Anda di halaman 1dari 4

APA ITU FANTASI – PSIKOLOGI

04 Jun

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berfantasi atau berkhayal merupakan salah satu gejala pengenalan (kognisi), yaitu gejala-
gejala yang terdapat dalam kejiwaan kita, sebagai hasil dari pengenalan. Berfantasi dapat
menimbulkan daya imajinasi kita dalam menciptakan sesuatu yang belum ada, yakni susuatu
yang baru.
Setiap orang mempunyai dan mengalami fantasi yang berbeda-beda. Bahkan pada satu objek
yang sama, tiap individu akan memiliki fantasi yang berbeda-beda. Misalnya sekelompok
anak dihadapkan pada bola. Si A akan membayangkan bola itu sebagai dunia, sedangkan
anak yang lain akan menfantasikan sebagai makanan. Fantasi juga menolong orang untuk
memikirkan cara atau strategi menghadapi sesuatu hal yang akan datang. Misalnya, seorang
siswa diminta membayangkan apa yang akan terjadi jika ia lulus atau tidak.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah fantasi itu?
2. Apa saja macam-macam fantasi itu?
3. Apa factor yang mempengaruhi fantasi?
4. Apa Kegunaan dan Sisi negative dari fantasi?

C. Tujuan
Mampu mendeskripsikan makna fantasi, serta dapat mengeksplorasikannya ke dalam
kehidupan kita setiap gejala-gejalanya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fantasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia online fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan
atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja.
Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi.
Fantasi bisa juga merupakan sebuah genre yang menggunakan bentuk sihir dan supranatural
sebagai salah satu elemen plot, tema dan seting dalam sebuah film. Genre fantasi secara
umum dibedakan dengan genre sains fiksi yang lebih bertemakan ilmiah dan horor tentang
hal yang mengerikan.
Fantasi menurut Yanto Subiyanto (1980, hal.18) adalah kemampuan jiwa untuk membentuk
tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Hal senada juga dijelaskan oleh Bimo
Walgito (1983, hal 99). Dengan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang
dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke keadaan yang akan mendatang. Sedangkan
menurut Julianto Simanjuntak (2007, hal. 108), fantasi (imajinasi) adalah kemampuan jiwa
yang dapat membentuk satu tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang lama.
Fantasi dapat terjadi secara sadar ataupun tidak sadar. Fantasi secara sadar misalnya pada
seorang pemahat arca yang membentuk arca berdasarkan fantasinya. Sedang fantasi tidak
sadar biasanya dilakukan oleh anak kecil yang bercerita tidak sesuai dengan kenyataan, walau
tanpa ada maksud untuk berbohong (Walgito, 1983, hal. 99).
Abu ahmadi mendefinisikan, Fantasi (Khayalan, Angan-angan, Imagination) adalah kekuatan
jiwa untuk menciptakan tanggapan baru dalam jiwa kita dengan pertolongan tanggapan-
tanggapan yang telah dimiliki. Jadi, dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri
dari keadaan yang dihadapinya dan mampu menjangkau ke depan, keadaan yang akan datang.

B. Macam-macam Fantasi

Jenis-jenis fantasi menurut Bimo Walgito dalam bukunya dapat diuraikan sebagai berikut
:Fantasi umumnya merupakan aktivitas yang menciptakan. Tetapi sekalipun demikian orang
sering membedakan antara fantasi yang menciptakan dan fantasi yang dipimpin. Fantasi yang
menciptakan yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang menciptakan sesuatu, misalnya
seorang pelukis menciptakan lukisan berdasarkan atas daya fantasinya. Fantasi yang dipimpin
yaitu bentuk atau jenis fantasi yang dituntun oleh pihak yang lain. Misalnya seseorang yang
melihat film, orang ini dapat mengikuti apa yang dilihatnya dan dapat berfantasi tentang
keadaan atau tempat-tempat yang lain dengan perantaraan film itu, sehingga fantasinya
dituntun berdasarkan film.

1. Fantasi disadari: fantasi yang terjadinya disadari oleh individu ybs. Misal: seseorang
sedang berimajinasi tentang suatu kejadian untuk novelnya
2. Fantasi yang tidak disadari: fantasi yang terjadinya tanpa disadari atau disengaja oleh
ybs. Fantasi semacam ini terjadi pada anak-anak, yang kadang-kadang menimbulkan dusta
semu pada anak ysb.
3. Fantasi Aktif: Fantasi yang terjadi-nya melibatkan secara aktif gejala-geja-la jiwa lainnya
seperti pikiran, kemauan, perasaan, dst.
4. Fantasi Pasif: Fantasi yang terjadi-nya tidak melibatkan gejala-gejala jiwa lainnya secara
pasif. Pada fantasi pasif seolah-olah kedasaran dibiarkan untuk tempat bermainnya daya
fantasi.
5. Fantasi Mencipta: Fantasi aktif yang mampu menghasilkan karya kreatif misalnya lagu,
lukisan, cerpen, novel, dst.
6. Fantasi Tuntunan: Fantasi aktif yang yang terjadinya dibawah tuntunan sesuatu misalnya
fantasi yang timbul pada saat membaca novel, melihat film, mendengarkan lagu, dst.
Fantasi dibagi menurut caranya orang berfantasi :
1. Fantasi yang mengabstraksi Cara orang berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa
bagian sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan. Misal ada anak yang belum pernah
melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan digunakan lapangan.
2. Fantasi yang mendeterminasi Yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi
terlebih dahulu. Misalnya seorang anak belum pernah melihat harimau, kemudian dikenalkan
bahwa harimau adalah kucing yang besar. Maka dalam fantasinya akan muncul gambaran
kucing besar sebagai harimau.
3. Fantasi yang mengkombinasi Yaitu cara orang berfantasi di mana orang
mengkombinasikan pengertianpengertian atau bayangan-bayang yang ada pada individu yang
bersangkutan. Misal fantasi tentang ikan duyung, yaitu makhluk yang memiliki kepala wanita
dan berbadan ikan (Walgito, 1983, hal. 100). Contoh lainnya adalah ingin membangun rumah
dengan mengkombinasi model Eropa dengan atap model rumah Minangkabau.
C. Tes Fantasi

Ada berbagai macam test yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan individu dalam
berfantasi. Macam-macam test itu adalah (Walgito, 1983, hal. 101) :
1. Test TAT yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan testee disuruh bercerita tentang
gambar itu.
2. Test kemustahilan yaitu test yang berbentuk gambar-gambar atau ceritacerita yang
mustahil terjadi dan testee disuruh mencari kemustahilannya itu.
3. Heilbronner Wirsma Test yaitu test yang berwujud suatu seri gambar yang makin lama
makin sempurna.
4. Test Rorschach yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan testee diminta untuk
menginterpretasikan gambar tersebut.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi fantasi

1. Kurang adanya penggunaan waktu kosong


2. Adanya harapan-harapan/ cita-cita yang tinggi
3. Adanya kesulitan pemecahan masalah
4. Adanya Kelemahan pribadi
5. Adanya perasaan pesimis terhadap masa depan

E. Kegunaan Fantasi dan Sisi Negatif Fantasi


a. Kegunaan
1. Dengan daya fantasinya, manusia mampu membuat karya kreatif.
2. Dengan daya fantasinya, manusia dpt. masuk kedunia imajiner, misalnya pada saat
membaca novel.
3. Dengan fantasi pasif (melamun), manusia dapat menghibur dirinya sejenak (asal tak terus
menerus)
b. Sisi Negatif Fantasi
Fantasi pasif (melamun) tidak begitu merugikan asal hal itu dilakukan sebentar saja dan
tidak sering terjadi.
Jika melamun dijadikan kebiasaan, orang ybs.akan mengalami kesulitan jika menghadapi
masalah di dunia nyata, bukan dunia imajiner.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-
benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja (imajinasi).
Macam-macam fantasi yaitu fantasi disadari, fantasi tidak disadari, fantasi aktif, fantasi pasif,
fantasi mencipta dan tuntunan. Sedangkan fantasi menurut caranya orang berfantasi terbagi
atas tiga yaitu fantasi yang mengabstraksi, mendeterminasi dan mengkombinasi.
Fantasi dapat membuat orang kreatif dengan imajinasinya dan dapat menghibur namun jika
terlalu lama berfantasi dapat berdampak buruk seperti mengalami kesulitan dalam
menghadapi hal di dunia nyata.
B. Saran
Dari hasil penulisan makalah ini, pemakalah berharap kepada teman-teman mahasiswa atau
mahasiswi untuk lebih banyak lagi membaca dibuku-buku lain agar memperoleh pengetahuan
maupun khazanah yang luas tentang Psikologi khususnya “Fantasi”. Karena kami merasa
bahwa makalah ini kurang sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1982. Psikologi Umum. Surabaya: PT. Bina Ilmu.


Saliman, dan Sudarsono. 1994. Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum. Jakarta: Rineka
Cipta.
Simanjuntak, Julianto. (2007). Perlengkapan Seorang Konselor : Catatan Kuliah dan Refleksi
Pembelajar Konseling. Tangerang : LK3
Subiyanto, Yanto dan Dedi Suryadi. (1980). Tanya Jawab Pengantar Psikologi. Bandung:
Armico
Walgito, Bimo. (1983). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi UGM

Anda mungkin juga menyukai