B.indo Kalimat Efektif
B.indo Kalimat Efektif
Bahasa Indonesia
Diusulkan oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... I
DAFTAR ISI .................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................ 1
1.4 Harapan Penulis ............................................................................ 1
1.5 Kegunaan Makalh ......................................................................... 1
BAB II KALIMAT EFEKTIF ...................................................................... 2
2.1 Pengertian Kalimat Efektif ............................................................ 2
2.2 Syarat Kalimat Efektif.................................................................... 3
2.3 Ciri-ciri Kalimat Efektif ................................................................ 4
2.4 Kesatuan dan Kepaduan Gagasan dalam Paragraf ......................... 6
2.5 Kesalahan pada Penulisan Kalimat ................................................ 9
2.5.1 Ciri-ciri Kalimat Tidak Efektif ............................................... 9
2.5.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif ........................................................ 12
BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 19
3.2 Kritik dan Saran ............................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20
I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Bahasa Indonesia banyak peenulisan dan kalimat yang kurang
efektif dan tanpa disadari, mahasiswa tetap menggunakannya. Maka kami
dari kelompok 3 ingin membenarkan penulisan dan kalimat yang di ucapakan
menjadi efektif dan memberi pengetahuan kepada mahasiswa seperti apa
kalimat efektif dan ciri-ciri dari kalimat efektif dan contoh-contoh kalimat
tidak efektif dirubah menjadi kalimat efektif.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diterapkan antara lain :
1. Seperti apa kalimat efektif?
2. Bagaimana membedakan kalimat efektif dengan kalimat tidak efektif?
3. Ciri-ciri kalimat efektif
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan penulisan Makalah Kalimat Efektif antara lain :
1. Mengetahui bentuk kalimat efektif
2. Memberikan cara untuk membedakan kalimat efektif dan tidak efektif
3. Dapat mengetahui ciri-ciri dari kalimat efektif
1.4 Harapan Penulis
Harapan penulis bagi pembaca dapat membedakan mana kalimat efektif
dan mana yang bukan kalimat efektif. Pembaca juga diharapkan dapat
mengetahui ciri-ciri dari kalimat efektif tersebut
1.5 Kegunaan Makalah
1. Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi mahasiswa
untuk mengerti tentang kalimat efekif dan juga sebagai penambah ilmu
2. Bagi Masyarakat
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat
dalam penulisan dan berbicaran yang menggunakan kalimat efektif, dan
masyrakat dapat membedakan dan mengetahui ciri-ciri kalimat efektif
1
BAB II
Kalimat Efektif
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
2
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat
membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan
mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)1
Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif
atau tidak
1. Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang
tepat. Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu
tulis ternyata tidak tepat ejaannya.
1
Yudi Pratama. Pengertian Kalimat Efektif. Diambil dari :
http://www.academia.edu/11818975/Pengertian_kalimat_efektif (5 September 2018)
2
Filyan Ibrahim. Pedoman Umum EBI Ejaan Bahasa Indonesia. Anugerah. Surabaya. 2015. Hlm
105
3
2. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan
predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan.
Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya
tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan predikat
diharapkan selalu berada di awal kalimat.
4. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk
menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas,
sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan
mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada kesan ambigu.3
1. Kesepadanan Struktur
Ciri pertama yang melekat pada kalimat efektif adalah adanya kesepadanan
struktur pada kalimat efektif. Adapun kesepadanan struktur yang dimaksud
adalah adanya unsur subjek dan predikat yang jelas dan terkandung pada kalimat
efektif. Misalnya:
3
Studiobelajar.com , Kalimat Efektif, https://www.studiobelajar.com/kalimat-efektif/ (19
September 2018)
4
2. Kesamaan Bentuk
Ciri kedua yang melekat pada kalimat efektif adalah adanya kesamaan bentuk
yang ada di dalamnya. Adapun kesamaan bentuk yang dimaksud adalah adanya
kesamaan penggunaan imbuhan pada kata-kata tertentu di dalamnya.
Contoh: Untuk mengetahui apakah uang kertas yang kita pakai itu asli atau palsu,
maka kita mesti melihat, meraba, dan menerawang uang kertas tersebut.
Tiga kata yang dicetak miring di atas mempunyai kesamaan dalam penggunaan
imbuhan, dimana tiga kata tersebut sama-sama menggunakan imbuhan me-.
3. Ketegasan Makna
Makna kalimat di atas sangat jelas dan mudah dipahami, di mana kita memahami
bahwa maksud kalimat itu adalah perintah kepada kamu untuk pergi dari sini.
4. Kehematan Kata
Maksud dari ciri ini adalah kata-kata yang digunakan pada kalimat ini dipakai
sesuai dengan keperluan atau konteks yang hendak disampaikan dari kalimat
efektif.
Contoh: “Aku menyukai buah apel, aku menyukai buah pepaya.” (bentuk
kalimat yang masih belum efektif)
“Aku menyukai buah apel dan pepaya.” (bentuk kalimat di atas yang telah diubah
menjadi kalimat efektif)
5. Kelogisan Makna
Selain tegas, makna yang terkandung pada kalimat efektif mestilah logis, dalam
artian makna yang terkandung dalam kalimat efektif mesti dapat diterima oleh
nalar sehat.
5
Misalnya: “Anni kini sudah besar.” (bentuk kalimat yang masih belum logis)
6. Kepaduan Makna
Ciri kalimat efektif ini masih ada hubungannya dengan ciri kalimat efektif yang
kedua. Jadi, jika suatu kalimat efektif sudah disamakan, maka makna yang
dikandung oleh kalimat efektif pun menjadi kian padu.
Misalnya: Jika kita hendak mengetahui apakah uang kertas yang kita punyai itu
asli atau tidak, maka kita meski terlihat meraba, dan terterawang uang kertas yang
kita punyai itu. (kalimat yang masih belum sama bentuknya dan belum padu
maknanya)
Jika kita hendak mengetahui apakah uang kertas yang kita punyai itu asli atau
tidak, maka kita mesti melihat, meraba, dan menerawang uang kertas yang kita
punyai itu. (kalimat efektif yang sudah disamakan bentuknya dan sudah padu
maknanya)
Ciri terakhir dari kalimat efektif adalah kecermatan dan kesantunan dalam
penggunaan kata di dalamnya. Kecermatan dan kesantunan penggunaan kata
dilakukan agar kata yang digunakan sesuai dengan konteks kalimat dan tidak
menyinggung pihak-pihak tertentu.
1. Kesatuan
Paragraf yang baik haruslah memenuhi syarat kesatuan utuh antar kalimat di
dalam suatu paragraf. Maksudnya adalah antara gagasan utama di dalam kalimat
utama dengan gagasan penjelas dalam kalimat penjelas harus saling berkaitan
atau berhubungan satu sama lainnya. Tidak saling bertentangan kerena adanya
kalimat sumbang di dalamnya.
Yang dimaksud kesatuan adalah tiap paragaraf hanya mengandung satu pokok
pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan
6
di awal paragraf biasa kita sebut dengan paragraf deduktif, sedangkan kalimat
utama yang diletakkan di akhir paragraf biasa kita sebut dengan paragraf induktif.
Adapun ciri-ciri dalam membuat kalimat utama, yakni kalimat yang dibuat harus
mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih
lanjut. Ciri-ciri lainnya yaitu kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri
sendiri tanpa memerlukan kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat
maupun kata penghubung intrakalimat.
2. Kepaduan
Kepaduan adalah suatu hubungan selaras antar kalimat yang saling mengikat satu
dengan lainnya sehingga mampu menyampaikan gagasan utama dengan efektif
dan sistematis. Kepaduan juga erat kaitannya dengan efektivitas kalimat
(penggunaan kalimat efektif) serta penggunaan kata hubung (konjungsi) dan diksi
yang tepat.
7
kalimat dengan induk kalimat, contohnya: karena, sehingga, tetapi, dsb.
Sedangkan antarkalimat yaitu kata yang menghubungkan kalimat yang satu
dengan kalimat yang lainnya, contohnya: oleh karena itu, jadi, kemudian dan
sebagainya.
Contoh 1:
Air adalah sumber kehidupan bagi makhluk hidup tak terkecuali manusia. Dalam
keseharian kita mulai bangun tidur hingga tidur kembali, semuanya tak terlepas
dari keterbutuhan akan air. Pagi hari kita memerlukan air untuk berwudhu, mandi,
minum, memasak, mencuci, dan seterusnya. Belum lagi kebutuhan air di waktu
siang sampai malam hari. Begitu tergantungnya hidup kita dengan benda yang
satu ini. Bayangkan jika air tak lagi kita jumpai dalam kehidupan kita. Ketika
musim kemarau tiba, kita mengalami kesulitan dan membatasi pemakaian air
hanya untuk kebutuhan konsumtif saja. Di musim kemarau saja kita sudah merasa
sangat kesulitan. Apalagi jika air benar-benar habis, Tentu kita akan mengalami
kesulitan yang luar biasa hebatnya bahkan kita tak lagi bisa bertahan hidup. Oleh
karenanya, sudah semestinya saat ini kita mulai belajar untuk bijak dalam
menggunakan air.
Penjelasan:
Pada paragraf di atas telah memiliki kelengkapan unsur paragraf berupa gagasan
utama, kalimat utama, kalimat penjelas. Kalimat utama terletak di akhir paragraf
yang memuat gagasan utama tentang belajar bijak dalam menggunakan air.
Kalimat-kalimat penjelas terletak di awal paragraf sampai pada kalimat terakhir
sebelum kalimat utama. Pada aspek kesatuan, paragraf di atas pada kalimat-
kalimatnya saling mendukung dan tidak bertentangan antara kalimat satu dengan
kalimat lainnya. Aspek kepaduan paragraf juga ditunjukkan pada penggunaan
konjungsi (kata hubung) yang tepat dan saling keterkaitan hubungan antar
kalimat.
8
Contoh 2:
Nasi adalah makanan pokok yang biasa dikonsumsi oleh kebanyakan penduduk
di wilayah benua Asia tak terkecuali Indonesia. Di Indonesia sebagian besar
penduduknya mengonsumsi nasi sebagai panganan utama mereka. Meskipun
sebagian kecil lainnya di wilayah Indonesia ada yang mengonsumsi jagung,
singkong, dan sagu, sebagai makanan pokok mereka. Pada zaman kolonial, hanya
dari kalangan priyayi dan orang kaya saja yang bisa mengonsumsi nasi. Meskipun
sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani, namun hal tersebut tak lantas
membuat rakyat miskin bisa dengan mudah mengonsumsi nasi sebagai panganan
utama mereka. Hal tersebut disebabkan karena berbagai sistem pemerintah
kolonial yang merugikan petani. Kini nasi dapat dinikmati oleh semua kalangan
tak terkecuali warga masyarakat biasa.
Penjelasan:
9
Untuk lebih memahami kalimat tidak efektif berikut cara memperbaikinya,
perhatikan contoh berikut ini.
10
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
11
4. Penggunaan subjek yang berlebihan
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
1. Kesepadanan struktur
2. Kesamaan bentuk
3. Ketegasan makna
4. Kehematan kata
5. Kecermatan dan kesantunan
6. Kepaduan makna
7. Kelogisan makna
1. Kesepadanan struktur
Kesepadanan struktur ditunjuk dengan kejelasan subjek dan predikat.
Perlu diketahui bahwa pengertian subjek bukanlah yang dikenai tindakan,
melainkan hal yang di bicarakan. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
Pada kalimat tersebut tidak memiliki subjek. Hal ini dikarenakan setelah
kata kepada selalu kata keterangan. karenanya pada kalimat tersebut
kata kepada perlu dihilangkan. Sehingga kalimat tersebut akan seperti berikut.
12
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
Penelitian itu saya dibantu dosen. (tidak ada kejelasan subjek dan predikatnya)
2. Kesamaan bentuk
Kesamaan bentuk dapat pula disebut kepararelan bentuk. Jadi antara satu
bentuk kata atau frasa satu dengan lainnya dalam kalimat harus sama. Perhatikan
kalimat berikut!
Pada kata yang digaris bawahi, kita dapat menguraikannya sebagai berikut.
1. pengumpulan = pe + kumpul + an
2. menganalisis = me + analisis
3. menyimpulkan = me + simpul + kan
13
Ketiga kata tersebut memiliki imbuhan yang berbeda-beda. Dalam ciri
kesamaan bentuk, bentuk dari kata yang pararel (disatukan oleh tanda koma [,])
harus disamakan bentuknya. Kalimat tersebut berhubungan dengan bentuk kata
berimbuhan. Karenanya terdapat dua pilihan untuk mengefektifkan kalimat
tersebut. Pilihan pertama yaitu menyamakan imbuhannya dengan pe – an atau
dengan me-.
3. Ketegasan Makna
Ketegasan makna, dapat dilakukan dengan meletakkan bagian yang
dipentingkan di bagian awal kalimat. Hal ini dilakukan untuk memberikan
penekanan pada hal yang dimaksud.
4. Kehematan kata
Kehematan kata bisa dilakukan dengan menghindari pengulangan subjek,
serta dengan menghindari penggunaan superordinat dan hiponim secara
bersamaan. Hiponim adalah hubungan antara makna spesifik dan makna generik
14
atau antara anggota taksonomi dan nama taksonomi (KBBI). Perhatikan bagan
berikut!
Superordinat Hiponim
cantik = ayu
benar = betul
mati = wafat, tewas, mampus
melihat = menonton, menatap, melirik, mengintip, menerawang, dll
15
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
Cawan petri digunakan untuk penelitian di lab biologi, fisika, atau kimia.
Kata lihatlah kurang tepat untuk kalimat tersebut, karena dalam percobaan perlu
lebih dari sekedar melihat. Kata yang lebih tepat adalah amatilah yang memiliki
makna melihat dengan lebih. Pada kalimat selanjutnya, kata menjinjing biasa
digunakan untuk membawa barang atau sesuatu dengan posisi tangan kebawah.
Tidaklah tepat jika kata tersebut digunakan untuk menggambarkan seseorang
yang membawa adiknya. Maka kata menggendong, yakni membawa dengan
mendukung di pinggang lebih tepat untuk menggambarkan seorang kakak yang
membawa adiknya.
(1) Maaf bapak, anak bapak kurang mampu sehingga kami terpaksa tidak
menaikkan kelas.
(2) Maaf bapak, anak bapak bodoh sehingga kami terpaksa tidak menaikkan
kelas.
(3) Maaf bapak, anak bapak dungu sehingga kami terpaksa tidak menaikkan
kelas.
16
kejujuran diperlukan. Hal ini akan menjadikan pembicara dan pendengar
memaknai hal dengan sama.
6. Kepaduan makna
Kepaduan makna dapat dicapai dengan terpenuhinya kepaduan bentuk.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan Aspek dan Agen yang benar.
Aspek merupakan keterangan petunjuk. Perhatikan pola berikut.
7. Kelogisan Makna
Kelogisan merupakan sesuatu yang bernalar atau masuk akal. Suatu
kalimat haruslah masuk akal. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
Pada kalimat (1), tentulah tidak logis. Seorang ibu tentulah bukan gadis lagi.
Sedangkan pada kalimat (2), waktu tidak dapat disingkat. Waktu berjalan sesuai
dengan apa adanya. Kesalahan penggunaan kata ini sering terjadi dalam acara-
acara umum. Kedua kalimat tersebut seharusnya dirubah menjadi berikut.
17
Setiap kali bertemu mereka saling pandang memandang. (kalimat tidak efektif)
Pemborosan
o Setiap kali bertemu, mereka saling berpandangan. (kalimat efektif) kata
Preposisi merubah
Ia sedang menginventarisir perabot-perabot kantor. (kalimat tidak efektif) posisi subjek
18
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah “Kalimat Efektif” kami, dapat
disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah
bahasa, EYD, jelas dan mudah dipahami. Kalimat efektif berguna pada
penulisan karya tulis ilmiah, makalah maupun jurnal. Menggunakan kalimat
efekti dapat memudahkan penulis atau pembicara menyampaikan maksudnya
kepada pembaca atau pendengar agar tidak terjadi kesalahpahaman.
19
DAFTAR PUSTAKA
20