Anda di halaman 1dari 3

RESENSI BUKU

Identitas buku

Judul Buku : Pembentukan Kepribadian Anak

Nama Pengarang : Dr. Sjarkawi, M.Pd

Nama Penerbit : Bumi Aksara

Ketebalan Buku : 159 halaman

Tahun Terbit : 2009

Nomor Edisi : 979-526-748-5

Tujuan pengarang buku : Memberitahu pembaca bagaimana membentuk pribadi anak yang baik

Pokok-pokok atau rangkuman isi buku :

BAB 1

Lulusan program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), guru SD/ MI dapat dipandang dari
dua segi, yaitu segi substansi dan segi tataran kompetensinya. Dari segi substansi, kemampuan guru
kelas SD/MI dikelompokkan ke dalam empat rumoun kompetensi, yaitu 1) penguasaan bidang studi;
2) pemahaman tentang peserta didik; 3) penguasaan pembelajaran yang mendidik; 4)pengembangan
kepribadian dan keprofesionalan. Empat perangkat kompetensi tersebut merujuk kepada unjuk kerja
layanan ali, baik didtinjau dari sgi pembentukan maupun penerapannya merupakan satu kesatuan
yang utuh, saling terikat, dan tidak terpisahkan. Dari segi tataran kompetensinya, perangkat
kompetensi guru SD/MI dapat dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu: 1) kompetesi utama; 2) kompetensi
pendukung; 3) kompetensi lain.

BAB 2

Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat kas dari diri seseorang yag
bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa ecil,
dan juga bawaan seseorang sejak lahir. Menurut Pauk Gunandi (2005) pada umumnya terdapat lima
penggolongan kepribadian yang sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut:

1. Tipe Sanguin
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain: memiliki banyak ekuatan,
bersemangat, mempunyai gairah hidup, dan dapat membuat lingkungannya gembira dan
senang. Akan tetapi tipe ini mempunyai kelemahan yaitu, cenderung impulsif, bertindak
sesuai emosinya atau keinginiannya.
2. Tipe Flegmatik
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain: cenderung tenang, gejolak
emosinya tidak tampak.
3. Tipe Melankolik
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain: terobsesi dengan karyanya
yang paling bagus, mengerti estetika keindahan hidup, perasaannya sangat kuat, dan sangat
sensitif.
4. Tipe Kolerik
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain: cenderung berorientasi pada
pekerjaan dan tugas, mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi, mampu melaksanakan
tugas dengan setia dan bertanggung jawab atas tugas yang diembannya.
5. Tipe Asertif
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain: mampu menyatakan
pendapat, ide, dan gagasan secara tegas, kritis, tetapi perasaannya halus sehingga tidak
menyakiti perasaan orang lain.

Faktor yag mempengaruhi kepribadian seseorang dapat dikelompokkan dalam 2 faktor:

1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut.

BAB 3

Keefektifan pendidikan moral diekolah diteliti oleh Harshorne dan May pada tahun 1928-1930.
Menurut Freud, Peck, Kohlberg, danHoffan (dalam Kohlbrerg, 1971) bahwa pendidikan moral
disekolah tidak efektif. Ketidakefektifan itu disebabkan oleh karakter moral telah dibentuk lebih awal
di rumah karena pengaruh orang tua.

Tujuan pendidikan moral:

1. Merangsang perkembangan tingkat pertimbangan moral siswa


2. Mengusahakan suatu pemahaman “pandangan moral” atau cara-cara moral dalam
mempertimbangkan tindakan-tindakan dan penetapan keputusan apa yang seharusnya
dikerjakan
3. Membantu mengembangkan kepercayaan pada dan atau mengabdosi norma-norma
konkret, nilai-nilai, kebaikan-kebaikan
4. Mengembangkan suatu kecendurungan untuk melakukan suatu yang secara moral baik dan
benar
5. Meningkatkan pencapaian refleksi etonom, pengendalian diri atau kebebasan mental
spiritual, meskipun itu disadari dapat membuat seseorang menjadi pengkritik terhadap ide-
ide dan prinsip-prinsip, dan aturan-aturan umum yang sedang berlaku (Frankena, 1971: 395-
398)

BAB 4

Adapun struktur tingkat pertimbangan moral yaitu:

1. Tingkat Prakonvensional
Pada tahapan ini anak tanggap terhadap aturan budaya dan terhadap ungkapan serta label
baik dan buruk, benar atau salah. Pada tahapan ini dibagi menjadi dua bagian sebagai dua
tingkat yang palinh berdekatan, yaitu sebagai berikut:
a. Orientasi Hukuman dan Kepatuhan
b. Orientasi Instrumental Relatif
2. Tingkat Konvensinal
Pada tahapan ini dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut:
a. Orientasi Masuk Kelompok
b. Orientasu Hukum dan Ketertiban
3. Tingkat Pascakonvensional, Otonom, atau Berprinsip
Pada tahapan ini terdapat usaha yang jelas untuk mengartikan untuk mengartikan nilai-nilai
dan prinsip moral yang sahih dan mampu menerapkannya. Tahap ini dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
a. Orientasi Kontrak Sosial Legalisis
b. Orientasi Prinsip Kewajiban

BAB 5

Untuk keperluan meningkatkan keberhasilan belajar para siswa dalam membentuk mental dan
moralitas guna pembentukan kepribadiannya.

Keunggulan Buku: Memberi tahu kita bagaimana cara membentuk kepribadian anak yang baik

Kelemahan Buku: Di dalam buku ini tidak dilengkapi dengan gambar

Anda mungkin juga menyukai