Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“MENGAPA INDONESIA TIDAK BISA MAJU DIBIDANG PETERNAKAN DAN


PERTANIAN”

Nama Kelompok : (AP579)

Ray Nada Andini

Sri Dwi Lestari

Trisnawati

Politeknik LP3I Jakarta kampus Cimone

Jalan Gatot Subroto km 2.5 No 1-2 , Cimone, Karawaci

Tangerang - 15114
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini.Makalah ini
penyusun selesaikan sebagai tugas pelajaran Kewirausahaan I dan II.

Penyusun memilih judul “Pertenakan Lele” karena pembudidayaan ikan lele dapat
digunakan sebgai mata pencaharian selain itu mudah untuk pembudidayaannya tidak
terlalu besar, dilihat dari segi penghasilannyapun akan memdapatkan keuntungan
yang besar.

Dalam menyusun karya ilmiah ini penyusun banyak mengalami berbagai macam
gangguan dan hambatan tetapi semua itu dapat penyusun lalui karena usaha yang
penyusun lakukan dan bantuan dari orang-orang disekitar penyusun.

Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu, penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha budidaya ikan lele merupakan usaha yang mudah dijalankan, dalam
merencanakan bisnis budidaya ikan lele, kami berencana ingin membudidayakan
ikan lele di sekitar rumah saya (hadi) yang berada di jalan perjuangan 3, karena
mempunyai halaman yang cukup luas untuk membuat kolam, serta agar dapat
mengawasi perkembangan ikan dengan baik. Jenis ikan lele yang kami budidaya
adalah jenis ikan lele sangkuriang.

Jenis Lele sangkuriang adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Lele
disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah.
Dari sisi budidaya, lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki
masa tunggu panen yang singkat.

budidaya merupakan salah satu peluang usaha yang cukup diperhitungkan saat
ini. Apabila perhatikan banyak terdapat penjual pecel lele yang memerlukan
pasokan setiap harinya, hal inilah yang membuat permintaan ikan tersebut
menjadi semakin tinggi di pasaran dan membuka potensi yang cukup
menjanjikan.

relatif lebih mudah apabila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan
mas atau mujair karena lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi lingkungan.
dalam usaha ternak atau budidaya lele semakin menginspirasi banyak orang untuk
ikut terjun dan berharap meraih kesuksesan dalam usaha ini.

Ditambah lagi dengan semakin banyaknya informasi dari beberapa media tentang
peluang usaha budidaya ikan lele yang semakin menjanjikan karena pasarnya yang
luas dan permintaan akan ikan lele yang terus meningkat, bahkan belakangan ini
telah ramai dibicarakan bahwa ikan lele akan ikut andil dalam komoditi ekspor,
dikarenakan ada beberapa negara yang memang sangat membutuhkan pasokan
ikan lele. Oleh karena itu kami berkeinginan untuk membudidayakan ikan lele
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Mengapa Indonesia tidak bisa maju di bidang wirausaha peternakan dan pertanian
?
1.3 Tujuan

Penyusun mempunyai maksud dan tujuan agar dapat :

Memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan 1 dan 2.


BAB II

PEMBAHASAN

Foto: Tribunnews.com

lus).

2. Menterinya banyak yang kurang kompeten/secara tata kelola pemerintahan kacau


Coba rekan-rekan amati, latar belakang menteri menteri di bidang perikanan khususnya, hanya
bpk Rohmin Dahuri yang berasal dari latar belakang perikanan. Yg lainnya seperti Bpk Fredy
Numberi, Fadel Muhammad, dan yg terbaru BBeberapa minggu yang lalu, saya mengikuti
diskusi akreditasi jurusan Budidaya Perairan sebagai salah satu alumni Budidaya Perairan IPB
yang berwirausaha. Berbagai diskusi tentang usaha memajukan program studi ini dibicarakan.
Dan saya mulai berpikir mengenai kampus saya tercinta, dunia pendidikan, dan perkembangan
pertanian indonesia.
Kenapa pertanian/perikanan/peternakan kita lambat majunya? salah satunya karena
lulusan bidang tersebut jarang yg bekerja pada sektornya.

Contoh kasus : kelas saya di perikanan, dari 46 orang mahasiswanya 50% bekerja pada bidang
perbankan dan jasa keuangan lainnya, 20%menjadi ibu rumah tangga, 10% lintas bidang
namun tidak berkaitan langsung (departemen perdagangan, departemen pekerjaan umum, dll),
hanya sekitar 20% lah yg bekerja pada bidangnya (sebagian besar sebagai sales pabrik pakan,
sebagian di lembaga riset pemerintah, dan Dinas perikanan daerah), itupun bukan rekan-rekan
dengan kemampuan akademik terbaik dikelas. Kenapa ini terjadi?,

1. Sebagian besar (40-60%) mahasiswa IPB berasal dari Jabodetabek dan kota kota besar
di Indonesia, sisanya memang berasal dari mahasiswa daerah kantong kantong
pertanian/perikanan/peternakan. Mahasiswa yg berasal dari daerah, banyak yg DO diawal awal
perkuliahan karena tidak mampu mengikuti standar minimum pembelajaran (Contoh di kelas
saya yg DO 14 orang dari 60 orang pada tinggkat awal akibat tidak mampu mengikuti mata
kuliah dasar seperti Kimia, fisika, dll).

Ketika menjelang lulus, Lulusan terbaik di kelas sudah disodori tawaran berbagai perusahaan
untuk bekerja di tempat mereka dengan berbagai fasilitas menarik (waktu angkatan saya 5 besar
dikelas ada tes masuk BNI program ODP sebelum lupk Cicip lebih banyak dipilih karena faktor
pembagian jatah kekuasaan politis semata. Kalaupun mereka memang orang yg kompeten,
pasti butuh beberapa bulan/tahun untuk penguasaan masalah di sektor ini.

Apalagi kalau menterinya tidak kompeten. Masalah lagi dengan kualitas SDM di dinas-dinas
terkait, kolusi dan nepotisme telah membuat dinas-dinas ini menjadi mayat setengah hidup.
Seharusnya dinas-dinas inilah yg berebutan SDM terbaik di universitas sebelum direbut
perbankan.

Yang terjadi ialah, bahkan untuk lulusan terbaik pun harus ikut tes masuk PNS bersaing dengan
besarnya uang dan pengaruh jabatan (untuk kasus ini, ada rekan saya yg lulusan terbaik
perikanan IPB yg notabene kampus perikanan terbaik se-Indonesia bahkan tidak lulus 2 kali di
dinas perikanan).

Belum lagi masalah perizinan dan birokrasi yg rumit. Bayangkan saja, Singapura yg sekecil itu
tercatat sebagai negara pengekspor ikan hias terbesar di dunia, padahal semua itu berasal dari
Indonesia.
3.Industrinya tidak dibangun
Kenapa lulusan IPB tidak bekerja pada bidangnya? salah satunya ialah karena industrinya
tidak siap dan tidak mampu menggaji lulusan IPB sebesar jika bekerja di Perbankan (kecuali
Industri sawit, pangan, dan Udang yang sudah mampu menggaji layak).

Selain itu letak Industri perikanan, peternakan, dan pertanian yang di daerah terpencil
menyulitkan bagi sebagian besar lulusan IPB yg berasal dari daerah perkotaan (yg berasal dari
daerah banyak yg gagal di awal kuliah karena tidak sanggup mengikuti dasar perkuliahan).

Kalaupun mereka memiliki idealisme tinggi, belum tentu keluarganya menyetujui untuk keluar
daerah dengan penghasilan yg mirip mirip dibanding bekerja di kota (berbeda dengan lulusan
perminyakan atau pertambangan, yg meskipun bekerja di daerah namun memiliki penghasilan
yg sangat menunjang).

Perikanan, peternakan, dan pertanian akan lambat sekali bertumbuh jika industri hilirnya tidak dibangun, Vietnam
saat ini bisa menjadi raja patin dunia dengan produksi mencapai 2 juta ton/tahun dan ekspor ke lebih dari 200
negara (bahkan Indonesia pun impor dari vietnam sebanyak 600 ton/bulan dengan nama ikan dori) dengan
mengembangkan Industri pengolahaannya.

4. Pendidikan belum merata

Sentra perikanan, peternakan, dan pertanian banyak terletak di pelosok republik ini dengan
kualitas pendidikan yg rendah. Di perkotaan pun, jarang sekali lulusan SMA yg tertarik
melanjutkan bersekolah di bidang ini (kalah saing dengan kedokteran, pertambangan,
komputer, ekonomi, dll).

Ketimpangan inilah yg saat ini sedang terjadi di republik ini. Sektor unggulan tidak lagi
diminati karena tidak ada yg mengerti. Orang yg mampu tidak tertarik dan yang tertarik tidak
mampu untuk memperdalam bidangnya..

Teringat langkah yang pernah dipublish oleh Mentri BUMN Dahlan Iskanmengenai ini

Langkah yg dilakukan pak DIS terkait sapi, rumput laut, dan buah ini menurut saya ialah
langkah revolusioner dan mendasar.
 Dengan eksploitasi berita di media, dengan sendirinya banyak orang yang awaredengan
keberadaan dan potensi sektor ini.
Akan banyak orang tua yg mendorong anaknya menempuh pendidikan di sektor ini
Akan banyak mahasiswa perikanan, peternakan, dan pertanian yg muncul idealismenya, terbuka
wawasannya, dan tidak bangga sebagai ahli bidang ini. Dengan sendirinnya memacu mereka masuk
dan fokus ke industri ini.

Akan banyak penelitian yg fokus pada masalah yg ada di Industri ini, dan banyak pula yg aware
dengan solusi yg ada..
Bank pun tidak lagi memandang sektor ini sebagai sektor inferior dan mensuport industri ini…
dan kalaupun ide-ide ini tidak bisa selesai dilaksanakan pak DIS, tentunya akan ada bibit bibit anak-
anak muda yg akan mengembangkannya.

Apa yg baik tidak akan pernah sia-sia, karena kebaikan selalu mendorong kebaikan.
Tentunya saya berharap apa yg beliau lakukan terkait mobil listrik, garam, sapi, sukun, padi,
rumput laut, dll selesai terwujud. Namun kalaupun nantinya ada halangan dalam
mewujudkannya, apa yg beliau lakukan tidak pernah sia-sia….Minimal mengispirasi generasi
muda seperti saya untuk membangun pertanian indonesia.

Indonesia Mandiri sudah ada di depan mata,

Ayo bersama sama bangkit Demi Indonesia


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan isi yang ada, penyusun karya ilmiah ini dapat menyimpulkan bahwa :
Di bidang Pertanian dan Peternakan Indonesia tidak bisa maju disebabkan oleh
beberapa faktor seperti :

1. Secara tata kelola pemerintahan kacau sehingga harus mengkoordinir


dengan baik dan di evaluasi terlebih dahulu.
2. Menteri yang kurang kompeten, tanpa memiliki latar belakang atau
pengetahuan dalam bidang pertanian dan peternakan.
3. Industri nya tidak dibangun.
4. Pendidikan yang belum merata

B. SARAN
Dengan adanya karya ilmiah ini penyusun ingin menyampaikan saran yang perlu
diperhatikan oleh para pembudidaya ikan lele :

1. Bagi masyarakat yang ingin meningkatkan penghasilan melalui peternakan


sebaiknya dilakukan dengan sungguh-sungguh jangan setengah-setengah.
2. Perhatikan pula cara pembudidayaannya, memberi makan, pemilihan bibit,
pembuatan kolam agar hasilnya seperti yang kita harapkan
3. Penggantian air dalam kolam juga harus diperhatikan karena hal itu juga sangat
berpengaruh.

Anda mungkin juga menyukai