Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan bisnis yang sangat cepat pada sektor industri yang terjadi di
Dunia dan di Indonesia pada khususnya, menjadikan para pelaku bisnis sadar
akan ketatnya persaingan dalam memperoleh pelanggan baru dan
mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Menghadapi persaingan ketat
dan sumber daya yang terbatas pemasar telah mengalihka fokus mereka dari
memperoleh pelanggan baru untuk mempertahankan pelanggan
yang sudah ada
Pemasar saat ini lebih tertarik dengan kepercayaan karenasebagian besar
teramati bahwa peringkat kepercayaan yang lebih tinggi berhubungan positif
dengan loyalitas.
Pengembangan kepercayaan merek merupakan proses jangka panjang, sebuah
merek terpercaya peduli harapan pelanggan, memenuhi janji dan nilai
pelanggan yang akhirnya mengarah pada kepercayaan merek dan kehandalan.
Jika suatu merek mampu memenuhi harapan konsumen atau bahkan
melebihi harapan konsumen dan memberikan jaminan kualitas pada setiap
kesempatan penggunaannya, serta merek tersebut diproduksi oleh perusahaan
yang memiliki reputasi, maka konsumen akan semakin yakin dengan
pilihannya dan konsumen akan memiliki kepercayaan pada merek, komit
terhadap merek, serta menganggap merek tersebut sebagai bagian dari dirinya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Jelaskan Pengertian dari Loyalitas Merek (Brand Loyalty) ?
1.2.2 Apa manfaat dari Loyalitas Merek?
1.2.3 Apa saja tingkatan Loyalitas Merek?
1.2.4 Bagaimana pengukuran Loyalitas Merek?
1.3 Tujuan Rumusan Masalah
1.3.1 Memahami tentang pengertian dari Loyalitas Merek (Brand
Loyalty).
1.3.2 Mengetahui tentang manfaat dari Loyalitas Merek.
1.3.3 Mengetahui apa saja tingkatan Loyalitas Merek.
1.3.4 Memahami bagaimana pengukuran Loyalitas Merek.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Loyalitas merek (Brand Loyalty)

Aaker (1997:56) mendefinisikan loyalitas merek (brand loyalty)


adalah sebagai suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran
ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan
beralih ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada merek
tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut
lainnya. Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek tidak akan
dengan mudah memindahkan pembeliannya ke merek lain, apa pun yang terjadi
dengan merek tersebut. Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek meningkat,
kerentanan kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan merek
produk pesaing dapat dikurangi. Dengan demikian, brand loyalty merupakan salah
satu indikator inti dari brand equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan,
yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan di masa mendatang.

Menurut Mowen, (1995:531) Brand loyalty is defined as the degree to


which a customer holds a positive attitude toward a brantl, has a commitment to it,
and intends to continue purchasing it in the future As such, brand loyalty ls
directly influenced by the cuslomer satisfaction dissatisfaction with the brand.

Yang mempunyai arti Bahwa loyalitas merek didefinisikan sebagai tingkatan


dimana pelanggan memiliki sikap positif terhadap suatu merek, memiliki
komitmen dan cenderung untuk terus melanjutkan membeli produk dengan suatu
merek tertentu dimasa yang akan datang. Dengan demikian, loyalitas merek
secara langsung dipengaruhi oleh kepuasan / ketidakpuasan pelanggan terhadap
merek tertentu.
Menurut Assael (70) Bran Loyalty : "Brand Loyalty represents a
favorable attitude toward and consistent purchase of a single brand over time."
Bahwa kesetiaan merek menggambarkan sebuah sikap yang positif dan
melakukan pembelian terhadap merek tersebut secara berulang-ulang.

2.2 Manfaat Brand Loyalty

Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, brand loyalty dapat menjadi
aset strategis bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa potensi yang dapat
diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan (Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak:
2001:127):

2.2.1 Reduced marketing costs (mengurangi biaya pemasaran)
 Dalam

kaitannya dengan biaya pemasaran, akan lebih murah mempertahankan


pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk mendapatkan pelanggan
baru. Jadi, biaya pemasaran akan mengecil jika brand
loyalty meningkat. Ciri yang nampak dari jenis pelanggan ini adalah
mereka membeli suatu produk karena harganya murah.
2.2.2 Trade leverage (meningkatkan perdagangan) Loyalitas yang kuat
terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan
dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran. Dapat disimpulkan
bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas
kebiasaan mereka selama ini.

2.2.3 Attracting new customers (menarik minat pelanggan baru)
 Dengan

banyaknya pelanggan suatu merek yang merasa puas dan suka pada
merek tersebut akan menimbulkan perasaan yakin bagi calon
pelanggan untuk mengkonsumsi merek tersebut terutama jika
pembelian yang mereka lakukan mengandung resiko tinggi. Di
samping itu pelanggan yang puas umumnya akan merekomendasikan
merek tersebut kepada orang yang dekat dengannya sehingga akan
menarik pelanggan baru.
2.2.4 Provide time to respond to competitive threats (memberi waktu untuk
merespon ancaman persaingan) Brand loyalty akan memberikan waktu
pada sebuah perusahaan untuk merespon gerakan pesaing. Jika salah
satu pesaing mengembangkan produk yang unggul, pelanggan yang
loyal akan memberikan waktu pada perusahaan tersebutuntuk
memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau
menetralisasikannya.

2.3 Tingkatan Brand Loyalty

Commited Buyer

Liking the Brand

Satisfied Buyer

Habitual Buyer

Swtcher

Gambar 2.3.1 Brand Loyalty Kuat

Commited
Buyer

Liking the Brand

Satisfied Buyer

Habitual Buyer

Swtcher
Gambar 2.3.1 Brand Loyalty Lemah

Dalam kaitannya dengan loyalitas merek terdapat beberapa tingkat loyalitas.


Masing-masing tingkatannya menunjukkan tantangan pemasaran yang harus
dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan. Adapun tingkatan tersebut
adalah sebagai berikut (Aaker, 1997, p.58):

- Berpindah-pindah (Switcher)

Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan
yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk
memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain
mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak
tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap
memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian.
Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu
produk karena harganya murah.

- Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual Buyer)

Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya atau setidaknya
mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi produk tersebut.
Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk
menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain atau berpindah
merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya, maupun
berbagai bentuk pengorbanan lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembeli ini
dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.

- Pembeli yang puas dengan biaya peralihan (Satisfied buyer)

Pada tingkat ini pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka
mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka
memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung biaya peralihan
(switching cost) yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang
melekat dengan tindakan mereka beralih merek. Untuk dapat menarik minat para
pembeli yang masuk dalam tingkat loyalitas ini maka para pesaing perlu
mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam
kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai
kompensasinya (switching cost loyal).

- Menyukai merek (Likes the brand)

Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang
sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan
emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh
asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan
sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun
disebabkan oleh kesan kualitas yang tinggi. Meskipun demikian seringkali rasa
suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan
cermat untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik.

- Pembeli yang komit (Committed buyer)

Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu
kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi
sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu
ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu
aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan
mempromosikan merek tersebut kepada orang lain.

2.4 Pengukuran Kualitas Merek

Behaviour measures (pengukuran perilaku) adalah suatu cara langsung untuk


menetapkan loyalitas, terutama untuk habitual behavior (perilaku kebiasaan)
adalah dengan memperhitungkan pola pembelian yang aktual

Repurchase rates (tingkat pembelian ulang)
 yaitu tingkat persentase pelanggan

yang membeli merek yang sama pada kesempatan membeli jenis produk tersebut.
Percent of purchase (persentase pembelian)
 tingkat persentase pelanggan untuk

setiap merek yang dibeli dari beberapa pembelian terakhir.

Number of brands purchase (jumlah merek yang di beli)
 yaitu tingkat persentase

pelanggan dari suatu produk untuk hanya membeli satu merek, dua merek, tiga
merek, dan seterusnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

A.Aker, D. (1991). Managing Brand Equity: Capitalizing on the value of a brand


name. New York: THE FREE PRESS.

Anang , G. (2012, January 17). Brand Loyalty. Retrieved March 25, 2019, from
Marketing.co.id: https://marketing.co.id/brand-loyalty/

idtesis. (2013, July 13). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen.


Retrieved March 25, 2019, from idtesis.com:
http://contohtesis.idtesis.com/tag/pengukuran-brand-loyalty/

Mutiara , L. (2016). Landasan Teori. Retrieved March 25, 2019, from Sarjanaku:
http://www.sarjanaku.com/2013/08/pengertian-loyalitas-merek-brand.html

Sunarti, Arief, M., & Suyadi, I. (Maret 2017). Pengaruh Kepercayaan Merek dan
Komitmen Merek terhadap Loyalitas Merek. Jurnal Administrasi Bisnis,
https://media.neliti.com/media/publications/87783-ID-pengaruh-
kepercayaan-merek-dan-komitmen.pdf.

Anda mungkin juga menyukai