Anda di halaman 1dari 3

Corporate Governance

Disusun oleh :

Layla Ramadhani (17311022)


Shifa Alfrieda (17311123)
Labika Erdiana

Syajidha Einjelica

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019
 Konsep Pengertian

Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan) adalah seperangkat tata hubungan


diantara manajemen, direksi, dewan komisaris, pemegang saham, dan para pemangku
kepentingan atau stakeholders lainnya yang mengatur dan mengarahkan kegiatan
perusahaan. Corporate Governance merupakan salah satu konsep yang dipergunakan
dalam meningkatkan efisiensi ekonomi. Organ perusahaannya berdiri dari rapat umum
pemegang saham, dewan komisaris, dan direksi yang mempunyai peran penting. Disini
kita dapat memecahkan tata kelola perusahaan dalam hal siapa yang diuntungkan, yang
kepentingannya tercermin, siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya, dan siapa
yang memiliki dampak terbesar terhadapnya.
 Shareholders (seseorang yang memiliki saham finansial di suatu perusahaan)
Pada dasarnya tata kelola perusahaan melindungi kepentingan para pemegang
saham karena hal itu memastikan bahwa corporasi dijalankan dengan kepentingan
terbaik mereka.
 Board members (anggota dewan komisaris)
Direksi dan anggotanya ini bertanggung jawab atas pembentukan dan pelaksanan
strategi tata kelola perusahaan yang baik.
 Executives ( kelompok yang aktivitas utamanya terkait dengan tata kelola
perusahaan)
Eksekutif sebagai anggota perusahaan yang bertanggung jawab untuk corporasi

 Prinsip Dasar

Perusahaan yang fokus memenuhi prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan, akan membuat
perusahaan itu lebih mampu bergerak dengan perubahan zaman. Prinsip-prinsip itu
adalah:
 Independensi. Perusahaan dapat mencapai praktik Tata Kelola Perusahaan yang
baik hanya ketika dewan mereka cukup independen. Tidak hanya harus ada
pemisahan peran CEO dan ketua, tetapi juga bahwa dewan direksi harus
mengandung persentase tinggi dari anggota independen yang aktif dalam peran
mereka. Perusahaan dengan struktur Tata Kelola Perusahaan yang kuat harus
memiliki dewan direksi yang independen.
 Akuntabilitas. Semua anggota struktur perusahaan harus bersedia bertanggung
jawab atas segala kegagalan yang disebabkan oleh tindakan mereka atau karena
kelalaian. Perusahaan harus dapat memastikan bahwa anggota mengerti tanggung
jawab mereka dan konskuensi yang harus diterimanya jika mengabaikan tanggung
jawab tersebut. Agar prinsip ini dapat dijalankan, perusahaan disarankan agar
membuat kode etik dan uraian tugas yang jelas.
 Tanggung jawab. Anggota perusahaan harus bertanggung jawab atas tugas dan
kewajiban mereka. Artinya mereka harus bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa mereka memiliki semua informasi yang diperlukan untuk membuat
keputusan yang tepat atau menyelesaikan tugas mereka dengan baik dan benar.
 Transparansi. Komunikasi antara dewan / eksekutif dan pemegang saham harus
jelas. Bagi pemegang saham harus menggunakan metode yang wajar dalam
menyampaikan keluhan dan pendapat mereka tentang hal-hal yang berlaku.
Demikian pula, dewan dan eksekutif tidak hanya harus memiliki jalur komunikasi
terbuka untuk informasi dan penemuan, tetapi juga pemisahan yang memadai
untuk memastikan bahwa peran mereka berbeda.
 Kesetaraan. hubungan antara eksekutif dan dewan tidak boleh terjalin terlalu
dekat sehingga eksekutif tidak dapat menjalankan korporasi secara efektif.
Meskipun susunan dewan harus mencerminkan berbagai keterampilan dan
pengalaman, para eksekutif umumnya lebih mahir dalam mengelola bisnis, dan
hubungan dewan-eksekutif tidak boleh menghalangi kemampuan itu.

 Sejarah Corporate Governance

Anda mungkin juga menyukai