Askep Kalazion
Askep Kalazion
2. Etiologi
a. Sumbatan pada kelenjar Meibom. Kelenjar Meibom adalah kelenjar sebasea, yang
menghasilkan minyak yang membentuk permukaan selaput air mata.
b. Penyakit mata lainnya: blefaritis ulseratif, dan hordeolum
3. Patofisiologi
Riwayat blefaritits, hordeolum dan penyumbatan spontan yang terjadi pada saluran kelenjar
Meibom menyebabkan terjadinya sumbatan pada drainase normal kelenjar Meibom.
Sumbatan pada drainase normal kelenjar Meibom menyebabkan terjadinya penumpukkan
sekresi kelenjar Meibom. Penumpukkan sekresi tersebut akan menimbulkan terjadinya
reaksi inflamasi/peradangan pada kelenjar Meibom sehingga timbul jaringan granulasi/
1
jaringan ikat dan hialin dan peradangan kronis pada kelenjar Meibom yang disebut dengan
kalazion. Masa yang terbentuk dari jaringan granulasi tersebut tampak sebagai nodul pada
kelopak mata yang tidak nyeri, teraba keras dan terfiksir pada tarus.
4. Manifestasi klinis
a. Kelopak mata membengkak
b. Nyeri dan mengalami iritasi.
c. Pembengkakan bundar tanpa rasa nyeri pada kelopak mata dan tumbuh secara perlahan.
d. Di bawah kelopak mata terbentuk daerah kemerahan atau abu-abu
5. Komplikasi
a. Astigmatisma
Kelainan refraksi sehingga sinar tidak bisa difokuskan pada satu titik. Hal ini bisa
disebabkan oleh kalazion yang massa nya besar, sehingga massa tersebut menekan
permukaan kornea yang mengakibatkan terjadinya perubahan kelengkungan kornea.
Kelengkungan kornea yang bertambah mengakibatkan berkas cahaya yang masuk ke
retina tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam tetapi pada 2 titik , sehingga
bayangan yang dihasilkan tampak silendris.
b. Meibomianitis
Infeksi pada kelenjar meibom dapat terjadi jika kalazion terkontaminasi oleh debu atau
pun bakteri dan virus yang di akibatkan oleh kurangnya personal higiene seseorang
terutama pada daerah kelopak mata, Sehingga terjadi peradangan pada kelenjar meibom.
c. Blefaritistarsus superior
Peradangan pada kelopak mata yang biasanya disebabkan oleh infeksi dan alergi.
Blefaritis dapat terjadi jika kebersihan kelopak mata tidak diperhatikan, selain itu insisi
pada kalazion yang tidak steril juga dapat menyebabkan peradangan pada kelopak mata.
d. Obstruksi duktus lakrimalis
Penyumbatan kelenjar air mata, hal ini terjadi jika massa kalazion besar. Sehingga akan
menekan kelenjar lakrimalis, hal ini mengakibatkan saluran kelenjar air mata menjadi
tersumbat dan kehilangan fungsinya ( tamsuri anas, 2011).
2
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang umum dilakukan pada pasien dengan kalazion adalah pemeriksaan
fisik pada kelopak mata pasien.
Inpeksi : pada pemeriksaan secra inspeksi dapat dilihat adanya nodul pada kelopak
mata atas atau bawah, dimana nodul menonjol ke arah konjungtiva dan tampak adanya
daerah berwarna kemerahan pada palpebra bagian dalam.
Palpasi : pada pemeriksaan secara palpasi dapat ditemukan adanya masa yang keras
dan terfiksasi pada tarsus.
b. Pemeriksaan Histopatologi. Pemeriksaan histopatologi dilakukan bila kalazion terjadi
berulang kalisehingga dicurigai keganasan
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
- Eksisi bedah dilakukan melalui sayatan vertical ke dalam kelenjar tarsal dari
permukaan konjungtiva, diikuti kuretase materi gelatinosa dan epitel kelenjarnya
dengan hati-hati.
- Penyuntikan steroid ke dalam lesi juga da manfaatnya untuk lesi kecil, dan
dikombinasikan dengan tindakan bedah untuk kasus sulit.
- Biopsy diindikasikan untuk kalasion yang kambuhan, karena tampilan karsinoma
kelenjar meibom dapat mirip kalasion.
b. Penatalaksanaan keperawatan
Diberikan kompres hangat selama 10-15 menit, minimal 4 kali/hari, kadang dapat
sembuh atau hilang sendiri karena di absorbsi, atau dapat dilakukan ekskokleasi isi
abses di dalamnya atau ekstirpasi. Pengompresan akan melunakkan minyak yang
mengeras yang menyumbat saluran dan mempermudah pengaliran serta penyembuhan.
8. Pencegahan
a. Selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh kulit di sekitar mata dan
Bersihkan minyak yang berlebihan di tepi kelopak mata secara perlahan.
3
b. Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah
c. Jaga kebersihan peralatan make-up mata
4
- Kesadaran umum
- Gejala kardinal
- TD : 90-120/60-80 mmHg
- RR : 12-24x/menit
- Nadi : 60-100x/menit
- S : 36, 8- 37,4 oC
2) Kaji Keadaan Mata
Inspeksi : Kaji adanya benjolan atau nodul diatas atau dibawah kelopak mata,
bengkak, kemerahan, dan pus
Palpasi : Kaji adanya nyeri tekan
Kaji lapang pandang
Kaji visus atau ketajaman mata dengan snelen chart
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan persepsi sensori: pengelihatan
b. Resiko cidera
c. Gangguan citra tubuh
d. Resiko infeksi
e. Ansietas
5
3. Perencanaan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
1. Gangguan persepsi Setelah diberikan asuhan Mandiri :
sensori: pengelihatan keperawatan ….x241. Observasi ketajaman penglihatan
1. Observasi dilakukan untuk
berhubungan dengan : jam diharapkan gangguan dan lapang pandang pasien. mengetahui kebutuhan individu dan
Perubahan organ sensori persepsi sensori teratasi dengan menentukan intervensi yang tepat.
pengelihatan. kriteria hasil: 2. Lakukan kompres hangat pada 2. Pengompresan yang dilakukan
ditandai dengan : 1. Pasien dapat melihat dengan benjolan yang terdapat pada akan mendorong timbulnya resolusi
DS: jelas dan pengelihatan pasien kelopak mata. dari penyumbatan diktus dan
Pasien mengatakam tidak terganggu. menbantu drainase sebum.
penglihatannya 2. Lapang pandang pasien baik. 3. Pengompresan yang lebih sering
terganggu karena ada 3. Nodul mengecil atau hilang. 3. Anjurkan pasien untuk oleh pasien akan lebih cepat
benjolan di matanya, melakukan kompres hangat 4 kali mendoronga resolusi dari
Pasien mengatakan sehari ± selama 15 menit di penyumbatan duktus,
pandangannya tertutup rumah. mempermudah drainase dan
sebagian olah benjolan di mempercepat penyembuhan.
matanya
Pasien mengatakan tidak
dapat melihat dengan
jelas. Kolaborasi : 4. Pemberian kortikosteroid dapat
DO: 4. Kolaborasi dalam pemberian menurunkan peradangan dan dapat
Terdapat nodul pada injeksi kortikosteroid mendorong regresi dari kalazion.
kelopak mata pasien, (triamconolone, 5. Pembedahan akan membantu
Nodul teraba keras dan methylprednisolone). menghilangkan jaringan granuloma
terfiksir pada tarsus 5. Kolaborasi dengan ahli bedah yang terbentuk pada kelopak mata,
nodul tampak besar dan dalam merencanakan dan pembedahan dapat dilakukan
menutupi sebagian mata melakukan pembedahan bila dengan cara kuretase granuloma
pasien, kalazion terus membesar, untuk kalazion kecil dan diseksi
Test lapang pandang mengganggau secara kosmetik untuk kalazion yang lebih besar.
menunjukkan pasien dan terjadi berulang.
mengalami keterbatasan
lapang pandang.
6
2. Resiko cidera Setelah diberikan asuhan Mandiri:
berhubungan dengan: keperawatan ….x24 jam
1. Observasi ketajaman penglihatan1. Observasi dilakukan untuk
Keterbatasan pengelihatan diharapkan cedera tidak terjadi dan lapang pandang pasien. mengetahui kebutuhan individu dan
akibat nodul. dengan kriteria hasil: menentukan intervensi yang tepat.
1. Pasien tidak mengalami cidera.2. Jauhkan alat-alat yang berpotensi
2. Menghindarkan pasien dari luka
2. Nodul dapat berkurang atau menimbulkan bahaya misalnya: tusuk atau gores yang diakibatkan
hilang. gunting, pisau, barang pecah oleh benda tajam.
belah.
7
Pasien tampak malu, berikan perawatan dengan positif. mempengaruhi perawatan pasien
Pasien tampak tidak mau dan kebutuhan untuk membuat
melihat kelopak matanya upaya untuk membantu pasien
Tampak nodul pada merasakan nilai pribadi.
kelopak mata pasien. 5. Bersosialisasi dengan orang lain
5. Dorong sosialisasi dengan orang dapat meningkatkan penerimaan
lain. diri dan sosialisasi pasien.
6. Pengompresan yang lebih sering
6. Anjurkan pasien untuk oleh pasien akan lebih cepat
melakukan kompres hangat 4 kali mendoronga resolusi dari
sehari ± selama 15 menit di penyumbatan duktus,
rumah. mempermudah drainase dan
mempercepat penyembuhan.
8
untuk mencegah memburuknya
kondisi pasien.
5. Kebiasaan pasien untuk menutupi
matanya, memegangi aatau
5. Anjurkan pasien untuk tidak menekan kelopak mata yang
menutup, memegang atau mengalami peradangan dapat
menekan bagian kelopak mata menimbulkan infeksi.
yang mengalami peradangan. 6. Infeksi dapat terjadi karena
kebersihan yang kurang baik.
6. Beritahu pasien untuk menjaga
kebersihan perorangan, terutama
mata.
7. Obat antibiotic yang diberikan
Kolaborasi: dapat membantu menurunkan
7. Kolaborasi dalam pemberian peradangan dan mencegah
antibiotic salep mata, tetes mata terjadinya infeksi sekunder.
atau oral ( tetrasiklin,
metronidazole)
9
DO: 4. Jaga agar pasien mendapatkan 4. Pasien harus memiliki perasaan
Pasien tampak cemas informasi yang benar; bahwa ada sesuatu yang dapat
Pasien tampak gelisah. memperbaiki kesalahan persepsi mereka perbuat. Kebanyakan
atau informasi. pasien merasakan manfaatnya.
5. Diskusikan bersama klien 5. Diskusi yang dilakukan bersama
tentang apa yang akan dikerjakan pasien dapat meningkatkan
dan mengapa perlu dilakukan. pemahaman pasien mengenai
Jelaskan prosedur pembedahan tindakan yang dilakukan sehingga
yang akan dilakukan. mengurangi kecemasan dan pasien
kooperatif dalam mengikuti terapi
yang diberikan.
6. Berikan aktivitas pengalih. 6. Aktivitas pengalihan seperti
mengajak bicara berguna untuk
mengurangi kecemasan pasien.
10
4. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan rencana tindakan menjelaskan setiap tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan pedoman atau prosedur tekhnik yang telah ditentukan.
a. Implementasi merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tidakan keperawatan) yang telah
direncanakan. ( Aziz, 2006).
b. Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan ( Effendi, 1995).
5. Evaluasi
a. Tidak ada gangguan persepsi sensori
b. Tidak ada resiko cidera
c. Citra tubuh positif
d. Tidak terjadi resiko infeksi
e. Pasien tidak ansietas
11
DAFTAR PUSTAKA
Vaughan, Dale. 2000. Oftalmologi Umum. Alih bahasa Jan Tambajong dan
Brahm U. Ed.14. Jakarta : Widya Medika
Tamasuri Anas. 2011. Klien gangguan mata dan penglihatan keperawatan medikal-bedah
Jakarta EGC
12