Makalah Analisis Vegetasi
Makalah Analisis Vegetasi
ANALISIS VEGETASI
Oleh:
Biologi III A
Kelompok 6
2015
KATA PENGANTAR
Kami sadar bahwa makalah kami ini masih jauh dari unsur kesempurnaan
dan segala kesempurnaan itu hanya milik Allah Tuhan semesta alam. Maka dari
itu kami mohon saran demi terciptanya suatu keteraturan. Harapan kami dari
dibuatnya makalah ini semoga dapat berguna bagi kita semua yang akan
mengadakan praktikum lapang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 RumusanMasalah......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tertentu. Untuk memperolehin formasi vegetasi secara obyektif digunakan metode
ordinasi dengan menderetkan contoh-contoh (releve) berdasar koefisien
ketidaksamaan. Ordinasi dapat pula digunakan untuk menghubungkan pola
sebaran jenis-jenis dengan perubahan factor lingkungan. Analisis vegetasi adalah
suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk
(struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi
adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan
analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan
indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut.
1.2 Tujuan
1.3 RumusanMasalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah :
Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum : 41-42)
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang
digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh
(kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh
(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu
habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan
erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi
keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak
contoh yang dgunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar,
empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh
minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan
dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat.
Metode luas minimum dilakukan dengan cara menentukan luas daerah
contoh vegetasi yang akan diambil dan didalamnya terdapat berbagai jenis
vegetasi tumbuhan. Syarat untuk pengambilan contoh haruslah representative bagi
seluruh vegetasi yang dianalisis. Keadaan ini dapat dikembalikan kepada sifat
umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang dibentuk
oleh beragam jenis populasi. Dengan kata lain peranan individu suatu jenis
tumbuhan sangat penting. Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan-keadaan
individu dalam populasi.
4
diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun
komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi
kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Greig-
Smith, 1983).
5
No. Petak Contoh (m2) (Kumulatif
Contoh Spesies) Penambahan Persentase
(%)
1. 1 7
2. 2 14 5 71,4
3. 4 16 4 33,3
4. 8 20 4 25,0
5. 16 24 4 20,0
6. 32 27 3 12,5
7. 64 30 3 11,1
8. 128 32 2 6,7
9. 256 33 1 3,1
10. 512 34 1 3,0
11. 1.024 35 1 2,9
12. 2.048 36 1 2,9
Sumber: Soegianto, 1994; Kusmana, 1997; Indriyanto, 2006; Husamah., dkk.,
2013.
6
Secara Acak Secara Sistematik
Gambar 6.1 Desain petak-petak contoh di lapangan dengan metode petak ganda.
b. Metode Jalur
Ada dua macam metode jalur yaitu pertama metode jalur dengan jalur
contoh, kedua metode jalur tanpa jalur contoh atau disebut juga metode garis atau
rintisan.
1. Metode jalur dengan jalur contoh
Metode jalur merupakan metode yang paling efektif untuk mempelajari
perubahan keadaan vegetasimenurut kondisi tanah, topografi, dan elevasi. Jalur-
jalur contoh dibuat memotong garis kontur (garis tinggi atau garis topografi) dan
sejajar satu dengan yang lainnya. Pendekatan, cara itu untuk aplikasi di lapangan
misalnya jalur-jalur contohnya dibuat tegak lurus garis pantai, memotong sungai,
atau naik/turun lereng gunung. Jumlah jalur contoh disesuaikan dengan intensitas
samplingnya. Jalur contoh yang yang berukuran lebar 20 m dapat dibuat dengan
intensitas sampling 2%-10% (Soerianegara dan indrawan, 1988).
2. Metode jalur atau garis tanpa jalur contoh
Metode garis atau rintisan, adalah petak contoh memanjang, diletakkan
sebuah komunitas vegetasi. Untuk areal yang luas, metode ini sering digunakan
karena selain cepat juga cukup teliti, misalnya untuk inventarisasi gulma di suatu
perkebunan muda, yang mempunyai gulma terdiri atas populasi yang rapat,
rendah, dan berkelompok dengan batas kelompok yang jelas. Alat yang digunakan
adalah pita meteran 15-25 m, disebut sebagai garis rintisan. Dapat juga digunakan
tali yang diberi tanda dengan satuan-satuan panjang tertentu (tiap 10 cm atau 20
cm), dan sebuah meteran kayu untuk mengukur secara tepat panjang kelompok
vegetasi.
7
Metode ini dianggap sebagai modifikasi dari metode petak ganda atau
metode jalur, yaitu dengan cara melompati satu atau lebih petak-petak dal jalur,
sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada jarak tertentu yang
sama. Semua parameter kuantitatif dapat dihitung dengan menggunakan rumus-
rumus seperti yang telah diuraikan diatas, dan cara perhitungan semua parameter
kuantitatif dan cara perhitungan semua parameter kuantitatif sama dengan cara
pada petak ganda maupun pada cara jalur.
Dalam metode ini risalah pohon dilakukan dengan metode jalur dan
permudaan dengan metode garis berpetak. Untuk lebih jelasnya desain metodc ini
dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
8
Gambar 6.3 Desain Petak-Petak contoh dilapangan dengan metode kombinasi.
9
dan individu pohon yang terpilih dan satu garis khayalan lagi yang
tegak lurus terhadap garis khayalan pertama tadi. Tahap selanjutnya
pilih satu individu tumbuhan yang terdekat dengan individu tumbuhan
pertama, tetapi letaknya berada di sektor lain (di luar sektor 180 o
tempat pohon pertama berada yang dibatasi oleh garis khayalan
pertama).
3. Pengukuran jarak antar pohon (individu tumbuhan) pertama dan
kedua. Setelah itu parameter-parameter vegetasi yang diinginkan
dapat diukur pada kedua individu tumbuhan tersebut di atas.
100
luasan area
Kerapatan seluruh spesies = 0,8 × rata-rata antar pohon
10
INP = KR + DR + FR
11
Gambar 6.4 Desain point centered quarter method di lapangan
Dalam metode ini pada setiap titik pengukuran dibuat garis absisi dan
ordinat khayalan, sehingga di setiap titik pengukuran terdapat empat buah
kuadran. Pilih salah satu pohon di setiap kuadran yang letaknya paling
dekat dengan titik pengukuran dan ukuran jarak dari masing-masing pohon
tersebut ke titik pengukuran. Pengukuran dimensi pohon hanya dilakukan
terhadap keempat pohon yang terpilih (Soerianegara dan Indrawan dalam
Husamah., dkk., 2013)
Keterangan :
d = jarak individu pohon ke titik pengukuran di semua kuadran
n = banyaknya pohon
d1, d2, ... dn = rata-rata bab area/individu, yaitu rata-rata luasan
permukaan tanah yang diokupsi oleh satu individu tumbuhan.
F
frekuensi semua jenis
12
Frekuensi relatif (FR) =
INP = KR + FR + DR
Tumbuhan yang menyentuh pin yang terbuat dari kawat, akan dicatat
jenisnya sehingga dominasi dari jenis tersebut dapat dihitung dengan rumus
Rumus-rumus lainnya sama dengan metode dengan petak. Hal yang sama
dapat dilakukan dengan alat b dengan cara memindahkan alat tersebut pada plot
contoh tiap 10 cm, sehingga didapatkan dominasi dari jenis-jenis yang tersentuh
(kusmana, 1997).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau
komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan
penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis,
diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun
komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi
kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Greig-
Smith, 1983).
13
DAFTAR PUSTAKA
14