1 Latar Belakang
Kabupaten Konawe yang dahulu dikenal dengan nama Kabupaten Kendari
merupakan sebuah imperium wilayah daratan terluas dijazirah Sulawesi bagian
tenggara. Sejak dibentuk menjadi sebuah daerah administratif melalui Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi,
Kabupaten Konawe terus berbenah melakukan pembangunan. Dari masa-kemasa
dibawah kepemimpinan beberapa kepala daerah telah dilakukan upaya-upaya secara
masif dan terstruktur pembangunan disegala bidang, baik pembangunan dibidang
ekonomi dan infrastruktur maupun pembangunan dibidang sosial.
Secara kultural Kabupaten Konawe berada pada posisi yang sangat strategis
dimana daerah ini merupakan pusat perkembangan peradaban kebudayaan tolaki yang
menjadi etnis asli yang mendiami daratan Sulawesi Tenggara. Sikap keterbukaan
masyarakat lokal daerah (tolaki) ini telah mampu berakuluturasi dengan masyarakat
lainnya seperti bugis, jawa, bali dan lainnya sehingga Kabupaten Konawe saat ini
menjadi sebuah kekuatan sosial yang sangat mumpuni dalam mengisi pembangunan di
berbagai bidang. Kekuatan kultural yang dimiliki daerah ini menjadikannya secara
politis dan sosial dalam wilayah daratan regional Sulawesi Tenggara menjadi sangat
strategis dimata daerah-daerah lainnya. Pun demikian perannya selama ini dalam upaya
membuka isolasi dan ketertinggalan pembangunan dibeberapa dekade yang lalu telah
secara nyata dilakukan. Upaya-upaya tersebut dapat dilihat dari serangkaian pemekaran
wilayah yang dilakukan sejak tahun 1997 dimana saat itu Pemerintah Kabupaten
Kendari (Konawe) memekarkan Kota Kendari menjadi daerah otonom baru, selanjutnya
pada tahun 2003 kembali dilakukan pemekaran wilayah Kabupaten Konawe Selatan,
kemudian pada tahun 2007 dilakukan pemekaran wilayah Kabupaten Konawe Utara,
hingga terakhir pada tahun 2013 kembali dilakukan pemekaran wilayah Kabupaten
Konawe Kepulauan. 4 (empat) kali melakukan pemekaran wilayah tidak berarti
menghilangkan hegemoni daerah ini sebagai daerah administratif tertua di Sulawesi
Tenggara. Ini terbukti dengan perannya secara regional memberikan kontribusi
pembangunan pada sektor pertanian dalam arti luas di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Peran dan posisi strategis yang dimiliki Kabupaten Konawe menjadi energi
tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Konawe untuk terus
berkontribusi positif bagi pembangunan di Sulawesi Tenggara. 2 (dua) dekade terakhir
sejak bergulirnya reformasi yang ditandai dengan pendelegasian kewenangan yang
cukup luas dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah telah memberikan ruang
bagi seluruh pemerintah daerah di Indonesia untuk secara mandiri mendesign dan
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan RPJMD agar
substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.
1.1. Latar Belakang
Mengemukakan tentang latar belakang perencanaan pembangunan daerah,
mengemukakan pengertian ringkas tentang RPJMD, proses penyusunan RPJMD,
kedudukan RPJMD tahun rencana dalam RPJPD, keterkaitan antara dokumen
RPJMD dengan dokumen RKPD dan Renstra OPD.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Pada bagian ini berisi uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam
penyusunan RPJMD, baik yang berskala nasional, maupun lokal.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Bagian ini menjelaskan hubungan RPJMD dengan dokumen perencanaan
pembangunan lainnya baik yang berskala daerah maupun nasional yang relevan
beserta penjelasannya dan keterkaitan antara RPJMD dengan dokumen
perencanaan keuangan.
1.4. Maksud dan Tujuan
Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RPJMD bagi
daerah yang bersangkutan dan sasaran penyusunan dokumen RPJMD bagi daerah
yang bersangkutan.
1.5. Sistematika Penulisan
Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RPJMD terkait dengan
pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya.
BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Bagian ini menjelaskan dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang
meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan
pemerintah daerah.
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
Pada bagian ini diawali dengan pengantar analisis. Selanjutnya, pada bagian ini
dijelaskan kondisi umum geografis mengenai kondisi geografi daerah, potensi
pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana. Penjelasan dilengkapi