Trauma kepala
Terputusnya Terputusnya
Jaringan otak rusak
kontinuitas kontinuitas
jaringan otot jaringan tulang
dan vaskuler
Kerusakan - Perubahan
sel otak ↑ autoregulasi
Kerusakan - Odema
Gangguan suplai
jaringan tulang ↑ sereberal
darah ke jaringan
Stress
Kejang
Iskemia Mengenai sel saraf
↑ katekolamin
1.7 Penatalaksanaan
a. Air dan Breathing
1) Perhatian adanya apnoe
2) Untuk cedera kepala sedang dan berat lakukan intubasi
endotracheal. Penderita mendapat ventilasi dengan oksigen
100% sampai diperoleh AGD dan dapat dilakukan penyesuaian
yang tepat terhadap FiO2.
3) Tindakan hiperventilasi dilakukan hati-hati untuk mengoreksi
asidosis dan menurunkan secara cepat TIK pada penderita
dengan pupil yang telah berdilatasi. PCO2 harus dipertahankan
antara 25-35 mmhg.
b. Circulation
Hipotensi dan hipoksia adalah merupakan penyebab utama
terjadinya perburukan pada CKS. Hipotensi merupakan petunjuk
adanya kehilangan darah yang cukup berat, walaupun tidak tampak.
Jika terjadi hipotensi maka tindakan yang dilakukan adalah
menormalkan tekanan darah. Lakukan pemberian cairan untuk
mengganti volume yang hilang sementara penyebab hipotensi
dicari.
c. Disability (pemeriksaan neurologis)
Pada penderita hipotensi pemeriksaan neurologis tidak dapat
dipercaya kebenarannya. Karena penderita hipotensi yang tidak
menunjukkan respon terhadap stimulus apapun, ternyata menjadi
normal kembali segera tekanan darahnya normal
Pemeriksaan neurologis meliputi pemeriksaan GCS dan reflek
cahaya pupil
2.3 Intervensi
a. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d penurunan aliran darah ke
serebral, edema serebral.
Tujuan : perfusi jaringan serebral adekuat
Kriteria Hasil : tanda-tanda vital dalam batas normal ( TD, nadi,
RR, dan suhu tubuh), pupil isokor, klien tidak
gelisah, GCS 15, tidak ada tanda peningkatan TIK
Intervensi Rasional
1. Kaji status status neurologis 1. mengkaji adanya
yang berhubungan dengan kecenderungan pada tingkat
tanda-tanda TIK; terutama kesadaran dan potensial
GCS. peningkatan TIK dan
bermanfaat dalam menentukan
lokasi, perluasan dan
perkembangan kerusakan SSP.
2. Monitor tanda-tanda vital 2. normalnya autoregulasi
secara rutin sampai keadaan mempertahankan aliran darah
klien stabil otak yang konstan pada saat
ada fluktuasi tekanan darah
sistemik.
3. Naikkan kepala dengan sudut 3. meningkatkan aliran balik vena
15o-45o tanpa bantal dan dari kepala, sehingga akan
posisi netral. mengurangi kongesti dan
edema.
4. Monitor asupan setiap 4. pembatasan cairan mungkin
delapan jam sekali. diperlukan untuk menurunkan
edema serebral.
5. Kolaborasi dengan tim medis 5. dapat digunakan pada fase akut
dalam pemberian obat- untuk menurunkan air dari sel
obatananti edema seperti otak, menurunkan edema otak
manitol, gliserol dan lasix. dan TIK.
6. Berikan oksigen sesuai 6. menurunkan hipoksemia yang
program terapy. dapat meningkatkan
vasodilatasi dan volume darah
serebral yang meningkatkan
TIK.
Intervensi Rasional
1. Kaji kecepatan, kedalaman, 1. perubahan dapat
frekuensi, irama dan bunyi menandakan awitan
napas. komplikasi pulmonal atau
menandakan luasnya
keterlibatan otak.
2. Atur posisi klien dengan 2. untuk memudahkan
posisi semi fowler (15o – 45o). ekspansi paru dan
menurunkan adanya
kemungkinan lidah jatuh
yang menyumbat jalan
napas.
3. Kaji reflek menelan dan batuk 3. Pada klien yang mengalami
klien penurunan reflek menelan
dan batuk dapat
meningkatkan resiko
gangguan pernafasan
4. Anjurkan klien latihan napas 4. Mencegah / menurunkan
dalam apabila sudah sadar. atelektasis
5. Lakukan kolaborasi dengan 5. untuk mencegah terjadinya
tim medis dalam komplikasi
pemberian terapi.
2.4 Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan
kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama
melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan
kesehatan klien
2.5 Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam
melaksanakan rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur
hasil dari proses keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.