Anda di halaman 1dari 22

Kalimat Efektif

Bahasa Indonesia
Diusulkan oleh:

Hanifa Taqi Fadhila (185010100111059) Angkatan 2018


Griselda Natarina Andiani (185010100111067) Angkatan 2018
Aura Shava Dinda Salsabila (185010100111068) Angkatan 2018
Adam Gemille Putranuf (185010100111069) Angkatan 2018
Alfiansyah Ramadhan Sofyan (185010100111073) Angkatan 2018
Rachelluna Widyawati (185010101111048) Angkatan 2018
Syahril Nanda Subagyo (185010107111038) Angkatan 2018
Huday Rasip (185010107111042) Angkatan 2018

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... I
DAFTAR ISI .................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................ 1
1.4 Harapan Penulis ............................................................................ 1
1.5 Kegunaan Makalh ......................................................................... 1
BAB II KALIMAT EFEKTIF ...................................................................... 2
2.1 Pengertian Kalimat Efektif ............................................................ 2
2.2 Syarat Kalimat Efektif.................................................................... 3
2.3 Ciri-ciri Kalimat Efektif ................................................................ 4
2.4 Kesatuan dan Kepaduan Gagasan dalam Paragraf ......................... 6
2.5 Kesalahan pada Penulisan Kalimat ................................................ 9
2.5.1 Ciri-ciri Kalimat Tidak Efektif ............................................... 9
2.5.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif ........................................................ 12
BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 19
3.2 Kritik dan Saran ............................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20

I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Bahasa Indonesia banyak peenulisan dan kalimat yang kurang
efektif dan tanpa disadari, mahasiswa tetap menggunakannya. Maka kami
dari kelompok 3 ingin membenarkan penulisan dan kalimat yang di ucapakan
menjadi efektif dan memberi pengetahuan kepada mahasiswa seperti apa
kalimat efektif dan ciri-ciri dari kalimat efektif dan contoh-contoh kalimat
tidak efektif dirubah menjadi kalimat efektif.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diterapkan antara lain :
1. Seperti apa kalimat efektif?
2. Bagaimana membedakan kalimat efektif dengan kalimat tidak efektif?
3. Ciri-ciri kalimat efektif
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan penulisan Makalah Kalimat Efektif antara lain :
1. Mengetahui bentuk kalimat efektif
2. Memberikan cara untuk membedakan kalimat efektif dan tidak efektif
3. Dapat mengetahui ciri-ciri dari kalimat efektif
1.4 Harapan Penulis
Harapan penulis bagi pembaca dapat membedakan mana kalimat efektif
dan mana yang bukan kalimat efektif. Pembaca juga diharapkan dapat
mengetahui ciri-ciri dari kalimat efektif tersebut
1.5 Kegunaan Makalah
1. Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi mahasiswa
untuk mengerti tentang kalimat efekif dan juga sebagai penambah ilmu
2. Bagi Masyarakat
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat
dalam penulisan dan berbicaran yang menggunakan kalimat efektif, dan
masyrakat dapat membedakan dan mengetahui ciri-ciri kalimat efektif

1
BAB II

Kalimat Efektif

2.1 Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan apa yang


dimaksud oleh penutur/penulis secara tepat dan tidak berbeit-belit sehingga dapat
dipahami oleh pendengar/pembaca. Kalimat efektif dapat diartikan sebagai
kalimat yang tersusun atas kata-kata berunsur subjek, predikat, objek, dan
keterangan. Dengan kata lain kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan
kaidah-kaidah bahasa yang berlaku, sehingga dapat dipahami oleh
pembaca/pendengar.

Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan


kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :

1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-


syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar,
mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.
(Rahayu: 2007)

2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai


dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)

4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan


informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha,
Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)

2
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat
membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan
mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)1

Dari beberapa pengertian kalimat efektif di atas, dapat diambil


kesimpulan bahwa kalimat efektif memiliki kata kunci yaitu, sesuai dengan
kaidah bahasa, jelas dan mudah dipahami. Jadi, untuk membentuk suatu kalimat
efektif, harus mengandung unsur-unsur tersebut. Untuk membentuk suatu
kalimat efektif, diperlukan pula pemilihan kata (diksi) yang tepat, agar tidak
menimbulkan kalimat yang ambigu (memiliki lebih dari satu pengertian). Dengan
diksi, pembicara atau penulis dituntut untuk memahami dan mempelajari
berbagai kata, seperti kata-kata bermakna konotasi dan denotasi, sinonim, idiom,
serta kata umum dan kata khusus.2 Kata-kata tersebut terkadang memiliki makna
serupa, sehingga dapat menggantikan kata lain untuk tercapainya makna yang
diinginkan. Jadi, perlu diperhatikan dalam pemilihan kata untuk sebuah kalimat,
agar menjadi suatu klaimat efektif. Kalimat efektif pada umumnya digunakan
pada penulisan karya ilmiah seperti makalah, laporan peneletian, skripsi, tesis dan
disertasi. Para wartawan dan sastrawan jarang menggunakan kalimat efektif,
mereka lebih sering menggunakan kalimat yang mengandung majas.

2.2 Syarat Kalimat Efektif

Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif
atau tidak

1. Sesuai EYD

Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang
tepat. Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu
tulis ternyata tidak tepat ejaannya.

1
Yudi Pratama. Pengertian Kalimat Efektif. Diambil dari :
http://www.academia.edu/11818975/Pengertian_kalimat_efektif (5 September 2018)
2
Filyan Ibrahim. Pedoman Umum EBI Ejaan Bahasa Indonesia. Anugerah. Surabaya. 2015. Hlm
105

3
2. Sistematis

Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan
predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan.
Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya
tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan predikat
diharapkan selalu berada di awal kalimat.

3. Tidak Boros dan Bertele-tele

Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-hamburkan


kata dan terkesan bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang kalian rumuskan
pasti dan ringkas agar orang yang membacanya mudah menangkah gagasan yang
kalian tuangkan.

4. Tidak Ambigu

Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk
menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas,
sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan
mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada kesan ambigu.3

2.3 Ciri – ciri kalimat efektif

1. Kesepadanan Struktur

Ciri pertama yang melekat pada kalimat efektif adalah adanya kesepadanan
struktur pada kalimat efektif. Adapun kesepadanan struktur yang dimaksud
adalah adanya unsur subjek dan predikat yang jelas dan terkandung pada kalimat
efektif. Misalnya:

“Para tamu undangan dipersilakan mencicipi hidangan yang telah disediakan.”

Subjek: para tamu undangan, Predikat: dipersilakan.

3
Studiobelajar.com , Kalimat Efektif, https://www.studiobelajar.com/kalimat-efektif/ (19
September 2018)

4
2. Kesamaan Bentuk

Ciri kedua yang melekat pada kalimat efektif adalah adanya kesamaan bentuk
yang ada di dalamnya. Adapun kesamaan bentuk yang dimaksud adalah adanya
kesamaan penggunaan imbuhan pada kata-kata tertentu di dalamnya.

Contoh: Untuk mengetahui apakah uang kertas yang kita pakai itu asli atau palsu,
maka kita mesti melihat, meraba, dan menerawang uang kertas tersebut.

Tiga kata yang dicetak miring di atas mempunyai kesamaan dalam penggunaan
imbuhan, dimana tiga kata tersebut sama-sama menggunakan imbuhan me-.

3. Ketegasan Makna

Ciri kalimat efektif selanjutnya adalah adanya ketegasan makna di dalamnya.


Maksud dari ciri ini adalah bahwa makna yang terkandung di dalam kalimat
efektif jelas dan dapat dipahami oleh orang lain.

Contoh: “Pergilah kamu dari sini!”

Makna kalimat di atas sangat jelas dan mudah dipahami, di mana kita memahami
bahwa maksud kalimat itu adalah perintah kepada kamu untuk pergi dari sini.

4. Kehematan Kata

Maksud dari ciri ini adalah kata-kata yang digunakan pada kalimat ini dipakai
sesuai dengan keperluan atau konteks yang hendak disampaikan dari kalimat
efektif.

Contoh: “Aku menyukai buah apel, aku menyukai buah pepaya.” (bentuk
kalimat yang masih belum efektif)

“Aku menyukai buah apel dan pepaya.” (bentuk kalimat di atas yang telah diubah
menjadi kalimat efektif)

5. Kelogisan Makna

Selain tegas, makna yang terkandung pada kalimat efektif mestilah logis, dalam
artian makna yang terkandung dalam kalimat efektif mesti dapat diterima oleh
nalar sehat.

5
Misalnya: “Anni kini sudah besar.” (bentuk kalimat yang masih belum logis)

"Anni kini sudah beranjak dewasa.” (bentuk kalimat yang logis)

6. Kepaduan Makna

Ciri kalimat efektif ini masih ada hubungannya dengan ciri kalimat efektif yang
kedua. Jadi, jika suatu kalimat efektif sudah disamakan, maka makna yang
dikandung oleh kalimat efektif pun menjadi kian padu.

Misalnya: Jika kita hendak mengetahui apakah uang kertas yang kita punyai itu
asli atau tidak, maka kita meski terlihat meraba, dan terterawang uang kertas yang
kita punyai itu. (kalimat yang masih belum sama bentuknya dan belum padu
maknanya)

Jika kita hendak mengetahui apakah uang kertas yang kita punyai itu asli atau
tidak, maka kita mesti melihat, meraba, dan menerawang uang kertas yang kita
punyai itu. (kalimat efektif yang sudah disamakan bentuknya dan sudah padu
maknanya)

7. Kecermatan dan Kesantunan

Ciri terakhir dari kalimat efektif adalah kecermatan dan kesantunan dalam
penggunaan kata di dalamnya. Kecermatan dan kesantunan penggunaan kata
dilakukan agar kata yang digunakan sesuai dengan konteks kalimat dan tidak
menyinggung pihak-pihak tertentu.

2.4 Kesatuan dan kepaduan gagasan dalam paragraf

1. Kesatuan

Paragraf yang baik haruslah memenuhi syarat kesatuan utuh antar kalimat di
dalam suatu paragraf. Maksudnya adalah antara gagasan utama di dalam kalimat
utama dengan gagasan penjelas dalam kalimat penjelas harus saling berkaitan
atau berhubungan satu sama lainnya. Tidak saling bertentangan kerena adanya
kalimat sumbang di dalamnya.

Yang dimaksud kesatuan adalah tiap paragaraf hanya mengandung satu pokok
pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan

6
di awal paragraf biasa kita sebut dengan paragraf deduktif, sedangkan kalimat
utama yang diletakkan di akhir paragraf biasa kita sebut dengan paragraf induktif.
Adapun ciri-ciri dalam membuat kalimat utama, yakni kalimat yang dibuat harus
mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih
lanjut. Ciri-ciri lainnya yaitu kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri
sendiri tanpa memerlukan kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat
maupun kata penghubung intrakalimat.

Contoh paragraf deduktif

“PBB menetapkan 12 Agustus sebagai hari Remaja Internasional. Pencetus


gagasan ini ialah para menteri sedunia yang menangani masalah remaja di
portugal 1998. Tujuannya guna memicu kesadaran remaja untuk memahami
masalah sosial budaya, lingkungan hidup, pendidikan dan kenakalan remaja.”

Contoh paragraf induktif

“Kalau ditanya rencana masa depan, banyak remaja menjawab asal-asalan.


Mereka tidak punya greget dalam menatap masa depan, mereka sebagai air,
mengikuti aliran tanpa berperan mengarahkan air itu. Tanpa motivasi, tanpa
perencanaan yang jelas. Mereka yang pesimis, harapan masa depannya pun
rendah.”

2. Kepaduan

Kepaduan adalah suatu hubungan selaras antar kalimat yang saling mengikat satu
dengan lainnya sehingga mampu menyampaikan gagasan utama dengan efektif
dan sistematis. Kepaduan juga erat kaitannya dengan efektivitas kalimat
(penggunaan kalimat efektif) serta penggunaan kata hubung (konjungsi) dan diksi
yang tepat.

Langkah-langkah yang harus kita tempuh adalah adanya kemampuan untuk


merangkai kalimat sehingga berkaitan satu sama lain sehingga logis dan serasi.
Lalu gunakanlah kata penghubung yang dapat membuat kalimat saling berkaitan.
Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata
penghubung antarkalimat. Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan anak

7
kalimat dengan induk kalimat, contohnya: karena, sehingga, tetapi, dsb.
Sedangkan antarkalimat yaitu kata yang menghubungkan kalimat yang satu
dengan kalimat yang lainnya, contohnya: oleh karena itu, jadi, kemudian dan
sebagainya.

Perhatikan beberapa contoh paragraf berikut:

Contoh 1:

Air adalah sumber kehidupan bagi makhluk hidup tak terkecuali manusia. Dalam
keseharian kita mulai bangun tidur hingga tidur kembali, semuanya tak terlepas
dari keterbutuhan akan air. Pagi hari kita memerlukan air untuk berwudhu, mandi,
minum, memasak, mencuci, dan seterusnya. Belum lagi kebutuhan air di waktu
siang sampai malam hari. Begitu tergantungnya hidup kita dengan benda yang
satu ini. Bayangkan jika air tak lagi kita jumpai dalam kehidupan kita. Ketika
musim kemarau tiba, kita mengalami kesulitan dan membatasi pemakaian air
hanya untuk kebutuhan konsumtif saja. Di musim kemarau saja kita sudah merasa
sangat kesulitan. Apalagi jika air benar-benar habis, Tentu kita akan mengalami
kesulitan yang luar biasa hebatnya bahkan kita tak lagi bisa bertahan hidup. Oleh
karenanya, sudah semestinya saat ini kita mulai belajar untuk bijak dalam
menggunakan air.

Penjelasan:

Pada paragraf di atas telah memiliki kelengkapan unsur paragraf berupa gagasan
utama, kalimat utama, kalimat penjelas. Kalimat utama terletak di akhir paragraf
yang memuat gagasan utama tentang belajar bijak dalam menggunakan air.
Kalimat-kalimat penjelas terletak di awal paragraf sampai pada kalimat terakhir
sebelum kalimat utama. Pada aspek kesatuan, paragraf di atas pada kalimat-
kalimatnya saling mendukung dan tidak bertentangan antara kalimat satu dengan
kalimat lainnya. Aspek kepaduan paragraf juga ditunjukkan pada penggunaan
konjungsi (kata hubung) yang tepat dan saling keterkaitan hubungan antar
kalimat.

8
Contoh 2:

Nasi adalah makanan pokok yang biasa dikonsumsi oleh kebanyakan penduduk
di wilayah benua Asia tak terkecuali Indonesia. Di Indonesia sebagian besar
penduduknya mengonsumsi nasi sebagai panganan utama mereka. Meskipun
sebagian kecil lainnya di wilayah Indonesia ada yang mengonsumsi jagung,
singkong, dan sagu, sebagai makanan pokok mereka. Pada zaman kolonial, hanya
dari kalangan priyayi dan orang kaya saja yang bisa mengonsumsi nasi. Meskipun
sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani, namun hal tersebut tak lantas
membuat rakyat miskin bisa dengan mudah mengonsumsi nasi sebagai panganan
utama mereka. Hal tersebut disebabkan karena berbagai sistem pemerintah
kolonial yang merugikan petani. Kini nasi dapat dinikmati oleh semua kalangan
tak terkecuali warga masyarakat biasa.

Penjelasan:

Paragraf di atas terdapat beberapa kelengkapan unsur paragraf seperti gagasan


utama, kalimat utama, kalimat penjelas. Gagasan utama pada paragraf tersebut
membahas tentang nasi sebagai panganan pokok bangsa Indonesia. Kalimat
utama terletak di awal paragraf yang memuat gagasan utama. Selanjutnya diikuti
dengan kalimat-kalimat penjelas sampai akhir paragraf. Paragraf tersebut juga
telah memenuhi aspek kesatuan dan kepaduan dengan adanya keterkaitan
hubungan antar kalimat yang menyampaikan gagasan utama dengan sistemik dan
berurutan.

2.5 KESALAHAN PADA PENULISAN KALIMAT (penyebab kalimat itu


menjadi tidak efektif)

2.5.1 Ciri-Ciri Kalimat Tidak Efektif


Ketidakhematan kalimat ini dibedakan atas beberapa macam (Gufron, 2015:144).

1. Penggunaan kata-kata yang maknanya sama


2. Penggunaan kata bentukan beserta maknanya
3. Penggunaan dua konjungsi yang semakna
4. Penggunaan subjek yang berlebihan

9
Untuk lebih memahami kalimat tidak efektif berikut cara memperbaikinya,
perhatikan contoh berikut ini.

1. Penggunaan kata-kata yang maknanya sama


Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

 Bunga ini merupakan adalah bunga favoritnya.


 Mereka bekerja demi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
 Petani harus rajin agar supaya hasil panennya berlimpah.
 Suasana di rumahnya sangat sepi sekali.
 Sekolahnya banyak terdapat berbagai jenis tanaman obat.

Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.

 Bunga ini merupakan bunga favoritnya.


 Bunga ini adalah bunga favoritnya.
 Mereka bekerja demi mencukupi kebutuhan hidupnya.
 Mereka bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
 Petani harus rajin supaya hasil panennya berlimpah.
 Petani harus rajin agar hasil panennya berlimpah.
 Suasana di rumahnya sangat sepi.
 Suasana di rumahnya sepi sekali.
 Sekolahnya terdapat banyak jenis tanaman obat.
 Sekolahnya terdapat berbagai jenis tanaman obat.

2. Penggunaan kata bentukan beserta maknanya


Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

 Kakaknya anak paling tercantik di keluarganya.


 Rapat dihadiri para pejabat-pejabat.
 Seminar itu diikuti semua mahasiswa-mahasiswa.
 Keduanya saling bantu-membantu dalam kesulitan.

10
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.

 Kakaknya anak paling cantik di keluarganya.


 Kakaknya anak tercantik di keluarganya.
 Rapat dihadiri pejabat-pejabat.
 Rapat dihadiri para pejabat.
 Seminar itu diikuti mahasiswa-mahasiswa.
 Seminar itu diikuti semua mahasiswa.
 Keduanya saling membantu dalam kesulitan.
 Keduanya bantu-membantu dalam kesulitan.

3. Penggunaan dua konjungsi yang semakna


Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

 Meskipun demam, namun Anas tetap pergi kuliah.


 Walaupun lelah sekali, tetapi Ana tetap ikut bakti sosial.
 Jika bekerja dengan keras, maka kamu pasti berhasil.
 Karena kakaknya sakit, maka ia pergi ke rumah sakit.
 Setelah memasak, kemudian ibu mencuci baju.

Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.

 Meskipun demam, Anas tetap pergi kuliah.


 Anas demam, namun tetap pergi kuliah.
 Walaupun lelah sekali, Ana tetap ikut bakti sosial.
 Ana lelah sekali, tetapi tetap ikut bakti sosial.
 Jika bekerja dengan keras, kamu pasti berhasil.
 Kamu bekerja dengan keras, maka kamu pasti berhasil.
 Karena kakaknya sakit, ia pergi ke rumah sakit.
 Kakaknya sakit, maka ia pergi ke rumah sakit.
 Setelah memasak, ibu mencuci baju.
 Ibu memasak, kemudian mencuci baju.

11
4. Penggunaan subjek yang berlebihan
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

 Ana menulis cerpen setelah Ani membaca cerpen Hasan.


 Saya berdoa sebelum saya makan.

Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.

 Ana menulis cerpen setelah membaca cerpen Hasan.


 Saya berdoa sebelum makan.

2.5.2 Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Kalimat efektif dapat diketahu dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini.

1. Kesepadanan struktur
2. Kesamaan bentuk
3. Ketegasan makna
4. Kehematan kata
5. Kecermatan dan kesantunan
6. Kepaduan makna
7. Kelogisan makna

Untuk lebih memahami ciri kalimat efektif, perhatikan contoh berikut.

1. Kesepadanan struktur
Kesepadanan struktur ditunjuk dengan kejelasan subjek dan predikat.
Perlu diketahui bahwa pengertian subjek bukanlah yang dikenai tindakan,
melainkan hal yang di bicarakan. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

 Kepada para peserta diskusi dipersilakan masuk. (tidak bersubjek)

Pada kalimat tersebut tidak memiliki subjek. Hal ini dikarenakan setelah
kata kepada selalu kata keterangan. karenanya pada kalimat tersebut
kata kepada perlu dihilangkan. Sehingga kalimat tersebut akan seperti berikut.

 Para peserta diskusi dipersilakan masuk. (subjeknya para peserta diskusi)

12
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

 Penelitian itu saya dibantu dosen. (tidak ada kejelasan subjek dan predikatnya)

Pada kalimat tersebut tidak ada kejelasan


mana subjek dan predikatnya. Agar kalimat tersebut memiliki kejelasan struktur,
perlu dianalisis maksud dari kalimatnya. Secara harfiah kalimat tersebut ingin
menyampaikan bahwasannya “saya dibantu oleh dosen saat melaksanakan
penelitian”. Jika diuraikan dalam bentuk kalimat, maka:

 kata saya adalah subjek,


 kata dibantu adalah predikat,
 kata dosen adalah objek, dan
 kata penelitian itu adalah keterangan.

Untuk memperjelas fungsi keterangan pada kalimat tersebut, makan perlu


ditambahkan kata penunjuk keterangan. Perhatikan kalimat berikut.

 Dalam penelitian itu, saya dibantu dosen.

Kata dalam selalu diikuti oleh keterangan.

2. Kesamaan bentuk
Kesamaan bentuk dapat pula disebut kepararelan bentuk. Jadi antara satu
bentuk kata atau frasa satu dengan lainnya dalam kalimat harus sama. Perhatikan
kalimat berikut!

 Tahapan penelitian meliputi pengumpulan data, menganalisis data, dan


menyimpulkan hasil analisis.

Pada kata yang digaris bawahi, kita dapat menguraikannya sebagai berikut.

1. pengumpulan = pe + kumpul + an
2. menganalisis = me + analisis
3. menyimpulkan = me + simpul + kan

13
Ketiga kata tersebut memiliki imbuhan yang berbeda-beda. Dalam ciri
kesamaan bentuk, bentuk dari kata yang pararel (disatukan oleh tanda koma [,])
harus disamakan bentuknya. Kalimat tersebut berhubungan dengan bentuk kata
berimbuhan. Karenanya terdapat dua pilihan untuk mengefektifkan kalimat
tersebut. Pilihan pertama yaitu menyamakan imbuhannya dengan pe – an atau
dengan me-.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini.

 Tahapan penelitian meliputi pengumpulan data, penganalisisan data, dan


penyimpulan hasil analisis.
 Tahapan penelitian meliputi mengumpulkan data, menganalis data, dan
menyimpulkan hasil analisis.

3. Ketegasan Makna
Ketegasan makna, dapat dilakukan dengan meletakkan bagian yang
dipentingkan di bagian awal kalimat. Hal ini dilakukan untuk memberikan
penekanan pada hal yang dimaksud.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!

(1) Pergi kamu!

(2) Kamu pergi!

Jika dilihat, kedua kalimat tersebut tidak ada bedanya. Namun


berdasarkan makna dan tujuan, kedua kalimat tersebut memiliki perbedaan yang
nyata. Pada kalimat (1) penekanannya terletak pada kata pergi. Hal ini memiliki
maksud, bahwasannya harus segera pergi dengan cepat. Sedangkan kalimat (2)
penekanannya terletak pada kata kamu. Hal ini memiliki maksud, bahwasannya
yang harus pergi adalah kamu bukan yang lain.

4. Kehematan kata
Kehematan kata bisa dilakukan dengan menghindari pengulangan subjek,
serta dengan menghindari penggunaan superordinat dan hiponim secara
bersamaan. Hiponim adalah hubungan antara makna spesifik dan makna generik

14
atau antara anggota taksonomi dan nama taksonomi (KBBI). Perhatikan bagan
berikut!

Superordinat Hiponim

Burung Beo, Pelatuk, Kakak tua, dll

Bunga Seruni, Mawar, Melati, dll

Buah Jeruk, Mangga, Markisa, dll

Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!

 Saya suka kecantikannya, saya suka bodinya. (pengulangan subjek)

Kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.

 Saya suka kecantikannya dan bodinya.

5. Kecermatan dan kesantunan


Kecermatan dapat dilakukan dengan memilih bentuk sinonimi yang
paling tepat. Sinonimi merupakan kata yang memiliki kesamaan makna atau arti.
Contoh sinonimi:

 cantik = ayu
 benar = betul
 mati = wafat, tewas, mampus
 melihat = menonton, menatap, melirik, mengintip, menerawang, dll

Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!

 Lihatlah cawan petri yang tersedia.


 Rani menjinjing adiknya yang masih kecil.

15
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.

 Amatilah cawan petri yang tersedia.


 Rani menggendong adiknya yang masih kecil.

Cawan petri digunakan untuk penelitian di lab biologi, fisika, atau kimia.
Kata lihatlah kurang tepat untuk kalimat tersebut, karena dalam percobaan perlu
lebih dari sekedar melihat. Kata yang lebih tepat adalah amatilah yang memiliki
makna melihat dengan lebih. Pada kalimat selanjutnya, kata menjinjing biasa
digunakan untuk membawa barang atau sesuatu dengan posisi tangan kebawah.
Tidaklah tepat jika kata tersebut digunakan untuk menggambarkan seseorang
yang membawa adiknya. Maka kata menggendong, yakni membawa dengan
mendukung di pinggang lebih tepat untuk menggambarkan seorang kakak yang
membawa adiknya.

Kesantunan dapat dilakukan dengan memilih kata-kata yang bermakna


netral atau denotasi. Penggunaan kata dalam teori kesantunan dibagi menjadi
beberapa kelas. perhatikan kalimat-kalimat berikut ini.

(1) Maaf bapak, anak bapak kurang mampu sehingga kami terpaksa tidak
menaikkan kelas.
(2) Maaf bapak, anak bapak bodoh sehingga kami terpaksa tidak menaikkan
kelas.
(3) Maaf bapak, anak bapak dungu sehingga kami terpaksa tidak menaikkan
kelas.

Pada kalimat (1) merupakan kelas paling santun yakni


menggunakan konotasi positif. Kalimat (2) merupakan kelas yang umum dan
efektif, namun dirasa kurang sopan. Kalimat tersebut menggunakan
makna netral (makna sesungguhnya atau denotasi). Sedangkan kalimat (3)
merupakan kelas terendah yakni menggunakan konotasi negatif. Ada baiknya
menggunakan konotasi positif, namun alangkah lebih baik dalam kondisi tertentu

16
kejujuran diperlukan. Hal ini akan menjadikan pembicara dan pendengar
memaknai hal dengan sama.

6. Kepaduan makna
Kepaduan makna dapat dicapai dengan terpenuhinya kepaduan bentuk.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan Aspek dan Agen yang benar.
Aspek merupakan keterangan petunjuk. Perhatikan pola berikut.

Aspek + Agen +Verba

Contoh aspek, misalnya : sudah, sedang, akan, dll.

Perhatikan kalimat berikut!

 Proposal Anggi dosen sudah terima.

Kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat berikut.

 Proposal Anggi sudah dosen terima.

7. Kelogisan Makna
Kelogisan merupakan sesuatu yang bernalar atau masuk akal. Suatu
kalimat haruslah masuk akal. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

(1) Ibunya Dina masih gadis.

(2) untuk mempersingkat waktu diskusi kita mulai.

Pada kalimat (1), tentulah tidak logis. Seorang ibu tentulah bukan gadis lagi.
Sedangkan pada kalimat (2), waktu tidak dapat disingkat. Waktu berjalan sesuai
dengan apa adanya. Kesalahan penggunaan kata ini sering terjadi dalam acara-
acara umum. Kedua kalimat tersebut seharusnya dirubah menjadi berikut.

(1) Ibunya Dina masih muda.

(2) untuk mengefisienkan waktu diskusi kita mulai.

Contoh Kalimat Tidak Efektif dan Pembenarannya

17
 Setiap kali bertemu mereka saling pandang memandang. (kalimat tidak efektif)
Pemborosan
o Setiap kali bertemu, mereka saling berpandangan. (kalimat efektif) kata
Preposisi merubah
 Ia sedang menginventarisir perabot-perabot kantor. (kalimat tidak efektif) posisi subjek

o Ia sedang menginventarisasi perabotan kantor. (kalimat efektif)


 Para wanita perlu hati-hati jika melewati lorong. (kalimat tidak efektif)
Pemborosan kata
o Para wanita perlu berhati-hati jika melewati lorong. (kalimat efektif)
 Baik mahasiswa baru atau mahasiswa lama dikenakan peraturan yang sama.
Pemborosan kata dan salah penggunaan
(kalimat tidak efektif) akhiran –ir, yang benar -isasi

o Seluruh mahasiswa dikenakan peraturan yang sama. (kalimat efektif)


 Menurut Kunjana menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat
disamakan dengan konteks dalam pragmatik (2009). (kalimat tidak efektif)
o Kunjana (2009) menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat
disamakan dengan konteks dalam pragmatik. (kalimat efektif)
o Menurut Kunjana, konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan
konteks dalam pragmatik (2009). (kalimat efektif)
 Dengan penelitian ini akan memberikan banyak manfaat bagi warga. (kalimat Didepan
kalimat
tidak efektif) tidak
boleh ada
o Penelitian ini akan memberi banyak manfaat bagi warga. (kalimat efektif) preposisi
 Adalah merupakan tugas peneliti untuk menganalisis dan menyajikan hasil
analisis data. (kalimat tidak efektif)
o Tugas peneliti adalah menganalisis dan menyajikan hasil analisis data. (kalimat Di
perlukan
efektif) imbuhan
untuk
 Berbagai kendala penelitian harus dapat diselesaikan oleh kita. (kalimat tidak merubah
frasa adj
efektif) menjadi
frasa
o Kita harus menyelesaikan berbagai kendala penelitian. (kalimat efektif) verba

18
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah “Kalimat Efektif” kami, dapat
disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah
bahasa, EYD, jelas dan mudah dipahami. Kalimat efektif berguna pada
penulisan karya tulis ilmiah, makalah maupun jurnal. Menggunakan kalimat
efekti dapat memudahkan penulis atau pembicara menyampaikan maksudnya
kepada pembaca atau pendengar agar tidak terjadi kesalahpahaman.

3.2 Kritik dan Saran


Dalam penulisan makalah “Kalimat Efektif” ini, kami masih
banyak melakukan kesalahan. Mohon maaf bila masih kurang baik dalam
mengerjakan makalah.
Saran kami untuk penggunaan kalimat efektif, terutama dalam
kegiatan akademik maupun pengerjakan makalah, karya ilmiah serta essai
untuk tugas kuliah sebaiknya lebih teliti dan lebih dibiasakan dalam
penggunaan kalimat efektifnya. Sehingga hasilnya lebih bagus dan mudah
dipahami.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Filyan. Pedoman Umum EBI: Ejaan Bahasa Indonesia.


Anugerah. Surabaya. 2015
Pratama, Yuda. “Pengertian Kalimat Efektif”. 5 September 2018.
http://www.academia.edu/11818975/Pengertian_kalimat_efektif
Sarwani Abdan, Muhammad. Makalah “Kalimat Efektif” – Kesalahan
Umum Pada Kalimat Efektif. 29 Agustus 2018.
http://youthdailylife.blogspot.com/2016/05/makalah-kalimat-efektif-kesalahan-
umum.html
https://dosenbahasa.com/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif

20

Anda mungkin juga menyukai