Makalah Stroke
Makalah Stroke
Disusun oleh
1010702034
A. Latar belakang
Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan
kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi
bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya
jaringan otak yang mati (stroke in evolution).
Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat
seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada
tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030.
Banyak faktor yang dapat memicu terjadinya stroke diantaranya yang dapat di ubah
yaitu orang yg sering merokok, minum alkohol, diabetes , hiperkolesterol, obesitasa
dan penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dengan obat . dan yang tidak dapat di
ubah di antaranya penyakit jantung koroner, stenosis arteri karotis, degeneratif ,
memiliki riwayat gangguan pembuluh darah riwayat gangguan pembekuan darah ,
riwayat stroke sebelumnya . itu semua yang dapat memicu terjadinya stroke.
Penyakit stroke dapat menyebabkan gangguan fungsi baik fisik maupun emosional si
penderita dan stroke dapat menyebabkan kecacatan pada tubuh yang dapat
membatasi aktivitas fungsional si penderita. Bahkan stroke dapa menyebabkan
kecacatan yang serius bila tidak mendapatkan penanganan yang serius .
Salah satu modalitas terapi yang utama untuk membantu pemulihan pasca stroke
adalah program rehabilitasi. Salah satu programm rehabilitasi yang hampir selalu
dilakukan adalah terapi fisik (fisioterapi). Fisioterapi pada prinsipnya dilakukan
sesegera mungkin (as soon as possible). Tentu saja hal ini disesuaikan dengan
kondisi pasien.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana melatih pola gerak tangan dan kaki sinestra pada penderita stroke
hemoragik dengan metode Propioseptive Neuromuscular Fascilitation (Metode
PNF)
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui hasil pola gerak tangan dan kaki sinestra pada pasien stroke hemoragik
dengan metode Propioseptive Neuromuscular Fascilitation (PNF)
D. Terminologi Istilah
Stroke merupakan suatu penyakit defisit neurologis yang bersifat mendadak.
Penyebabnya adalah gangguan pada aliran pembuluh darah di otak. beberapa hal
yang dapat menyebabkan terganggunya aliran darah di otak antara lain adalah
terbentuknya sumbatan pada pembuluh darah ( stroke iskemik ) maupun pecahnya
pembuluh darah (stroke perdarahan), yang sama – sama dapat menyebabkan aliran
suplai darah ke otak terhenti dan muncul gejala kematian jaringan otak.
Dan Hemoragik adalah pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah
yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya
Jadi stroke haemoragik adalah suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai
dengan adanya perdarahan intra serebral atau perdarahan subarachnoid yang
disebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi pada saat melakukan
aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaran umumnya menurun
dan penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak
terkontrolPNF, suatu teknik terapi dgn menggunakan porprioceptive utk
mempermudah terjadinya respon neuromuscular (kontraksi otot atau inhibisi).
Fungsi tangan dan kaki sebagai anggota gerak sangatlah penting dalam aktivitas
sehari-hari mnggunkan tangan dan kaki sebagai acuan utama penggerak tubuh. Bila
tangan dan kaki mengalami gangguan akibat stroke yang mengakibatkan tangan dan
kaki tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka untuk membuat tangan dan
kaki dapat berfungsi dengan baik di butuhkan latihan pengutan dengan metode pnf
penderita stroke dapat membuat kembali tangan dan kakinya berfungsi walau tidak
sepenuhnya dapat sembuh.
BAB II
Kajian teori
I.Pengertian stroke
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh
perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena
trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler.
(Djoenaidi Widjaja et. al, 1994)
Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan
kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi
bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya
jaringan otak yang mati (stroke in evolution).
II.Klasifikasi
b. Stroke iskemik atau stroke non-hemoragik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Stroke Hemoragik
Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya darah ke jaringan parenkim
otak, ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi keduanya
Perdarahan tersebut menyebabkan gangguan serabut saraf otak melalui penekanan
struktur otak dan juga oleh hematom yang menyebabkan iskemia pada jaringan
sekitarnya. Peningkatan tekanan intrakranial pada gilirannya akan menimbulkan
herniasi jaringan otak dan menekan batang otak
Gejala Stroke Penyebab Dan Akibatnya, untuk sekarang ini penyakit stroke bayak
menyerang masyarakat kita, oleh sebab itu saya ingin berbagi mengenai gejala
stroke selain itu juga disini akan di jelaskan pula penyebab terjadinya stroke dan
akibat yang di timbulkan pasca serangan stoke ini, setelah tadi saya memberikan
keterangan mengenai gejala diabetes kini giliran saya pengen berbagi mengenai
gajala stroke
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan
sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau
serangan awal stroke.
Selain 3 Gejala diatas masih ada lagi gejala stroke lainya diantaranya
Kelelahan secara tiba-tiba atau tangan, kaki, bahkan wajah mulai mati rasa
terutama hanya sebelah bagian tubuh saja.
Mata secara tiba-tiba bermasalah baik hanya satu atau kedua mata.
Sakit kepala yang datang secara tiba-tiba, kehilangan keseimbangan, atau
kesulitan ketika akan berjalan.
Merasa kebingungan dan kesulitan berbicara
Rasa sakit kepala yang amat sangat menyiksa tanpa ada penyebab yang
jelas
Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi),
Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung,
diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain.
Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat
(junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral,
Narkoba, Obesitas.
80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93%
pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah
tinggi.
Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-
marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi
makanan yang berlemak.
Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara
bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang
selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat
menyebabkan kematian atau cacat
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:
Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala,
sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat
kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke.
Akibat Stroke lainnya:
Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung
menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik
warga kota yang berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang
hidup dengan serba keterbatasan.
Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat
mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya
pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung
keluarga yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang
padat.
Faktor yang bisa mengurangi risiko terkena stroke :
Tidak merokok. Ini adalah salah satu hal yang paling sering kita dengar,
namun banyak dari kita tidak menghiraukannya. ada manfaat yang sangat besar
jika Anda memutuskan untuk tidak merokok, namun ada pula kerugian yang akan
Anda tanggung jika Anda tidak bisa menghindarinya.
Jaga keseimbangan berat badan Anda. Ini berarti Berat Massa Tubuh
(BMT) Anda tak lebih dari 25. BMT berkisar 25-29.9 termasuk kedalam pra-
obesitas, dan BMT lebih dari 30 atau lebih merupakan kecenderungan obesitas.
Jaga dan atur pola makan Anda, kurangi makanan dengan kolesterol tinggi,
inuman beralkohol, dan kurangi asupan kafein Anda. Makan buah dan sayur dapat
mengurangi risiko terkena penyakit degeneratif akibat serangan radikal bebas baik
dari dalam maupun dari luar tubuh.
Seimbangan aktivitas Anda paling tidak setengah jam atau lebih setiap
harinya. Anda bisa melakukan olahraga atau kegiatan ringan lain seperti, jogging,
senam ringan, bermain bulu tangkis, tennis, atau berbagai macam kegiatan lain
yang Anda senangi.
Atur menu makan. Usahakan menu makan Anda setiap harinya memenuhi
unsur-unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Seperti kandungan karbohidrat,
serat, protein, kalsium, vitamin dan mineral. Anda bisa mendapatkan nutrisi
tersebut dari makanan-makanan seperti ikan, ayam, daging, kacang-kacangan
seperti kedelai, metem buah dan sayur.
Hindari minuman beralkohol, yang berkadar rendah maupun yang tinggi.
Dengan menjalankan 5 tips sehat tadi, paling tidak risiko stroke tak menghampiri
Anda di saat keluarga membutuhkan Anda.
Terapi Latihan
Terapi latihan atau exercise therapy merupakan salah satu usaha pengobatan dalam
fisioterapi yang dalam pelaksanaannya mengunakan latihanlatihan gerakan tubuh
baik secara aktif maupun pasif (Priatna, 1985). Dengan di berikan terapi latihan
dapat menjaga dan meningkatkan kekuatan otot, menjaga dan meningkatkan lingkup
gerak sendi, mencegah kontraktur, mencegah atrofi otot, serta memajukan
kemampuan penderita yang telah ada untuk dapat melakukan gerakan-gerakan yang
berfungsi serta bertujuan, sehingga dapat beraktifitas normal.
Dalam praktek terapi latihan dapat dilakukan dengan cara pasif maupun
aktif. Dua cara tersebut dapat di bagi atas beberapa kriteria lagi, yaitu :
a. Gerakan aktif
Gerakan aktif adalah latihan yang dilakukan oleh otot-otot yang bersangkutan
dengan melawan gravitasi. Tujuan dari latihan ini adalah melatih elastisitas otot
meningkatkan sirkulasi darah, meningkatkan kekuatan otot, serta mengembangkan
koordinasi dan keterampilan untuk aktivitas fungsional. Gerakan aktif dibagi
menjadi 2, yaitu gerak yang tidak disadari (involuntary movement) dan gerak yang
disadari (voluntary movement). Gerak yang disadari (voluntary movement) di bagi
menjadi 3 yaitu :
1) Free active movement yaitu pasien diminta untuk menggerakkan persendiannya
tanpa bantuan terapis.
b. Gerakan pasif
Gerakan pasif adalah latihan yang tidak bersangkutan dengan melawan gravitasi,
dengan kata lain terapis menggerakkan setiap persendian pasien tanpa pasien harus
melawan gravitasi. Tujuan dari gerakan pasif ini adalah untuk mengetahui end feel,
mencegah atrofi, memperlancar sirkulasi darah, mencegah kontraktur, serta
memfasilitasi otot. Gerakan ini dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Relax passive movement yaitu terapis menggerakkan persendian pasien tanpa
perlu tenaga yang berlebih.
2) Force passive movement yaitu terapis meggerakkan persendian pasien dengan
sedikit penguluran (stretching).
3) Terapi manipulasi yaitu gerak pasif yang dilakukan pada pasien yang tidak sadar
maupun koma.
Salah satu metode terapi latihan yang dilakukan pada kasus ini adalah metode
Propioceptif Neuromuscular Facilitation (PNF). PNF adalah fasilitasi pada sistem
neuromuscular dengan merangsang propioceptif (reseptor sendi).Metode ini
berusaha memberikan rangsangan-rangsangan yang sesuai dengan reaksi yang
dikehendaki, yang pada akhirnya akan dicapai kemampuan atau gerakan yang
terkoordinasi. Dengan pola gerakan aktivitas yang bersifat spiral dan
diagonal.Gerakan ini menyerupai atau sesuai dengan gerakan-gerakan yang
digunakan dalam olah raga dan aktivitas sehari-hari. Sifat spiral dan diagonal
tersebut juga sesuai dengan karakteristik susunan system skeletal, sendi-sendi, dan
struktur ligament yang sifatnya juga spiral dan memutar. Tiap diagonal terdiri dari
pola-pola yang saling berlawanan satu dengan yang lain. Tiap pola mempunyai
komponen besar yaitu flexi dan extensi (Kuntono,2002). Teknik-teknik yang
digunakan pada kasus ini adalah Rhythmical Initiation, Timing For Emphasis, dan
Slow Reversal.
a. Rhythmical Initiation
Tekhnik yang dipakai untuk agonis yang menggunakan gerakan-gerakan
pasif, aktif, dan degan tahanan. Tujuan diberikan latihan ini :
1) Untuk normalisasi kecepatan gerak
2) Untuk sebagai permulaan gerak atau mengarahkan gerak.
3) Untuk perbaikan koordinasi gerak dan rasa gerak.
4) Untuk relaxasi.
5) Untuk belajar tentang gerak.
b. Timing For Emphasis
Bentuk gerakan dimana bagian yang lemah dari gerakan mendapat ekstra
stimulasi bagian yang lebih kuat. Tujan diberi latihan ini :
1) Untuk penguatan otot bagan dari satu pola gerak
2) Untuk mobilisasi
c. Slow Reversal
Teknik dimana kontraksi isotonic dilakukan bergantian antara agonis dan
antagonis tanpa terjadi pengendoran otot. Tujuan diberikan latihan ini:
1) Untuk perbaikan mobilisasi.
2) Untuk menaikkan tingkat relaxasi.
3) Untuk memperbesar kekuatan kontraksi.
4) Untuk belajar gerakan,
5) Untuk perbaikan koordinasi.
6) Untuk meningkatkan daya tahan.
Bab III
Laporan kasus
Anamnesa
1. Identitas pasien
Nama : tn. Y
Tempat tanggal lahir : jakarta , 25 agustus 1967
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Alamat : JL. Mandiri jakarta timur
Diagnosa medis : stroke himeplegia kaki dan tungkai dextra
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama
Awalnya os merasa pusing yang amat sangat dan tiba-tiba meras gelap kemudian
di bawa ke RS dan sampa sekarang terjadi kelumpuhan pada anggota gerak dextra
dan memerlukan penanganan fisioterapi
3. Pemeriksaan
Pemeemeriksaan umum
Tekanan darah : 150/ 780 mmHg.
Denyut nadi : 64 kali/ menit
Pernapasan : 28 kali/ menit
Temperatur : 37, 5 o C
Tinggi badan : 170 cm
Berat badan : 65 kg
b. Inspeksi
1) Inspeksi statis
Dari pemeriksaan ini didapatkan hasil tangan kanan pasien
ke arah pola sinergis yaitu fleksi elbow, adduksi shoulder dan palmar fleksi.
2) Inspeksi dinamis
Dari pemeriksaan ini didapatkan hasil yang tampak saat
berjalan dengan menggunakan alat bantu tripod.
c. Palpasi
Diketahui hasil tidak ada
spasme otot, tidak ada nyeri tekan, dan suhu lokal pasien dalam batas normal.
d. Perkusi
Dalam pemeriksaan ini tidak dilakukan.
e. Auskultasi
Dalam pemeriksaan ini tidak dilakukan.
b. Fungsional aktivitas
os memerlukan bantuan dalam setiap aktivitasnya karena ada kelumpuhan
c. Lingkungan aktivitas
os mengalami kesulitan dalam aktivitasnya
5. Pemeriksaan Spesifik
a. Kekuatan Otot dengan MMT ( Manual Muscle Testing )
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kekuatan otot yang mengalami
kelemahan, dimana dilakukan hanya untuk membandingkan antara yang sehat
dengan yang lemah. Pemeriksaan dilakukan untuk memberikan tindakan terapi
yang selanjutnya agar didapatkan hasil terapi yang maksimal, sehingga tujuan
terapi dapat tercapai. Pada kondisi pasien ini pemeriksaan kekuatan otot
tergantung oleh spastisitas.
6. Diagnosis Fisioterapi
a. Impairment
Adanya kelemahan otot ekstremitas atas dan bawah sisi kanan.
b. Functional Limitation
Pasien belum mampu memegang gelas dan makan dengan menggunakan
tangan kanannya.
c. Participation Restriction
Dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar rumah, pasien tidak
merasa dikucilkan
7. Tujuan
a. Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek yang dapat diketahui pada kasus ini adalah meningkatkan
kekuatan otot, menjaga spastisitas agar tidak meningkat menjadi rigid, dan
meningkatkan kemampuan aktifitas fungsional pasien.
b. Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang yang dapat diketahui pada kasus ini adalah
meneruskan tujuan jangka pendek, dan mengembalikan aktivitas fungsional
pasien seoptimal mungkin.
8. Edukasi
Edukasi yang diberikan pasien untuk melakukan latihan-latihan yang telah
diajarkan fisioterapis seperti latihan aktif maupun latihan aktif dengan pola
gerakan menyilang/diagonal (latihan PNF aktif). Serta pasien diingatkan untuk
menghindari faktor-faktor risiko yang dapat menimbulkan serangan stroke
kembali.
B. Pelaksanaan Fisioterapi
1. Terapi Latihan
Sebelum dilakukan terapi latihan lebih baik dilakukan breathing exercise
atau latihan pernafasan dan diberi manipulasi massage pada sendi yang akan
dilatih. Hal ini dilakukan sebagai persiapan terapi latihan dan relaksasi. Pada
kondisi pasien ini penulis memberikan latihan gerak pasif (Relax passive
Movement dan Stretching), gerak aktif (Free Active Movement dan Asissted Active
Movement) dan latihan metode PNF pada anggota gerak atas dan bawah.
a. Gerak Pasif
1) Relax Passive Movement
Posisi pasien tidur terlentang, fisioterapis menggerakkan anggota gerak atas
dan anggota gerak bawah sisi kanan tubuh pasien dengan gerakan
setiap sendi pada anggota gerak sisi kanan. Setiap gerakan dilakukan 8 kali
pengulangan.
2) Stretching (Penguluran)
Posisi pasien tidur terlentang, fisioterapis menggerakkan anggota gerak sisi
kanan yang mengalami spastik dengan melawan pola sinergis pasien. Stretching
dilakukan untuk menurunkan dan mencegah peningkatan spastisitas. Otot-otot
yang dilakukan stretching yaitu otot fleksor jari-jari, fleksor wrist, adduktor hip,
dan plantar fleksor hip. Setiap gerakan gerakan dilakukan selama 6 detik lalu
diistirahatkan dengan dilakukan pengulangan sebatas toleransi pasien.
b. Gerak Aktif
1) Free Active Movement
Posisi pasien tidur terlentang, pasien menggerakkan setiap sendi anggota
gerak atas dan bawah sisi kanannya secara aktif sesuai dengan perintah yang
diberikan oleh fisioterapis. Selain itu juga diberikan latihan dalam posisi miring
dengan gerakan yang sama. Setiap gerakan dilakukan pengulangan sebatas
toleransi pasien.
2) Assisted Active Movement
Posisi pasien tidur terlentang, pasien menggerakkan setiap sendi anggota
gerak atas sisi kanannya secara aktif dan dibantu oleh terapis. Selain itu juga
diberikan latihan dalam posisi miring dengan gerakan yang sama. Setiap gerakan
dilakukan pengulangan sebatas toleransi pasien.
c) Slow Reversal
Fisioerapis menggerakkan lengan secara pasif pada satu pola terlebih dahulu. Tanpa
ada relaxasi, ganti dengan gerakan pada pola yang berlawanan. Lalu kembali ke pola
gerak awal tanpa relaxasi dengan diberi tahanan ringan dan diberi aba-aba untuk
melawan tahanan fisioterapis. Lakukan juga pada tungkai. Latihan dilakukan
pengulangan sebatas toleransi pasien.
C. Evaluasi
Agar tujuan terapi yang ingin kita capai dapat berhasil dengan baik dan untuk
mengetahui perkembangan kondisi pasien setelah terapi, maka perlu dilakukan
dalam waktu tertentu, yaitu dalam suatu periode selama 6 kali terapi. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui atau mengevaluasi ada tidaknya perkembangan pasien
dalam satu periode terapi. Hal ini penting untuk menentukan langkah-langkah
fisioterapis selanjutnya.
BAB V
Penutup
Kesimpulan
Stroke merupakan suatu penyakit yang dapat di sebabkan oleh beberapa faktor dan
banyak terjadi pada orang tua. Dengan tingkat penderita stroke , penderita
memerlukan bantuan fisioterapi dalam membantu memululihkan anggota gerak.
Dan stroke memerlukan terapi latihan untuk pemulihanya dengan metode PNF yang
diberikan pasien dapat latihan dengan di bantu oleh fisioterapi dalam pemulihanyan