Anda di halaman 1dari 9

Bab 1 orientasi materi

 Memahami pengertian filsafat secara umum


 Memahami manfaat filsafat bagi mahasiswa
 Memahami kededekan filsafat sebagai ilmu
 Memahami kaitan filsafat dengan ilmu-ilmu yang lain
 Memahami berbagai cabang filsafat beserta karakteristiknya
 Memahami aliran-aliran filsafat beserta karakteristiknya
 Memahami peran filsafat dalam pemikiran dan praktik pendidikan
 Memahami kedudukan Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan

Bab 2 memahami pengertian filsafat


2.1 Pengertian Filsafat Ditinjau dari Asal Kata
Sebagian orang berpendapat bahwa kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah yang
dikaitkan dengan kata sofiah yang berarti bijaksana dan kata sufi sebagai sebutan bagi orang
yang ahli yang ahli berfilsafat. Dipihak lain ada yang berpendapat bahwa kata filsafat justru
berasal dari bahasa Latin (Yunani) dan merupakan penyatuan dua kata philo yang artinya cinta
dan Sophia yang artinya bijaksana.
2.2 Pengertian Filsafat menurut para Filsof
 PLATO : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli
 ARISTOTELES : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
tergabung didalamnya metafisika,logiks,retorika,ekonomi,politik,dan estetika.
 IMMANUEL KANT : Filsafat sebagai pengetahuan yang menjadi pangkal pokok segala
pengetahuan yang tercakup didalamnya metafisika,etika,agama,dan antropologi.
 AL-FARABI : filsafat sebagai pengetahuan tentang hakikat sebagai yang sebenarnya.

2.3 Pengertian Filsafat menurut Beberapa Penulis Buku Filsafat


- Prof.IR Poedjawijatna dalam bukunya pembimbing ke arah alam filsafat,mengartikan filsafat
sebagai “ingin mengerti dengan mendalam atau cinta kepada kebenaran”.
- Hasbullah Bakry dalam bukunya sistematika filsafat mengartikan filsafat sebagai “sejenis
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam mengenai ketuhanan,alam
semesta,dan manusia.”.
-WH Kilpatrick penulis buku filosophy of education mengartikan filsafat sebagai “point of view”
atau “the out look of life”.
3
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia , filsafat diartikan sebagai pengetahuan
dan penyelidikan dengan akal budi mengenai segala yang ada,sebab,asal,dan hukumannya.
a.Eksitensi Filsafat
pembahasan ini dimaksudkan untuk dapat menentukan genusnya filsafat dalam rangka
membuat defenisinya. Filsafat adalah pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Filsafat sebagai ilmu
pengetahuan mudah dipahami karena filsafat merupakan salah satu dari apa yang diperoleh
menusia lewat indra dan fikirannya.
b.Apa yang dilakukan orang yang berfilsafat
berfilsafat merupakan kegiatan berfikir teorotik, kritik, mendalam, menyeluruh, rasional,
mendasar, dan bebas.
c.Apa yang difilsafatkan
filsafat membahas segala sesuatu yang ada, yang meliputi sesuatu yang benar-benar dapat
ditangkap oleh indra.
d.apa tujuan orang berfilsafat
Yang pertama, menyangkut kepentingan orang yang berfilsafat itu sendiri dan yang
kedua,terkait dengan kebutuhan orang banyak. Ada orang yang memang sukanya memikirkan
hal-hal sampai “njlimet”(mendalam) hanya semata-mata sebagai penyaluran hobby.
e.bagaimana berfikir berfilsafat
berfikir berfilsafat dimulai dari ketidaktahuan, ketidakmengertian, keraguan, kebingungan,
atau hal-hal lain yang menyebabkan orang tergugah untuk bertanya tentang keadaan sesuatu
Bab 3. Filsafat di tengah-tengah berbagai karya budaya
Filsafat merupakan slah satu kegiatan atau hasil kegiatan yang menyangkut aktivitas dan olahbudi
manusia. Hasil budidaya manusia tidak berkembang sendiri-sendiri tetapi secara bersama-sama
dan berkontribusi pada kehidupan manusia. Dalam rangka mempelajari filsafat perlu dikaji kaitan
antara filsafat sebagai salah satu unsu karya budaya dan unsur-unsur karya budaya yang lain
sehingga dapat dipahami apa peran dan manfaat filsafat dalam kehidupan praksis manusia.
Nilai praktik filsafat dalam hidup manusia dijelaskan menjadi lima, yaitu :
a. Filsafat sebagai salah satu sarana meningkatkan taraf hidup manusia. Dalam hal ini
manusia menggunakan pikirannya untuk mengelola dirinya sendiri dan lingkungannya
untuk kepentingan hidupnya.
b. Kaitan antara filsafat dan ilmu-ilmu di luar ilmu filsafat. Filsafat sebagai ilmu merupakan
diawali dengan filsafat dipandang sebagai ilmu yang pertama kali muncuul. Pada awalnya
sifat keilmuan ini berupaya mencari penjelasan yang objektif dan masuk akal seperti yang
sekarang. Meskipun filsafat merupakan induk dari semua ilmu, ilmu-ilmu yang
berkembang sesudahnya memiliki kekhususan dibandingkan induknya. Perbedaan dan
persamaan antara ilmu filsafat dan ilmu-ilmu lain dapat dilihat dari kedalaman
pembahasannya,sifat kebenarannya, cara memperoleh kebenaran , daya jangkau
menyentuh sasaran, fungsi dan pemanfaatannya.
c. Kaitan antara filsafat dan teknologi. Kaitannya dapat dilihat dalam dua bentuk yaitu
pengaruh teknologi terhadap keberadaan filsafat dimana dengan perkembangan teknologi
seseorang dapat mengalami perubahan dalam bagaimana pandangannya mengenai suatu
fenomena. Dan yang kedua yaitu pengaruh filsafat terhadap teknologi dimana menyangkut
pengembangan dan penggunaan teknologi. Dalam hal penggunaan hasil teknologi
merupakan aspek aksiologinya lalu pengembangan dan penggunaan teknologi harus
mempertimbangkan filsafat yang dianut masyarakat apakah sesuai atau tidak.
d. Kaitan filsafat dengan agama. Pengaitannya semata-mata karena keduanya merupakan
sumber tata perilaku moral yang dipakai masyarakat pada umumnya. Dalam hal pedoman
moral, filsafat maupun agama memberikan sesuatu yang dapat dipakai sebagai pedoman
atau pegangan hidup manusia. Namun, kebenaran filsafat bersifat relative,berbeda-beda
bahkan bisa berubah. Berbeda dengan agama bahwa kebenarannya mutlak bagi
pemeluknya,
e. Kaitan filsafat dengan politik, ekonomi, social, budaya, hokum dan pendidikan.
Pengelompokan ini didasarkan pada pengelompokan bidang-bidang pembangunan.
Filsafat diperlukan pada bidang-bidang ini menyangkut bagaimana menghadapi suatu
masalah dalam bidang-bidang tersebut yang menuntut diselesaikan dengan pemikiran
filsafat.
Bab 4. Aliran dan Cabang Filsafat
Didalam filsafat sering terjadi perbedaan sudut pandang, yang merupakan hal yang biasa.
Karena berpikir filsafat adalah akibat logis dari salah satu filsafat yaitu merupakan kegiatan
yang berpikir bebas sehingga hasilnya pun juga bisa terjadi tidak sama meskipun yang
dipikirkan sama. Perbedaan proses dan hasil berpikir yang diikuti sikap yang saling
mempertahankan pendapatnya mau tidak mau akan memunculkan aliran-aliran.
Terjadinya aliran-aliran filsafat lebih banyak disebabkan oleh rekayasa para pakar filsafat lebih
banyak disebabkan oleh rekayasa para pakar filsafat untuk menggolong-golongkan materi
filsafat yang dikemukan oleh para filosof dan bukan karena pemikiran para filosof sendiri.
Para pakar melihat adanya perbedaan-perbedaan pendapat atau pandangan tentang sesuatu
yang sama.
Berikut akan ditampilkan aliran-aliran filsafat yang banyak digunakan dalam kehidupan
praktis, khususnya yang secara langsung menyangkut teori dan praktik pendidikan.
1. Idealisme
Sudut pandang ini mengatakan bahwa realita atau kenyataan atau kebenaran yang sungguh-
sungguh benar adalah sesuatu yang disebut ide bukan seperti yang dapat dilihat dengan
indra manusia. Ide ada pada jiwa atau pikiran manusia bersifat abstraj, universal, dan abadi.
Sedangkan apa yang data ditangkap oleh indra justru menurut idealism merupakan sesuatu
yang semu bukan realita. Menurut paham ini, manusia dalam upaya mengenali objek diluar
dirinya dengan menangkap objek melalui indranya dan baru melalui proses intelektualnya.
Jadi, yang menjadi hakikat manusia sendiri adalah bukan seperti yang dapat dilihat oleh
mata atau ditangkap indra lain karena seorang manusia dengan manusia yang lain jelas
berbeda dalam segala hal.
2. Rasionalisme
Dalam banyak hal, idealism bersentuhan pendapatnya dengan rasionalisme. Namun,
rasionalisme lebih banyak menyangkut cara memperoleh kebenaran dan tentang kriteria
kebenaran. Rasionalisme berpendapat bahwa pengetahuan dan kebenaran hanya dapat
diperoleh dengan cara berpikir dan kebenaran juga hanya berada di pikiran. Yang
ditangkap oleh indera manusia bukan kebenaran sebenarnya dan justru merupakan yang
meragukan.
a. Empirisme
Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan dan pengalaman manusia didapat dari
hubungan manusia dengan lingkungannya melalui alat indera bukan melalui pikiran.
Empirisme berpendapat bahwa manusia lahir tidak mempunyai pengetahuan atau
pengalaman apa pun. Pengetahuan baru diperoleh setelah manusia menggunakan indranya
untuk menangkap apa yang ada di lingkungannya.
b. Positivisme
Bagi positivism hakikat sesuatu adalah benar-benar pengalaman indra , tidak ada campur
tangan yang bersifat batiniah.
c. Pragmatisme
Filsafat pragmatism adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata dan filsafat tidak
boleh larut dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang kurang praktis dan tidak ada
faedahnya. Pendapat ini tidak memperhatikan kriteria kebenaran yang lain seperti masuk
akal atau harus tidak bertentangan dengan nilai moral,nilai estetika, nilai hukum, nilai
agama dan sebagainya
d. Materialisme
Materialism berpendapat bahwa keberadaan dan kebenaran semua yang ada didunia adalah
materi atau benda semata-mata. Wujud keberadaan manusia misalnya tidak lain adalah
keberadaan jasmaninya, tidak ada wujud lain termasuk keberadaan jiwa atau roh. Pikiran
hanya aktivitas otak, benda yang ada pada kepala manusia dan yang terdiri dari susunan
saraf serta kumpulan sel saraf yang jumlahnya jutaan. Perasaan hanyalah ekspresi manusia
yang muncul karena keluarnya enzim-enzim tertentu. Dalam hal yang menyangkut
kebutuhan manusia, materialisme berpendapat bahwa semua kebutuhan manusia dapat
terpenuhi melalui pemenuhan kebutuhan materi dan semua nilai yang ada harus melewati
pemenuhan materi terlebih dahulu.
e. Naturalisme
Naturalism diartikan dalam konteks eksistensi segala sesuatu adalah benda alam atau
berupa hukum alam. Lalu naturalism juga diartikan menyangkut sifat alami, alamiah, wajar
dan tidak dibuat-buat. Jika naturalism diterapkan didunia pendidikan maka materi dapat
diambil dari alam peserta didik. Lalu, dalam memilih pendekatan atau metode mendidik
atau mengajar atau memilih alat pendidikan yang dipilih harus sesuai dengan alamiahnya
peserta didik ataupun alamiahnya materi yang disampaikan.
f. Sekularisme
Sekularisme dianggap sebagai gerakan yang tidak menyetujui ajaran Kristiani dalam
kehidupan manusia. Makna dasar sekularisme sebagai gerakan moral maupun sebagai
filsafat adalh suatu paham yang hanya memikirkan jepentingan duniawi dan mengabaikan
hal-hal yang bersifat spiritual, keagamaan, moral, mistik, keramat dan sebagainya.
3. Cabang dan aliran filsafat
Cabang filsafat terjadi karena proses spesialisasi terhadap objek yang difilsafatkan.
Terdapat banyak pendapat tentang macam-macam cabang filsafat yang ada, diantaranya:
a. Dalam ENSIE disebutkan cabang-cabang filsafat metafisika, logika, filsafat mengenal,
filsafat pengetahuan, filsafat alam, filsafat kebudayaan, filsafat etika, filsafat
antropologi.
b. Ajaran Plato membedakan menjadi cabang-cabang dialektika, fisika dan etika.
c. Ajaran Aristoteles dibedakan menjadi logika, filsafat teoritik yang terdiri dari fisika,
matematika, metafisika
d. Filsafat praktis yang tediri dari etika, ekonomi, politik
Atas dasar objek filsafat ada cabang filsafat yang disebutkan metafisika, ontology, logika,
filsafat alam, filsafat manusia. Atas dasar pada kaitan filsafat dengan ilmu ada sebutan
cabang filsafat ilmu, filsafat pengetahuan, filsafat metodologi, filsafat epistemology,
filsafat fisika, filsafat matematika, filsafat biologi, filsafat sosiologi, filsafat ekonomi.
Sedangkan atas dasar kegiatan dasar manusia ada filsafat etika, filsafat estetika, filsafat
politik, filsafat hikum dan sebagainya.
a. Metafisika
Metafisika adalah sesuatu yang ada dibalik alam indra. Alam indra adalah alam yang
dapat ditangkap oleh indra manusia, baik tentang dirinya sendiri maupun diluar dirinya.
Pengertian tidak dapat ditangkap dengan indra bukan karena sesuatu itu ditutup dengan
sesuatu tetapi tidak dapat dengan indra dan hanya ditangkap oleh akal, pikiran atau
budi. Jadi metafisiak adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakikat segala
sesuatu.
Pembahasan metafisika ditempatkan pada urutan yang pertama karena kenyataannya
manusia secara keseluruhan maupun secara individual, cenderung menaruh perhatian
yang pertama pada sesuatu yang paling jauh dari dirinya yaitu dibalik alam, baru
memperhatikan alam, dan justru manusia sendiri diperhatikan kemudian. Hal ini dapat
dikaitkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan secara umum, yaitu muncul
pertama adalah ilmu filsafat disusul ilmu-ilmu alam baru ilmu-ilmu social.
aliran-aliran filsafat metafisika adalah materialism, monoisme, dualism,
monodualisme, paralelisme, pluralism, rasionalisme, kausalisme, determinisme,
interdeterminism, dan lainnya.
b. Logika
Ditinjau dari asal usul, kata Logika berasal dari bahasa Latin Logike (kata sifat) dan
Logos (kata benda) yang artinya pikiran atau sesuatu yang dinyatakan dari pikiran.
Yang dimaksud dengan sesuatu. Yang dimaksud dengan sesuatu yang dinyatakan oleh
pikiran adalah bahsa atau kata. Plato menyebutkan bahwa bahasa adalah pikiran yang
diucapkan sedangkan pikiran adalah bahasa dalam hati. Aristoteles menyebutkan
logika dengan istilah organon yang berarti alat. Alat yang digunakan orang untuk
berfilsafat. Dalam bentuk deskriptif Partap Sing Mehra, penulis buku filsafat
memberikan batasan logika sebagai “ilmu yang memberikanaturan-aturan berpikir
valid, artinya ilmu yang memberikan prinsip-prinsip yang harus diikuti supaya dapat
berpikir valid (menurut aturan yang sah), sedangkan Langeveld menggambarkan fungsi
logika sebagai kegiatan mempelajari syarat-syarat yang harus dicukupi oleh pemikiran
yang menurut akal untuik menghasilkan pengetahuan yang benar.
Komponen-komponen logika adalah term, proposisi, dan penarikan kesimpulan yang
hakikatnya seperti arti dan fungsi yang ada pada komponen-komponen bahasa yaitu
kata, kalimat, dan pemikiran.
Manfaat memahami logika: dapat menyatakan, menjelaskan, dan menggunakan
prinsip-prinsip abstrakyang berguna untuk semua ilmu pendidikan,mengembangkan
daya piker abstrak dan disiplin intelektual, mengembangkan daya kritis pada manusia,
mencegah kesesatan berpikir dan membantu kemampuan manusia berbahasa yang
benar.
c. Filsafat Etika
Kata etika bersumber dari bahsa Latin, Etos yang kata turunannya menjadi etika, etiket,
etis, dan sebagainya. Dalam KBBI terdapat tiga arti filsafat etika, yaitu:1. ilmu tentang
apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. 2.kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. 3. nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan ataun masyarakat.
Aliran-aliran dalam Filsafat Etika
a. Naturalisme, tingkah laku yang sesuai dengan sifat alamiahnya/fitrahnya.
b. Hedonisme, baik tidaknya tingkah laku manusia dinilai dari sudut kenikmatannya.
c. Vitalisme, orang tidak dilarang berbuat apapun asal yang diperbuat itu berguna
untuk hidupnya, meskipun tidak sesuai dengan aturan yang berlaku
dilingkungannya.
d. Utilitalisme, baik tidaknya perbuatan manusia bergantung pada nilai
kemanfaatannya.
e. Idealisme, perbuatan yang baik adalah perbuatan yang sesuai dengan norma yang
bernilai tinggi.
f. Theologis, norma yang berasal dari firman Tuhan
d. Filsafat Estetika
Kemampuan manusia untuk membedakan sesuatu yang indah dan yang tidak indah.
Keindahan terkait dengan perasaan manusia dan mungkin perasaan hewan yang
menyebabkan manusia atau hewan sendiri mengagumi apa yang dihadapinya.
Keberadaan rasa indah dan keindahan, khususnya yang ada pada manusia juga
merupakan objek kajian filsafat yang dikenal dengan filsafat estetika. Kata estetika
sendiri meskipun bukan kata asli bahasa Indonesia, tetapi sudah diserap dan dipakai di
kalangan banyak orang dan disetarakan dengan kata keindahan atau seni.
Aliran-aliran filsafat estetika:1. Terjadinya aliran atau perbedaan selera tentang estetika
atau seni menyangkut persoalan reaksi psikologis pribadi manusia. 2. Tentang
darimana munculnya keindahan yang terwujud dalam bentuk karya seni. 3. Penilaian
keindahan karya seni juga menyangkut pertannyaan apakah indahnya seni itu perlu
ditinjau dari kemurnian ciptaan. 4. Perbedaan pendapat dalam kaitan bagaimana
menilai keindahan karya seni dari sudut nilai uang. 5. Perbedaan tentang seni sebagai
wujud ekspresi keindahan juga terdapat pada persoalan bentuk pemanfaatan karya seni.
Manfaat memahami Filsafat Estetika:1. Memahami bahwa manusia memiliki potensi
yang berupa perasaan yang dapat membedakan sesuatu yang indah dan yang tidak
indah. 2. Memahami bahwa kriteria keindahan lebih bersifat subjektif di samping ada
segi objektifnya. 3. Memahami bahwa setiap manusia berhak memilih aliran-aliran
yang terjadi dalam filsafat estetika. 4. Bagi guru/pendidik pemahaman tentang filsafat
estetika dapat dipakai sebagai titik tolak untuk mengembangkan kemampuan estetika
siswa.
e. Filsafat Manusia
Filsafat manusia adalah cabang filsafat yang membahas tentang eksitensi manusia,
kemampuan dasar manusia, struktur kepribadian manusia, perilaku manusia, dan asal
muasal, serta arah hidup manusia. Seorang filosof yang cukup terkenal Descartes
sempat meragukan keberadaannya sendiri meskipun akhirnya percaya bahwa dirinya
ada. Kesimpulan bahwa dirinya ada ini setelah berpikir keras dan menemukan
jawabannya, yaitu bahwa dirinya terbukti dapat berfikir. Jadi menurut Descartes
eksitensi manusia adalah pada kemampuan berpikirnya.
Aliran-aliran filsafat manusia: 1. uraian tentang aliran terkait dengan struktur atau
unsur-unsur yang ada pada manusia, yaitu tentang ontologisnya manusia, menyangkut
pertanyaan tentang bahan pembentuk manusia dan berapa jumlah bahan tersebut. 2.
bahasa filsafat tentang perilaku manusia menelaah tentang sumber perilaku dan tentang
tata tingkah laku manusia. 3. terkait asal dan arah hidup manusia.
Manfaat memahami filsafat manusia: 1. orang tahu kedudukan, hak, dan kewajibannya
di tengah-tengah makhluk yang ada di dunia ini. 2. orang tahu kemampuan dasar yang
dimilikinya. 3. orang memahami kewajiban hidupnya. 4. orang dapat mengontrol
hidupnya agar dapat mencapai tujuan hidupnya. 5. untuk kegiatan pendidikan
pemahaman tentang manusia dapat dipakai sebagai acuan untuk menetapkan kebijakan
dan praktik pendidikan.
f. Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mengkaji segala persoalan yang berkaitan
dengan ilmu dari sudut pandang filsafat. Satu hal yang perlu dicermati menyangkut
konsep filsafat dan konsep ilmu adalah bahwa filsafat sendiri adalah ilmu, sehingga
makna ilmu dalam filsafat ilmu yang dimaksudkan adalah ilmu secara umum, termasuk
filsafat sendiri sebagai ilmu.
Will Durant menyatakan bahwa “tiap ilmu dimulai dengan filsafat dan diakhiri dengan
seni”. Sedangkan Aguste Comte membagi perkembangan ilmu menjadi tiga tahap,
yaitu tahap religious, metafisik, dan positif. Dua pendapat ini sama-sama mendukung
pendapat bahwa keberadaan ilmu didahului oleh filsafat.
Manfaat memahami filsafat ilmu: 1. penggunaan ilmu bukan tanpa batas, tetapi dibatasi
oleh nilai-nilai yang ada dan yang tumbuh dalam masyarakat. 2. ilmu memiliki
keterbatasan, yaitu hanya dapat menelaah apa yang dapat ditangkap oleh indra manusia.
3. ilmu selalu berkembang dan manusia mampu mengembangkan ilmunya dengan
kemampuan bernalarnya. 4. Manusia akan memiliki sifat dan sikap kritis, selalu
berupaya mempertanggungjawabkan bahan, prosedur, dan hasil kegiatan ilmiahnya. 5.
Pemahaman filsafat ilmu bermanfaat antara lain sebagai bahan pertimbangan dalam
pemilihan materi pendidikan dalam hal upaya pengembangan kemampuan dan sikap
ilmiah peserta didik.
g. Filsafat Pendidikan
Pendidikan sebagai salah satu aktivitas manusia yang bersifat universal dengan
sendirinya menjadi objek material filsafat dan pendidikan sebagai ilmu cabang filsafat
mendapatkan pengendalian dari filsafat. Kilpatrick dalam bukunya Phylosophy of
Education (1951:32) mengemukakan fungsi filsafat, fungsi pendidikan dan fungsi
filsafat pendidikan sebagai berikut “Filsafat adalah berpikir sebagai upaya mencari
nilai yang lebih baik dan ideal, sedangkan pendidikan merealisasikan nilai tersebut
dalam hidup manusia, dalam kepribadian manusia. Filsafat pendidikan diartikan
sebagai studi komparatif tentang efek filsafat yang bertentangan dalam hidup dan
tentang alternatif proses pembentukan karakter dan untuk mendapatkan manajemen
pendidikan demi membentuk karakter yang paling konstruktif bagi pemuda dan orang
dewasa.”
Cabang-cabang filsafat yang terkait dengan pemikiran dan praktik pendidikan: 1.
Metafisika. 2. Logika. 3. Etika. 4. Estetika. 5. Filsafat ilmu. 6. Filsafat kebudayaan
Pengambilan kebijakan ataupun pelaksanaan pendidikan harus dengan cerdas
menentukan pilihan yang sesuai dengan visi dan misi pendidikan yang diembannya.

Bab 5. Sudut Pandang Filosofi Dalam Pendidikan


Dalam hal menetapkan tujuan pendidikan ada tiga dasar pemikiran yang harus diingat,
yaitu kebutuhan dan arah hiduppeserta didik, kebutuhan masyarakat, dan ideology
pemangku kepentingan. Kebutuhan peserta didik merupakan acuan utama dalam
menetapkan tujuan pendidikan karena filosofi pendidikan modern adalah bahwa
pendidikan merupakan kegiatan melayani peserta didik dan bukan sebaliknya
penyelenggara pendidikan harus dilayani oleh peserta didik.
1. Pandangan filosofis tentang pendidik
a. Apakah semua manusia pada hakikatnya pendidik ataukah hanya manusia tertentu yang
berhak menjadi pendidik.
b. Terdapat pandangan yang berbeda tentang pendidik, yaitu tentang syarat yang harus
dipenuhi seorang pendidik.
c. Bagaimana dengan orang yang belum dewasa, apakah sudah boleh menjadi pendidik atau
belum.
d. Siapa yang sebenarnya pemilik hak mendidik, orangtua ataukah pihak lain.
e. Hanya manusiakah yang dapat mendidik.

2. Pandangan filosofis tentang keimbangan hubungan antara pendidik dan peserta didik
a. Pandangan yan pertama, pendidik harus mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada
peserta didik.
b. Pandangan yang kedua, pendidikan peserta didik mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
daripada pendidik.
c. Pandangan ketiga, kedudukan pendidik dan peserta didik adalah setara.
3. Pandangan filosofis tentang materi pendidikan
a. Mana yang lebih banyak diberikan kepada peserta didik, apakah hal-hal yang menyangkut
moral ataukah ilmu pengetahuan dan keterampilan.
b. Lebih menekankan materi masa lampau, kekinian, ataukah masa depan.
c. Apakah materi pendidikan menyesuaikan dengan tujuan pendidikan atau sebaliknya.
Aliran-aliran filsafat pendidikan: a. Aliran progresivisme. b. Aliran esensialisme. c. Aliran
parenialisme
Bab 6. Filsafat Pendidikan Indonesia
Meskipun dalam sistem pendidikan nasional Indonesia tidak dikenal secara eksplisit istilah
filsafat pendidikan, namun dengan menerapkan Pancasila sebagai dasar pendidikan,
pendidikan di Indonesia sudah memiliki landasan filosofis yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pancasila dapat dipertanggungjawabkan sebagai dasar filsafat
pendidikan di Indonesia karena Pancasila sendiri hakikatnya juga filsafat, dasar Negara,
dan ideologi bangsa dan Negara.
Hakikat Pancasila yang mendukung dipakainya sebagai dasar filsafat pendidikan adalah:
1. Pancasila diakui sebagai filsafat bangsa dan sebagai dasar Negara.
2. Pancasila telah ditetapkan sebagai paradigma pembangunan bangsa.
3. Hakikat pancasila baik dalam keseluruhan maupun sila demi sila telah diberikan
rumusan yang jelas.
4. Hakikat pancasila diposisikan sebagai hal yang universal.
5. Hakikat pancasila dapat mencakup ide-ide pokok berbagai filsafat yang ada.

Anda mungkin juga menyukai