Anda di halaman 1dari 90

Kontrak Perkuliahan

Nama Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Dan Teknologi Lingkungan


Kode Mata Kuliah : Tk 216412
Pengajar : Lasire,ST.M.Si
Semester : II

Tempat Pertemuan : GS.107,

1. Manfaat Mata Kuliah

Pengertian lingkungan memiliki makna yang sangat luas karena tidak terbatas
pada tempat tinggal kita, melainkan segala hal yang terkait dengan hidup dan
kehidupan manusia sehingga sangat diharapkan mahasiswa memiliki
pengetahuan dasar tentang lingkungan hidup, sumber daya alam, pengelolaan
lingkungan dan pencemaran lingkungan serta akibat yang ditimbulkan.
Oleh karena itu, mata kuliah ini ditawarkan untuk membantu mahasiswa
memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang ilmu dan teknologi
lingkungan serta hal-hal yang dapat ditimbulkan akibat adanya pengelolaan
terhadap sumber daya alam yang nantinya dapat digunakan dalam pekerjaan
mahasiswa nanti.

2. Deskripsi Perkuliahan

Mata kuliah ini memberikan pengetahuan kepada mahasiswa bahwa pentingnya


menjaga kelestarian lingkungan hidup, pengetahuan tentang sumber daya alam
dan pemanfaatannya untuk menjamin kelangsungan hidup manusia dan mahluk
hidup lainnya. Penyediaan air bersih, jenis-jenis pencemaran lingkungan dan
pengelolaan lingkungan serta peraturan dan perundangan-undangan lingkungan.
Mata kuliah ini, berusaha sejauh mungkin untuk menghubungkan pokok bahasan
dengan realitas dengan menggunakan berbagai contoh yang berlaku dalam
masyarakat.

1
3. Tujuan Instruksional

Pada akhir perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu :


1. Menjelaskan tentang lingkungan hidup, ekosistem dan sumber daya alam
2. Menjelaskan siklus air, distribusi air dibumi, sumber air, penggunaan air dan
proses pengolahan air bersih
3. Menjelaskan berbagai jenis pencemaran dan dampak yang ditimbulkan
4. Menjelaskan pengelolaan lingkungan khususnya tahapan pembuatan AMDAL
dan aturan-aturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

4. Strategi Perkuliahan

Perkuliahan Pengantar Ilmu dan Teknologi Lingkungan dilakukan


dengan menggunakan Pendekatan Partisipatif, dimana mahasiswa berperan aktif
dalam perkuliahan. Metode perkuliahan yang digunakan adalah kombinasi antara
presentasi singkat, diskusi, ceramah, dan pembahasan kasus. Metode presentasi
singkat dimaksudkan agar mahasiswa memiliki pemahaman awal tentang materi
perkuliahan. Metode ceramah dimaksudkan untuk menyampaikan materi
perkuliahan. Metode pembahasan kasus atau diskusi kelompok dimaksudkan
untuk memberikan latihan keterampilan teknologi pengelolaan lingkungan .

5. Materi /Bacaan Perkuliahan

Buku/Bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah :


1. Beder, S. 1993., The Nature of Sustainable Devolpment Scribe, Newham
2. Canter, L.W..1996. Enviromental Impact Assesmant. USA Mc Graw Hill Book
Company
3. Henry, J.G and Heinke,.G.W. 1989., Enviroment Science and Engineering, Pretice
Hall, New Jersey
4. Miller, G.T. 1975., Living in the Enviroment Concepts, Problem, and Alternatives,
Wadsworth, California
5. Soemirat,J, (Editor).2003. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadja Mada
University Press.

2
6. Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah . Jakarta: UI-Press.
7. Wardhana, Wisnu Arya

6. Tugas -Tugas

Setiap bacaan perkuliahan sebagaimana telah disebutkan pada jadwal


seharusnya telah dibaca , sebelum mengikuti kuliah.
1. Mahasiswa diwajibkan menyerahkan paper pada pertemuan (5-7 halaman)
tentang siklus carbon, Nitrogen, Fosfor, Belerang, air dan rantai makanan secara
berkelompok dan dipresentasikan .
2. Mahasiswa diwajibkan menyerahkan paper pada pertemuan (5-7 halaman)
tentang penyebab-penyebab terjadinya polusi tanah, air, udara dan suara secara
berkelompok dan dipresentasikan.
3. Evaluasi tengah semester akan diadakan pada pertemuan ke 8 dengan materi dari
awal pertemuan sampai pertemuan ke tujuh. Evaluasi akhir semester akan
dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Politeknik Negeri Ujung
Pandang.
4. Mahasiswa diwajibkan menyerahkan paper utama tentang dampak pembangunan
dan pengelolaan lingkungan pada akhir pertemuan yang memuat tentang :
o Latar belakang dan permasalahan
o Peraturan-peraturan lingkungan yang terkait
o Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelolah lingkungan.

3
7. Kriteria Penilaian

Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria sebagai


berikut :
Nilai Point Range
A 4 80 – 100
B+ 3,5 75 – 80
B 3 70 – 75
C 2 60 – 70
D 1 50 – 60
E 0 0 – 30

Catatan :
Selain Huruf Mutu diatas, terdapat pula huruf K (Kosong, berarti tidak ada data sama
sekali), dan T (Tertunda, berarti nilai tidak lengkap).
Dalam menentukan nilai akhir akan digunakan pembobotan sebabgai berikut :
Paper 1 10%
Paper 2 10%
Tugas utama 15%
Evaluasi tengah semester 25%
Evaluasi akhir semester 40%

8. Jadwal Perkuliahan

Pertemuan Topik Pembahasan Bacaan/Bab

I Orientasi Perkuliahan -
 Perkenalan dengan Mahasiswa
 Penjelasan Umum Kontrak Perkuliahan
1. Pendahuluan (1) 103-107
Lingkungan Hidup (1) 123
Ekosistem (2) 1-9
2 Kualitas dan strategi hidup manusia (1) 43- 58
Pertambahan penduduk, penyebab dan (1) 75 - 123
dampak
3 2. Sumber daya alam dan pemanfaatannya (1) 151 – 155
SDA ( tanah,air,udara,angin dan iklim )
Pemanfaatan SDA
4 Siklus Carbon dan Nitrogen (1) 156 - 160

4
5 Siklus Fosfor dan Belerang (1) 162 - 170
6 3. Penyediaan air bersih (1) 64
3.1 Siklus air (1) 247 – 253
3.2 Distribusi air dibumi (1) 253 – 263
7 3.3 Sumber air (1) 265 – 270
3.4 Penggunaan air (1) 271 – 285
3.5 Proses pengolahan air bersih (1) 285 – 290
8 Ujian Tengah Semester Pokok Bahasan bab 1-3
9 4. Pencemaran lingkungan (2) 277 – 298
Polusi tanah
10 Polusi air (2) 303 - 321
11 Polusi udara (2) E 48 – E49
12 4.4 Polusi Suara (4) 5 – 12
13 5. Pengelolaan lingkungan (3) 35 – 45
5.1 Peraturan dan perundang-undangan
lingkungan
14-16 5.2 AMDAL (2) 635 - 648
17 Ujian Akhir Semester

Aturan Tambahan
 Anda harus mengikuti tata tertib perkuliahan Makassar, Fbruari 2019
Dosen Pengampu Ketua Kelas I . D4

Lasire, S.T, M.Si


NIP: 119611231 198803 1 016 Nim:

Ketua Jurusan T.Kimia

Wahyu Buddi Utomo,HND, M.Si


NIP: 19650320 199202 1 001

5
SESI PERKULIAHAN KE: 1-2

TIU : Setelah mengikuti kuliah dalam satu semester ini, mahasiswa diharapkan
mampu menjelaskan konsep dasar tentang lingkungan hidup dan ekosistem,
kualitas hidup manusia, sumberdaya alam, penyediaan air bersih, pencemaran
lingkungan dan akibatnya, dan pengelolaan lingkungan hidup.
TIK : Mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi:
1. Menjelaskan tentang lingkungan hidup, ekosistem dan sumber daya alam
2. Menjelaskan siklus air, distribusi air dibumi, sumber air, penggunaan air dan
proses pengolahan air bersih
3. Menjelaskan berbagai jenis pencemaran dan dampak yang ditimbulkan
4. Menjelaskan pengelolaan lingkungan khususnya tahapan pembuatan AMDAL
dan aturan-aturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

Pokok Bahasan: pendahuluan (Bab I)

Sub Pokok Bahasan: - Defenisis/pengertian Istilah


- Ekologi dan Ilmu Lingkungan
- Ekosistem dan Lingkungan Hidup
- Strategi hidup Manusia
- Kualitas Hidup Manusia
- Kualitas Manusia dan Kualitas Lingkungan
- Teknologi, Daya Dukung, dan Pengelolaan Lingkungan
- Etika Lingkungan

Deskripsi singkat: Manusia dan Lingkungan Hidup ibarat dua sisi mata uang yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia dan makhluk hidup lainnya) membutuhkan
lingkungan yang nyaman untuk melangsungkan kehidupannya yang dinamis.
Sebaliknya, lingkungan hidup tidak dapat berfungsi dengan baik untuk mendukung
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya tanpa pengelolaan yang baik oleh
manusia sebagai penguasa (khalifah) di bumi ini. Oleh karena itu manusia perlu

6
memahami posis, fungsi, dan peranannya dalam ekosistem. Hal ini akan dibahas dalam
dua pertemuan pertama mata kuliah ini.

Bahan bacaan:
1. Azis, Abdul. 2007, Bahan Ajar. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang..
2. Soerjani, Moh., dkk. 1987, Lingkungan: Sumberdaya alam dan kependukan
dalam pembangunan, Jakarta: UI-Press.

Pertanyaan Kunci/Tugas:
1. Jelaskan pengertian lingkungan hidup, ekosistem, ekologi, ilmu lingkungan,
sumberdaya, pencemaran lingkungan, pembangunan berkelanjutan, baku mutu
lingkungan hidup, pelestarian fungsi lingkungan hidup, daya dukung, daya tampung,
dan pengelolaan lingkungan hidup menurut UU No. 23 Tahun 1997.
2. Jelaskan hubungan antara ekologi dengan ilmu lingkungan, dan ekosistem dengan
lingkungan hidup.
3. Berikan satu contoh ekosistem lengkap dengan unsur-unsur penyusunnya serta
peranan masing-masing unsur tersebut dalam ekosistem.
4. Jelaskan strategi hidup manusia
5. Jelaskan hubungan antara kualitas hidup manusia dengan kualitas lingkungan hidup.
6. Jelaskan peranan teknologi dalam meningkatkan daya dukung lingkungan hidup.
7. Jelaskan mengenai etika lingkungan hidup.

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Defenisi/Pengertian Istilah


1. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
2. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas,
dan produktivitas lingkungan hidup.
3. Ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup (oikos = rumah tangga),
maksudnya adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
sesamanya dan dengan benda-benda mati di sekitarnya.
4. Ilmu Lingkungan merupakan pengembangan dari Ekologi. Ilmu Lingkungan dapat
dikatakan sebagai ekologi terapan (applied ecology), yakni bagaimana menerapkan
berbagai prinsip dan ketentuan ekologi itu dalam kehidupan manusia, atau ilmu yang
mempelajari bagaimana manusia menempatkan dirinya dalam ekosistem atau dalam
lingkungan hidupnya.
5. Sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia,
sumber daya alam, baik hayati maupun nonhayati, dan sumber daya buatan.
6. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya/dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingakungan
hidup tidak dapat berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
7. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar
dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya ke dalam

8
proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan.
8. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen lain yang harus ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup.
9. Pelestarian fungsi lingkungan hidup rangkaian upaya untuk memelihara
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
10. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
11. Pelestarian daya dukung adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan
lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang
ditimbulkan oleh suatu kegiatan, agar mampu mendukung perikehidupan manusia
dan makhluk hidup lain.
12. Daya tampung lingkungan hidup kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat,
energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
13. Pelestarian daya dukung adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan
lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang
ke dalamnya.
14. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
lingkungan hidup.

1.2. Ekologi Dan Ilmu Lingkungan


Ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup (oikos=rumah tangga),
maksudnya adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
sesamanya dan dengan benda-benda mati di sekitarnya. Dalam pengertian makhluk
hidup ini termasuk manusia sebagai salah satu jenis makhluk hidup. Ekonomi juga
berasal dari kata pokok yang sama, oikos dengan “makna” yang sedikit berbeda, yakni
tentang bagaimana pengelolaan rumah tangga makhluk hidup. Tetapi yang dipelajari

9
oleh ekonomi bukan rumah tangga makhluk hidup, malainkan rumah tangga manusia
saja. Kemudian ternyata bahwa acuan yang berbeda itu menimbulkan masalah yang
sangat berbeda, bahkan seringkali menimbulkan benturan di antara keduanya. Nyaris
orang mengira bahwa keduanya adalah dua cabang ilmu yang berbeda dan berpisah
cukup jauh. Padahal manusia adalah salah satu jenis makhluk hidup yang perikehidupan
serta kesejahteraannya juga sangat tergantung pada kelangsungan perikehidupan
makhluk hidup lain. Jadi keberhasilan dalam mengelola rumah tangga manusia dengan
baik, juga dengan syarat mutlak bahwa rumah tangga makhluk hidup secara
keseluruhannya juga dikelola dengan baik.
Pada dasarnya ekologi adalah ilmu dasar untuk mempertanyakan, menyelidiki, dan
memahami: bagaimana alam bekerja; bagaimana keberadaan makhluk hidup dalam
system kehidupan; apa yang mereka perlukan dari habitatnya untuk dapat
melangsungkan kehidupan; bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya; bagaimana
dengan melakukan semuanya itu mereka berinteraksi dengan komponen lain dan dengan
spesies lain; bagaimana individu-individu dalam spesies itu beradaptasi; bagaimana
makhluk hidup itu menghadapi keterbatasan dan harus toleran terhadap berbagai
perubahan; bagaimana individu-individu dalam spesies itu mengalami pertumbuhan
sebagai bagian dari suatu populasi atau komunitas. Semuanya ini berlangsung dalam
suatu proses yang mengikuti tatanan, prinsip, dan ketentuan alam yang rumit, tetapi
cukup teratur, yang dengan ekologi kita mencoba memahaminya. Di mana perlu dengan
menyederhanakannya, walaupun kita menyadari bahwa dibalik kesederhanaan itu tetap
tersimpan kerumitan yang mendalam.
Ilmu lingkungan yang belum lama ini dikenal, dikembangkan dengan ekologi
sebagai dasar. Kalau ekologi mempelajari susunan serta fungsi seluruh makhluk hidup
dan komponen kehidupan lainnya, maka ilmu lingkungan mempelajari tempat dan
peranan manusia di antara makhluk hidup dan komponen kehidupan lainnya. Jadi ilmu
lingkungan dapat dikatakan sebagai ekologi terapan (applied ecology) yakni bagaimana
menerapkan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi itu dalam kehidupan manusia, atau
ilmu yang memperlajari bagaimana manusia harus menempatkan dirinya dalam
ekosistem atau dalam lingkungan hidupnya.

10
1.3. Ekosistem Dan Lingkungan hidup
Satuan pokok ekologi adalah ekosistem atau sistem ekologi, yakni satuan
kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup (dari berbagai jenis) dengan
berbagai benda mati yang berinteraksi membentuk suatu sistem. Ekosistem dicirikan
dengan belangsungnya pertukaran materi dan transformasi energi yang sepenuhnya
berlangsung di antara berbagai komponen dalam sistem itu sendiri atau dengan sistem
lain di luarnya. Kehidupan akan berlangsung dalam berbagai fenomena kehidupan
manurut prinsip, tatanan, dan hukum alam atau ekologi seperti homeostasis
(keseimbangan), kelentingan (esilience atau kelenturan), kompetisi, toleransi, adaptasi,
suksesi, evolusi, mutasi, hukum minimum, hukum entropi, dan sebagainya.
Sedangkan lingkungan hidup adalah sistem kehidupan di mana terdapat campur
tangan manusia terhadap tatanan ekosistem. Oleh karena itu menurut batasan yang ada
dalam Undang-Undang No. 23/1997 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan hidup, lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan
perilakunya yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk
hidup lainnya.
Pada dasarnya manusia adalah kelompok individu yang merupakan populasi dari
satu spesies (jenis) hewan. Hal ini terlihat dalam Gambar 1, di mana manusia berada
dalam jaring-jaring kehidupan (the web of life) sebagaimana kelompok jenis makhluk
hidup lainnya.

11
Gambar 1. Hubungan antara berbagai tipe makhluk hidup dalam jaring-jaring
kehidupan, termasuk di dalamnya manusia yang tidak mungkin hidup tanpa
adanya makhluk hidup lainnya, khususnya tumbuhan dan kelompok
perombak (keterangan pada naskah).

Dalam gambar ini terlihat secara ringkas dan sederhana bagaimana seluruh jaring-
jaring kehidupan itu berlangsung melalui daur materi dan transformasi energi. Energi
matahari hanya dapat disintesis dalam bentuk kehidupan oleh tumbuhan berhijau daun
(produsen primer atau ototrof, artinya mampu menopang hidup sendiri). Makhluk hidup
lainnya adalah produsen sekunder (herbivor=pemakan tumbuhan), tersier (karnivor=
pemakan hewan lain), dan seterusnya. Manusia pada dasarnya karnivor, kemudian
berkembang juga menjadi herbivor, dan disebut omnivor (=pemakan segala macam).
Seluruh kelompok makhluk hidup lain ini disebut heterotrof (=makhluk hidup yang
tergantung kepada makhluk hidup lain). Kelompok penting dalam daur kehidupan
diwujudkan dalam sistem trofik (sistem makanan) ini adalah kelompok perombak
(decomposer) yang terdiri atas cacing, serangga, bakteri, jamur, ragi, virus, dan
sebagainya. Jadi terlihat bahwa betapapun perkasanya manusia itu, kalau kita kembali
kepada hakikat kehidupan, tidak mungkin manusia melepaskan diri dari jaring-jaring
kehidupan itu. Alternatifnya hanyalah bagaimana berada dalam jaring-jaring kehidupan
itu secara serasi.

12
1.4. Strategi Hidup Manusia
Dalam ilmu hayat dikenal adanya dua macam strategi hidup yang ekstrim, yakni
strategi hidup “r” dan strategi hidup “K”. Jenis makhluk hidup dengan strategi hidup “r”
adalah yang mengalami pertumbuhan populasi yang cepat dengan mengabaikan
terlampaunya daya dukung lingkungan (gambar 2A). Manusia pada hakikatnya adalah
jenis makhuk hidup yang berstrategi hidup “K” yakni yang memperhatikan batas daya
dukung lingkungan. Kalau populasinya sudah mendekati batas daya dukung maka terjadi
perubahan laju kehidupan karena pengaruh kelentingan lingkungan (environmental
resistance atau environmental resilience) yang menahan laju pertumbuhan sehingga
terjadi pertumbuhan yang berimpit dengan batas daya dukung (K) (gambar 2B).

Gambar 2. Pertumbuhan populasi jenis makhluk hidup dengan strategi hidup “r” (A)
dan strategi hidup “K” (B). K = daya dukung lingkungan; r=kecepatan
pertumbuhan populasi.

Strategi hidup “K” manusia itu ditandai dengan lahirnya anak yang hanya seorang
sekali melahirkan, bayinya yang lahir dalam keadaan lemah, harus dilindungi, diasuh,
dan dipelihara sebelum mampu menopang hidup sendiri. Jadi secara hayati manusia
harusnya tidak mempunyai masalah dengan lingkungan hidupnya, tidak ada krisis, tidak
ada perencemaran, serta selalu berada dalam keserasian dengan lingkungannya. Jadi
karena populasi manusia yang bertambah besar itu juga meningkat pula pola hidup atau
tingkat komsumsinya, maka tuntutan terhadap daya dukung tidak saja ditentukan oleh
pertambahan populasi manusia (N), tetapi juga oleh peningkatan komsumsi atau
peningkatan tuntutan terhadap sumberdaya.

13
1.5. Kualitas Hidup Manusia
Dalam perkembangan kebudayaan manusia terlihat bahwa keutuhan manusia tidak
sekedar kebutuhan hidup secara hayati. Atau dengan istilah yang lebih lazim kita pakai,
manusia tidak sekedar hidup untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk hidup, seperti
minum, makan, dan memelihara kesehatan, melaingkan juga kebutuhan sekunder, yakni
kebutuhan akan pakaian, rumah pendidikan, dan sebagainya. Lebih jauh manusia juga
mempunyai kebutuhan tersier, yakni kebebasan untuk melakukan pilihan. Dengan
kebutuhannya yang terakhir ini, maka ia akan mengubah seluruh pola hidupnya. Dia
tidak sekedar makan untuk keperluan hidup secara hayati, melainkan dengan suatu
pilihan menurut selera kebudayaannya. Sementara itu, dengan keterbatasan sumber daya
yang tersedia, dan dengan populasi manusia yang selalu bertambah serta pola
kebutuhannya yang senatiasaa berubah dan meningkat, maka kualitas hidup manusia
sebenarnya makin menurun pula. Hal ini terlihat dalam rumus berikut:
Dalam perkembangan budaya manusia Cp, Cs dan Ct makin bertambah sehingga
rasio sumberdaya dengan populasi dan pola hidup makin kecil. Hal ini berarti bahwa Q
makin rendah, atau kualitas hidup makin turun.
Q = kualitas hidup;
R R = sumber daya yang tersedia (secara terbatas);
Q= N = populasi manusia (yang senantiasa naik);
N. (Cp + Cs + Ct) Cp = kebutuhan atau konsumsi primer;
Cs = kebutuhan sekunder;
Ct = kebutuhan tersier.

Salah satu kemungkinan upaya yang harus dilakukan oleh manusia adalah untuk
menekan pertumbuhan populasinya sehingga pertumbuhan N tidak terjadi melampaui
suatu batas. Hal ini dilaksanakan melalui program keluarga berencana (KB), dan
sebagainya. Di samping itu juga dapat dilakukan dengan menahan diri, yakni dengan
jalan mengendalikan pola hidup atau tingkat konsumsi kita pada batas yang tidak
berlebihan. Hal ini terutama ditujukan kepada kebutuhan yang tidak pokok, kemewahan
yang berlebihan, kebutuhan yang didorong oleh martabat (sebagai pejabat dan
sebagainya). Kedua hal ini sekaligus akan berakibat mengecilnya penyebut N x C,
sehingga rasio R dengan N.C. akan meningkat, dan kualitas hidup pun bertambah baik.

14
1.6. Kualitas Manusia Dan Kualitas Lingkungan
Makhluk hidup secara keseluruhan merupakan penyebab utama terjadinya
perubahan dalam sistem kehidupan. Tetapi, semenjak dahulu kala, kecuali manusia,
makhluk hidup yang lain itu menjadi penyebab timbulnya perubahan secara alami, yang
bercirikan keajegan, keseimbangan, dan keselarasan. Sedangkan manusia mempunyai
potensi dan kemampuan untuk merubahnya secara berbeda, karena perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dikuasai khususnya, serta perkembangan kebudayaan
pada umumnya. Seringkali perubahan itu sangat kolosal, drastis, bahkan dramatis.
Bahkan, perubahan itu secara sadar ditimbulkannya, walau dia tahu hal itu akan
menimbulkan kerugian pada orang lain serta makhluk hidup lain, atau kerusakan
lingkungan pada umumnya. Asalkan menurut perhitungan hal itu dalam jangka pendek
akan menguntungkan dirinya. Oleh karena itu dalam ilmu lingkungan, tidak sekedar
hubungan timbal balik dan sebab akibat yang kita persoalkan, tetapi juga apakah
manfaat dan resiko dari perbuatan atau kegiatan itu – kecuali menimbulkan manfaat dan
resiko bagi diri sendiri – juga menimbulkan manfaat dan resiko bagi orang lain serta
makhluk hidup lain. Kalau menguntungkan bagi dirinya, bagi orang lain, serta makhluk
hidup lain, maka tindakannya itu benar. Bila yang terjadi sebaliknya, maka tindakan itu
salah. Jadi, dalam ilmu lingkungan ada masalah benar atau salah, atau dengan kata lain
ilmu lingkungan adalah ekologi ditambah dengan pertimbangan moral benar atau salah.
Oleh karena itu, ilmu lingkungan harus memasukkan moral alam ke dalam moral
manusia.
Selanjutnya, terhadap manfaat dan resiko yang timbul secara alami pun, seperti
letusan gunung berapi, angin topan, dan sebagainya, manusia juga mengembangkan
pengetahuan, teknologi, dan kebudayaannya untuk memperbesar manfaat dan
memperkecil (kalau tidak mampu meniadakan) resiko, baik yang menimpa dirinya
secara langsung maupun yang menimpa orang lain, makhluk hidup lain, serta
lingkungan hidup pada umumnya.
Oleh karena itu, hakikat pokok pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia adalah
bagaimana manusia melakukan upaya agar kualitas manusia makin meningkat,
sementara kualitas lingkungan juga makin baik. Hal ini merupakan landasan ilmiah
mengapa masalah lingkungan hidup di Indonesia dikaitkan dengan masalah

15
kependudukan, dimana dapat diartikan bahawa masalah lingkungan yang paling
menonjol dan perlu memperoleh kualitas pengelolaan adalah masalah kependudukan.
1.7. Teknologi, Daya Dukung, dan Pengelolaan Lingkungan
Dari model kualitas hidup Q nampak sepintas lalu bahwa guna meningkatkan
kualitas hidup dapat diusahakan melalui kenaikan nilai tambah sumberdaya dengan jalan
teknologi atau rekayasa. Jadi Q diusahakan naik melalui nilai tambah R. Secara hayati
penggunaan teknologi oleh manusia itu menyebabkan kedudukan dan fungsinya dalam
ekosistem berubah menjadi transendental terhadap kelompoknya sebagai makhluk hidup
hewani (Gambar 3).
Dengan demikian ekosistem atau lingkungan hidup alami berubah menjadi
lingkungan hidup buatan (man-made environment). Seperti yang juga terlihat pada
Gambar 4 yang melukiskan “satu” nya ekosistem dan lingkungan hidup serta timbulnya
limbah dalam lingkungan hidup buatan, karena kecepatan perombakan oleh kelompok
atau proses daur ulang lainnya yang berlangsung tidak secepat terbentuknya limbah itu
sendiri.

Gambar 3. Kedudukan manusia dengan teknologinya yang


transcendental(memindahkan) terhadap kelompoknya sendiri (hewan)
(Lohani 1984; Soerjani 1985).

16
Gambar 4. Timbulnya limbah dalam kegiatan manusia yang menimbulkan dampak bagi
kehidupan manusia itu sendiri (Soerjani 1985). M=Manusia;
T=Teknologi; P=Produksi; LI=Limbah Industri; LK=Limbah Konsumsi;
L=Limbah Total; K=Konsumsi; kesemuanya dapat menimbulkan dampak
fisik, dampak hayati dan dampak sosial, di samping dampak langsung
bagi manusia yang melakukan kegiatan itu sendiri.

Menumpuknya limbah ini juga karena limbah itu dieksternalisasikan (dikeluarkan)


dari sistem yang menghasilkannya sehingga menimbulkan “tragedi” milik umum, yakni
air sungai yang dikotori, udara yang tercemar, timbunan limbah di pinggir jalan, dan
sebagainya. Seharusnya diusahakan agar sistem itu mampu untuk menyerap limbah itu
sebagai sumberdaya, baik langsung maupun malalui teknologi yang memanfaatkan jasad
renik perombak misalnya. Hal ini mungkin dapat dijalankan apabila manusia bersedia
melihat berbagai masalah yang timbul sebagai suatu kesempatan (problems as
apportunities) seperti misalnya yang kita lakukan dalam mengelola masalah gulma,
yakni dengan memanfaatkan gulma itu untuk berbagai keperluan manusia (Soerjani
1985a).
Upaya menambahkan nilai sumberdaya (R) melalui teknologi atau industrialisasi
memang mungkin, tetapi harus diingat bahwa upaya itu juga akan manghasilkan limbah,
yang akhirnya akan menurunkan kualitas lingkungan hidup. Gambar 5 menunjukkan
bahwa kenaikan GNP akan menurunkan kualitas hidup (Q) karena kenaikan GNP itu
juga diikuti dengan kenaikan limbah yang menurunkan kualitas lingkungan.

17
Q Q
M
A B

GNP GNP

GNP

Gambar 5. Menurunnya kualitas hidup (Q) karena kenaikan GNP yang harus diimbangi
dengan pengelolaan lingkungan (M) (Beale 1980).

Oleh karena itu makin tinggi tingkat kegiatan manusia untuk mencapai kenaikan
GNP, makin berat pula upaya yang harus dilakukan untuk mengelola lingkungan agar
kualitas hidup tidak mengalami kemerosotan.
Memang benar bahwa dengan menggunakan teknologi dalam proses industrialisasi
baik industri primer (pertambangan dan pertanian), industri sekunder (manufaktur dan
konstruksi) serta industri tersier (jasa dan komunikasi) daya dukung dapat dinaikkan.
Tetapi perlu diingat bahwa dengan teknologi yang canggih seperti apa pun, daya dukung
itu pada suatu tingkat akan mencapai batas maksimum (Gambar 6).

Gambar 6. Daya dukung yang naik karena industrialisasi dengan penggunaan teknologi
yang pada akhirnya mencapai daya dukung maksimum (K maks). Pengelolaan
oleh manusia sebaiknya dibatasi antara Kmin dan Kopt.

Berbagai kasus menunjukkan bahwa kualitas lingkungan masih akan terpelihara


baik, apabila manusia mengelola daya dukung pada batas di antara minimum (K min) dan
optimum (Kopt). Sebab di bawah minimum berarti bahwa sumberdaya itu tidak berfungsi
dengan baik, sementara keadaan yang mendekati daya dukung maksimum akan
18
mengundang risiko (pencemaran, dan sebagainya), di samping diperlukannya biaya yang
tinggi. Bahkan ada bahaya kalau batas itu sampai dilampaui maka akan timbul krisis
lingkungan berupa ketidakseimbangan yang makin berat. Salah satu contoh mengenai
hal ini adalah hasil padi yang dengan teknologi yang kita kuasai pada saat ini dapat
mencapai hasil maksimum sebesar 16 ton/ha. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa
dengan hasil yang sekarang sudah kita capai, yakni sebesar 5 ton/ha (atau ±1/3 K maks)
sudah timbul berbagai masalah lingkungan, seperti pencemaran air minum oleh pupuk,
kontaminasi hasil panen oleh pestisida, dan sebagainya. Demikian pula menurut konsep
tata ruang, arsitektur bangunan juga harus memperhitungkan “arsitektur alam”, yakni
antara 1/3 – 2/3 dari seluruh tata ruang yang dikelola untuk berkembang secara alam.
Gambar 7 menunjukkan bahwa penggunaan daya dukung padang penggembalaan yang
optimum dengan kualitas lingkungan yang terbaik juga tercapai antara 30 – 70% dari
daya dukung 100%. Gambar 7 menunjukkan bahwa daya dukung lingkungan perlu
dikelola dalam batas yang seimbang antara peranan semua komponen dengan kualitas
lingkungan.

Gambar 7. Daya dukung lingkungan yang dikelola di antara 30 – 70% memberikan


kualitas lingkungan yang cukup baik. Angka-angka dalam kurung
menunjukkan skala (indeks) kualitas lingkungan (soerjani 1965b).

Suatu padang rumput tanpa ternak akan menggambarkan suatu pengelolaan yang
tidak seimbang, jadi kualitas lingkungan buruk (1). Kenaikan jumlah ternak akan
menimbulkan keadaan yang lebih baik karena makin timbul keseimbangan sehingga
keadaan dengan skala kurang (2), akan beransur-ansur menuju keadaan sedang (3),

19
cukup (4), dan baik (5). Keadaan cukup dan baik ini tercapai pada batas daya dukung 30
– 70%, karena making tinggi daya dukung dimanfaatkan, makin menurun kualitas
lingkungan, sampai akhirnya pada daya dukung 100% keadaan menjadi buruk kembali.
Dengan mengelola daya dukung mendekati kemampuan 100% akan ada risiko bahwa
pada suatu saat timbul kekeringan, rumput tidak tumbuh semestinya, makanan ternak
kurang, air minum tidak cukup, dan sebagainya. Jadi kualitas lingkungan akan berada
dalam keadaan yang buruk.

1.8 Etika Lingkungan


Etika lingkungan adalah berbagai prinsip moral lingkungan. Jadi etika lingkungan
merupakan petunjuk atau arah perilaku praktis manusia dalam mengusahakan
terwujudnya moral lingkungan. Dengan etika lingkungan, kita tidak saja mengimbangi
hak dengan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi etika lingkungan juga membatasi
tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam
batas kelentingan lingkungan hidup.
Dengan kecenderungan dan kegairahan kita untuk mencoba mengenal, mengerti dan
memahami lingkungan hidup dengan segala seluk beluknya serta upaya untuk memiliki
kemampuan dan keterampilan yang makin baik dalam mengelola lingkungan hidup, kita
mempunyai harapan dan peluang yang cukup besar bahwa masalah lingkungan hidup
yang makin rawan ini dapat kita atasi dengan sebaik-baiknya. Dengan etika lingkungan,
kita perlu meningkatkan solidaritas sosial di antara sesama, serta solidaritas alam dengan
lingkungan hidup alam kita. Kita juga perlu mengusahakan kecenderungan baru untuk
mengurangi berbagai tuntutan dan beban pada lingkungan. Dengan demikian, mungkin
kita akan terpaksa untuk hidup lebih sederhana, tetapi dalam lingkungan hidup yang
lebih baik dan lebih sehat.

20
Rangkuman

1. Teknologi berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia


melalui peningkatan nilai tambah sumber daya, tetapi juga dapat menimbulkan
dampak negatif bagi kehidupan melalui pembentukan limbah atau pencemaran
lingkungan.
2. Etika lingkungan adalah berbagai prinsip moral lingkungan. Dengan etika
lingkungan, kita tidak saja mengimbangi hak dengan kewajiban terhadap
lingkungan, tetapi juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan
berbagai kegiatan agar tetap berada dalam batas kelentingan lingkungan hidup.
1. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain.
2. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan
utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan,
stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

3. Ilmu lingkungan dikembangkan dengan ekologi sebagai dasar. Kalau ekologi


mempelajari susunan serta fungsi seluruh makhluk hidup dan komponen
kehidupan lainnya, maka ilmu lingkungan mempelajari tempat dan peranan
manusia di antara makhluk hidup dan komponen kehidupan lainnya. Jadi ilmu
lingkungan dapat dikatakan sebagai ekologi terapan (applied ecology).
4. Ekosistem dicirikan dengan belangsungnya pertukaran materi dan transformasi
energi yang sepenuhnya berlangsung di antara berbagai komponen dalam
SESIdengan
sistem itu sendiri atau PERKULIAHAN
sistem lain KE: 3 - 4 Kehidupan akan
di luarnya.
berlangsung dalam berbagai fenomena kehidupan manurut prinsip, tatanan,
21
dan hukum alam atau ekologi seperti homeostasis (keseimbangan), kelentingan
(esilience atau kelenturan), kompetisi, toleransi, adaptasi, suksesi, evolusi,
TIU : Setelah mengikuti kuliah dalam satu semester ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan konsep dasar tentang lingkungan hidup dan ekosistem, kualitas hidup
manusia, sumberdaya alam, penyediaan air bersih, pencemaran lingkungan dan
akibatnya, dan pengelolaan lingkungan hidup.
TIK : Mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi:
1. Menjelaskan sumber daya alam (tanah, air, udara, angin dan iklim)
2. Pemanfaatan sumber daya alam (tanah, air, udara iklim)
3. Siklus karbon, siklus nitrogen, siklus fosfor, siklus belerang)

Pokok Bahasan: pendahuluan (Bab II)

Sub Pokok Bahasan: - Siklus beberapa zat di alam


- Sumber daya tanah dan pemanfaatannya
- Sumber dara air dan pemanfaatanya

Deskripsi singkat:
Perkembangan teknologi yang mengelolah sumber daya alam harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kelangsungan hidup dan kehidupan dengan tetap
memperhatikan keseimbangan dan kelestariannya sehingga akan tetap bermanfaat bagi
generasi –generasi yang akan dataing. Inventarisasi dan evaluasi sumber daya alam yang
ada untuk mengetahui dan memanfaatkan dan sumber daya alam baik di darat, laut
maupun udara berupa tanah, energi ,flora dan fauna dll sangatlah diperlukan bagi
pembangunan.

Bahan bacaan:
1. Miller,G.T. 1975, Living in the Environment , Problems, and Alternative,
Wadsworth , California.

2. Wisnu Arya Wardhana, 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi),


Yogyakarta: Andi

Pertanyaan Kunci/Tugas:
8. Jelaskan pengertian lingkungan hidup, ekosistem, ekologi, ilmu lingkungan,
sumberdaya, pencemaran lingkungan, pembangunan berkelanjutan, baku mutu

22
lingkungan hidup, pelestarian fungsi lingkungan hidup, daya dukung, daya tampung,
dan pengelolaan lingkungan hidup menurut UU No. 23 Tahun 1997.
9. Jelaskan hubungan antara ekologi dengan ilmu lingkungan, dan ekosistem dengan
lingkungan hidup.
10. Berikan satu contoh ekosistem lengkap dengan unsure-unsur penyusunnya seta
peranan masing-masing unsure tersebut dalam ekosistem.
11. Jelaskan strategi hidup manusia
12. Jelaskan hubungan antara kualitas hidup manusia dengan kualitas lingkungan hidup.
13. Jelaskan peranan teknologi dalam meningkatkan daya dukung lingkungan hidup.
14. Jelaskan mengenai etika lingkungan hidup.

BAB II
SUMBER DAYA ALAM

2.1 Siklus Beberapa Zat di Alam

2.1.1 Siklus Karbon


Siklus karbon termasuk satu jenis siklus bahan kimia yang paling sederhana. Gas
karbon dioksida yang tersebar dalam atmosfer (0,03%) hanya merupakan satu dari
sekian banyak sumber yang ada dalam ekosfer (dalam lingkungan hidup). Gas karbon
dioksida dalam proses fotosintesis tereduksi, kemudian membentuk senyawa sebagai
bahan makanan. Senyawa organik dalam bentuk makanan ini, teroksidasi dalam proses
pernapasan, terurai lagi menjadi gas karbon dioksida. Sisa-sisa senyawa organik
teroksidasi menjadi gas karbon dioksida, ini merupakan proses yang sangat lambat.
Proses ini tidak semuanya menghasilkan gas karbon dioksida, tetapi sebagaimana
membentuk bahan bakar seperti minyak bumi dan batu bara, proses ini berlangsung
sangat lambat sampai beribu-ribu tahun dan berlangsung sepanjang masa.

23
Manusia bernapas menghirup oksigen (O2) yang dipakai sebagai sumber energi dan
menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) melalui proses fotosintesis, dan gas buangan
bahan bakar migas akan diserap oleh tumbuh-tumbuhan yang di daratan dan biota yang
ada di lautan untuk dikonversi menjadi oksigen dan kembali dihirup oleh manusia untuk
bernapas.
Definisi dari siklus karbon adalah suatu siklus biogeokimia dimana dipertukarkan
antara biofer, geosfer, hidrosfer dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini terdapat empat
reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Pergerakan tahunan
karbon, pertukaran karbon antar resevoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika,
geologi dan biologi yang bermacam-macam. Lautan mengandung kolam aktif karbon
terbesar dekat permukaan bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam karbon
aktif terbesar dekat permukaan bumi, namun laut dalam bagian dari kolam ini
mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer. Secara sederhana, siklus karbon di
atmosfer bumi terdiri dari 2 buah reaksi sebagai berikut :
1. Senyawa Karbon + Oksigen Gas karbon dioksida + Energi
Ini terjadi misalnya pada pernapasan makhluk hidup atau hampir segala hal yang
berhubungan dengan pembakaran.
2. Gas karbon dioksida + Energi Senyawa Karbon + Oksigen
Ini terjadi pada tanaman disiang hari, tanaman menangkap karbon dari atmosfer dan
mengubahnya menjadi karbohidrat.
a. Karbon Atmosfer
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer bumi adalah gas karbon
dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil
dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya 0,04% dalam basis molar),
meskipun sedang mengalami kenaikan, namun tetap memiliki peran yang sangat
penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yang mengandung karbon di
atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC merupakan gas
artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang
konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan
berperan dalam pemanasan global.
Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara :

24
 Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk mengubah
karbon dioksida menjadi karbohidrat, dan melepaskan oksigen ke atmosfer.
Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon pada hutan dengan tumbuhan
yang baru saja tumbuh atau hutan yang sedang mengalami pertumbuhan yang
cepat.
 Di laut bagian atas, pada daerah dengan produktivitas yang tinggi, organisme
membentuk jaringan yang mengandung karbon, beberapa organisme juga
membentuk cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras.
Proses ini akan menyebabkan aliran karbon ke bawah.
 Pelapukan batuan silikat, tidak seperti dua proses sebelumnya, proses ini tidak
memindahkan karbon kedalam resevoir yang siap untuk kembali ke atmosfer.
Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto terhadap CO 2 atmosferik
karena ion karbonat yang terbentuk terbawa ke laut dimana selanjutnya dipakai
untuk membuat karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya (reverse reaction).
Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara pula, yaitu :
 Melalui pernapasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal ini merupakan
reaksi eksotermik dan termasuk juga didalamnya penguraian glukosa (atau
molekul organik lainnya) menjadi karbon dioksida dan air.
 Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan, fungsi atau jamur dan bakteri
mengurai senyawa karbon pada binatang dan tumbuhan yang mati dan mengubah
karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia oksigen atau menjadi metana jika
tidak tersedia oksigen.
 Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi karbon yang
terkandung menghasilkan karbon dioksida (juga yang lainnya seperti asap).
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, produk dari industri
perminyakan (petroleum), dan gas alam akan melepaskan karbon yang sudah
tersimpan selama jutaan tahun di dalam geosfer. Hal inilah yang merupakan
penyebab utama naiknya jumlah karbon dioksida di atmosfer.
 Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon dioksida terlarut
dilepaskan kembali ke atmosfer.

25
b. Karbon di Biosfer

Sekitar 1.900.000 ton karbon ada di dalam biofer. Karbon adalah bagian yang
penting dalam kehidupan di bumi. Ia memiliki peran yang penting dalam
struktur, biokimia, dan nutrisi pada semua sel makhluk hidup dan kehidupan
memiliki peranan yang penting dalam siklus karbon.
 Autotrop adalah organisme yang menghasilkan senyawa organiknya
sendiri dengan menggunakan karbon dioksida yang berasal dari udara dan air di
sekitar tempat mereka hidup. Untuk menghasilkan senyawa organik tersebut
mereka membutuhkan sumber energi dari luar. Hampir sebagian besar autotroph
menggunakan radiasi matahari untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, dan
proses produksi ini disebut sebagai fotosintesis memiliki reaksi :
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
 Karbon dipindahkan di dalam biosfer sebagai makanan heterotrop
pada organisme lain atau bagiannya (seperti buah-buahan). Termasuk di
dalamnya pemanfaatan material organik yang mati oleh jamur dan bakteri untuk
fermentasi atau penguraian.
 Sebagian besar karbon meninggalkan biosfer melalui pernafasan
atau respirasi. Ketika tersedia oksigen, respirasi aerobik terjadi, yang
melepaskan karbon dioksida ke udara atau air di sekitarnya dengan reaksi:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O
pada keadaan tanpa oksigen, respirasi anaerobiklah yang terjadi, yang
melepaskan metana ke lingkungan sekitarnya yang akhirnya berpindah ke
atmosfer atau hidrosfer.
 Pembakaran biomassa (seperti kebakaran hutan, kayu yang

digunakan untuk tungku penghangat atau kayu bakar dll) dapat juga

memindahkan karbon ke atmosfer dalam jumlah yang banyak.

26
c. Karbon di laut

Laut mengandung sekitar 36.000.000 ton karbon, dimana sebagian besar dalam

bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik yaitu senyawa tanpa ikatan karbon-karbon atau

karbon hidrogen adalah penting dalam reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini

menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai sumber

atau lumbun karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan.

Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan keatmosfer. Sebaliknya pada daerah

downwelling karbon dioksida berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO 2

memasuki lautan, asam karbonat terbentuk :

CO2 + H2O H2CO3

Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia.

Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion

hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan pada pH ;

H2CO3 H+ + HCO3-.

2.1.2 SIKLUS FOSFOR

Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15.

Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak

ditemui dalam batuan fosfat arorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah

ditemui dalam bentuk bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan

pendar cahaya yang lemah ketika bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai

bentuk dan merupakan unsur penting dalam makhluk hidup. Kegunaan fosfor yang

27
terpenting adalah pembuatan pupuk dan seara luas digunakan dalam bahan peledak,

korek api, kembang api, pestisida, odol dan detergen.

a. Bentuk

Secara umum fosfor membentuk padatan putih yang lengket dan memiliki bau
tidak enak tetapi ketika murni menjadi tak berwarna dan transparan. Non logan ini tidak
larut dalam air, tetapi dapat larut dalam karbon disulfida. Fosfor murni terbakar secara
spontan di udara membentuk fosfor pentoksida.
Fosfor dapat berada dalam empat bentuk atau alotrop: putih(atau kuning),

merah, merah dan hitam (atau ungu). Paling umum terdapat adalah fosfor merah dan

putih, keduanya mengelompok dalam empat atom yang tetrahedral. Fosfor putih

terbakar ketika bersentuhan dengan udara dan dapat berubah menjadi fosfor merah

ketika terkena panas atau cahaya. Fosfor putih juga dapat berada dalam keadaan alfa dan

beta yang dipisahkan oleh suhu transisi –3,8 oC. Fosfor merah relatif lebih stabil dan

menyublim pada 170 oC pada tekanan uap 1 atm, tetapi terbakar akibat tumbukan atau

gesekan. Alotrop fosfor hitam mempunyai struktur seperti grafit atom-atom tersusun

dalam lapisan-lapisan heksagonal yang menghantarkan listrik.

b. Keberadaan Fosfor

Tanah mengandung persenyawaan-persenyawaan anorganik yang berisi

kalsium, besi, dan aluminium. Persenyawan-persenyawaan kalsium yang lebih larut

bergabung dengan besi dan aluminium, yang dikandung ditanah-tanah semacam itu,

adalah yang paling stabil dan tidak dapat larut. Bahan organik tanah juga mengandung

fosfor. Kwalitas fosfat-fosfat organik dalam tanah tergantung sebagian pada jumlah

keseluruhan bahan organik. Persenyawaan fosfor organik dapat merupakan 25% sampai

50% dari seluruh jumlah fosfor tanah.

28
Fosfor memiliki peranan penting sebagai bahan baku universal untuk kegiatan

biokimia dalam sel hidup. Ikatan Adenosin Trifosfat (ATP) yang berenergi tinggi

melepaskan energi untuk kegiatan bila diubah menjadi adenosine difosfat (ADP). Fosfat

merupakan unsur yang juga penting dalam tulang dan gigi. Hanya beberapa persen saja

fosfor didalam tanah tersedia bagi tumbuh-tumbuhan berderajat tinggi. Kebanyakan

fosfat-fosfat dalam tanah secara relative tidak dapat larut. Fosfat-fosfat besi dan

kelompok kombinasi-kombinasi kalsium secara khusus tak dapat larut. Sumber fosfat

yang langsung menumbuhkan tanaman-tanaman adalah dalam bentuk ion fosfat

anorganik dalam larutan tanah. Struktur tanah dan aerasi adalah sangat penting dalam

mengatur dapat diperolehnya fosfat alam tanah berkapur. Pencucian dari drainase cepat

dapat memperbaiki tersedianya fosfat pada tanah-tanah semacam itu. Suatu struktur

tanah yang lepas meningkatkan daya serap dan aerasi yang baik. Dalam kondisi-kondisi

ini, jasad renik tanah disuplai dengan oksigen secara baik. Keadaan demikian

menyuburkan akan adanya karbon dioksida bebas, pembalikan selengkapnya adalah

tidak mungkin.

Walaupun pemberdayaan fosfor pada umumnya sangat rendah, bahan organik

memiliki peranan sangat penting dalam meningkatkan tersedianya unsur ini.

Perombakan struktur organik menghasilkan pembebasan fosfat dari bahan yang terurai

itu. Jika bahan organik telah dirombak oleh jasadrenik, maka fosfornya dimineralisasai

dan dibebaskan untuk pertumbuhan tanaman, bahan organik dan jasa renik secara materi

mempengaruhi dapat tidaknya diperoleh fosfor organik.

Kerak bumi mengandung sekitar sepersepuluh persen fosfor dan satu bussel

biji-bijian mengandung sekitar 1/10 pon fosfor. Berdasarkan hal itu, fosfor dalam

potongan alur akre kebanyakan tanah dapat menghasilkan 20.000 bussel biji-bijian. Ini
29
tidak dapat mencakup fosfor yang diserap oleh akar pada kedalaman tanah dibawah

lapisan bajak. Tetapi, biasanya fosfor membatasi pertumbuhan tanaman. Masalah utama

dalam pengambilan fosfor dari dalam tanah oleh beberapa tanaman adalah daya larut

yang rendah dari sebagian besar fosfor yang mengakibatkan konsentrasi fosfor yang

rendah untuk dapat digunakan dalam larutan tanah pada suatu waktu.

Seperti halnya unsur nitrogen dalam suatu ekosistem adalah fosfor juga

terdapat pada protein dan zat-zat organik lainnya. Adenosine trifosfat misalnya terdapat

dalam sel makhluk hidup dan berperan penting dalam penyediaan energi. Perjalanan

fosfor dalam daurnya mirip dengan daur nitrogen, dalam ekosistem air fosfor ada dalam

tiga bentuk yakni senyawa fosfor anorganik seperti ortofosfat, senyawa organik dalam

protoplasma dan senyawa anorganik seperti ortofosfat, dan senyawa anorganik terlarut

yang terbentuk karena kotoran atau tubuh organisme yang mengurai.

Dekomposisi yang cepat pada bahan organik memperbaiki struktur tanah dan

aerasi dan secara materi memperbaiki kondisi-kondisi yang menguntungkan aktivitas

akar dan ketersediaan fosfat-fosfat. Produk-produk dekomposisi atau bahan organik tak

diragukan memainkan peranan penting dalam tanah serta mudah tidaknya didapat fosfor

anorganik.

Daur unsur fosfor dalam lingkungan hidup relative lebih sederhana bila

dibandingkan dengan daur bahan kimia lainnya, tetapi mempunyai peranan yang sangat

penting sebagai pembawa energi dalam bentuk ATP. Daur unsur fosfor adalah dasar

bahan kimia yang menghasilkan endapan. Dalam lingkungan hidup tidak diketemukan

unsur fosfor dalam bentuk gas, unsur fosfor yang terdapat dalam atmosfer yaitu partikel-

partikel fosfor padat.

30
Batu karang fosfor dalam tanah terkikis karena pengaruh cuaca menjadi

senyawa-senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah dan dapat digunakan/ diambil oleh

tumbuh-tumbuhan untuk pertumbuhannya. Penguraian senyawa organik (tumbuh-

tumbuhan dan hewan yang mati) menghasilkan senyawa-senyawa fosfat yang dapat

menyuburkan tanah untuk pertanian sebagian senyawa-senyawa fosfat yang terlarut

dalam air tanah terbawa aliran air sungai menuju ke laut atau ke danau, kemudian

mengendap pada dasar atau dasar danau. Dengan demikian senyawa fosfat akan

berkurang, tanah menjadi kurang subur. Penambahan senyawa fosfat bisa terjadi dari

tulang-tulang ikan yang telah mati dan dari proses pemupukan menggunakan pupuk

fosfat yang terbawa oleh aliran sungai.

Tumbuhan dan hewan memerlukan suplai senyawaan fosfat secara kontinyu.

Senyawaan organofosfat esensial bagi sel, termasuk dalam proses pembentukan DNA

dan RNA. Disamping itu juga sangat diperlukan dalam proses pembentukan tulang dan

gigi.

Hewan Tumbuh-tumbuhan

Residu organik mati Fosfat tanah Sungai

Mikroorganisme Fosfat Batuan

Gambar 2.1 Proses-proses pokok dalam daur fosfor tanah. Persediaan fosfor bagi
tanaman ditentukan oleh jumlah fosfor didalam tanah.

31
Kadar fosfor dalam larutan terutama merupakan fungsi kelarutan bentuk fosfor
yang terikat. Hasilnya adalah kadar fosfor yang sangat rendah dalam tanah pada suatu
saat karena bentuk terikat rendah pada umumnya, terdapatnya penurunan keterlarutan
atau ketersediaan dalam larutan kalsium fosfat yang diserap tanah liat serta besi
aluminium fosfat.
Nutrisi tumbuhan dan hewan meliputi lingkar metabolisme energi dengan reaksi
kimia memanfaatkan adrenalin trifosfat (ATP). Tetumbuhan menyerap garam fosfat
anorganik dari dalam tanah dan mengubah menjadi fosfat organik. Tetumbuhan yang
mengandung fosfat organik dikonsumsi oleh hewan untuk memenuhi kebutuhan fosfat
hewan tersebut.

Kandungan
Sungai

Fosfat terlarut Fitoplankton


Zooplankton

Hewan
Tumbuhan

Residu organik, mati (fosfat)

Mikroorganisme

Gambar 2.2 Siklus fosfat di dalam air

32
Sumber utama fosfat adalah batuan dan tanah, dimana fosfat keluar dalam

bentuk terlarut, tidak larut dalam air atau campuran keduanya. Fosfat yang diserap oleh

tumbuhan (dikonsumsi oleh manusia/hewan) dikembalikan kedalam tanah dalam bentuk

tanaman mati dan residu organik hewan seperti bangkai dan kotoran. Bahan-bahan ini

kemudian diubah menjadi humus oleh aksi mikroba tanah. Di dalam tanah, fosfat

umumnya diserap oleh partikel-partikel padat, akan tetapi sebagian terbuang ke dalam

sumber-sumber air. (gambar 1.)

Di dalam air, beberapa algae atau fitoplankton menyerap fosfat anorganik


terlarut secara cepat dan mengubahnya menjadi fosfat organik. Algae merupakan
makanan bagi zooplankton yang kemudian dikonsumsi oleh hewan-hewan air lainnya.
Semua mahluk hidup yang mati di dalam air dan hasil-hasil sekresinya akan hancur dan
mengendap di dasar perairan. Pada saat itu bahan-bahan tersebut, akan mengalami
pembusukan sebgai akibat aktivitas bakteri. Fosfat yang dihasilkan dari proses ini akan
dibebankan ke dalam air, dalam bentuk fosfat terlarut yang selanjutnya akan masuk
kembali ke dalam siklus (gambar 2.)
Pada dasarnya siklus fosfat alami dapat dipengaruhi oleh cemaran/limbah

bahan-bahan kimi. Aplikasi pupuk yang mengandung superfosfat atau tripel superfosfat

dewasa ini banyak diigunakan pada lahan pertanian, mengakibatkan bertambahnya

jumlah fosfat yang masuk kedalam tanah atau air. Sumber cemaran fosfat lainnya dapat

berasal dari hasil eksresi hewan, rsidu yang berasal dari tumbuhan atau yang berasal dari

deterjen. Fosfat-fosfat ini, lambat laun akan mencapai aliran-aliran air, sungai dan danau.

Sebagai gambaran bagi kita bahwa di Kerajaan Inggris sedikitnya 200.000 ton fosfat

memasuki saluran perairan setiap tahun dan sekitar 66% diantaranya masuk ke dalam

aliran sungai pencemaran fosfat pada sungai dan danu dapat menyebabkan pertumbuhan

algae yang berlebihan yang secara tidak langsung akan berkompetisi dengan mahluk lain

33
dalam mengkonsumsi oksigen sehingga akan mengacaukan sistem rantai makanan

alami.

2.1.3 SIKLUS NITROGEN


Dalam proses daur materi/bahan kimia dalam lingkup besar ini mengikut
sertakan semua komponen lingkungan hidup, baik komponen biotic maupun komponen
abiotik dengan energi matahari sebagai matahari sumber energi. Dari sekian banyak
unsur-unsur kimia yang terbesar dalam lingkungan hidup, yang memegang peranan
penting dan harus ada dalam jumlah banyak untuk kehidupan antara lain adalah karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor dan belerang. Unsur-unsur ini berada dalam
lingkungan hidup berupa senyawa organik dan senyawa anorganik. Keenam unsur-unsur
tersebut, dapat digolongkan kedalam “makronutrien”. Selain unsur-unsur macronutrien
ini masih ada lagi unsur-unsur yang diperlukan untuk kehidupan hanya dalam jumlah
sedikit sekali yaitu besi, magnesium, tembaga, yodium, dan digolongkan kedalam
“mikronutrien”.
Keenam unsur makronutrien ini diperlukan dalam jumlah banyak maka perlu

ada daur ulang unsur-unsur kimia ini dari sumbernya di dalam (air, udara, dan tanah)

melewati jaringan makanan (fotosintesis, tumbuh-tumbuhan, herbivora, omnivora dan

karnivora) kembali lagi kesumbernya (setelah diuraikan oleh bakteri). Untuk

pertumbuhan dan proses kehidupan, makhluk hidup memerlukan kurang lebih 40 macam

unsur kimia. Unsur hidrogen, karbon, dan oksigen merupakan unsue pokok pada

pembentukkan karbohidrat melalui proses fotosintesis sebagai langkah pertama dengan

energi matahari sebagai sumber energi dan sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan

dan hewan.

Daur ulang bahan kimia ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

1. Daur bahan kimia dalam bentuk gas (unsur C,H,O, N dan S)

2. Daur bahan kimia dalam bentuk endapan (logam-logam)

34
Siklus nitrogen ini merupakan suatu siklus bahan kimia yang sangat kompleks

dan sangat penting dalam lingkungan hidup. Unsur nitrogen banyak terdapat dalam

atmosfer dalam bentuk gas nitrogen (N2) sampai mencapai 78% volume udara bersih

dan kering, tetapi tidak dapat digunakan secara langsung oleh tumbuh-tumbuhan untuk

proses asimilasi N. Setelah diubah menjadi gas NH3 senyawa nitrat, senyawa nitrit atau

senyawa ammonium yang terlarut dalam air tanah, baru dapat digunakan oleh tumbuh-

tumbuhan.

Bagan dibawah ini, merupakan rangkuman mengenai proses siklus nitrogen

yang terjadi di lingkungan hidup :

Nitrogen dalam atmosfer

Denitrifikasi Fiksasi nitrogen

Nitrat dalam air

Fiksasi biologis oleh bakteri Amonifikasi

Gas NH3 dan ion NH4- Protein nabati


Pembusukan
dalam air tanah
Makanan
Pembusukan
Protein hewani

Dalam proses siklus nitrogen dilingkungan hidup terjadi beberapa proses kimia
antara lain :
o Fiksasi nitrogen adalah proses perubahan gas nitrogen
menjadi senyawa nitrat yang akan larut dalam air.
o Reaksi amonifikasi adalah nama reaksi yang diberikan

pada reaksi penguraian protein (tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati)

35
menjadi asam-asam amino dan gas amonia oleh bakteri. Gas amonia yang

terbentuk sebagain diambil oleh tumbuh-tumbuhan untuk pertumbuhannya dan

sebagian lagi masuk ke atmosfer. Pada kondisi tertentu gas amoniak teroksida

menjadi nitrat.

o Protein Asam-asam amino

NH3 (g) NH3 (g) + H2O NH3 (aq)

NH4 + (g) + OH- NH3 (g) + 2 O 2 (g) NH3 - (aq) + H2O (l)
Bakteri
+ H- (aq)

o Reaksi nitrifikasi adalah istilah yang diberikan pada

proses perubahan gas amonia (NH3 ) menjadi senyawa nitrat oleh bakteri.

Reaksi nitrifikasi merupakan reaksi dua tahap :

Bakteri
2 NH3 (g) + 3O2 (g) 2H+ (aq) + 2H2O + 2NO2 - (aq)

Bakteri
-
2 NO2 (aq) + O 2 (g) 2NO3 - (aq)

o Reaksi denitrifikasi yang sebagian dari senyawa nitrat

yang terlarut dalam air tanah akan tereduksi lagi menjadi gas nitrogen.

Sebagian besar dari oksigen dalam senyawa nitrat digunakan oleh bakteri

anaerob untuk mengoksidasi karbohidrat.

Pertukaran nitrogen di ekosistem dapat digambarkan melalui siklus nitrogen.

Tumbuhan dan hewan secara berkesinambungan menghasilkan protein yaitu salah satu

senyawa organik yang kaya akan kandungan nitrogen . Tetumbuhan menyerap nitrat

36
dari dalam tanah untuk selanjutnya menghasilkan protein , disamping itu beberapa

makanan hewan pada tumbuh-tumbuhan digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein.

Organisme-organisme yang mati dan bahan organik hasil ekskresi merupakan tambahan

residu organik bagi tanah yang mengandung protein. Didalam tanah terdapat jenis-jenis

mikroorganisme yang berbeda dalam pemanfaatan senyawa nitrogen untuk keperluan

metabolismenya. Protein digunakan oleh bakteri melalui suatu rantai senyawaan antara

seperti amonia, nitrat dan akhirnya dihasilkan senyawa nitrat. Senyawaan nitrat ini

diserap oleh tumbuhan kemudian dimasukkan kembali kedalam siklus nitrogen. Selain

itu, terjadi juga pertukaran nitrogen antara sikluis dengan atmosfer melalui aksi

mikroba-mikroba tanah lainnya. Beberapa senyawa nitrat dari tanah berubah menjadi

nitrogen melalui proses denitrifikasi dan lainnya mengubah nitrogen menjadi senyawa

nitrogen terlarut, yang dapat larut kedalam tanah dengan juml;ah sekitar 0,097 – 0,105

ton/hektar/tahun. Dalam siklus nitrogen ditambahkan kedalam tanah setiap tahunnya.

Sebaliknya sebagain nitrogen, dalm bentuk nitrat, meninggalkan tanah berpindah ke

sumber-sumber air dan laut.

Siklus nitrogen sebenarnya berlangsung seimbang sehingga konsentrasi

nitrogen di atmosfer relatif konstan. Sistem pertanian modern, termasuk budidaya

tanaman yang sangat efisien membutuhkan sejumlah tanaman yang sangat efisien

membutuhkan sejumlah pupuk berkandungan nitrogen yang ditambahkan pada

tanah/lahan pertanian. Penambahan ini berkisar 40 Mton/tahun untuk lahan pertanian.

Pemupukan yang berlangsung berulang-ulang ini, akan mengeser keseimbangan siklus

alami. Pencemaran air karena nitrogen dapat disebabkan oleh pelepasan senyawaan

nitrat ke dalam saluran air, irigasi, sungai dan danau.

37
2.1.4 Siklus Belerang

Tumbuhan dan hewan juga memerlukan suplai belerang dan senyawaannya secara
kontinyu, terutaman dalam kaitannya dengan sintesis asam-asam amoni dan protein.
Proses pertukaran belerang di dalam ekosistem berlangsung melalui aktivitas bakteri.

Ada 3 sumber alam pokok dari mana tanaman mendapat sulfur sebagai berikut :
1. Mineral tanah
Ada beberapa mineral tanah yang mengandung sulfur yang dapat dilepaskan untuk
tanaman, misalnya sulfida besi, nikel dan tembaga banyak terdapat dalam tanah
terutama tanah dengan drainase terbatas. Sulfida itu juga jika mengalami oksidasi
berubah menjadi sulfat yang dapat cepat tersedia untuk tanaman.
2. Sulfur Atmosfer
Pembakaran bahan bakar, terutama batu bara melepaskan sulfur dioksida dari
senyawa sulfur lain dalam atmosfer, sering berhubungan erat degnan jarak dari pusat
industri. Disamping pantai laut dimana percikan garam menambah sulfur dengan
nyata dan didekat rawa-rawa yang merupakan sumber Hidrogen Sulfida, olehnya itu
pembakaran batubara merupakan sumber paling berarti bagi sulfur atmosfer. Jumlah
sulfur yang diabsorpsi langsung oleh tanaman dari atmosfer akan bervariasi
tergantung pada keadaan tanah.
3. Sulfur yang terikat dalam organik
Pada tanah permukaan daerah lembab, sebagian besar sulfur dalam bentuk organik.
Seperti halnya pada nitrogen, sedikit sekali diketahui tentang senyawa sulfur itu.
Sulfur yang terdapat dalam sisa-sisa tanaman sebagian besar dalam bentuk protein
yang biasanya rendah menjadi sasaran serangan mikroba. Dengan beberapa cara
sulfur (bersama nitrogen) dihindarkan dari pelepasan yang cepat, jadi ia tidak hilang
atau dibenahi tanaman tingkat tinggi.
Oksidasi belerang (S) atau senyawa-senyawa organik belerang dalam kondisi aerobik
disebabkan oleh bakteri Thiobacillus Thioxidans. Akan tetapi, salah satu bakteri ini
yaitu Thiobacillus Denitrificans merupakan jenis aerobik sehingga bakteri tersebut
38
dapat mengoksidasi belerang dan senyawa-senyawanya tanpa adanya oksigen dari
udara. Energi yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan bakteri ini
diperoleh sebagai akibat atau hasil oksidasi belerang dan sebagai hasil akhirnya adalah
asam sulfat. Bakteri ini paling mudah berkembang baik dalam lingkungan asam
dengan pH antara 0 – 6 . Jenis bakteri ini dapat menghasilkan asam sulfat yang tidak
begitu banyak, yaitu konsentrasinya mencapai 10% atau 2N.
Bakteri sulfur menerima energi yang doperlukan untuk kehidupannya dari oksidasi
asam sulfit.

Dengan adanya bakteri ini korosi akan dipercepat.


2H2S + O2 2H2O + S
seperti juga bakteri pengoksidasi sulfur, bakteri ini juga menggunakan sulfat sebagai
sumber energi bagi pertumbuhan dan perkembangan dirinya.

Sumber belerang dalam tanaman adalah dari mineral tanah dan bahan organik yang
melepaskan ion sulfat dan dituliskan sebagai berikut :
Bahan organik Hasil Uraian Sulfit Sulfat
(Karbohidrat,lemak (diantaranya SO3 – SO4 – 2
Lignin,Protein) H2S dan gas)

Perubahan H2S dan belerang menjadi sulfit dan akhirnya sulfat tersebut
sulfofikasi. Sulfofikasi ini dikerjakan oleh bakteri tanah aerob yang disebut Beggiatoa
dan Thiobacillus Thiooxidans. Ion sulfat adalah bentuk S tersedia bagi tanaman. Pada
pemberian S (SO4 – ) berlebihan maka sebagian sulfat terdapat bebas didalam tanaman
sebagai ion SO4 – dan digunakan dalam metabolisme selanjutnya. Apabila kadar SO4

bebas didalam tanaman sebagai 20 ml/Kg bahan kering dapat dikatakan bahwa status
S dalam tanaman cukup.
Disamping itu kekurangan S menghambat proses konveksi S menjadi N protein
sehingga kadar amida dan nitrat tanaman tinggi dan ini sangat berbahaya pada ternak
(khususnya tanaman ternak). Disamping itu S merupakan bagian aktif dari beberapa
enzim (papaine, bromelin, ficin) dan vitamin.

39
Proses oksidsi
Oksida-oksida belerang

Sulfida Sulfat

Aerobik
Anaerobik

Tumbuhan/hewan (protein)

Residu organik mati (protein)

Mikroorganisme

Gambar 2.3 Siklus sulfida menjadi sulfat yang terjadi dialam

Siklus bagian atas menggambarkan proses oksida belerang sedangkan siklus

bagian bawah menunjukkan perubahan sulfat menjadi protein selular dari hewan

tumbuhan dan degradasi bahan/bahan yang mati akibat aksi bakteri.

Dalam lingkungan perairan yang sangat tercemar, mungkin terdapat kondisi

anerobik dimana kandungan oksida anaerobik di mana kandunga oksigen terlarut sangat

kecil atau bahkan tak ada sama sekali. Pada kondisi seperti ini aksi bakteri pembusuk

akan menghasilkan senyawa hidrogen sulfida yang sangat toksik dan deposit besi sulfida

yang memberikan warna hitam pada lingkungan perairan tersebut.

40
Dalam perairan yang belum tercemar , atau sedikit tercemar, lingkungannya

masih memberikan kondisi aerobik. Pada kondisi seperti ini, bakteri-bakteri sulfur akan

mengubah sulfida-sulfida menjadi senyawaan sulfat yang dapat digunakan dalam

produksi protein selanjutnya.

2.2 Sumber Daya Tanah


Bila dibandingkan dengan luas bumi secara keseluruhan, maka tanah pada
permukaan bumi hanya merupakan lapisan tipis, tetapi sangat penting karena
menyediakan berbagai sumber daya yang berguna bagi kehidupan manusia dan makhluk
kidup yang lain.

Tanah selain menyediakan SDT (sumber daya tanah) yang diperlukan bagi
kehidupan hampir seluruh makhluk hidup dibumi ini juga merupakan habitat alamiah
bagi manusia. Oleh karena itu, sudah sepantasnya setiap orang memelihara kualitas
tanah yang memberikan bahan atau mineral baginya. Berbagai kegiatan manusia seperti
pembukaan hutan, perladangan berpindah dan penggalian lahan besar terhadap kondisi
tanah menyebabkan berkurangnya luas SDT yang subur, bersama-sama dengan
meningkatnya jumlah penduduk dengan segala aktivitasnya merupakan tekanan yang
luar biasa terhadap SDT.

Tanah atau geosfer merupakan bagian padat atau tempat dimana manusia
mendapatkan sumber makanan, mineral-mineral, bahan bakar dll, karena aktivitas
manusia yang tidak terkendali untuk menambang secara besar-besaran sehingga tanah
mengalami kerusakan.

Aktivitas manusia dipermukaan bumi mempengaruhi perubahan iklim yang


cukup besar misalnya perubahan elbino, terjadinya daerah gurun dengan curah hujan
rendah. Proses perubahan suatu daerah tersebut diakibatkan menurunnya jumlah air
tanah, salinitas lapisan atas dan air meningkat, menurunnya permukaan air, erosi tanah
yang cukup tinggi dan perusakan vegetasi asli, meningkatnya populasi penduduk dunia,
menjamurnya industri-industri dan kendaraan bermotor yang menyebabkan jumlah CO 2
diatmosfir meningkat, terjadinya hujan asam serta tanah asam, terdapatnya beberapa

41
daerah dinegara industri memiliki tanah sebagai tempat penimbunan bahan-bahan kimia
beracun. Selain itu, geosfer harus menyediakan tempat pembuangan untuk limbah nuklir
dari sekitar lebih dari 300 reaktor nuklir yang sekarang beroperasi diseluruh dunia.

Aktivitas manusia dipermukaan bumi secara langsung dapat mempengaruhi


perubahan permukaan albedo, yang dapat didefenisikan sebagai persentase
direfleksikannya radiasi sinar matahari oleh permukaan air. Sebagai contoh jika matahari
memancarkan energi sebesar 100 unit/menit kebatas luar atmosfir dan permukaan bumi
akan menerima 60 unit/menit dari total dan kemudian 30 unit direfleksikan lagi keatas
albedonya dan 50 %. Terdapat perbedaan nilai albedo untuk beberapa wilayah
dipermukaan bumi misalnya hutan hijau abadi 7-15 %, padang kering 10-15 %, gurun
25-30 %.

Dalam jumlah yang tidak terlalu besar, segala kerusakan dialam dapat diatasi
secara alami karena tanah dapat bersifat menetralisir dan mengasimilasi bahan pencemar
didegradasi menjadi bahan tidak beracun misalnya proses oksidasi-reduksi, reaksi asam-
basa, presipitasi atau pengendapan, penyerapan dan degradasi biokimia.

2.2.1 Fungsi tanah


Fungsi tanah sebagai SDT, pada dasarnya terdiri dari 3 makna sbb:
a. Sebagai produk alam berupa bahan hancuran yang berasal dari pelapukan
batuan yang berfungsi sebagai bahan bangunan dan tempat bangunan berpijak.
b. Sebagai produk alam yang menjadi media tumbuh bagi berbagai jenis tumbuh-
tumbuhan misalnya sumber unsur hara, tempat akar berjangkar, tempat
penyimpanan air.
c. Sebagai ruang, nilainya ditentukan oleh unsur-unsur yang terdapat dan menjadi
bagian tanah dan sebagai tempat berlangsungnya ekosistem.

2.1.2 Karakteristik lahan dan dampaknya


Menurut FAO (1977), lahan merupakan suatu daerah permukaan bumi yang ciri-
cirinya mencakup semua pengenal yang cukup mantap, terdiri dari biosfir, atmosfir,
geologi, hidrologi, populasi tumbuhan dan hewan, serta segala hasil kegiatan manusia

42
pada masa lampau dan masa kini. Bentuk lahan dapat dibedakan dari dataran dan
pengunungan.

2.1.3 Struktur bawah permukaan tanah


Untuk memahami tentang struktur bawah permukaan tanah dapat dibagi menjadi
2 yaitu : Ilmu geologi dan ilmu tanah.

 Struktur bawah permukaan menurut ilmu geologi menyangkut bidang


geologi meliputi struktur lipatan, struktur patahan, struktur rekahan dan
struktur ketidak selarasan.
 Struktur tanah menurut ilmu tanah merupakan gumpalan kecil dari butiran-
butiran tanah yang menjadi butir-butirnya terikat satu sama lain misalnya
bahan organik, oksida-oksida besi dll. Gumpalan tersebut memiliki bentuk,
ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda.
Proses kimia dalam tanah untuk pengaplikasian pada pertanian misalnya
mineral-mineral yang membentuk tanah tersebut dimana dari proses pelapukan oleh air,
panas dll. Tanah dikenal dengan tanah muda yaitu baru mengalami pelapukan dan tanah
tua yaitu telah mengalami proses pelapukan yang lama sehingga kandungan beberapa
mineralnya telah hilang.

2.3 Sumber Daya Air


Ilmu yang mempelajari tentang air disebutkan Ilmu Hidrologi dan dapat dibagi
menjadi dua cabang ilmu yaitu Limnologi yang mempelajari sifat-sifat air tawar dan
Oseanografi yang mempelajari tentang lautan atau air laut.

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat
manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak dapat
digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia
membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri (mandi), membersihkan ruangan tempat
tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitas-aktivitas
lainnya. Semua jenis air yang terdapat dialam baik diatas atau dibawah permukaan
tanah, termasuk air permukaan, air tanah, air laut, air hujan .

43
Defenisi sumber daya air adalah segala potensi yang terdapat pada air, termasuk
sarana dan prasarana yang termanfaatkan, tetapi tidak termasuk kekayaan hewani yang
ada didalamnya. Proyek-proyek tentang air telah banyak dibangun tetapi kapan pertama
kali dilakukan belum ada data yang jelas.Terdapat bukti-bukti bahwa saluran irigasi telah
ada di Mesir semasa pemerintahan raja Scorpion sekitar tahun 3200 SM, Irigasi sungai
Nil dan bendungan disekitar kota Kairo dll.

Sejarah membuktikan bahwa manusia selalu mencari sumber daya air misalnya
Kerajaan di Indonesia, Mesir dan Cina selalu berjaya disekitar sungai besar dan air
diandalkan sebagai sarana transportasi, ekonomi, proses produksi, pertanian, perikanan
dll.

Kuantitas dan kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan manusia merupakan
faktor penting yang menentukan kesehatannya. Kuantitas air berhubungan dengan
adanya bahan-bahan lain terutama senyawa-senyawa kimia baik dalam bentuk senyawa
organik maupun anorganik juga adanya mikroorganisme yang memegang peranan
penting dalam menentukan komposisi kimia air.

Seluruh peradaban manusia dan makhluk hidup akan musnah karena kurangnya
air yang disebabkan berbagai faktor terutama akibat dari perubahan iklim. Kualitas air
yang buruk disebabkan adanya berbagai jenis bakteri patogen dan kandungan bahan-
bahan kimia berbahaya dapat membunuh berjuta-juta manusia. Dalam jaringan hidup,
air merupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses ekspresi. Air merupakan
komponen utama baik dalam tanaman maupun hewan termasuk manusia. Tubuh
manusia terdiri dari 60-70% air.

2.3.1 Permasalahan sumber daya air

Ada 3 hal yang menyebabkan air tidak bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk
memenuhi kehidupannya bahkan menjadi bencana bagi kehidupan manusia yaitu :

 Terlalu banyak
 Terlalu sedikit
 Terlalu kotor

44
Ketiga hal tersebut, tidak terlepas dari adanya Misalnya terjadi kerusakan daerah
tangkapan aliran air (DAS), erosi dan sedimentasi, kekeringan, pencemaran air, banjir,
konflik terdapat penggunaan air, keadilan pengelolaan sumber daya air, bahan baku
pengolahan PAM.

2.3.2 Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)


Arahan Undang-Undang Tentang Sumber Daya Air No.7 Tahun 2004 yaitu

“ Pengelolaan sumber daya air berazaskan kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan,


umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian serta transparansi dan
akuntabilitas”.

Tujuan pengembangan dan pengelolaan infrastruktur SDA mendukung


pengelolaan SDA dalam rangka mewujudkan kemanfaatan SDA yang berkelanjutan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengelolaan SDA merupakan upaya dalam
hal perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi penyelengaraan, konservasi
SDA, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air.

Konservasi adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan sifat dan


fungsi SDA agar selalu tersedia setiap saat, baik mengenai kuantitas maupun
kualitasnya.

Pendayagunaan SDA adalah suatu upaya untuk mencegah, menanggulangi dan


memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh daya rusak air (daya
air yang dapat merugikan kehidupan manusia).

Beberapa kondisi yang dapat menjadi ancaman yang berhubungan dengan


SDA yaitu jumlah penduduk Indonesia tahun 2005 sekitar 220 juta jiwa, indeks
pembangunan rendah dan indeks kemiskinan penduduk meningkat tetapi berbagai sektor
berebutan air serta berlomba mencemari sumber air, tempat-tempat penyimpanan air
berubah menjadi pemukiman dan pembangunan mis: empang, rawa, DAS menyebabkan
daerah resapan air serta hutan dirusak dan digunduli.

45
SESI PERKULIAHAN KE: 1-2

TIU : Setelah mengikuti kuliah dalam satu semester ini, mahasiswa diharapkan
mampu menjelaskan konsep dasar tentang lingkungan hidup dan ekosistem,
kualitas hidup manusia, sumberdaya alam, penyediaan air bersih, pencemaran
lingkungan dan akibatnya, dan pengelolaan lingkungan hidup.
TIK : Mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi:
5. Menjelaskan tentang lingkungan hidup, ekosistem dan sumber daya alam
6. Menjelaskan siklus air, distribusi air dibumi, sumber air, penggunaan air dan
proses pengolahan air bersih
7. Menjelaskan berbagai jenis pencemaran dan dampak yang ditimbulkan
8. Menjelaskan pengelolaan lingkungan khususnya tahapan pembuatan AMDAL
dan aturan-aturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

Pokok Bahasan: pendahuluan (Bab I)

Sub Pokok Bahasan: - Defenisis/pengertian Istilah


- Ekologi dan Ilmu Lingkungan
- Ekosistem dan Lingkungan Hidup
- Strategi hidup Manusia
- Kualitas Hidup Manusia
- Kualitas Manusia dan Kualitas Lingkungan
- Teknologi, Daya Dukung, dan Pengelolaan Lingkungan
- Etika Lingkungan

Deskripsi singkat:

46
Air merupakan benda alam yang mudah diperlukan bagi hidup dan kehidupan, dan oleh
karenanya air merupakan unsur utama dalam setiap sistem lingkungan hidup.
Penanganan masalah air adalah masalah lingkungan hidup, dan penanganan masalah
lingkungan hidup tidak akan tuntas tanpa ditanganinya masalah air . Setiap usaha untuk
mengatasi masalah dan peningkatan pendayagunaan sumber air diperlukan penelitian
yang mendalam dan terintegrasi dari berbagai bidang ilmu pengetahuan sehingga
didapat suatu keputusan dan perencanaan yang lebih mantap.

Bahan bacaan:
1. Azis, Abdul dan Mahyati. 2007. Bahan Ajar: Pengantar Ilmu dan Teknik
Lingkungan. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang..
2. Soerjani, Moh., dkk. 1987, Lingkungan: Sumberdaya alam dan kependukan dalam
pembangunan, Jakarta: UI-Press.

Pertanyaan Kunci/Tugas:
1. Jelaskan pengertian lingkungan hidup, ekosistem, ekologi, ilmu lingkungan,
sumberdaya, pencemaran lingkungan, pembangunan berkelanjutan, baku mutu
lingkungan hidup, pelestarian fungsi lingkungan hidup, daya dukung, daya tampung,
dan pengelolaan lingkungan hidup menurut UU No. 23 Tahun 1997.
2. Jelaskan hubungan antara ekologi dengan ilmu lingkungan, dan ekosistem dengan
lingkungan hidup.
3. Berikan satu contoh ekosistem lengkap dengan unsur-unsur penyusunnya serta
peranan masing-masing unsur tersebut dalam ekosistem.
4. Jelaskan strategi hidup manusia.
5. Jelaskan hubungan antara kualitas hidup manusia dengan kualitas lingkungan hidup.
6. Jelaskan peranan teknologi dalam meningkatkan daya dukung lingkungan hidup.
7. Jelaskan mengenai etika lingkungan hidup.

47
Air diBAB
Bumi III
PENYEDIAAN AIR
1.360.000.000 km 3 BERSIH

3.1 Penyebaran
Air Asin Air di Bumi Air Tawar
1.322.600.000 km3 37.400.000 km3
Sebelum membicarakan keadaan dan masalah air, maka (2,75%)
(97,25%) perlu diketahui
penyebaran air di bumi.
Air Tawar
37.400.000 km3
(2,75%)

Air Atmosfir Air Permukaan Air Tanah Salju (es)


13.000 km3 374.000 km3 8.963.000 km3 28.050.000 km3
(0,035%) (1%) (23,965%) (75%)
48
Gambar 13. Penyebaran air di bumi
Dari Gambar 13 di atas dapat terlihat bahwa air asin merupakan bagian yang
terbesar, yaitu 97,25% dan air tawar hanya 2,75% yang terdiri dari air atmosfer, air
permukaan, air tanah dan salju atau es. Persentase bentuk air tawar terhadap air di bumi
adalah:
Air tanah : 0,659%
Air permukaan : 0,027%
Air atmosfer : 0,001%
Salju atau es : 2,063%
Selanjutnya yang dimaksud dengan air adalah air tawar tidak termasuk salju atau es.
Di Indonesia jumlah dan pemakaian air bersumber pada air tanah., air permukaan, air
atmosfer, yang ketersediaannya sangat ditentukan oleh air atmosfer atau sering dikenal
dengan air hujan.
3.2 Sumber dan Kegunaan Air

Sepanjang sejarah, kuantitas dan kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan
manusia merupakan factor penting yang menentukan kesehatan hidupnya. Kuantitas air
berhubungan dengan adanya bahan-bahan lain terutama senyawa-senyawa kimia baik
dalam bentuk senyawa organik maupun anorganik juga adanya mikroorganisme yang
memegang peranan penting dalam menentukan komposisi kimia air.
Seluruh peradaban manusia dan makhluk hidup lainnya dapat lenyap karena
kurangnya air yang disebabkan berbagai factor terutama akibat dari perubahan iklim.

49
Kualitas air yang buruk yang disebabkan adanya berbagai jenis bakteri pathogen dan
kandungan bahan-bahan kimia berbahaya dapat membunuh berjuta manusia terutama di
negara-negara sedang berkembang.
Suplai air dunia didapatkan dari 5 bagian siklus hidrologi, seperti terlihat pada
gambar 2.1. Sebagian besar dari air ditemukan dalam bentuk lautan dan samudra. Bagian
lainnya terdapat dalam bentuk uap air di atmosfer.

Air dalam bentuk padat juga ditemukan di bumi yaitu yang membentuk salju di
daerah kutub utara dan selatan.
Air permukaan terdapat dalam danau, sungai dan sumber-sumber air lainnya,
sedangkan air tanah (ground water), terdapat di dalam tanah. Air tanah dapat melarutkan
mineral-mineral bahan induk dari tanah yang dilewatinya. Sebagian besar
mikroorganisme yang semula ada dalam air tanah berangsur-angsur disaring sewaktu air
meresap dalam tanah.
Terdapat perbedaan yang cukup besar antara air tanah dengan air permukaan. Hal
ini disebabkan oleh kandungan berbagai zat, baik yang terlarut maupun yang tersuspensi
dalam perjalanan menuju ke laut. Air permukaan yang terkumpul dalam danau atau
waduk mengandung nutrisi penting untuk pertumbuhan ganggang. Air permukaan yang
mengandung bahan organik mudah terurai dalam konsentrasi tinggi secara normal akan

50
mengandung bakteri dalam jumlah tinggi pula yang mempunyai pengaruh cukup besar
terhadap kualitas air permukaan.
Ada keterkaitan yang sangat kuat antara lapisan air (hydrosphere) dimana air
berada dengan lapisan tanah/lahan (geosphere) dimana keduanya dipengaruhi oleh
kegiatan manusia. Misalnya, gangguan terhadap hutan menjadi lahan pertanian dapat
menyebabkan reduksi negative yang ada di atasnya dan mengurangi proses transpirasi
yaitu penguapan air oleh tanaman. Hal itu dapat mempengaruhi iklim mikro (mikro
climate) di wilayah tersebut.
Akibat dari hal tersebut adalah meningkatnya limpasan air, erosi, dan akumulasi
dari Lumpur dalam badan air (sungai) serta dapat meningkatkan unsur-unsur hara di
permukaan air, sehingga siklus nutrient akan dipercepat. Terjadinya percepatan siklus
tersebut akan sangat memberikan pengaruh terhadap karakteristik kimia dan biologi dari
badan air.
Air yang digunakan oleh manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni.
Pada daerah kering sebagian kebutuhan airnya berasal dari lautan, suatu sumber yang
akan menjadi penting setelah persediaa air tawar dunia relative berkurang dibandingkan
kebutuhan. Meningkatnya kebutuhan air ini bukan hanya disebabkan oleh jumlah
penduduk dunia yang makin bertambah juga sebagai akibat dari peningkatan taraf
hidupnya yang diikuti oleh peningkatan kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga,
industri, rekreasi disamping pertanian.
3.3 Sifat-Sifat yang Unik dari Air

Ilmu yang mempelajari tentang air disebut Ilmu Hidrologi. Ada dua cabang dari
ilmu ini, yaitu Limnologi yang mempelajari sifat-sifat air tawar dan Oseanografi yang
mempelajari tentang lautan. Kedua cabang ilmu ini mempelajari sifat-sifat perairan
alami termasuk di dalamnya sifat kimia, fisik, dan biologi air.
Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O. Sebuah molekul air
terdiri dari satu atom O yang berkaitan kovalen dengan dua atom H. Molekul air yang
satu dengan molekul-molekul air lainnya bergabung dengan satu ikatan hydrogen antara
atom H dengan atom O dari molekul air yang lain. Adanya ikatan hydrogen inilah yang
menyebabkan air mempunyai sifat-sifat yang khas seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Sifat-sifat Penting dari Air

51
Sifat Efek dan Kegunaan
Pelarut yang sangat baik Transport zat-zat makanan dan bahan
buangan yang dihasilkan proses biologi.

Konstanta dielektrik paling tinggi Kelarutan dan ionisasi dari senyawa ini
diantara cairan murni lainnya. tinggi dalam larutannya.

Tegangan permukaan lebih tinggi daripad Faktor pengendali dalam fisiologi,


cairan lainnya membentuk fenomena tetes dan
permukaan.
Transparan terhadap cahaya tampak dan Tidak berwarna, mengakibatkan cayaya
sinar yang mempunyai panjang yang dibutuhkan untuk fotosintesis
gelombang lebih besar dari ultraviolet. mencapai kedalaman tertentu.

Bobot jenis tirtinggi dalam bentuk cairan Air beku (es) mengapung, sirkulasi
(fasa cair) pada 4C. vertical menghambat stratifikasi badan
air.
Panas panguapan lebih tinggi dari Menentukan transfer panas dan molekul
material lainnya air antara atmosfer dan badan air.

Kapasitas kalor lebih tinggi dibandingkan Stabilisasi dari temperature organisme


dengan cairan lain kecuali ammonia. dan wilayah geographis.

Panas laten dan peleburan lebih tinggi Temparatur stabil pada titik beku.
daripada cairan lain kecuali ammonia.

Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga air
merupakan media transport utama bagi zat-zat makanan dan produk buangan/sampah
yang dihasilkan proses kehidupan. Oleh karena itu air yang ada di bumi tidak pernah
terdapat dalam keadaan murni, tetapi selalu ada senyawa atau mineral/unsur lain yang
terdapat di dalamnya. Meskipun demikian tidak berarti bahwa semua perairan di bumi
ini telah tercemar. Sebagai contoh, air yang berasal dari sumber air di daerah
pegunungan atau daerah hulu sungai dapat dianggap sebagai air yang bersih.
Dari tabel tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa air selain pelarut yang sangat
baik juga mempunyai konstanta dielektrik yang sangat tinggi sehingga berpengaruh
besar terhadap sifat-sifat pelarutnya. Hal ini menyebabkan banyak sekali senyawa ionis
berdesosiasi dalam air. Kapasitas kalor air cukup tinggi yaitu 1 kal.g-1.C-1, oleh karena
itu kalor yang diperlukan untuk merubah suhu dari sejumlah massa air cukup tinggi pula
sehingga mengstabilkan suhu air pada seluruh wilayah geografi. Sifat alamiah yang
52
dapat mencegah perubahan suhu secara tiba-tiba dalam badan air yang cukup luas dan
akan melindungi kehidupan akuatik dari adanya kejutan perubahan suhu. Disamping itu
dengan kalor penguapan yang sangat tinggi yaitu 585 kal.g-1 pada suhu 20C dapat
menjaga kestabilan suhu badan air dan wilayah geografi sekitarnya, kondisi ini
mempengaruhi juga perpindahan kalor dan uap air antar badan air dan atmosfer.

3.4 Pemakaian Air

Kebutuhan manusia akan sumberdaya air menjadi sangat nyata bila dikaitkan
dengan 4 hal yaitu (1) pertambahan penduduk, (2) kebutuhan pangan, (3) peningkatan
industrialisasi, dan (4) perlindungan ekosistem terhadap teknologi.
Diketahui bahwa jumlah air di bumi ini tetap. Perubahannya hanya pada bentuk
dalam mengikuti siklus hidrologi yang berputar sepanjang masa (air di daratan – air laut
– uap air – hujan). Padahal penduduk dunia selalu bertambah dan kehidupannya semakin
maju pula, sehingga pamakaian air semakin bertambah banyak. Penduduk yang
berkembang cepat, cepat pula memerosotkan persediaan air per kapita per tahun. Lebih-
lebih kalau perkembangan itu terjadi di tempat yang sumber airnya kecil seperti pulau
Jawa. Distribusi air yang secara geografis tidak merata ditambah distribusi kepadatan
penduduk yang tidak merata pula jelas akan menimbulkan ketidakseimbangan
persediaan dan permintaan (supply dan demand) akan air yang sukar untuk diatasi.

53
Air yang ketersediaannya terbatas itu pada umumnya digunakan manusia untuk (1)
keperluan domestic, (2) pertanian, (3) industri, (4) perikanan, (5) pembangkit listrik
tenaga air, dan (6) navigasi, serta (7) rekreasi.
Batas wilayah potensi rendah 10.000 m3/kepita/tahun diambil berdasarkan
perkiraan ketersediaan air rata-rata dunia dewasa ini yaitu sebesar 10.000
m3/kapita/tahun.
Dewasa ini rata-rata penduduk dunia memperoleh persediaan air lebih kurang
10.000 m3/kapita/tahun. Tetapi perkembangan berjalan pesat dan kebutuhan air jauh
meningkat. Dengan kecenderungan pertambahan penduduk dunia seperti sekarang maka
diperkirakan pada tahun 2000 air yang tersedia akan merosot menjadi 6.000
m3/kapita/tahun. Dengan demikian pada akhir abad ini kita akan mencapai jumlah
kebutuhan air rata-rata di dunia mendekati aliran minimum musim kemarau sungai di
dunia pada umumnya.
Kebutuhan air untuk keperluan domestic, industri, dan irigasi di Indonesia pada
tahun 2000 diperkirakan sebesar 164.933.106 m3/tahun. Apabila penduduk Indonesia
pada waktu itu diperkirakan menjadi 235 juta jiwa, maka pemenuhan kebutuhan airnya
adalah 702 m3/kapita/ tahun.
Tetapi bagi Pulau Jawa keadaannya dapat dikatakan sudah kritis. Dengan
penduduk 90 juta jiwa, dewasa ini Pulau Jawa mempunyai potensi air sebesar 2.240
m3/kapita/tahun. Ini berarti bahwa aliran mantapnya hanyalah 560 m 3/kapita/tahun.
Sedang kebutuhannya diperkirakan sebesar 403 m3/kapita/tahun, yang berarti telah
mencapai 70% dari aliran mantapnya. Sedang keadaannya di tahun 2000 akan semakin
kritis.
Dengan penduduk yang meningkat menjadi 145 juta jiwa, Pulau Jawa hanya
memiliki potensi air 1.745 m3/kapita/tahun. Aliran mantapnya hanyalah
436/kapita/tahun.

54
SESI PERKULIAHAN KE: 9 - 12

TIU : Setelah mengikuti kuliah dalam satu semester ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan konsep dasar tentang lingkungan hidup dan ekosistem, kualitas hidup
manusia, sumberdaya alam, penyediaan air bersih, pencemaran lingkungan dan
akibatnya, dan pengelolaan lingkungan hidup.
TIK : Mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi:
Menjelaskan jenis – jenis limbah dan dampak yang ditimbulkan

Pokok Bahasan: pendahuluan (Bab IV)

Sub Pokok Bahasan: - Pencemaran lingkungan dan dampaknya


- Polusi tanah dan dampaknya
- Polusi air dan dampaknya
- Polusi udara dan dampaknya
- Polusi suara dan dampaknya
Deskripsi singkat:
Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lebih berkualitas, manusia
melakukan berbagai aktivitas hidup berupa usaha dan/atau kegiatan. Baik disadari
maupun tidak disadari kegiatan tersebut seringkali menimbulkan berbagai jenis
pencemaran yang dapat membahayakan hidup dan kehidupan manusia sendiri, makhluk
hidup lain, atau lingkungan hidup. Berbagai jenis pencemaran dengan dampak dan cara
pencegahan/penanggulangannya akan dibahas dalam bab ini.

Bahan bacaan:
1. Henry, J. G. and Heinke, G.W, 1989, Environmental Scince and Engineering
Printice Hall, New Jersey

2. Miller,G.T. 1975, Living in the Environment , Problems, and Alternative,


Wadsworth , California.

3. Wisnu Arya Wardhana, 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi),


Yogyakarta: Andi

Pertanyaan Kunci/Tugas:
15. Jelaskan pengertian lingkungan hidup, ekosistem, ekologi, ilmu lingkungan,
sumberdaya, pencemaran lingkungan, pembangunan berkelanjutan, baku mutu

55
lingkungan hidup, pelestarian fungsi lingkungan hidup, daya dukung, daya tampung,
dan pengelolaan lingkungan hidup menurut UU No. 23 Tahun 1997.
16. Jelaskan hubungan antara ekologi dengan ilmu lingkungan, dan ekosistem dengan
lingkungan hidup.
17. Berikan satu contoh ekosistem lengkap dengan unsure-unsur penyusunnya seta
peranan masing-masing unsure tersebut dalam ekosistem.
18. Jelaskan strategi hidup manusia
19. Jelaskan hubungan antara kualitas hidup manusia dengan kualitas lingkungan hidup.
20. Jelaskan peranan teknologi dalam meningkatkan daya dukung lingkungan hidup.
21. Jelaskan mengenai etika lingkungan hidup.

56
BAB IV
PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN DAMPAKNYA

Dalam usaha upaya meningkatkan kualitas hidupnya maka manusia selalu


berupaya dengan segala daya dan usaha untuk mengolah dan memanfaatkan kekayaan
alam yang ada demi tercapainya tujuan hidupnya. Kekayaan yang tersembunyi dalam
komponen sosial berupa akal pikiran dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk
mendapatkan cara pencapaian sasaran tersebut. Manusia dengan akal dan pikiran yang
dimiliki untuk menciptakan berbagai macam peralatan baru yang berteknologi tinggi
agar produk diperoleh akan berlimpah dalam waktu yang singkat dengan jumlah yang
sangat besar untuk dikirim ke industri yang kemudian diolah menjadi barang jadi.
Pemakaian mesin-mesin yang baru dan berteknologi tinggi untuk mendapatkan
produk yang bermutu tinggi akan diharapkan akan dapat mencapai sasaran hidup yang
lebih baik semakin dekat sehingga kegiatan penambangan dilakukan dari hari ke hari .
Namun dalam kenyataannya, kualitas hidup yang menjadi sasarannya semakin sulit
dicapai karena adanya dampak yang ditimbulkan oleh industri dan teknologi tersebut
yang menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang atau hilang dan mempengaruhi
kualitas kehidupan manusia itu sendiri. Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi
daya dukung alam yang berarti akan mengurangi kemampuan alam untuk mendukung
kelangsungan hidup manusia. Sedangkan dampak ke manusia, jelas akan mengurangi
atau bahkan akan menurunkan kualitas hidup manusia atau bahkan hilangnya
kenyamanan hidup, oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dicermati sehubungan
dengan dampak industri dan teknologi, yaitu :
 Dampak tak langsung
Dampak ini berhubungan dengan masalah sosial masyarakat atau lebih sering
diungkapkan sebagai dampak psikososioekonomi , misalnya :
- Urbanisasi oleh sebagian besar masyarakat desa dengan
pencaharian bercocok tanam ke daerah perindustrian tanpa dibekali
keahlian sehingga menyebabkannya hanya berprofesi buruh kasar dengan
penghasilan pas-pasan dan hanya untuk hidup. Mereka juga memiliki

57
tempat tinggal yang seadanya sehingga kualitas dan kenyamanan hidup
berkurang.
- Perilaku masyarakat desa yang saling tolong menolong, bergotong
royong, tidak terburu-buru oleh waktu, hidup tenang dan tentram mulai
berkurang dan berubah setelah pindah ke kota menjadi individual, sangat
dikejar waktu, hiruk pikuk, bising dan pemandangan yang tidak hijau
menyebabkan orang menjadi tegang. Perilaku ini menyebabkan orang
mulai berubah yang semula ramah dan bersahabat menjadi kasar, acuh tak
acuh dan tidak suka tolong menolong. Ketegangan juga dapat
menyebabkan ketegangan jiwa atau stress dan berlanjut ke penyakit
hipertensi, jantung dan lain-lainnya.
- Kegiatan industri dan teknologi pada umumnya memerlukan
tenaga kerja yang mempunyai keahlian tertentu sedangkan tenaga kerja
yang berasal dari desa memiliki keahlian terbatas sementara persaingan
semakin sulit. Pada sisi lain, masyarakat kota yang kaya dan komsumtif
memberi gambaran yang seolah-olah hidup itu serba enak. Diantara
masyarakat urbanisasi ada yang tidak mau bekerja keras dan yang
diinginkannya adalah hidup mewah dan bersenang-senang. Demikian
inilah mendorong sebagian dari masyarakat tersebut mengambil jalan
pintas tanpa harus bekerja keras, jalan pintas untuk kriminalitas.
 Dampak langsung
- Perkembangan industri yang sangat pesat dewasa ini, tidak lain
karena penerapan teknologi oleh manusia guna mendapatkan kualitas
hidup yang lebih baik. Industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia
untuk mengolah kekayaan alam yang ada sehingga mendapatkan hasil
yang diingikan. Kegiatan industri dan teknologi dapat ditunjang oleh
beberapa unsur diantaranya; Sumber daya alam, sumber daya manusia
serta sarana dan prasarana. Apabila kegiatan industri tersebut
menyebabkan ketidak seimbangan lingkungan maka kualitas hidup juga
akan terganggu.

58
Pencemaran Tanah
Salah satu sumber polusi tanah yaitu bahan kimia karena tanah merupakan
tempat penampungan berbagai jenis bahan kimia, misalnya :

 SO2 gas yang dihasilkan dari pembakaran batu bara, penggunaan bensin
sebagai bahan bakar dan berakhir menjadi sulfat yang masuk kedalam tanah.
 NO yang dirubah diatmosfir dirubah menjadi NO2 dan akhirnya
dideposit di tanah karena tanah dapat menyerap dengan cepat gas-gas tersebut
mengalami oksidasi nitrat dalam tanah.
 CO dioksidasi menjadi CO2 gas oleh bakteri dan ganggang
 Partikel Pb yang berasal dari gas buangan kendaraan bermotor
ditemukan pada lapisan atas tanah sepanjang jalan raya yang padat kendaraan
serta banyak ditemukan juga disekitar penambangan dan pelburan timbal.
 Senyawa-senyawa organik yang mudah menguap misalnya : bensen,
toluena, xylen, diklorometan, trikloroetana, fenoldan anilin merupakan bahan
pencemar tanah yang umum dikeluarkan oleh industri dan pada proses
pembentukan humus dalam tanah.
 Tanah merupakan tempat penampungan sampah, kolam lumpur, safety
tank, penggunaan pupuk, pestisida dll yang diuraikan oleh mikroba-mikroba
dalam tanah.
 Pencemaran tanah dapat juga disebabkan oleh aktivitas alam seperti
erosi dan pelumpuran yang dapat menurunkan kualitas dan produktivitas tanah,
menganggu keseimbangan estetika dll. Erosi berpengaruh terhadap produksi
tanah karena hilangnya lapisan tanah, miskin hara (tanah vertisol), sifat fisika
dan kimia menurun, aktivitas biologi tanah karena adanya mikroba.
 Erosi dan pelumpuran pada sistem irigasi dapat menyebabkan polusi
tanah dan air dapat menyebabkan tanah lebih asam, terbentuknya lapisan
aluminium yang lebih tinggi, kandungan N,P dan K lebih rendah serta lapisan
bawah tanah lebih padat.
 Terbentuknya tanah asam karena akibat:

1. Kandungan pyrite (FeS2) dan sulfida-sulfida lainnya.


59
O2 dan H2O
FeS2 H2SO4 + Fe(OH)3
2. Pemupukan tanah yang berlebihan
 Nitrogen ( amonia, amonium fertilizer )
NH4+ + 2 O2 NO3 - + 2 H + + H2O

 Fosfat (TSP)
P2O5 + 3 H2O 2 H3PO4
3. Residu tanaman (sampah Organik)
Sampah organik asam - asam organik
4. Kation-kation basa pada proses leaching digantikan oleh H+
5. Hidrolisis dari Al 3+

Polusi Udara
Polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam
udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing didalam udara dalam jumlah tertentu serta
berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat menganggu kehidupan
manusia, hewan dan binatang. Bila keadaan seperti tersebut telah terjadi maka udara
dikatakan telah tercemar, kenyamanan hidup juga terganggu.

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi
bumi. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah uap air dan gas CO2 yang
jumlahnya tergantung pada cuaca dan suhu. Konsentrasi gas CO 2 sekitar 0,03% nilai ini
bervariasi terutama disekitar proses-proses yang menghasilkan gas CO 2 misalnya
pembusukan sampah tanaman, pembakaran, aktivitas industri, dll.

Komponen udara kering dan bersih dapat dilihat pada tabel 9.1 Srikandi Fardiaz
(1992), tetapi udara dialam tidak pernah bersih dari beberapa polusi terutama dari
gasNOx, SO2, H2S, CO, hidrokarbon, serta partikel-partikel kecil.

60
61
4.2.1 Penyebab Pencemaran Udara
Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri
dan teknologi serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan
bakar fosil (minyak ) menyebabkan udara yang kita hirup disekitar kita menjadi
tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 maca , yaitu :

a. Faktor internal (secara alami) misalnya yaitu debu yang beterbangan karena tiupan
angin, abu akibat letusan gunung berapi, proses pembusukan sampah organik.
b. Faktor eksternal (karena ulah manusia) misalnya yaitu, hasil pembakaran bahan
baker fosil, debu karena aktifitas pabrik, pemakaian zat kimia dengan penyemprotan
ke udara.

4.2.2 Karbon Monoksida


CO adalah suatu komponen yang tidak berwarna , tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, berbentuk gas pada suhu –192oC, tidak larut didalam air, gas berasal
dari beberapa sumber antara lain :
 Pembakaran tidak sempurna
 Reaksi antara gas CO2 dengan komponen karbon pada suhu tinggi karena gas CO2
akan terurai menjadi CO dan O.

62
Secara sederhana pembakaran karbon dalam bahan bakar akan terjadi beberapa
tahap sbb:
2C + O2 2CO
2CO + O 2 2CO2
Secara berantai dan terjadi terus menerus gas CO2 akan terurai menjadi gas CO pada
suhu tinggi
2CO2 + C 2CO atau 2CO2 2CO + O
Berbagai proses geofisika dan biologis dapat diketahui dapat memproduksi CO
misalnya aktivitas gunung vulkanik, emisi gas alami, pancaran listrik dari kilat,
germinasi dan pertumbuhan benih dll, tetapi sumber gas tersebut masih lebih kecil
dibanding sumber gas CO ke atmosfir dari aktivitas manusia misalnya transportasi,
pembakaran minyak, gas, arang atau kayu, aktivitas industri-industri, pembuangan
limbah padat dll.

Tingkat pencemaran gas CO diudara masih lebih kecil dibanding tingkat


pelepasan gas CO diatmosfir karena terjadi beberapa hal diantaranya :

 Reaksi atmosfir yang berjalan sangat lambat sehingga penyebaran gas CO sangat
kecil
 Aktivitas mikroorganisme yang terdapat didalam tanah dapat mendekomposisi gas
CO diudara dengan kecepatan yang rekatif tinggi.
 Kecepatan dispersi gas CO yang dipengaruhi secara langsung oleh faktor-faktor
meteorologi seperti kecepatan angin, turbulensi udara dan stabilitas atmosfir dapat
menurunkan penyebaran gas CO. Tetapi pada daerah perkotaan tingkat pergerakan
angin sangat terbatas karena padatnya bangunan-bangunan maka penyebaran gas CO
tidak dapat dielakkan.

4.2.3 Nitrogen Oksida


Udara terdiri dari 80% v nitrogen dan 20% v oksigen dan pada suhu tinggi lebih
dari 1210OC kedua gas tersebut dapat bereaksi yang menyebabkan polusi NO. Jumlah
gas NO relatif lebih banyak diatmosfir dibandingkan gas NO2 dan pembentukan gas NO2
dari NO dan O2 relatif kecil karena dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi NO2 . adapun
reaksinya sbb:

63
N2 + O2 2 NO
2 NO + O2 2 NO2

Sumber gas NO berasal dari aktivitas manusia misalnya pembakaran arang,


minyak, gas alam dan bensin dan sebagian kecil dari aktivitas bakteri.

4.2.4 Hidrokarbon dan Oksidan Fotokimia


Hidrokarbon terdiri dari unsur oksigen dan karbon yang merupakan polutan
primer karena langsung dilepas ke atmosfir sedangkan oksidan fotokimia merupakan
polutan sekunder. Sumber polutan ini dapat berasal dari aktivitas biologi , geometrik
misalnya gas alam, minyak bumi, api alam serta dari aktivitas manusia misalnya
transportasi, pembakaran gas alam, minyak, arang dan kayu, proses industri,
pembakaran sampah, evaporasi zat pelarut organik.
Bahaya polusi hidrokarbon bukan disebabkan oleh zat tersebut tetapi produk dari
reaksi fotokimia yang melibatkan hidrokarbon tersebut, karena tidak bereaksi langsung
dengan sinar matahari tetapi sangat reaktif terhadap komponen-komponen lainnya yang
dapat bereaksi dengan fotokimia yang menghasilkan NOx, COx dll.

4.2.5 Sulfur Oksida


Pembentukkan SOx di atmosfir dapat meningkat dengan meningkatnya suhu dan
konsentrasi, adapun mekanisme reaksinya sbb :
S + O2 SO2
2 SO2 + O2 2 SO3
apabila jumlah uap air di atmosfir besar maka terbentuk
2 SO3 + H2O H2SO4
SOx di atmosfir berasal dari letusan gunung vulkanik dan transportasi,
pembakaran batu bara, arang dan kayu, serta proses industri, peleburan baja.
Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengontrol emisi
SOx sbb:
 Penggunaan bahan bakar bersulfur rendah
 Substitusi sumber energi lainnya untuk bahan pembakaran

64
 Penghilangan sulfur dari bahan bakar sebelum digunakan
 Penghilangan sulfur dari gas buangan.

4.2.6 Masalah Kerusakan Ozon


Akhir-akhir ini, para ilmuan resah karena terjadinya kerusakan lapisan ozon.
Ozon merupakan lapisan pelindung atmosfer bumi atau filter terhadap adanya radiasi
sinar ultra violet yang dating berlebihan dari sinar matahari. Apabila radiasi matahari
tidak difilter oleh lapisan ozon maka suhu dipermukaan bumi akan meningkat yang
menyebabkan kenyamanan dibumi menurun, permukaan air laut meningkat sehingga
kota-kota ditepi pantai banyak yang terendam diakibatkan banyaknya gunung-gunung es
di kutub akan mencair.
Ozon yang ada pada lapisan atmosfer bawah sekitar 0,02 ppm sedangkan ozon
yang ada pada lapisan atmosfer atas (lapisan stratosfer) sekitar 0,1 ppm. Kerusakan
lapisan ozon disebabkan karena bereaksinya dengan radikal klor. Radikal klor berasal
dari senyawa CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang banyak digunakan sebagai bahan
pendingin AC, lemari es, bahan pnyeprot insektisida, penyemprot cat, penyemprot
rambut, penyemprot parfum serta bahan pelarut pada bahan pencuci kering (dry
cleaning). CFC dikenal dengan nama dagang Freon.
Ozon terbentuk akibat adanya reaksin sebagai berikut :

O2 + sinar matahari (ultra violet) O + O


O2 + O O3 (Ozon )

Kerusakan akibat lapisan ozon :

Cl 2 F2 C + ultra violet ClF2C + Cl *


O3 + Cl * (radikal) ClO + O2
ClO + O Cl + O2

Kerusakan lapisan ozon pada saat ini sudah terlihat diatas kutub selatan, berupa
lubang ozn. Apabila kerusakan ini tidak dicegah, lubang ozon akan makin melebar, tidak

65
tertutup dan mungkin akan sampai ke daerah katulistiwa. Bila hal ini, terjadi maka
Indonesia akan mengalami pemanasan bumi lebih dulu bila dibandingkan belahan bumi
bagian utara.

Kebisingan
Dalam kehidupan sehari-hari hampir tak mungkin lagi, kita menghindari adanya
bunyi-bunyian atau bising. Hal ini disebabkan oleh karena manusia selalu berusaha
untuk mengurangi beban kerjanya baik dirumah maupun ditempat kerja, dengan adanya
bising.

Sadar atau tidak, bahwa salah satu produk yang harus dibayar mahal oleh
masyarakat/ tenaga kerja dalam pemanfaatan teknologi untuk memproduksi barang atau
jasa adalah Noise Pollution (Kebisingan).

Kerugian akibat kebisingan bagi tenaga kerja adalah penurunan bahkan


kehilangan pendengaran dalam arti luas terjadi penurunan bahkan kehilangan
pendengaran yaitu: untuk perlindungan diri, komunikasi dan untuk kenikmatan. Bagi
perusahaan kerugian dapat biaya santunan, kehilangan tenaga kerja trampil dan
berpengalaman serta adanya efek psikologi bagi tenaga kerja lainnya.

Kehilangan pendengaran baik total maupun sebagian, mengenai satu atau kedua
belah telinga, yang terjadi waktu bekerja atau diakibatkan oleh suatu pekerjaan disebut
occupational hearing loss yang meliputi trauma akustik dan kehilangan pendengaran
akibat kebisingan (NILH). Istilah NILH ini dimaksudkan untuk kehilangan pendengaran
yang permanen dengan adana efek komulatif bertingkat yang disebabkan oleh
kebisingan dalam waktu lama dan biasanya terjadi pada kedua telinga.

4.3.1 Beberapa pengertian tentang pencemaran suara/kebisingan


1. Bunyi
adalah getaran yang merambat melalui media, misalnya udara, air atau lainnya
dan menimbulkan sensasi alat pendengaran manusia.
2. Kebisingan
adalah suara / bunyi yang tidak dikehendaki. Berdasarkan Surat Edaran
Menteri Tenaga kerja, No. SE.01/Men/1978 tentang Nilai Ambang Batas
(NAB) untuk iklim kerja dan kebisingan ditempat kerja adalah semua bunyi-

66
bunyi atau suara-suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
produksi ditempat kerja.
3. Intensitas Bunyi
adalah gambaran kualitas suatu kebisingan terdiri dari frekwensi bunyi dan
amplitudo. Frekwensi bunyi adalah banyaknya getaran per detik dengan satuan
hertz. Frekwensi yang dapat didengar manusia berkisar 16 – 20 000 Hz dan
paling pekah pada 4000 Hz. Amplitudo adalah simpang getar dibanding
kondisi konstan. Satuannya adalah desibel (dB), makin tinggi amplitudo maka
bunyi yang dirasakan makin keras.
4. Nilai Ambang Pendengaran
adalah suara yang paling lemah yang masih dapat didengar telinga manusia.
5. Nilai Ambang Batas Kebisingan (NAB)
adalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila
bekrja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Untuk indonesia ditetap 85 dBA.

Batas bunyi kontinyu 115 dBA dan Batas bunyi impulsif 140 dBA.

4.3.2 Pengaruh Kebisingan

Kebisingan yang sering didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki


dapat menimbulkan berbagai macam gangguan dan dikelompokkan menjadi :
1. Gangguan terhadap pendengaran misalnya trauma akustik karena kebisingan dengan
intensitas yang sangat tinggi dan terjadi secara tiba-tiba misalnya suara letusan dan
dapat dilakukan operasi plastik.
2. Ketulian sementara, setelah orang tersebut keluar dari tempat atau sumber
kebisingan ini, maka daya dengarnya berangsur-angsur akan pulih kembali seperti
semula. Waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan kembali antara beberapa manit
sampai beberapa hari, paling lama 10 hari tetapi apabila tenaga kerja tidak dapat
memperbaikinya maka terjadi ketulian yang tetap.
3 Gangguan bukan pada indera pendengaran., meliputi
i. Gangguan komunikasi
ii. Gangguan Tidur
iii. Gangguan Pelaksanaan Tugas
iv. Perasaan tidak senang/mudah marah karena dipengaruhi ketidak senangan
seseorang misalnya interupsi dari bising, kepekaan seseorang terhadap bising dll.

67
v. Gangguan Faal Tubuh, misalnya penyempitan pembuluh darah pada usus, sekresi
adrenalin meningkat dengan akibat denyut nadi, tekanan darah dan frekwensi
pernapasan meningkat, kemampuan darah meningkat, jaringan lemak dalam
tubuh akan dimobilisasi kedalam aliran darah, aktifitas lambung menurun, tonus
otot meningkat serta adanya gangguan keseimbangan dengan gejala mual,
vertigo dll.

4.3.3 Pencegahan Kebisingan

Mengingat besarnya kerugian yang ditimbulkan akibat kebisingan ditempat


kerja khususnya kebisingan dengan intensitas tinggi yang mengakibatkan adanya
gangguan atau hilangnya pendengaran dimana penderita biasanya tidak menyadari dan
gangguan ini bersifat irreversible, maka tindakan pencegahan menjadi sangat penting
dan tidak dapat ditawar.

Dalam kalangan industri, upaya pencegahan kehilangan pendengaran


kebisingan dikenal sebagai program konservasi pendengaran, yang terdiri dari :

 Analisis kebisingan
 Pengendalian secara teknis
 Mengurangi bunyi pada sumbernya
 Mengurangi rambatan bunyi pada media
 Mengurangi bunyi yang diterima pekerja
 Pemeriksaan kesehatan secara rutin
 Penggunaan alat pelindung/safety.

68
SESI PERKULIAHAN KE: 1-2

TIU : Setelah mengikuti kuliah dalam satu semester ini, mahasiswa diharapkan
mampu menjelaskan konsep dasar tentang lingkungan hidup dan ekosistem,
kualitas hidup manusia, sumberdaya alam, penyediaan air bersih, pencemaran
lingkungan dan akibatnya, dan pengelolaan lingkungan hidup.
TIK : Mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi:
3. Menjelaskan tentang lingkungan hidup, ekosistem dan sumber daya alam
4. Menjelaskan siklus air, distribusi air dibumi, sumber air, penggunaan air dan
proses pengolahan air bersih
5. Menjelaskan berbagai jenis pencemaran dan dampak yang ditimbulkan
6. Menjelaskan pengelolaan lingkungan khususnya tahapan pembuatan AMDAL
dan aturan-aturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

Pokok Bahasan: pendahuluan (Bab I)

Sub Pokok Bahasan: - Defenisis/pengertian Istilah


- Ekologi dan Ilmu Lingkungan
- Ekosistem dan Lingkungan Hidup
- Strategi hidup Manusia
- Kualitas Hidup Manusia
- Kualitas Manusia dan Kualitas Lingkungan
- Teknologi, Daya Dukung, dan Pengelolaan Lingkungan
- Etika Lingkungan

Deskripsi singkat: Manusia dan Lingkungan Hidup ibarat dua sisi mata uang yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia dan makhluk hidup lainnya) membutuhkan
lingkungan yang nyaman untuk melangsungkan kehidupannya yang dinamis.
Sebaliknya, lingkungan hidup tidak dapat berfungsi dengan baik untuk mendukung
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya tanpa pengelolaan yang baik oleh
manusia sebagai penguasa (khalifah) di bumi ini. Oleh karena itu manusia perlu
memahami posis, fungsi, dan peranannya dalam ekosistem. Hal ini akan dibahas dalam
dua pertemuan pertama mata kuliah ini.

Bahan bacaan:
7. Azis, Abdul. 2007, Bahan Ajar. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang..

69
8. Soerjani, Moh., dkk. 1987, Lingkungan: Sumberdaya alam dan kependukan
dalam pembangunan, Jakarta: UI-Press.

Pertanyaan Kunci/Tugas:
22. Jelaskan pengertian lingkungan hidup, ekosistem, ekologi, ilmu lingkungan,
sumberdaya, pencemaran lingkungan, pembangunan berkelanjutan, baku mutu
lingkungan hidup, pelestarian fungsi lingkungan hidup, daya dukung, daya tampung,
dan pengelolaan lingkungan hidup menurut UU No. 23 Tahun 1997.
23. Jelaskan hubungan antara ekologi dengan ilmu lingkungan, dan ekosistem dengan
lingkungan hidup.
24. Berikan satu contoh ekosistem lengkap dengan unsure-unsur penyusunnya seta
peranan masing-masing unsure tersebut dalam ekosistem.
25. Jelaskan strategi hidup manusia
26. Jelaskan hubungan antara kualitas hidup manusia dengan kualitas lingkungan hidup.
27. Jelaskan peranan teknologi dalam meningkatkan daya dukung lingkungan hidup.
28. Jelaskan mengenai etika lingkungan hidup.

70
BAB V
PENGELOLAAN LINGKUNGAN

5.1 Amdal
Pembangunan menurut UUD 1945 bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan mutu hidup rakyat. Proses pelaksanaan pembangungan di satu pihak menghadapi
persmasalahan jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi,
tetapi di lain pihak ketersediaan sumber daya alam bersifat terbatas. Kegiatan
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk meningkatkan permintaan atas
sumber daya alam, sehingga timbul tekanan terhadap sumber daya alam. Oleh karena
itu, pendayagunaan sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu
hidup generasi masa kini dan generasi masa depan harus disertai dengan upaya
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan demikian, pembangunan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan adalah pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.
Lestarinya fungsi lingkungan hidup yang merupakan tujuan pengelolaan
lingkungan hidup menadai tumpuan terlaksananya pembangunan berkelanjutan. Oleh
karena itu, sejak awal perencanaan usaha dan/atau kegiatan sudah harus memperkirakan
perubahan rona lingkungan hidup akibat pembentukan suatu kondisi lingkungan hidup
yang baru, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, yang timbul sebagai
akibat diselenggarakannya usaha dan/atau kegiatan pembangunan. Pasal 15 Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menetapkan
bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan
dampak lingkungan hidup. Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan
hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.
Dengan dimasukkannya analisis mengenai dampak lingkungan hidup ke dalam
proses perencanaan suatu usaha dan/atau kegiatan, maka pengambil keputusan akan
memperoleh pandangan yang lebih luas dan mendalam mengenai berbagai aspek usaha
dan/atau kegiatan tersebut, sehingga dapat diambil keputusan optimal dari berbagai
alternatif yang tersedia. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan salah
satu alat bagi pengambil keputusan untuk mempertimbangkan akibat yang mungkin
ditimbulkan oleh suatu rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup guna
71
mempersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan
dampak positif.
Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki analisis mengenai
dampak lingkungan hidup. Sebagai bagian dari studi kelayakan untuk melaksanakan
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, analisis mengenai dampak lingkungan hidup
merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha
dan/atau kegiatan. Hal itu merupakan konsekuensi dari kewajiban setiap orang untuk
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Konsekuensinya adalah bahwa syarat dan
kewajiban sebagaimana ditentukan dalam rencana pengelolaan lingkungan hidup dan
rencana pemantauan lingkungan hidup harus dicantumkan sebagai ketentuan dalam izin
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan.

5.1.1 Pengertian dan Tujuan AMDAL


Berdasarkan PP. No 27 Tahun 1999 yang dimaksud dengan Analisis mengenai
Dasar Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usahan dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Tujuan dari AMDAL adalah:
1. Menerapkan azas pengelolaan lingkungan.
2. Mempelajari pengaruh (dampak) lingkungan akibat kegiatan/proyek.
3. Memperkaya informasi untuk pengambil keputusan bagi kegiatan/proyek atau
pemerintah/masyarakat.
4. Meredam reaksi negatif terhadap kegiatan.
5. Memenuhi kewajiban institusional.

72
5.1.2 Usaha/Kegiatan yang Menimbulkan Dampak Besar dan Komponen Studi
AMDAL
Usaha dan kegiatan yang dimaksud adalah aktivitas manusia dalam mengolah
sumber daya alam menjadi bahan yang memiliki nilai tambah atau kegiatan industri
yang mengolah bahan baku melalui serangkaian proses dengan input berupa sumber
daya manusia (SDM), mesin/sarana- parasarana, aliran modal, teknologi, dan bahan
penunjang lainnya sehingga dihasilkan bahan hasil atau produk yang benilai jual.
Gambaran mengenai kaitan peraturan perundangan sebagai pengendali dengan kegiatan
industri disajikan dalam gambar 3.1. Usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi:
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam, seperti pembuatan jalan, bendungan,
jalan kereta api, dan pembukaan hutan.
b. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak terbaharui,
misalnya kegiatan pertambangan dan eksploitasi hutan.
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam
dalam pemanfaatannya misalnya pemanfaatan tanah yang tidak diikuti dengan usaha
konservasi dan penggunaan energi yang tidak diikuti dengan teknologi yang dapat
mengefisienkan pemakaiannya.
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan, sosial, dan budaya. Kegiatan yang
menimbulkan perubahan atau pergeseran struktur tata nilai, pandangan dan/atau cara
hidup masyarakat setempat.
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya. Kegiatan yang
proses dan hasilnya menimbulkan pencemaran, kerusakan kawasan konservasi alam,
atau pencemaran benda cagar budaya.
f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jasad renik. Introduksi suatu
jenis tumbuh-tumbuhan baru atau jasad renik (mikroorganisme) yang dapat
menimbulkan jenis penyakit baru terhadap tanaman, introduksi suatu jenis hewan
baru dapat mempengaruhi kehidupan hewan yang telah ada.

73
g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati. Penggunaan bahan hayati
dan non-hayati mencakup pula pengertian pengubahan.
h. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup. Penerapan teknologi yang dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan.
i. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan/atau mempengaruhi pertahanan negara.

Pedoman/kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha/kegiatan


terhadap lingkungan hidup ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak, di wilayah studi ANDAL manusia yang
terkena dampak jumlahnya harus lebih besar atau sama dengan jumlah manusia yang
menikmati manfaat (misal, peluang kerja, peluang usaha).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung. Mengandung pengertian perubahan
lingkungan yang timbul bersifat hebat/drastis, berlangsung di areal yang relatif luas,
dalam kurun yang relatif singkat.
d. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak. Menimbulkan
dampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih
besar sama dengan komponen lingkungan yang terkena dampak primer.
e. Sifat kumulatif dampak. Maksud dari kumulatif adalah bertambah, bertimpuk, dan
bertimbun:
 Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus, sehingga pada
kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau
lingkungan sosial yang menerimanya.
 Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam satu ruang tertentu, sehingga
tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau lingkungan sosial yang
menerimanya.
 Dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan menimbulkan efek yang
saling memperkuat (sinergetik).
f. Berbalik (reversible) atau tidaknya berbaliknya (irreversible) dampak. Berbalik
berarti dampak dapat dipulihkan, tidak berbalik berarti dampak tidak dapat
dipulihkan walau dengan intervensi manusia sekalipun. Dampak bersifat penting bila

74
perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan tidak dapat
dipulihkan kembali walaupun dengan investasi manusia.

.
Gambar 5.1 Gambaran Mengenai Peraturan Pengendali dan Kegiatan Industri.

Komponen studi AMDAL, antara lain:


1. Rona lingkungan (komponen sekunder) seperti: iklin, hidrologi, geologi, tata
ruang, biologi, sosekbud.
2. Proses produksi (komponen primer) seperti: kondisi operasi, peralatan, bahan
yang terlibat, utilitas, tenaga kerja, kemungkinan adanya limbah.
3. Sampling/analisa (komponen primer): air, udara, kebisingan, dan getaran.
4. Evaluasi data.
5. Penyusunan laporan.
6. Presentasi dan pengesahan.

Prinsip Dasar Pelaksanaan AMDAL


Dalam penyusunan AMDAL pemrakarsa yaitu orang atau badan hukum yang
bertanggun jawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, mengajukan kerangka
acuan sebagai dasar analisis mengenai dampak lingkungan hidup. Kerangka acuan
adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang
merupakan hasil penlingkupan (scooping). Tujuan dari pelingkupan ini adalah:

75
1. menentukan batas wilayah studi;
2. menentukan batas waktu dari dampak;
3. mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan yang dianggap penting
untuk ditelaah melalui diskusi dan konsultasi pakar, instansi terkait dan kelompok
masyarakat yang terkena dampak;
4. menetapkan tingkat kedalaman studi AMDAL sesuai dengan sumber daya (biaya,
tenaga, dan waktu);
5. menetapkan lingkup studi dan rancangan studi AMDAL secara sistematis;
6. menelaah kegiatan lain di sekitar, menelaah dampak kumulatif dari proyek dan
kegiatan lain.
Manfaat dari pelingkupan adalah:
1. pelaksanaan studi AMDAL dapat langsung diarahkan pada hal-hal yang telah
ditelaah secara mendalam;
2. menghindari kemungkinan terjadinya konflik dan tertundanya kegiatan;
3. lebih mengefisienkan biaya, tenaga, dan waktu;
4. pelaksanaan kegiatan dapat berlangsung lebih terarah.

Kerangka acuan disusun berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh kepala


instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan kemudian disampaikan oleh
pemrakarsa kepada instansi yang bertanggun jawab, dengan ketentuan:
 di tingkat pusat: kepada kepala instansi yang ditugasi mengendalikan dampak
lingkungan melalui komisi penilai pusat;
 di tingkat daerah: kepada gubernur melalui komisi penilai daerah tingkat I.
Komisi penilai kemudian akan memberikan tanda bukti penerimaan kepada
pemrakarsa dengan menuliskan hari dan tanggal diterimanya kerangka acuan pembuatan
analisis dampak lingkungan hidup. Kerangka acuan tersebut selanjutnya dinilai oleh
komisi penilai bersama dengan pemrakarsa untuk menyepakati ruang lingkup kajian
analisis dampak lingkungan hidup yang akan dilaksanakan. Keputusan atas penilaian
kerangka acuan menurut PP 27/1999 diberikan oleh instansi yang bertanggung jawab
dalam jangka waktu selambat-lambatnya 75 (tujuh puluh lima) hari kerja terhitung sejak
diterimanya kerangka acuan. Apabila instansi yang bertanggung jawab tidak

76
menerbitkan keputusan dalam jangka waktu tersebut, maka instansi yang bertanggung
jawab tidak dianggap menerima kerangka acuan dimaksud. Instansi yang bertanggung
jawab dapat menolak kerangka acuan apabila rencana lokasi dilaksanakannya usaha
dan/atau kegiatan terletak dalam kawasan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah dan/atau rencana tataruang kawasan.
Apabila kerangka acuan telah disetujui oleh komisi penilai, maka pemrakarsa
segera menyusun analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL), rencana pengelolaan
lingkungan hidup (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL), berdasarkan
kerangka acuan tersebut. Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL berpedoman pada
pedoman penyusunan analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan
lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup yang ditetapkan oleh
kepala instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan.
Penyusunan ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) bertujuan untuk:
1. mengidentifikasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar
dan penting terhadap lingkungan;
2. mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak
penting;
3. mempraktekkan dan mengevaluasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.

77
Gambar 5.2 menyajikan diagram penyusunan ANDAL menurut PP 51/1993.
INDUSTRI
USULAN RENCANA KEGIATAN TERPADU
ZONA
REGIONAL
DAL KEP-11/MENLH/3/1994
PENTING 39/11/1996

Pedoman
Umum & Teknik
KA L.I/14/3/1994
L.I/55/11/1995 (REGIONAL)
L.I/57/12/1995 (TERPADU)
KOMISI
(12 HARI) KEP-13/MENLH/3/1994
15 (TERPADU)
Pedoman
Umum & Teknis

ANDAL 12/3/1994 (UPL & UKL)


RPL & RKL L.II/14/3/1994 (ANDAL)
L.III/14/3/1994 (RKL)
L.IV/14/3/1994 (RPL)
L.II/55/11/1995 (ANDAL REGIONAL)
L.III/55/11/1995 (RKL REGIONAL)
KOMISI L.IV/55/11/1995 (RPL REGIONAL)
(45 HARI)
Perbaikan

SDA/57/12/1995 (TERPADU)

(30 HARI)
UNTUK
PERBAIKAN

HASIL STUDI
(3 TAHUN)

Perubahan mendasar

KASASI GUGUR
(30 HARI)

Gambar 5.2 Diagram Penyusunan ANDAL (PP 51/1993)

78
Dari ANDAL, RKL, dan RPL kemudian diajukan oleh pemrakarsa dengan
prosedur yang sama seperti pada pengajuan kerangka acuan. Dokumen ini selanjutnya
akan dinilai oleh komisi penilai, dengan hasil keputusan paling lambat selama 75 hari
kerja terhitung sejak tanggal penerimaan dokumen. Komisi penilai melalui instansi
terkait dapat mengembalikan dokumen tersebut kepada pemrakarsa untuk diperbaiki
apabila kualitas analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan
hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup tidak sesuai dengan pedoman
penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL.
Apabila hasil penilaian komisi penilai menyimpulkan bahwa:
 dampak besar dan penting negatif yang akan ditimbulkan oleh usaha dan/atau,
kegiatan yang bersangkutan tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia,
atau
 biaya penanggulangan dampak besar dan penting negatif lebih besar daripada
manfaat dampak besar dan penting positif yang akan ditimbulkan oleh usaha
dan/atau kegiatan yang bersangkutan, maka instansi yang bertanggung jawab
memberikan keputusan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan
tidak layak lingkungan, maka instansi yang berwenang dapat menolak permohonan
izin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan. Dan apabila komisi
penilai memutuskan menerima ANDAL, RKL, dan RPL maka kegiatan/usaha yang
bersangkutan dianggap layak lingkungan dan menjadi dasar pemberian ijin usaha/
kegiatan. Gambar 3.3, 3.4, dan 3.5 berturut-turut memperlihatkan proses penyusunan
AMDAL secara umum, tata cara pengesahan AMDAL, dan bagan prosedur AMDAL
menurut PP No. 27 Tahun 1999.
Selanjutnya pemrakarsa dapat menjalankan usaha/kegiatan yang telah
direncanakan dan melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan
RKL dan RPL-nya. Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau
kegiatan dinyatakan kadaluwarsa, apabila rencana usaha dan/atau kegiatan tidak
dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya keputusan
kelayakan tersebut. Dan apabila keputusan kelayakan lingkungan hidup dinyatakan
kadaluwarsa, maka untuk melaksanakan rencana usaha dan/atau kegiatannya,
pemrakarsa wajib mengajukan kembali permohonan persetujuan atas analisis dampak

79
lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan
lingkungan hidup kepada instansi yang bertanggung jawab.
Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan menjadi
batal apabila pemrakarsa memindahkan lokasi usaha dan/atau kegiatannya, pemrakarsa
mengubah desain dan/atau proses dan/atau kapasitas dan/atau bahan baku dan/atau
bahan penolong, dan terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat
peristiwa alam atau karena akibat lain sebelum dan pada waktu usaha dan/atau kegiatan
yang bersangkutan dilaksanakan.
Pembiayaan studi AMDAL meliputi antara lain:
1. biaya tenaga ahli;
2. biaya survey dan akomodasi;
3. biaya sampling dan analisis;
4. biaya pelaporan;
5. biaya data sekunder dan perijinan;
6. biaya pengesahan;
7. biaya lain-lain.

80
KOMPONEN RONA
KEGIATAN LINGKUNGAN
PABRIK

EXPERT IDENTIFIKASI
JUDGEMENT DAMPAK

METODE
PERUNDANGAN PRAKIRAAN DAN PERKIRAAN &
BAKU MUTU EVALUASI EVALUASI
LINGKUNGAN DAMPAK DAMPAK

OPERATING COST
PENGELOLAAN & INVESTASI
LINGKUNGAN TEKNOLOGI
TENAGA

UMPAN BALIK

PEMANTAUAN  INSTITUSIONAL
LINGKUNGAN  PEMRAKARSA

Gambar 5.3 Proses Penyusunan AMDAL secara Umum

81
Pengambil Keputusan:
 Presiden
 Menteri
 Gubernur

Pedoman Rekomendasi

Keputusan
Komisi AMDAL

Pedoman dan Pertanggungjawaban


Kerangka
Acuan Informasi/Laporan

Pemrakarsa Kerangka Acuan Konsultan

Informasi/Laporan

Gambar 5.4 Tata Cara Pengesahan AMDAL

82
Kepala BAPEDAL/ Komisi Penilai AMDAL Pemrakarsa
Gubernur (dibantu konsultan)

KERANGKA
ACUAN
ANDAL
PENILAIAN KA. ANDAL

KEPUTUSAN
KA-ANDAL

PENYUSUNAN
DASAR BAGI ANDAL, RKL,
PENYUSUNAN STUDI RPL
ANDAL

PENILAIAN
ANDAL, RKL, RPL

KEPUTUSAN
ANDAL, RKL, UPL

TIDAK LAYAK
LINGKUNGAN

LAYAK
LINGKUNGAN DASAR PEMBERIAN
IJIN USAHA

Gambar 5.5 Bagan Prosedur AMDAL menurut PP 27 Tahun 1999

83
Peraturan Mengenai AMDAL dan Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAL
Landasan hukum mengenai AMDAL dapat dilihat pada tabel 3.10.
No. Uraian PP No. 29/1986 PP No. 51/1993 PP No. 27/1999
1. Kegiatan (proyek) sudah SEL - -
berjalan
2. Rencana Kegiatan ANDAL ANDAL ANDAL
3. Proses Penapisan PIL/PEL Wajib AMDAL Wajib AMDAL
4. Jenis AMDAL Per proyek Per proyek Sama dengan
Terpadu PP No. 51/1993
(Multisektoral)
Kawasan
(Industri/
Parawisata)
Regional
5. Komisi Penilai Departemen Departemen Bapedal
Teknis Teknis Bapedalda I
Bapedalda II
6. Persetujuan Kerangka 30 hari 12 hari 75 hari
Acuan
7. Persetujuan AMDAL 90 hari 45 hari 75 hari
8. Kadaluwarsa/batalnya 5 tahun 3 tahun 3 tahun
Keputusan Hasil
AMDAL*)
9. UKL/UPL - UKL/UPL UKL/UPL
10. Keterbukaan Informasi - - Ya
dan Peran Masyarakat
11. Pembinaan (Golongan - - Ya
Ekonomi Lemah)
Keterangan:
*) Pemrakarsa wajib mengajukan kembali permohonan persetujuan atas AMDAL:
a. Dapat sepenuhnya dipergunakan kembali
b. Wajib membuat AMDAL baru, bila:
* memindahkan lokasi kegiatan
* mengubah desain/proses/kapasitas/bahan baku/bahan penunjang
* terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena akibat
lain sebelum kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan.
SEL = Studi Evaluasi Lingkungan; PIL = Penyajian Informasi Lingkungan; PEL = Penyajian
Evaluasi Lingkungan; UKL = Usaha Pengelolaan Lingkungan; UPL = Usaha Pemantauan
Lingkungan.

84
Terdapat perbedaan metode penapisan proyek atau kegiatan yang wajib
menyusun AMDAL, berdasarkan PP 29/86 terdapat tiga kelompok proyek yaitu:
1. kelompok hitam, proyek yang mempunyai dampak penting;
2. kelompok kelabu, terdapat keraguan apakah proyek memiliki dampak penting atau
tidak;
3. kelompok putih, proyek yang tidak mempunyai dampak penting.
Kelompok hitam merupakan yang wajib melaksanakan AMDAL, sedangkan kelompok
putih tidak perlu melaksanakan AMDAL, sedangkan kelompok kelabu dipertimbangkan
kembali melalui penapisan tingkat II untuk mengetahui adanya dampak penting atau
tidak, jika ada maka proyek tersebut wajib menyusun AMDAL.
Berdasarkan PP 51/1993 dan PP 27/1999, serta aturan pelaksana seperti Kepmen
LH No. KEP-11/MENLH/3/1994; Kepmen LH No. KEP/39/MENLH/8/96; Kepmen No.
3 Tahun 2000 dan Kepmen No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,
terdapat daftar proyek/kegiatan yang wajib menyusun AMDAL, dan apabila suatu
kegiatan tidak tercantum dalam daftar tersebut maka kegiatan itu tidak perlu menyusun
AMDAL.
Jenis rencana usaha dan bidang kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL
menurut Kepmen LH No. 17 Tahun 2001 adalah:
1. Pertahanan 8. perindustrian
2. Pertanian 9. Prasarana wilayah
3. Perikanan 10. Energi dan Sumberdaya Mineral
4. Kehutanan 11. Pariwisata
5. Kesehatan 12. Pengembangan nuklir
6. Perhubungan 13. Pengelolaan limbah B3
7. Teknologi satelit 14. Rekayasa Genetika
Rencana usaha/kegiatan wajib AMDAL ditinjau kembali sekurang-kurangnya
sekali dalam 5 tahun, dan memperhitungkan antara lain skala kegiatan, daya dukung dan
daya tampung lingkungan, serta tipologi ekosistem setempat.
Kegiatan yang tidak tercantum dalam daftar wajib AMDAL, tetapi lokasinya
berbatasan langsung dengan kawasan lindung, termasuk dalam kategori menimbulkan

85
dampak penting, dan wajib menyusun AMDAL. Kawasan lindung yang dimaksud
adalah:
1. Hutan Lindung
2. Kawasan Bergambut
3. Kawasan Resapan Air
4. Sempadan Pantai
5. Sempadan Sungai
6. Kawasan Sekitar Waduk/Danau
7. Kawasan Sekitar Mata Air
8. Kawasan Suaka Alam, terdiri dari: cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata,
daerah perlindungan plasma nutfah, dan daerah pengungsian satwa.
9. Kawasan pantai Berhutan Bakau
10. Taman Nasional
11. Taman Hutan Raya
12. Taman Wisata Alam
13. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
14. Kawasan Rawan Bencana Alam
Diselenggarakannya usaha dan/atau kegiatan akan mengubah rona lingkungan
hidup, sedangkan perubahan ini pada gilirannya akan menimbulkan dampak terhadap
masyarakat. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat yang akan terkena dampak
menjadi penting dalam proses AMDAL, Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup menetapkan hak setiap orang untuk berperan dalam
rangka pengelolaan lingkungan hidup, meliputi peran dalam pengambilan keputusan
tentang AMDAL. Dalam proses ini masyarakat menyampaikan aspirasi, kebutuhan, dan
nilai-nilai yang dimiliki masyarakat, serta usulan penyelesaian masalah dari masyarakat
yang berkepentingan dengan tujuan meperoleh keputusan terbaik.
Maksud dan tujuan dari keterlibatan masyarakat serta keterbukaan informasi dalam
prose AMDAL adalah untuk:
1. melindungi kepentingan masyarakat;

86
2. memberdayakan masyarakat dalam pengambilan keputusan atas rencana usaha
dan/atau kegiatan pembangunan yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkunga;
3. memastikan adanya transparansi dalam keseluruhan proses AMDAL dari rencana
usaha dan/atau kegiatan;
4. menciptakan suasana kemitraan yang setara antara semua pihak yang
berkepentingan, yaitu dengan menghormati hak-hak semua pihak untuk
mendapatkan informasi dan mewajibkan semua pihak untuk menyampaikan
informasi yang harus diketahui pihak lain yang terpengaruh.

Prinsip dasar pelaksanaan adalah:


1. kesetaraan posisi di antara pihak-pihak yang terlibat;
2. transparansi dalam pengambilan keputusan;
3. penyelenggaraan masalah yang bersifat adil dan bijaksana;
4. koordinasi, komunikasi, dan kerjasama di kalangan pihak-pihak yang terkait.
Pengertian:
Masyarakat yang berkepentingan:
Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang berpengaruh atas segala
bentuk keputusan dalam proses Amdal berdasarkan alasan-alasan antara lain sebagai
berikut: kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, faktor
pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya, perhatian pada lingkungan hidup,
dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat
berkepentingan dalam proses Amdal dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena
dampak, dan masyarakat pemerhati.
Masyarakat Terkena dampak:
Masyarakat terkena dampak adalah masyarakat yang akan merasakan dampak dari
adanya rencana usaha dan/atau kegiatan, terdiri dari masyarakat yang akan mendapatkan
dan masyarakat yang akan mengalami kerugian.

87
Masyarakat Pemerhati:
Masyarakat pemerhati adalah masyarakat yang tidak terkena dampak dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan, tetapi mempunyai perhatian terhadap rencana usaha dan/atau
kegiatan tersebut, maupun dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkannya.
Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Amdal:
Keterlibatan masyarakat dalam proses Amdal adalah keikutsertaan masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan tentang Amdal. Dalam proses ini, masyarakat
menyampaikan aspirasi, kebutuhan, dan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat, serta
usulan penyelesaian masalah dari masyarakat yang berkepentingan dengan tujuan
memperoleh keputusan yang terbaik.
Wakil Masyarakat dalam Komisi Penilai Amdal:
Wakil masyarakat dalam Komisi Penilai Amdal adalah wakil dari masyarakat terkena
dampak yang telah memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk dapat duduk sebagai
anggota Komsi Penilai Amdal.
Masyarakat yang berkepentingan dalam AMDAL adalah masyarakat yang
terkena dampak dan masyarakat pemerhati. Masyarakat yang terkena dampak adalah
masyarakat yang akan merasakan dampak dari adanya rencana usaha/kegiatan, yaitu
masyarakat yang akan mendapatkan manfaat dan yang mengalami kerugian. Masyarakat
pemerhati adalah masyarakat yang tidak terkena dampak dari suatu rencana
usaha/kegiatan, tetapi mempunyai perhatian terhadap rencana usaha/kegiatan tersebut,
maupun dampak lingkungan yang akan ditimbulkannya.

88
Masyarakat Instansi Yang Pemrakarsa
Berkepentingan Bertanggung Jawab

PENGGUNAAN
PENGUMUMAN RENCANA USAHA
PPERSIAPAN DAN/ATAU
PENYUSUN AMADAL KEGIATAN

SARAN,
PENDAPAT, DAN
TANGGAPAN

PENYUSUNAN
KONSULTAS KA-ANDAL

SARAN, PENILAIAN KA-


PENDAPAT, DAN ANDAL OLEH
TANGGAPAN KOMISI
(maks.75 hari)

PENYUSUNAN
ANDAL, RKL,
RPL

SARAN,
PENDAPAT, PENILAIAN
DAN ANDAL RKL, RPL,
TANGGAPAN OLEH KOMISI
(maks. 75 hari)

KEPUTUSAN
KELAYAKAN
LAINGKUNGAN
HIDUP KEPALA
BAPEDA/
GUBERNUR

Gambar 5.6 Bagan Prosedur Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses AMDAL

89
5.2 Hukum Lingkungan

Yang dimaksud dengan hukum lingkungan adalah segala Peraturan Perundang-


undangan yang mengatur tentang lingkungan hidup. Para pakar menyepakati bahwa
yang dimaksud dengan hukum lingkungan di Indonesia adalah Undang-Undang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan berbagai Peraturan Pelaksanaannya. Sampai saat ini
sudah banyak PP tentang PLH berkembang sangat cepat, maka banyak dianggap perlu
diterbitkan kembali PP baru untuk memperbaiki PP yang telah lama. Diantaranya yang
sangat penting sbb:
1. UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengganti UU
No. 4 tahun 1982
2. PP No. 27 tahun 1999 tentang AMDAL yang mengganti PP No. 51 tahun 1993
3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 2 tahun 2000 tentang panduan
Evaluasi Dokumen AMDAL
4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2001 tentang Jenis
Usaha dan / atau kegiatan yang wajid dilengkapi dengan AMDAL menggantikan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 tahun 2000
5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 4 tahun 2000 tentang Panduan
Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan Pemukiman Terpadu
6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2000 tentang Panduan
Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan didaerah Lahan Basah
7. Keputusan Kepala Bapedal Nomor: 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat
dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL
8. Keputusan Kepala Bapedal Nomor : 09 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan
AMDAL.

90

Anda mungkin juga menyukai