanaan dapat membantu
proses pembelajaran yang hendaknya melakukan yang terbaik agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Itulah sebabnya pentingnya mengembangkan model
pembelajaran yang baik dan menarik agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik.

Untuk menjadi seorang guru yang profesional maka guru harus


memenuhi empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional dan sosial. Kompetensi pedagogik berkaitan dengan kemampuan
guru untuk mengelola kelas. Jika guru telah berhasil mengelola kelas dengan
baik maka guru menjadi manusia yang bermanfaat, sebagaimana sabda
Rasulullah.

3
‫س ْأفمنففهُعهُهمم ْسللِنا س‬
‫س‬ ‫فخميهُر ْالنا س‬
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR.
Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di
dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki
oleh seorang muslim. Setiap muslim diperintahkan untuk memberikan manfaat
bagi orang lain. Memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan
kembali untuk kebaikan diri kita sendiri. Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman:

‫لنفهُسسهُكمم ْ ْ ْفوإسمن ْأففسأمهُتمم ْفففلِفها ْ ْففإسفذا ْفجاَفء ْفومعهُد ْٱملفءا س‬


ْ ‫خفرسة‬ ‫إمن ْأفمحفسنهُتمم ْأفمحفسنهُتمم ْ س ف‬
‫س‬
ْ ‫جفد ْفكفما ْفدفخهُلِوهُه ْأفروفل ْفمررةَّة ْفولسهُيفتبَبهُرواا ْفما‬
‫سۥُۥـهُـواا ْهُوهُجوفههُكمم ْفولسفيمدهُخهُلِواا ْٱملفممس س‬
ُ‫لسفي ه‬
‫فعلِف مواا ْفتمتسبيررا‬

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang
saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain)
untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid,
sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk
membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.” (QS. Al-Isra:7)

dan sabda Rasulullah:

‫فممن ْفكافن ْسفيِ ْفحافجسة ْأفسخيسه ْفكافن ْا ْسفيِ ْفحافجستسه‬

“Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan


membantu keperluannya.” (Muttafaq ‘alaih)

Dalam riwayat lain lebih lengkap Rasulullah Shallallahu’alaihi


Wasallam bersabda:

4
‫س ْا ْفعمنهُه ْهُكمرفبرة ْسممن ْهُكفر س‬
‫ِ ْسة ْفوفممن ْفيرسفر‬,‫ب ْفيموسم ْاملسقفيافمسة‬ ‫س ْفعمن ْهُممؤسمةَّن ْهُكمرفبرة ْسممن ْهُكفر س‬
‫ب ْالددمنفيا ْفنرف ف‬ ‫فممن ْفنرف ف‬
‫م‬ ‫م‬
‫فعفلِىَ ْهُممعسسةَّر ْفيرسفر ْا ْفعلِميسه ْسفيِ ْالددنفيا ْفوالسخفرسة‬
‫ف‬

“Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai


kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-
kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang
yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya
di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).

B. Landasan Filosofis
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, alat itu mempunyai fungsi
ganda, yaitu bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis, bilamana
metode mengandung kegunaan yang serba ganda (multipurpose), misalnya suatu
metode tertentu pada suatu situasi kondisi tertentu dapat digunakan untuk
membangun atau memperbaiki sesuatu. Sedangakan monopragmatis, bilamana
metode mengandung satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan.

C. Landasan Yuridis
1. Permendikbud No.103 tahun 2014
Menurut Permendikbud No.103 tahun 2014 pembelajaran harus
menggunakan pendekatan, strategi, model, dan metode yang mengacu pada
karakteristik interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, kontekstual, kolaboratif, dan memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik.
2. Permendikbud No. 22 Tahun 2016
Menurut Permendikbud No. 22 Tahun 2016 metode pembelajaran yang
digunakan oleh pendidik harus dapat mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.

D. Landasan Psikologis
Menurut arti katanya, psikologi dring diterjemahkan menjadi Ilmu Jiwa.
Yakni dari kata Psyche yang berarti: jiwa, roh, dan Logos yang berarti ilmu.
Sebenarnya terjemahan tersebut kurang tepat, karena bertitik tolak padapandangan

5
dualisme manusia, yangmenganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian
jasmani dan rohani. Menurut Ngalim Purwanto (2011: 1) psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono (2004:1) mengatakan bahwa secara etimologis psikologi artinya ilmu
yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya,
prosesnya maupun Latar belakangnya. Sedangkan menurut Poerbakawatja dan
Harahap dalam Muhibin Syah (2011:9) membatasi arti psikologis sebagai cabang
ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-
kegiatan jiwa. Dari pengetian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pada
dasarnya psikologis cenderung berpusat pada pengetahuan tentang kejiwaan
manusia baik itu mengetahui gejal-gejalanya, prosesnya maupun latar
belakangnya serta mempelajari tingkah laku dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan tidak lepas dari yang namanya ilmu psikologi.
Guru harus bisa memahami psikologi siswanya yang memiliki banyak perbedaan.
Di samping itu, guru juga harus bisa mengetahui perkembangan kognitif, afektif,
dan psikomotorik anak didiknya serta memotivasi, mengajarkan mata pelajaran
serta dapat menyelesaikan masalah yang timbul di dalam kelas. Untuk
mewujudkan hal tersebut maka guru harus memahami tentang landasan
psikologis. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011:15) mengatakan bahwa
landasan psikologis merupakan dasar-dasar pemahaman dan pengkajian sesuatu
dari sudut karakteristik dan perilaku manusia, khususnya manusia sebagai
individu. Dasar pemahaman dan pengkajian tersebut diambil dari suatu cabang
ilmu yang disebut psikologi.
Perbedaan karakter siswa dan perkembangan kognitif siswa menjadi
landasan bagi guru untuk mengembangkan model, pendekatan dan strategi yang
bisa memenuhi semua kebutuhan siswa di kelas. Penggunaan model, pendekatan
dan strategi yang tepat diharapkan dapat memberi dampak yang positif terhadap
pembelajaran di kelas.

6
E. Pendekatan Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan Pebelajaran
Pendekatan (approach), menurut T. Raka Joni (1991), menunjukan cara
umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak,
ibarat seorang yang memakai kacamata dengan warna tertentu di dalam
memandang alam sekitar. Kacamata berwarna hijau akan menyebabkan
lingkungan kelihatan kehijau-hijauan dan seterusnya.
Istilah pendekatan ini juga digunakan oleh Fred Percival dan Henry
Ellington (1984) untuk menyebut pendekatan yang berorientasi pada
lembaga/guru dan pendekatan yang berorientasi pada peserta didik. Ketepatan
dalam pemilihan suatu pendekatan akan menjadi pedoman atau orientasi dalam
pemilihan komponen kegiatan pembelajaran lainnya terutama strategi dan metode
pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran menurut Sanjaya (2009: 127) adalah suatu titik
tolak atau sudut pandang mengenai terjadinya proses pembelajaran secara umum
berdasarkan cakupan teoritik tertentu. Pendekatan pembelajaran dibagi menjadi
dua yaitu student centered approach, pendekatan yang berpusat pada peserta didik
dan teacher centered approach, pendekatan yang berpusat pada guru.
Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada
kegiatan belajar mengajar, antara lain :
a. Pendekatan Pembelajaran yang Berorientasi pada Guru (Teacher Centered
Approach)
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan belajar bersifat
klasik. Dalam pendekatan ini guru menempatkan diri sebagai orang yang serba
tahu dan sebagai satu-satunya sumber belajar.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru memiliki ciri bahwa
manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan sepenuhnya oleh guru.
Peran siswa pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan
petunjuk guru. Siswa hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan
aktivitas sesuai dengan minat dan keinginannya.

7
Selanjutnya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru
menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran
deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pada strategi ini peran guru sangat
menentukan baik dalam pilihan isi atau materi pelajaran maupun penentuan proses
pembelajaran.
b. Pendekatan Pembelajaran yang Berorientasi pada Siswa (Student Centered
Approach).
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah pendekatan
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan
belajar bersifat modern. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa,
menejemen, dan pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Pada pendekatan ini siswa
memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreatifitas dan
mengembangkan potensinya melalui aktifitas secara langsung sesuai dengan
minat dan keinginannya.
Pendekatan ini, selanjutnya menurunkan strategi pembelajaran discovery
dan inkuiry serta strategi pembelajaran induktif, yaitu pembelajaran yang berpusat
pada siswa. Pada strategi ini peran guru lebih menempatkan diri sebagai
fasilitator, pembimbing sehingga kegiatan belajar siswa menjadi lebih terarah.
Jadi fungsi Pendekatan Pembelajaran adalah sebagai pedoman umum dalam
menyusun langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan.
Dilihat dari pendekatan dalam pembelajaran kurikulum 2013 terdapat dua
jenis pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Fokus proses
pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam
memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta,
konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).

8
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena
itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Pada dasarnya yang mendasari kegiatan pembelajaran pada kurikulum
2013 adalah pendekatan ilmiah (saintific approach), walaupun sebenarnya bukan
hal yang baru, karena pendekatan ilmiah pada KBK sudah ada, namun istilahnya
saja yang berbeda. Adapun ciri-ciri umumnya adalah kegiatan pembelajaran yang
mengedepankan kegiatan-kegiatan proses yaitu: mengamati, menanya, mencoba,
menyimpulkan. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
adalah sebagai berikut :
1. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu mengapa.”
2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu bagaimana”.
3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu apa.”
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan
untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki
kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta
didik. Sedangkan proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan seperti digambarkan dalam skema berikut ini:

Gambar 1. Ranah Proses Pembelajaran

9
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran
Fisika. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran meliputi 5M, yaitu mengamati
(observing), menanya (questioning), mengasosiasi atau menalar (associating),
mengumpulkan data (experimenting/explorating), dan mengomunikasikan atau
membentuk jejaring (networking) untuk meningkatkan kreativitas peserta didik
dan membiasakan peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan (Hari Subagya –
Insih Wilujeng, 2013).

Gambar 2. Langkah-langkah pembelajaran saintifik (Hari Subagya–Insih


Wilujeng, 2013).

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi


langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode
ilmiah.Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara
akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model
pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model
pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem
penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada
proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik
dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses

10
pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum
atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami ber-
bagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari
mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh
karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk men-
dorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi,
dan bukan hanya diberi tahu.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik).Untuk mata
pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak
selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pendekatan saintifik dalam
pembelajaran disajikan sebagai berikut (Wijayanti, 2014).
1. Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi
pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi. Adapun kompetensi yang diharapkan
adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
2. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak,
dibaca atau dilihat. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan

11
yang bersifat hipotetik. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin
tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu
semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari
informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru
sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber
yang beragam.
3. Mengumpulkan Informasi/Menalar
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari
bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik
dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek
yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut
terkumpul sejumlah informasi. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah
mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang hayat
4. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Mencoba
Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/mencoba” adalah
memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi. Adapun kompetensi yang diharapkan
adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam menyimpulkan
5. Mengkomunikasan
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan
saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi.
Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola
dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan
kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan

12
ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil
tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta
didik atau kelompok peserta didik tersebut.
b. Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Dalam implementasi Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran IPA
dikembangkan dengan pendekatan scientific (observing, measuring, questioning,
eksperimen, communicating) dan keterampilan proses sains lainnya (Susilowati,
2013).
Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang
terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk
menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep
yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap
suatu penemuan (Indrawati, 1999).
Rezba, et.al memberikan gambaran yang rinci keterkaitan antara
keterampilan proses dasar dengan keterampilan proses terintegrasi, sebagai
berikut. Ada enam keterampilan proses dasar Sains yaitu mengamati (observing),
mengelompokkan (classifying), mengukur (measuring), menyimpulkan
(inferring), meramalkan (predicting), dan mengkomunikasikan (communicating)
(Patta Bundu, 2006).
Secara terperinci, keterampilan proses sains dasar menurut Richard J,
Rezba (dalam Susilowati, 2013):

Tabel 7. Keterampilan Proses Sains Dasar Menurut Richard J, Rezba


Aspek Keterangan
Observasi Observasi merupakan aktivitas untuk mengetahui objek dan
fenomena alam dengan menggunakan panca indra (penglihat,
pembau, perasa, peraba dan pendengar). Kemampuan observasi
merupakan proses sains dasar yang penting dan esensi untuk
mengembangkan proses sains lainnya seperti menyimpulkan,
mengkomunikasikan, memprediksi, mengukur dan
mengklasifikasi.
Mengkomunikasikan Metode atau cara yang digunakan untuk mengkomunikasikan
data dapat berupa grafik, charta, peta, simbol, dan diagram.
Komunikasi yang efektif adalah jelas, precise (betul, tepat, teliti)
dan tidak ambigu.

13
Aspek Keterangan
Mengklasifikasikan Untuk memahami banyak obyek, kejadian dan semua makhluk
hidup di sekitar kita dibutuhkan pengenalan dengan mengamati
persamaan, perbedaan dan hubungan kemudian
mengelompokkannya sesuai tujuan. Hal ini berarti klasifikasi
merupakan pusat keterampilan proses sains untuk membentuk
konsep.
Mengukur Mengembangkan keterampilan mengukur sangat penting dalam
melakukan pengamatan kuantitas, membandingkan,
mengklasifikasikan dan mengkomunikasikan secara efektif.
Sistem hitung memberikan kemudahan untuk mempelajari setiap
unit dari yang kita gunakan setiap hari.
Menyimpulkan Untuk membuat saran, kesimpulan, asumsi atau penjelasan
tentang peristiwa tertentu berdasarkan pengamatan dan data.
Memprediksi Prediksi adalah a forecast dari pengamatan sesuatu yang
mungkin terjadi pada waktu yang akan datang. Memprediksi
berhubungan erat dengan proses observasi, menduga, dan
klasifikasi. Prediksi didasarkan pada pengamatan secara teliti dan
dugaan untuk membuat suatu hubungan diantara kejadian-
kejadian yang diamati.

Menurut Richard J, Rezba (dalam Susilowati, 2013) beberapa


keterampilan proses sains lanjut (integrated science process skill) meliputi:

Tabel 8. Keterampilan Proses Sains Lanjut


Aspek Keterangan
Identifikasi variabel Variabel adalah sesuatu yang dapat mengubah atau berubah dan
dibedakan menjadi variabel manipulasi (independen) dan
variabel respon (dependen). Variabel dimana sengaja diubah
disebut variabel manipulasi sedangkan variabel yang mungkin
berubah sebagai hasil dari perubahan variabel manipulasi
disebut variabel respon.
Menyusun tabel data Menyusun tabel data merupakan salah satu skill yang
dibutuhkan untuk melakukan penyelidikan yaitu organisasi data
dalam bentuk tabel. Data adalah hasil pengukuran dari suatu
penyelidikan yang dilakukan. Organisasi data kedalam tabel
membantu untuk melihat hasil penyelidikan. Data yang baik
adalah data yang ditampilkan dengan organisasi tabel yang baik,
terarah, dan sesuai peubah dalam data.

14
Aspek Keterangan
Cara mendapatkan dan Proses ini meliputi pengubahan data ke bentuk tabel dan grafik
mengolah data kolom.
Menganalisis Sebelum melakukan penyelidikan, salah satu yang harus
penyelidikan dilakukan menentukan variabel yang akan diuji.
Menyusun hipotesis Percobaan dilakukan untuk menentukan sebab dari pengaruh
hubungan keberadaan diantara sesuatu hal. Dengan sengajar
mengubah satu faktor maka ada faktor lain yang berubah
sebagai hasilnya. Sebelum dilakukan percobaan perlu
dirumuskan hipotesis. Hipotesis adalah prediksi tentang
hubungan diantara variabel. Hipotesis memberikan petunjuk
untuk percobaan tentang data yang harus dikumpulkan.
Merancang percobaan Percobaan dapat didefinisikan menseting situasi yang telah
direncanakan untuk memperoleh data baik yang akan
mendukung hipotesis atau tidak mendukung hipotesis. Cara ini
dilakukan dengan cara dimana variabel dimanipulasi dan tipe
respon yang diduga dinyatakan secara jelas dalam hipotesis,
kemudian menentukan prosedur kerja dan perencanaan untuk
memperoleh data.
Melakukan percobaan Melakukan percobaan adalah aktivitas yang menempatkan
secara bersama semua proses sains. Eksperimen dimulai dengan
pertanyaan. Dari setiap jawaban pertanyaan tersebut mungkin
berisi identifikasi variabel, merumuskan hipotesis,
mengidentifikasi faktor-faktor yang dibuat konstan, membuat
definisi operasional, merancang percobaan, memberi perlakuan
dengan ulangan, mengumpulkan data, dan menginterpretasikan
data.

Pendekatan konsep yang didampingi dengan pendekatan keterampilan


proses dalam pembelajaran sains dimaksudkan agar siswa mengalami berinteraksi
dengan obyek, gejala alam atau peristiwa alam, baik secara langsung ataupun
dengan alat bantu yang ada. Kegiatan demikian menjadi lebih bermanfaat oleh
siswa yang belajar sains, karena sistem pengujian yang tidak hanya mengukur
penguasaan konsep. Pencapaian anak-anak Indonesia dalam tiga periode TIMSS
(Trend of International Mathematics and Science Study) berturut-turut (1999,
2003, 2007) selalu berada di papan bawah, begitu pula perolehan anak-anak
Indonesia tentang Scientific Literacy dalam PISA (Performance for International
Student Assessment) selama beberapa periode (tahun 2000, 2003, 2006, 2009)

15
(Nuryani Y. Rustaman). Hal ini menunjukkan bahwa output dari pendidikan
Indonesia belum mencapai hasil yang maksimal, di mana hal ini juga
menunjukkan bahwa belum maksimalnya pemahaman siswa terhadap konsep-
konsep yang diajarkan.
Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi belajar, apabila
terjadi proses perubahan perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu
pengalaman. Teridentifikasi dua aspek penting dalam kegiatan pembelajaran,
aspek pertama adalah aspek hasil belajar yakni perubahan perilaku pada diri
siswa. Aspek kedua adalah aspek proses belajar yakni sejumlah pengalaman
intelektual, emosional, dan fisik pada diri siswa (Dimyati dan Mujiono, 2006).
Menurut Dimyati dan Mujiono, 2006 dapat ditarik kesimpulan tentang
pendekatan keterampilan proses adalah:
1. Pendekatan keterampilan proses sebagai wahana penemuan dan pengembangan
fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa.
2. Fakta, prinsip, dan konsep ilmu pengetahuan yang ditemukan dan
dikembangkan siswa berperan pula menunjang pengembangan keterampilan
proses pada diri siswa.
Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep,
dan prinsip ilmu pengetahuan, pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan
nilai ilmuwan pada diri siswa.
2. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran
Karakteristik (ciri-ciri khusus) pendekatan yang berpeluang bagi peserta
didik untuk mengembangkan potensinya secara seimbang dan seoptimal mungkin,
apabila selama kegiatan pembelajaran berlangsung menunjukkan, antara lain :
a. Peserta didik melakukan kegiatan belajar yang beragam
b. Peserta didik berpartisipasi aktif, baik secara individu maupun kelompok
c. Memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik dalam
menumbuhkembangkan poensinya
d. Interaksi yang terbangun selama proses pembelajaran menunjukkan
terjadinya komunikasi multi arah dengan menggukan berbagai macam
sumber belajar, metode, media, dan strategi pembelajaran
e. Selama proses pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing
dan pemimpin. Sebagai fasilitator, guru memberikan kemudahan bagi peserta
didik dalam belajar dengan menyediakna berbagai sarana yang deiperlukan.

16
Sebagai pembimbing, guru selalu mengajak dan mendorong peserta didik
untuk belajar serta menwarkan bantuan pada peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar. Sedangkan sebagi pemimpin, guru menunjukkan arah
kepada peserta didiknya yang melakukan hal-hal kurang baik.

F. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Istilah strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang artinya suatu
usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan. Awalnya digunakan
dalam lingkungan militer namun istilah strategi digunakan dalam berbagai bidang
yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam konteks
pembelajaran yang dikenal dengan istilah strategi pembelajaran. Strategi adalah
proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola
umum kegitan guru dan anak didik dalam perwujudan kegitan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau bisa dikatakan strategi belajar
mengajar merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk dalamnya
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
suatu pembelajaran.
Adapun pengertian strategi pembelajaran menurut para ahli yaitu sebagai
berikut:
a. Kemp (Wina Sanjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta
didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
b. J. R David, Wina Sanjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

17
c. Dick dan Carey (2005:7), strategi pembelajaran adalah komponen-komponen
dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi
peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan
selanjutnya.
d. Suparman (1997:157), strategi pembelajaran adalah merupakan perpaduan dari
urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik,
peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
e. J.R David (1996), strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Dari beberapa pengertian ahli diatas dapat disimpukan bahwa strategi dalam
proses belajar mengajar merupakan suatu rencana yang dipersiapkan secara
saksama untuk mencapai tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan telah ditargetkan
dalam proses belajar. Dapat pula dikatakan bahwa strategi pada dasarnya masih
bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of
operation achieving something”.

2. Karakteristik Strategi Pembelajaran


Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan
empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan
selera masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang
paling efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

18
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement)
usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
b. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan
profil perilaku dan pribadi peserta didik.
c. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode
dan teknik pembelajaran.
3. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian pula, yaitu exposition-discovery learning dan group-individual learning
(Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Sedangkan ditinjau dari cara penyajian
dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi
pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Selain itu jenis-jenis
strategi pembelajaran juga dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal.
b. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.
c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi
kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman belajar bukan semata-mata proses
menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interkasi secara sadar antara
individu dengan lingkungannya
d. Stategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

19
Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia
nyata peserta didik, dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari.
e. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir peserta didik.
Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada
peserta didik, akan tetapi peserta didik dibimbing untuk proses menemukan
sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus
dengan memanfaatkan pengalaman peserta didik.
f. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam SPK,
yaitu:
1) Adanya peserta dalam kelompok
2) Adanya aturan kelompok
3) Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan
4) Adanya tujuan yang harus dicapai.
g. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran
kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit
diukur, oleh sebab itu menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam
diri peserta didik. Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul dalam
kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang
bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus
menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilaiperubahan
sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita
tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari
kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari
proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh
kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan keluarga.Strategi Pembelajaran afektif

20
pada umumnya menghadapkan peserta didik pada situasi yang mengandung
konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan peserta didik
dapat mengambil keputusan.

G. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Asri Budiningsih, metode pembelajaran adalah suatu cara
penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya
adalah menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar-mengajar dan
merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran. Sejalan dengan
itu, J.R David dalam Majid (2013:21) menjelaskan bahwa metode pembelajaran
ialah “a way in achieving something” (cara untuk mencapai sesuatu). Jadi dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada
cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran
hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode
pembelajaran. Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan belajar
dengan mengkhususkan aktivitas dimana guru dan siswa terlibat selama proses
pembelajaran berlangsung. Metode diimplementasikan sesuai dengan strategi
pembelajaran yang dipilih. Untuk mengimplementasikan metode tersebut guru
dapat menggunakan teknik bervariasi tergantung pada situasi pembelajaran.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran
Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling
serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-
sifat masing-masing metode tersebut. Menurut Winarno Surakhmad dalam
Djamarah (2002) pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa
faktor, sebagai berikut:
a. Peserta didik
Peserta didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.
Di sekolah, gurulah yang berkewajiban mendidiknya. Perbedaan individual

21
peserta didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil
untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan
instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan
nasional. Metode yang dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak
didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
c. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya
sama dari hari ke hari.Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai
dengan situasi yang diciptakan itu.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak
didik di sekolah. Misalnya ketiadaan laboratorium untuk praktek IPA kurang
mendukung penggunaan metode eksperimen.
e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru
diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis
metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.

Sedangkan menurut Slameto (2003: 98) kriteria pemilihan metode


pembelajaran adalah:
a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat
ditunjukkan siswa setelah proses belajar mengajar.
b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang
berupa fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang
dipakai untuk mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau
kaidah.

22
c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti
pelajaran dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang
siswa memerlukan metode pengajaran yang berbeda dibandingkan kelas
dengan 50-100 orang siswa.
d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menangkap dan
mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak
tergantung pada tingkat kematangan siswa baik mental, fisik dan
intelektualnya.
e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis
metode pengajaran yang optimal.
f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.
g. Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau
dialokasikan untuk menyajikan bahan pengajaran yang sudah
ditentukan. Untuk materi yang banyak akan disajikan dalam waktu
yang singkat memerlukan metode yang berbeda dengan bahan
penyajian yang relatif sedikit tetapi waktu penyajian yang relatif cukup
banyak.
3. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Berikut ini akan dijabarkan metode pembelajaran yang bisa digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran.
a. Metode Ceramah
Menurut Hafni Ladjid (2005: 121) metode ceramah adalah suatu cara
mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh
pendidik kepada peserta didik. agar peserta didik efektif dalam proses belajar
mengajar yang menggunakan metode ceramah, maka peserta didik perlu dilatih
mengembangkan keterampilan berpikir untuk memahami suatu proses dengan
cara mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya
secara sistematis.
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran
melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok
peserta didik. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering
digunakan oleh setiap pendidik atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh
beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari pendidik

23
ataupun peserta didik. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.
Tabel 1. Kelebihan dan Kelemahan metode ceramah (Wina, 2006: 148-149)
Kelebihan Kelemahan

1. Ceramah merupakan metode yang 1. Materi yang dikuasai peserta didik


murah dan mudah untuk sebagai hasil dari ceramah akan
dilakukan. Murah berarti proses terbatas pada apa yang dikuasai
ceramah tidak memerlukan pendidik. Sebab, apa yang
peralatan-peralatan yang lengkap, diberikan pendidik adalah apa
sedangkan mudah, memah yang dikuasainya, sehingga apa
ceramah hanya mengandalkan yang dikuasai peserta didik pun
suara pendidik, dengan demikian akan tergantung pada apa yang
tidak terlalu memerlukan dikuasai pendidik.
persiapan yang rumit. 2. Ceramah yang tidak disertai
2. Ceramah dapat menyajikan materi dengan peragaan dapat
pelajaran yang luas. Artinya mengakibatkan terjadinya
materi pelajaran yang banyak verbalisme.
dapat dirangkum atau dijelaskan 3. Pendidik yang kurang memiliki
pokok-pokoknya oleh pendidik kemampuan bertutur yang baik,
dalam waktu yang singkat. ceramah serig dianggap senagai
3. Ceramah dapat memberikan metode yang membosankan.
pokok-pokok materi yang perlu 4. Melalui ceramah, sangat sulit
ditonjolkan. Artinya, pendidik untuk mengetahui apakah seluruh
dapat mengatur pokok-pokok peserta didik sudah mengerti apa
materi yang mana yang perlu yang dijelaskan atau belum.
ditekankan sesuai dengan Walaupun ketika peserta didik
kebutuhan dan tujuan yang ingin diberi kesempatan untuk bertanya,
dicapai. dan tidak ada seorang pun yang
4. Melalui ceramah, pendidik dapat bertanya, semua itu tidak
mengontrol keadaan kelas, oleh menjamin peserta didik seluruhnya
karena sepenuhnya kelas sudah paham.
merupakan tanggungjawab
pendidik yang memberikan
ceramah.
5. Organisasi kelas dengan
menggunakan ceramah dapat
diatur menjadi lebih sederhana.

b. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai
metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh

24
pendidik. Walaupun dalam proses demonstrasi peran peserta didik hanya sekedar
memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih
konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk
mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Tabel 2. Kelebihan dan Kelemahan metode demonstrasi (Wina, 2006: 152-153)
Kelebihan Kelemahan

1. Melalui metode demonstrasi 1. Metode demonstrasi memerlukan


terjadinya verbalisme akan dapat persiapan yang lebh matang,
dihindari, sebab peserta didik sebab tanpa persiapan yang
disuruh langsung memerhatikan memadai demonstrasi bisa gagal
bahan pelajaran yang dijelaskan. sehingga dapat menyebabkan
2. Proses pembelajaran akan lebih metode ini tidak efektif lagi.
menarik, sebab peserta didik tak 2. Demonstrasi memerlukan
hanya mendengar, tetapi juga peralatan, bahan-bahan, dan
melihat peristiwa yang terjadi. tempat yang memadai yang
3. Dengan cara mengamati secara berarti pengguaan metode ini
langsung peserta didik akan memerlukan pembiayaan yang
memiliki kesempatan untung lebih mahal dibandingkan dengan
membandingkan antara teori dan ceramah.
kenyataan. Dengan demikian 3. Demonstrasi memerlukan
peserta didik akan lebih meyakini kemampuan dan keterampilan
kebenaran materi pembelajaran. pendidik yang khusus, sehingga
pendidik dituntut untuk bekerja
lebih profesional. Disamping itu
demonstrasi juga memerlukan
kemauan dan motivasi pendidik
yang bagus untuk keberhasilan
proses pembelajaran peserta
didik.

c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
peserta didik pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan
memahami pengetahuan peserta didik, serta untuk membuat suatu keputusan.
Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi
lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara
bersama-sama.
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses
pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi

25
kelas, pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh pendidik dipecahkan
oleh kelas secara keseluruhan, yang mengatur jalannya diskusi adalah pendidik itu
sendiri. Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini peserta didik dibagi
dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses
pelaksanaan diskusi ini dimulai dari pendidik menyajikan masalah dengan
beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan sub masalah yang
disampaikan pendidik. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
Karakteristik Metode Demonstrasi:
1) Membelajarkan peserta didik dalam penguasaan prosedur tertentu
2) Situasi yang digunakan adalah objek yang sebenarnya
3) Selain pendidik, nara sumber lain juga dapat dijadikan model.
Langkah-langkah metode demonstrasi:
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai peserta didik setelah proses
demonstrasi berakhir
2) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam demonstrasi
3) Mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan
4) Menjelaskan kepada peserta didik tentang topik yang akan
didemonstrasikan
5) Melakukan demonstrasi yang akan dilihat dan ditirukan peserta didik
6) Penguatan melalui diskusi, tanya jawab, dan latihan
7) Kesimpulan dari demonstrasi yang telah dilakukan.
Tabel 3. Kelebihan dan Kelemahan metode diskusi (Wina, 2006: 156)
Kelebihan Kelemahan

1. Metode diskusi dapat merangsang 1. Sering terjadi pembicaraan dalam


peserta didik untuk lebih kreatif diskusi dikuasai oleh 2 atau 3
khususnya dalam memberikan orang peserta didik yang memiliki
gagasan dan ide-ide. keterampilan berbicara.
2. Dapat melatih untuk membiasakan 2. Kadang-kadang pembahasan dalam
diri bertukar pikiran dalam diskusi meluas, sehingga
mengatasi setiap permasalahan. kesimpulan menjadi kabur.
3. Dapat melatih peserta didik untuk 3. Memerlukan waktu yang cukup
dapat mengemukakan pendapat panjang, yang kadang-kadang tidak
atau gagasan secara verbal. sesuai dengan yang direncanakan.

26
Disamping itu, diskusi juga bisa 4. Dalam diskusi sering terjadi
melatih peserta didik untuk perbedaan pendapat yang bersifat
menghargai pendapat orang lain. emosional yang tidak terkontrol.
Akibatnya, kadang-kadang ada
pihak yang merasa tersinggung,
sehingga dapat mengganggu iklim
pembelajaran.

d. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai
metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat
dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Belajar bagaimana cara
mengoperasikan sebuah mesin yang mempunyai karakteristik khusus, misalnya
peserta didik sebelum menggunakan mesin yang sebenarnya akan lebih bagus
melalui simulasi terlebih dahulu. Demikian juga untuk mengembangkan
pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan
sangat bermanfaat.
Jenis-jenis metode simulasi:
1) Bermain peran (role playing). Dalam proses pembelajarannya
mengutamakan pola permainan dalam bentuk dramatisasi. Simulasi ini
menitikberatkan agar peserta didik dapat mengingat.
2) Sosiodrama, merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok
untuk melakukan aktifitas belajar memecahkan masalah individu sebagai
makhluk sosial.
3) Permainan simulasi (simulation games). Dalam pembelajarannya peserta
didik bermain peran sesuai dengan peran yang diberikan kepadanya.
Karakteristik metode simulasi:
1) Banyak digunakan pada pembelajaran IPS, PKN, dan Pendidikan Agama.
2) Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi.
3) Lebih banyak menuntut aktivitas peserta didik.
4) Dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual.

27
5) Mengembangkan kemampuan peserta didik bermain peran.
6) Peserta didik akan menguasai konsep dan keterampilan intelektual, sosial
dan motorik dalam bidang yang dipelajarinya.
7) Peserta didik mampu belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan
balik.
Langkah-langkah metode simulasi :
1) Menetapkan topik simulasi.
2) Menetapkan kelompok dan topik yang akan dibahas.
3) Pendidik mengawali simulasi dengan memberi petunjuk tentang prosedur,
teknik, dan peran yang dimainkan.
4) Mendiskusikan proses, peran, teknik, dan prosedur.
5) Kesimpulan dan saran.
Prasyarat mengoptimalkan metode simulasi :
Kemampuan pendidik yang perlu diperhatikan agar metode simulasi
berjalan dengan baik:
1) Mampu membimbing peserta didik dalam mengarahkan teknik, prosedur,
dan peran yang akan dilakukan.
2) Mamapu memberikan ilustrasi.
3) Mampu menguasai peran yang dimaksud dalam simulasi.
4) Mampu mengamati simulasi yang dilakukan peserta didik.
Kemampuan peserta didik yang harus diperhatikan agar simulasi berjalan dengan
baik:
1) Kondisi, minat, perhatian, dan motivasi peserta didik.
2) Pemahaman terhadap pesan yang akan disimulasikan.
3) Kemampuan berkomunikasi dan berperan.
Tabel 4. Kelebihan dan Kelemahan metode simulasi (Wina, 2006: 160)
Kelebihan Kelemahan

1. Simulasi dapat dijadikan sebagai 1. Pengalaman yang diperoleh


bekal bagi peserta didik dalam melalui simulasi tidak selalu tepat
menghadapi situasi yang dan sesuai dengan kenyataan di
sebenarnya kelak, baik dalam lapangan.
kehidupan keluarga, masyarakat, 2. Pengelolaan yang kurang baik,

28
Kelebihan Kelemahan

maupun menghadapi dunia kerja. sering simulasi dijadikan sebagai


2. Simulasi dapat mengembangkan alat hiburan, sehingga tujuan
kreativitas peserta didik, karena pembelajaran menjadi terabaikan.
melalui simulasi peserta didik 3. Faktor psikologis seperti rasa malu
diberi kesempatan untuk dan takut sering memengaruhi
memainkan peranan sesuai dengan peserta didik dalam melakukan
topic yang disimulasikan. simulasi.
3. Simulasi dapat memupuk
keberanian dan percaya diri peserta
didik.
4. Memperkaya pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang diperlukan
dalam menghadapi berbagai situasi
sosial yang problematis.
5. Simulasi dapat meningkatkan
gairah peserta didik dalam proses
pembelajaran.

e. Metode Eksperimen
Menurut KBBI eksperimen adalah: percobaan yang bersistem dan
berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori dan sebagainya). Metode
eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan
atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan (Syaiful
Bahri Djamarah, 2005). Menurut Roestiyah (2001:80), metode eksperimen adalah
suatu cara mengajar, di mana peserta didik melakukan suatu percobaan tentang
sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian
hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh pendidik.
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen
merupakan metode pembelajaran yang dalam pembahasan dan penyajian
materinya dilakukan melalui percobaan. Melalui metode ini pendidik atau peserta
didik mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil proses itu
dengan menggunakan alat-alat praktikum agar peserta didik mendapat kesempatan
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri.
Setiap kegiatan eksperimen harus dilakukan secara sistemik dan sistematis
dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, kajian hasil, dan laporan.
Metode eksperimen dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok di dalam

29
kelas, di luar kelas, atau di laboratorium. Dalam pelaksanaannya, metode
eksperimen biasanya digunakan secara bersamaan dengan metode demonstrasi.
Karakteristik metode eksperimen:
1) Menuntut adanya peralatan/alat bantu percobaan
2) Mengutamakan aktivitas peserta didik
3) Pendidik cenderung lebih banyak sebagai pembimbing dan fasilisator
4) Peserta didik memperoleh kemampuan sikap ilmiah
Kemampuan yang harus dimiliki pendidik dan peserta didik agar metode
eksperimen berhasil dengan baik.
Kemampuan pendidik:
1) Mampu mengelola kelas dengan baik
2) Mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen secara efektif
3) Mampu membimbing peserta didik mulai dari perencanaan hingga laporan
4) Menguasai konsep yang dieksperimenkan
5) Mampu memberikan penilaian proses.
Kemampuan peserta didik:
1) Memiliki perhatian, minat belajar , dan motivasi
2) Mampu melakukan eksperimen
3) Memiliki sikap tekun dan ketelitian yang tinggi
4) Mampu membuat laporan eksperimen
Tabel 5. Kelebihan dan Kelemahan metode eksperimen
Kelebihan Kelemahan

1. Mendorong rasa keingintahuan 1. Lebih sesuai untuk mata pelajaran


peserta didik sains
2. Peserta didik terbiasa bekerja 2. Memerlukan peralatan/bahan dan
secara mandiri atau kelompok biaya
3. Peserta didik lebih percaya atas 3. Menuntut ketelitian, keuletan dan
kebenaran atau kesimpulan ketabahan
berdasarkan percobaannya 4. Setiap percobaan tidak selalu
4. Membina peserta didik untuk memberikan hasil yang diharapkan
membuat terobosan-terobosan 5. Memerlukan waktu yang relatif
dengan penemuan baru lama
5. Melatih peserta didik bekerja 6. Hanya sedikit sekolah yang
ilmiah. memiliki fasilitas eksperimen
7. Banyak pendidik dan peserta didik

30
Kelebihan Kelemahan

yang belum terbiasa dengan


metode ini

f. Metode Latihan Keterampilan


Metode latihan keterampilan adalah metode mengajar dengan cara
memberi latihan kepada peserta didik secara berulang dan mengajak peserta didik
langsung ke tempat latihan keterampilan untuk melihat dan mengetahui
bagaimana cara membuat, cara menggunakannya, apa manfaatnya, apa fungsinya
dan sebagainya.
Metode yang terbilang sering digunakan pendidik terutama pada kelas
khusus atau jika ada materi yang akan disampaikan melalui latihan berulang ini
bertujuan agar peserta didik menguasai suatu keterampilan (kebiasaan dan pola)
melalui latihan, oleh karena itu penggunaan metode ini menuntut perhatian yang
serius dari pendidik terhadap aktivitas seluruh peserta didik. Keterampilan yang
dimaksud bukan saja tentang fisik (motorik), tetapi menyangkut psikis (kecakapan
mental).
Metode ini dapat digunakan pendidik saat melatih peserta didik menulis,
melafalkan huruf, membuat dan menggunakan peralatan, melakukan operasi
hitung perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, membaca tanda-
tanda/simbol, dan sebagainya. Dengan melakukannya secara berulang peserta
didik akan memiliki ketepatan dan kecepatan (semakin terampil).
Karakterisrik metode latihan keterampilan :
1) Memerlukan perencanaan yang matang.
2) Memerlukan keahlian dan keterampilan yang lebih dari pendidik.
3) Dapat memanggil narasumber ahli untuk membantu pendidik mengajarkan
peserta didik membuat hasil karya..
4) Menentukan jenis latihan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan
peserta didik.
5) Melatih keterampilan secara berulang hingga dikuasai oleh peserta didik.
6) Bertujuan membentuk kebiasaan dan pola pada peserta didik.
Tabel 6. Kelebihan danKelemahan metode keterampilan

31
Kelebihan Kelemahan

1. Peserta didik menjadi lebih aktif 1. Menghambat bakat dan inisiatif


dalam belajar. peserta didik karena lebih banyak
2. Meningkatkan motivasi peserta diarahkan hingga kadang-kadang
didik. jauh dari pengertian.
3. Menumbuhkan kecakapan 2. Menyebabkan penyesuaian secara
motoris seperti menulis, melafalkan statis/pasif terhadap lingkungan.
huruf, membuat dan menggunakan 3. Pembelajaran bisa menjadi
peralatan. monoton dan mudah
4. Mengembangkan kecakapan membosankan peserta didik.
mental, seperti dalam operasi hitung, 4. Dapat menimbulkan verbalisme
tanda-tanda/simbol, dan sebagainya. (karena banyaknya hafalan).
5. Membentuk kebiasaan dan 5. Memerlukan waktu yang relatif
menambah ketepatan serta kecepatan lama.
pelaksanaan (lebih terampil). 6. Tidak sesuai untuk jumlah peserta
6. Menumbuhkan rasa percaya diri didik yang banyak.
peserta didik.

g. Metode Observasi
Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang
menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka
membelajarkan peserta didik yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar.
Dengan metode observasi peserta didik akan merasa tertantang mengeksplorasi
rasa keingin tahuannya tentang fenomena dan rahasia alam yang senantiasa
menantang. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung kepada
obyek yang akan dipelajari. Sehingga peserta didik mendapatkan fakta berbentuk
data yang obyektif yang kemudian dianalisa sesuai tingkat perkembangan peserta
didik.
Metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan
antara obyek yang dianalisa dengan materi pembelajaran yang dibawakan
pendidik.Hal tersebut jarang terjadi pada pola pembelajaran konvensional. Dalam
pola pembelajaran konvensional sering pendidik menyampaikan materi yang
terkadang peserta didik mampu mengerjakannya akan tetapi tidak tahu bahwa apa
yang dikerjakannya tersebut berguna baginya dalam mewujudkan kompetensi
dirinya. Metode observasi membantu proses perkembangan kognitif peserta didik

32
yang terangsang melakukan adaptasi kognitif. Proses adaptasi kognitif berupa
akomodasi dan asimilasi. Manfaat yang lain adalah dalam rangka menanamkan
rasa cinta kepada lingkungan dan alam.
Metode observasi memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya adalah :
1) Menyajikan media obyek secara nyata tanpa manipulasi
2) Mudah pelaksanaannya
3) Peserta didik akan merasa senang dan tertantang
4) Peserta didik akan memiliki motivasi dalam belajar
Metode observasi memiliki berbagai kelemahan di antaranya adalah :
1) Memerlukan waktu persiapan yang lama
2) Memerlukan biaya dan tenaga yang lebih besar dalam pelaksanaannya
3) Obyek yang diobservasi akan menjadi sangat kompleks ketika dikunjungi dan
mengaburkan tujuan pembelajaran.

H. Teknik Pembelajaran
1. Pengertian Teknik Pembelajaran
Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.
Majid (2013:24) menuliskan bahwa teknik dapat diartikan sebagai cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang
relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan
berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas. Demikian pula dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya pasif.
2. Karakteristik Tenik Pembelajaran
a. Implementasi dari metode
b. Jabaran operasional dari metode
c. Memiliki cara khusus dan spesifik serta sistematis

I. Taktik Pembelajaran
1. Pengertian Taktik Pebelajaran
Taktik pembelajaran merupakan cara seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan,
terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin

33
akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang
satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki
sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of
humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia
memang sangat menguasai bidang itu.
Dalam mengajar akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing
guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang
bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus
juga seni.
Taktik pembelajaran meliputi aspek-aspek pembelajaran yang lebih rinci
dan lebih teknis dari pada teknik, metode dan strategi. Baik atau buruknya
pembelajaran lebih banyak ditentukan oleh taktik dari pada metode. Taktik
pembelajaran terwujud dalam bentuk langkah-langkah tindakan taktis yang
tersusun dalam suatu prosedur pembelajaran. Dengan langkah-langkah tindakan
yang taktis, proses belajar anak menjadi efektif dan efisien. Efektif dalam arti,
kualitas dan kuantitas pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan kualitas dan
kuantitas tujuan yang direncanakan. Sedangkan efisien artinya pencapaian tujuan
tersebut sesuai dengan daya yang tersedia. Baik daya yang berkait dengan tenaga
dan kemampuan guru, fasilitas belajar yang ada, maupun biaya yang digunakan
guru untuk pelaksanaan pembelajaran tersebut.
Taktik untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran di kelas, di samping
bersifat terencana juga bersifat kondisional dan transaksional. Artinya sejumlah
aktivitas kelas baik aktivitas guru maupun aktivitas peserta didik di kelas ada yang
secara sistematis telah direncanakan sebelumnya. Perencanaan tersebut secara
tertulis didokumentasikan di persiapan pembelajaran. Meskipun demikian, belum
bisa dijamin bahwa seluruh rencana pembelajaran tersebut dapat direalisasikan
dalam aktivitas aktual di kelas. Kondisi dan keadaan kelas dapat saja berubah dari
asumsi-asumsi keadaan kelas yang diperkirakan saat perencanaan tersebut dibuat.
Akibat dari itu, aktivitas-aktivitas kelas perlu diubah dari rencana semula dan
disesuaikan seketika itu, berdasarkan penyesuaian-penyesuaiannya dengan realitas
yang ada di kelas. Taktik untuk menjalankan aktivitas kelas yang sifatnya

34
kondisional dan transaksional tersebut dinamakan siasat. Dengan kata lain, untuk
menjalankan taktik pembelajaran diperlukan siasat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk menjalankan metode,
diperlukan kiat-kiat tertentu agar nilai strategis atau rasionalitas dari setiap bentuk
aktivitas pembelajaran di kelas dapat diwujudkan. Kiat-kiat tertentu dari setiap
bentuk aktivitas guru-murid di kelas tersebut dinamakan taktik pembelajaran.
Dengan perkataan lain, taktik pembelajaran adalah kiat guru dalam merealisasi
aktivitas pembelajaran di kelas.
2. Karakteristik Taktik Pembelajaran
Taktik pembelajaran terwujud dalam bentuk langkah-langkah tindakan
taktis yang tersusun dalam suatu prosedur pembelajaran. Dengan langkah-langkah
tindakan yang taktis, proses belajar anak menjadi efektif dan efisien. Efektif
dalam arti, kualitas dan kuantitas pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan
kualitas dan kuantitas tujuan yang direncanakan. Sedangkan efisien artinya
pencapaian tujuan tersebut sesuai dengan daya yang tersedia. Baik daya yang
berkait dengan tenaga dan kemampuan guru, fasilitas belajar yang ada, maupun
biaya yang digunakan guru untuk pelaksanaan pembelajaran tersebut.
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, disimpulkan bahwa
karakteristik taktik pembelajaran ialah:
a. Berbentuk tindakan taktis
b. Bersifat terencana
c. Bersifat kondisional dan transaksional

J. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Terdapat berbagai pendapat tentang model pembelajaran sebagaimana
yang dikemukakan oleh para ahli pembelajaran. Diantaranya :
a. Menurut Departemen P dan K (1984:75), model adalah pola (contoh, acuan,
ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
b. Simamarta (1983), model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya, dalam
gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang
bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya
memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya.

35
c. Marx, model merupakan Suatu analog konseptual yang digunakan untuk
menyarankan bagaimana meneruskan penelitian empiris sebaiknya tentang
suatu masalah.
d. Murty, et al (1990), model yaitu suatu representasi yang memadai dari suatu
sistem, dan dikatakan memadai jika telah sesuai dengan tujuan dalam pikiran
peneliti. Gordon ( 1978 ) model adalah suatu kerangka utama informasi
sistem yang dikumpulkan untuk mempelajari sistem tersebut.
e. Akhmad Sudrajat (2008), model pembelajaran pada dasarnya merupakan
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh pendidik. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
f. Soekamto (1993), model adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar
g. Winataputra dalam Sugiyanto (2008), model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran
dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.
h. Joyce dan Marsha Weil’s (1980), model pembelajaran adalah suatu rancangan
atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (pembelajaran
dalam jangka waktu lama), untuk mendesain bahan-bahan pembelajaran dan
untuk mengarahkan pendidik mengajar serta setting lainnya di dalam kelas.
Merujuk pada beberapa pendapat di atas, model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode,
strategi, dan teknik pembelajaran. Penulis memaknai model pembelajaran dalam
pembelajaran ini sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola

36
pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan pendidik-
peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang
menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik. Di dalam pola pembelajaran
yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan
perbuatan/kegiatan pendidik-peserta didik atau dikenal dengan istilah sintaks
dalam peristiwa pembelajaran. Secara implisit di balik tahapan pembelajaran
tersebut terdapat karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional yang
membedakan antara model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran
yang lainnya.
2. Karakteristik Model Pembelajaran
Bruce dan Weil (1980 dan 1992: 135-136) mengidentifikasi karakteristik
model pembelajaran ke dalam aspek-aspek berikut.
a. Sintaks
Suatu model pembelajaran memiliki sintaks atau urutan atau tahap-tahap
kegiatan belajar yang diistilahkan dengan fase yang menggambarkan bagaimana
model tersebut dalam praktiknya, misalnya bagaimana memulai pelajaran.
b. Sistem sosial
Sistem sosial menggambarkan bentuk kerja sama pendidik-peserta didik
dalam pembelajaran atau peran-peran pendidik dan peserta didik dan
hubungannya satu sama lain dan jenis-jenis aturan yang harus diterapkan. Peran
kepemimpinan pendidik bervariasi dalam satu model ke model pembelajaran
lainnya. Dalam beberapa model pembelajaran, pendidik bertindak sebagai pusat
kegiatan dan sumber belajar (hal ini berlaku pada model yang terstruktur tinggi),
namun dalam model pembelajaran yang terstruktur sedang peran pendidik dan
peserta didik seimbang. Setiap model memberikan peran yang berbeda pada
pendidik dan peserta didik.
c. Prinsip reaksi
Prinsip reaksi menunjukkan kepada pendidik bagaimana cara menghargai
atau menilai peserta didik dan bagaimana menanggapi apa yang dilakukan oleh
peserta didik. Sebagai contoh, dalam suatu situasi belajar, pendidik memberi

37
penghargaan atas kegiatan yang dilakukan peserta didik atau mengambil sikap
netral.
d. Sistem pendukung
Menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mendukung
keterlaksanaan model pembelajaran, termasuk sarana dan prasarana, misalnya alat
dan bahan, kesiapan pendidik, serta kesiapan peserta didik.
e. Dampak pembelajaran langsung dan iringan
Dampak pembelajaran langsung merupakan hasil belajar yang dicapai dengan
cara mengarahkan para peserta didik pada tujuan yang diharapkan sedangkan
dampak iringan adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses
pembelajaran sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung
oleh pebelajar.
3. Jenis-jenis Model Pembelajaran
a. Model Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang
dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah ‘lesson study’ sendiri
diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan
profesionalitas pendidik-pendidik di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji
praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Sejumlah pendidik bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini
meliputi:
a) Perencanaan
b) Praktek mengajar.
c) Observasi
d) Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2) Salah satu pendidik dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan
yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-
dasar teori yang menunjang.

38
3) Pendidik yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian
mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4) Pendidik-pendidik lain dalam kelompok tersebut mengamati proses
pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
Berarti tahap observasi terlalui.
5) Semua pendidik dalam kelompok termasuk pendidik yang telah mengajar
kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap
pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi.
Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk
pembelajaran berikutnya.
6) Selanjutnya diimplementasikan pada kelas/pembelajaran berikutnya dan
seterusnya kembali ke (2).
b. Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan
contoh-contoh. Contoh-contoh didapat dari kasus/gambar yang relevan dengan
KD.
Langkah-langkah dari model ini adalah :
1) Pendidik mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2) Pendidik menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3) Pendidik memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas.
5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6) Mulai dari komentar / hasil diskusi peserta didik, pendidik mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7) Kesimpulan.
c. Model Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan
gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Langkah-langkah
pelaksanaan model ini adalah :

39
1) Pendidik menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Menyajikan materi sebagai pengantar.
3) Pendidik menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi.
4) Pendidik menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian
memasang/menpendidiktkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5) Pendidik menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6) Dari alasan/urutan gambar tersebut pendidik memulai menanamkan konsep /
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7) Kesimpulan/rangkuman.
b. Model Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu model belajar dimana setiap
peserta didik diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara
acak pendidik memanggil nomor dari peserta didik. Langkah-langkah dari model
ini adalah :
1) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap
kelompok mendapat nomor.
2) Pendidik memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya.
4) Pendidik memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang
dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian pendidik menunjuk nomor yang
lain.
6) Kesimpulan.
c. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBI)
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya
yang bermakna bagi peserta didik, peran pendidik menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-
langkah dari model pembelajaran ini adalah :

40
1) Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang
dibutuhkan. Memotivasi peserta didik terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.
2) Pendidik membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik,
tugas, jadwal, dan lain lain.)
3) Pendidik mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4) Pendidik membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya.
5) Pendidik membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
d. Model Explicit Instruction (Pembelajaran Langsung)
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar
peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Langkah-langkah dari
model ini adalah :
1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.
2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
3) Membimbing pelatihan.
4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
e. Model Pembelajaran Inkuiri ( Inquiry Learning)
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis,
logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri.
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan
menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung.Peran peserta didik

41
dalam pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan pendidik berperan sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik
untuk belajar. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:
1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual.
2) Prinsip Interaksi.
3) Prinsip Bertanya.
4) Prinsip Belajar untuk Berpikir.
5) Prinsip Keterbukaan.
Adapun langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:
1) Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai
fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
2) Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini
melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan
menanya baik terhadap pendidik, teman, atau melalui sumber yang lain.
3) Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta
didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan
jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
4) Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang
diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi
dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu
kesimpulan.
5) Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau
dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan
hasil temuannya.
f. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Model pembelajaran discovery learning adalah sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan materi pelajaran dalam
bentuk final, melainkan diharapkan mengorganisasi sendiri.
Penggunaan discovery learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif
menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke
student oriented.
Adapun langkah-langkah model discovery learning, yaitu :
1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

42
Dimana pertama- tama peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungan dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
Pendidik dapat memulai kegiatan dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas lainnya yang mengarah kepada pemecahan masalah.
2) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulation, pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran.Kemudian peserta didik memilih salah satu rumusan
masalah dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
3) Data collection (pengumpulan data)
Pada saat ini peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, pendidik
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk mengumpulkan
informasi sebanyak- banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidak
hipotesisnya.
4) Data processing (pengolahan data)
Peserta didik mengolah data yang telah diperoleh baik melalui wawancara,
studi pustaka, eksperimen, ataupun observasi.
5) Verification (pembuktian)
Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidak hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data
processing.
6) Generalization (menarik kesimpulan)
Peserta didik menarik kesimpulan dari semua hasil verifikasi. Sistem
penilaian dalam model discovery learning dapat dilakukan dengan menggunakan
tes maupun non tes.
g. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Problem based learning adalah, metode mengajar yang menggunakan
masalah yang nyata, proses dimana peserta didik belajar, baik ingatan maupun
keterampilan berpikir kritis, problem based learning adalah metode mengajar
dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, kerja kelompok, umpan balik,
diskusi, dan laporan akhir. Dengan demikian peserta didik didorong untuk lebih
aktif terlibat dalam materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir
kritis.
Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1) Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan
peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.

43
2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran
salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan
(atau menanya) terhadap malasalah kajian.
3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta
didik melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka
menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi
data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai
sumber.
5) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik
mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan
dievaluasi
h. Model Pembelajaran Berbasis Projek (Projek Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah
model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti
pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis,
dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Adapun langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut:
1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu
aktivitas.Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam.
2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.
Dengan emikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek
tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan
berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat
timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian
proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4)

44
membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara.
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and
the Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan
menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses
monitoring, dibuat sebuah rubric yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang
penting.

5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)


Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing
peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah
dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama
menyelesaikan proyek.
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam sebuah model pembelajaran
terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan
saintifik, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan oleh pendidik pada
saat proses pembelajaran. Dengan menggunakan model-model pembelajaran
dalam kurikulum 2013 yang sesuai dengan pendekatan saintifik, diharapkan para
peserta didik dapat memiliki sikap religius dan sikap sosial, memiliki kemampuan
pengetahuan, dan memiliki keterampilan. Serta pendidik dapat lebih kreatif lagi
dalam pengembangan model- model yang diterapkan di dalam pembelajaran.

45
K. Hubungan Antara Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Dan Tehnik
Pembelajaran
Menurut Suprihatiningrum (2012: 158), hubungan antara model,
pendekatan, strategi, metode, dan tehnik pembelajaran adalah sebagaimana
tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Hubungan Antaraa Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan


Tehnik
Model memilik cakupan lebih luas dari pada pendekatan, strategi,
metodem dan tehnik karena untuk menyusun sebuah model pembelajaran kita
harus menentukan pendekatan, strategi, metode, dan tehnik yang digunakan.
Begutu pula dalam pendekatan mencakup strategi, model, dan tehnik. Strategi
didefinisikan sebagai taktik. Oleh karena itu, untuk menciptakan strategi
pembelajaran dibutuhkan metode dan tehnik. Sementara metode adalah cara yang
digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran yang memerlukan tehnik
yang sesuai.

46
1
BAB III
PEMBAHASAN

A. Matriks Perbandingan Taktik, Teknik, Strategi, Metode, Pendekatan, dan Model Pembelajaran
Tabel 7. Perbandingan Taktik, Gaya, Teknik, Strategi, Metode, Pendekatan, dan Model Pembelajaran

Perbedaan
Term Pembelajaran
Pengertian Karakteristik

Pendekatan Pembelajaran Titik tolak atau Sudut pandang terhadap proses a. Menetapkan target yang ingin dicapai
pembelajaran yang memberi arah dan corak b. Memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan yang
pada proses pembelajaran ingin di capai dengan mempertimbangkan kondisi
karakteristik anak didik
c. Menentukan langkah yang akan di capai mulai dari awal
hingga akhir
d. Menetapkan kriteria dan standar sebagi tolak ukur
pencapaian pembelajaran yang telah di tetapkan
Strategi Pembelajaran Suatu kegiatan pembelajaran yang harus a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan
dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan
pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan
pribadi peserta didik.
efisien yang sifatnya masih konseptual.
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan
pembelajaran yang dipandang paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah
atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.

Metode Pembelajaran Cara yang digunakan untuk


mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata.

2
Perbedaan
Term Pembelajaran
Pengertian Karakteristik

Teknik Pembelajaran Cara yang dilakukan oleh guru dalam a. Implementasi dari metode
mengimplementasikan suatu metode secara b. Jabaran operasional dari metode
spesifik c. Memiliki cara khusus dan spesifik serta sistematis

Taktik Pembelajaran Gaya seseorang dalam melaksanakan metode a. Dalam pembelajaran tampak keunikan dan kekhasan
atau teknik Pembelajaran tertentu yang dari masing-masing guru
sifatnya individual b. Gaya pembelajaran sesuai dengan kemampuan,
pengalaman dari guru yang bersangkutan.
Model Pembelajaran Bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal a. Syntax
sampai akhir. Atau Bungkus, bingkai dari b. social system
penerapan pendekatan, strategi, metode,
c. principles of reaction
teknik, dan taktik pembelajaran
d. support system
e. instructional dan nurturant effects

B. Matriks Perbandingan Macam-macam Teknik Pembelajaran


Tabel 8. Perbandingan Macam-macam Teknik Pembelajaran

No Teknik Pembelajaran Karakteristik


1 Teknik Ceramah  Penyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada peserta didik
 Peserta didik mengikuti pembelajaran secara pasif
2 Teknik Diskusi  Terjadi interaksi antara peserta didik dengan saling menukar informasi
 Peserta didik mengikuti pembelajaran secara aktif
3 Teknik Tanya Jawab Pembelajaran didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan

3
4 Teknik Pemberian Tugas Pemberian tugas pada peserta didik secara individu maupun kelompok
5 Teknik Penemuan  Dalam pembelajaran, peserta didik mengamati, membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari
(Discovery) dan Simulasi  Guru berperan sebagai pembimbing atau instruktur
6 Teknik Inquiry Peserta didik belajar didalam kelompok dengan cara meneliti dan membahas tugas dalam kelompok
7 Teknik Eksperimen dan  Peserta didik diajak untuk melakukan pengamatan dan hasil pengamatan disampaikan di kelas
Demonstrasi  Untuk teknik demonstrasi, dalam pembelajaran, guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses yang
berhubungan dengan materi
8 Teknik Karya Wisata Teknik mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak peserta didik kesuatu tempat atau obyek tertentu diluar
sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu
9 Teknik Bimbingan/ Tutorial  pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru
kepada peserta didik baik secara perorangan atau kelompok kecil
 guru sebagai fasilitator, moderator, motivator, dan pembimbing
10 Teknik Problem Solving Teknik mengajar yang dimulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan

C. Matriks Perbandingan Macam-macam Strategi Pembelajaran


Tabel 9. Perbandingan Macam-macam Strategi Pembelajaran

No Strategi Pembelajaran Karakteristik


1 Strategi Pembelajaran Menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari guru kepada peserta didik
Ekspositori (SPE)
2 Strategi Pembelajaran Menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
Inkuiri (SPI) jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan
3 Strategi Pembelajaran Pembelajaran didasarkan pada interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya
Berbasis Masalah (SPBM)
4 Strategi Pembelajaran Pembelajaran mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
Konstektual (CTL)
5 Strategi Pembelajaran Menekankan pada kemampuan berpikir peserta didik
Peningkatan Kemampuan
Berpikir

4
6 Strategi Pembelajaran Pembelajaran yang dilakukan dengan berkelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran
Kooperatif (SPK)
7 Strategi Pembelajaran Peserta didik dihadapkan pada situasi yang mengandung konflik atau situasi yang problematis
Afektif

D. Matriks Perbandingan Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran


Tabel 10. Perbandingan Macam-macam Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Pengertian Karakteristik

Teacher Centered Approach Pembelajaran yang menempatkan siswa  Manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan
sebagai objek dalam belajar dan sepenuhnya oleh guru
kegiatan belajar bersifat klasik  Peran siswa hanya melakukan aktivitas sesuai dengan
petunjuk guru
 Siswa hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan
aktivitas sesuai dengan minat dan keinginannya
Student Centered Approach Pembelajaran yang menempatkan siswa  Manajemen, dan pengelolaannya ditentukan oleh siswa
sebagai subjek belajar dan kegiatan  Siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan
belajar bersifat modern kreatifitas dan mengembangkan potensinya

Pendekatan Saintifik Pembelajaran yang mengadopsi Kegiatan pembelajaran yang mengedepankan kegiatan-kegiatan
langkah-langkah saintis dalam proses yaitu:
membangun pengetahuan melalui  Mengamati,
metode ilmiah  Menanya,
 Mencoba,
 Menyimpulkan
Pendekatan Keterampilan Pembelajaran yang menggunakan Ada enam keterampilan proses dasar Sains yaitu:
Proses Sains keseluruhan keterampilan ilmiah yang  Mengamati (observing),
terarah (baik kognitif maupun  Mengelompokkan (classifying),
psikomotor) yang dapat digunakan  mengukur (measuring),
untuk menemukan suatu konsep atau  menyimpulkan (inferring),

5
Pendekatan Pembelajaran Pengertian Karakteristik

prinsip atau teori, untuk  meramalkan (predicting),


mengembangkan konsep yang telah ada  mengkomunikasikan (communicating)
sebelumnya, ataupun untuk melakukan
penyangkalan terhadap suatu penemuan

E. Matriks Perbandingan Macam-macam Model Pembelajaran


Tabel 11. Perbandingan Macam-macam Model Pembelajaran

Perbedaan
Model Pembelajaran
Pengertian Karakteristik

Examples and Examples Model pembelajaran yang menggunakan  Model pembelajaran yang menggunakan 2 hal yang terdiri
contoh-contoh yang didapat dari atas example dan non examples dari suatu defenisi konsep
kasus/gambar yang relevan dengan KD yang ada

6
Perbedaan
Model Pembelajaran
Pengertian Karakteristik

pembelajaran.  Meminta peserta didik untuk mengklasifikasikan keduanya


sesuai dengan konsep yang ada
 Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi
contoh akan suatu materi yang sedang dibahas
 Non example memberikan gambaran akan sesuatu yang
bukan contoh dari materi yang sedang dibahas
Picture and Picture Model pembelajaran yang menggunakan  Guru menggunakan media gambar dalam memberikan
gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi pembelajaran
urutan logis  Menggunakan suatu pembaharuan dalam proses
pembelajaran, tidak semata hanya guru menerangkan dan
peserta didik yang mencatat
 Interaksi langsung antar peserta didik, ketika seorang guru
memberikan gambar, mengacaknya dan peserta didik
diharapkan untuk bisa menyusunnya kembali
Numbered Heads Together Model pembelajaran dimana setiap peserta  Positive Interdependence
didik diberi nomor kemudian dibuat suatu  Interaction Face to face
kelompok kemudian secara acak guru  Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran
memanggil nomor dari peserta didik dalam anggota kelompok
 Membutuhkan keluwesan
 Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam
memecahkan masalah (proses kelompok)
Problem Based Instruction Suatu pembelajaran yang menggunakan  Pengajuan pertanyaan atau masalah
segala permasalahan di lingkungan sekitar  Adanya keterkaitan antar disiplin ilmu
peserta didik sebagai sumber belajar,  Penyelidikan autentik
mempertajam cara berfikir kritis, sekaligus  Menghasilkan dan memamerkan hasil suatu karya
sebagai sarana peserta didik untuk  Kolaborasi
memecahkan masalah melalui penyelidikan

7
8
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :


1. Pendekatan pembelajaran adalah suatu rancangan/kebijaksanaan dalam
memulai serta melaksanakan pengajaran suatu materi pembelajaran yang
memberi arah dan corak pada metode pengajarannya. Seorang pendidik
harus mengetahui target yang ingin dicapai, tujuan pembelajaran, serta
standar sebagi tolak ukur pencapaian pembelajaran yang telah di tetapkan
2. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Didasari pada berbagai perkembangan sesuai dengan situasi,
kondisi dan lingkungan yang dihadapinya.
3. Teknik pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk peserta didik.
Harus sesuai dengan pelajaran dan pendekatan yang digunakan
4. Taktik pembelajaran adalah gaya seseorang dalam melaksanakan metode
atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Dalam
pembelajaran tampak keunikan dan kekhasan dari masing-masing guru.
5. Gaya mengajar adalah suatu cara atau bentuk penampilan seorang guru
dalam menanamkan pengetahuan, membimbing, mengubah atau
mengembangkan kemampuan, perilaku dan kepribadian peserta didik
dalam mencapai tujuan belajar.
6. Model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik dan gaya pembelajaran. Model
pembelajaran memiliki sintak atau urutan atau tahap-tahap kegiatan belajar.

B. Saran
Dari langkah pengertian dan karakteristik media pembelajaran yang
telah dijabarkan, diharapkan pendidik hendaknya mampu mengembangkan
dan membuat media pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah tersebut,
sehingga mampu memaksimalkan hasil belajar peserta didik.

9
DAFTAR PUSTAKA
Beyer, Barry K. 1991. Teaching Thinking Skill: A Handbook for Elementary
School Teachers. New York, USA: Allyn & Bacon.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun


2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta.Jakarta.

Hafni, Ladjid. 2005. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Quantum Teaching.

Hari Subagya, Insih Wilujeng. 2013. Buku Pendidik Fisika SMA X. Bumi Aksara:
Jakarta

Ibrahim R, Syaodih S Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka


Cipta.

Indrawati. 1999. Keterampilan Proses Sains Tinjauan Kritis dari Teori ke Praktis.
DEPDIKBUD. Bandung.

Kemendikbud. 2013. Diklat Pendidik Dalam Rangka Implementasi Kurikulum


2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Mata


Pelajaran Fisika SMA/SMK. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Pendidik Implementasi Kurikulum 2013


SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Kemdikbud. 2013. Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 tentang Implementsi


Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat
Kenegaraan. Jakarta.

Sanjaya, Wina.2008.Strategi pembelajaran berorientasi standar proses


pendidikan, Jakarta : Kencana prenada Media Group

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada.

10
Semiawan, Conny, dkk. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana
Mengaktifkan Peserta didik dalam Belajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.

Susilowati. 2013. Membelajarkan IPA dengan Integrative Science Tinjauan


Scientific Process Skills dalam Implementasinya Pada Kurikulum 2013.
Jurnal Pendidikan IPA: 98-100. FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.

Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Pendidik dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif
(suatu pendekatan teoritis psikologis). Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful, Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

11

Anda mungkin juga menyukai