Proposal
Disusun Oleh:
HIMAWAN HANANTO NUGROHO
NIM: 152150059
i
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Turnover Karyawan Pada CV. Cipta Usaha Mandiri Per Desember
2018 .........................................................................................................................6
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
karena jika tidak mau mengikuti kemajuan maka akan kalah dari para pesaing
yang sudah lebih dulu maju. Perkembangan ini yang menyebabkan para
pasar dan dapat terus bertahan. Persaingan yang semakin tinggi saat ini tidak
hanya dalam negeri tetapi juga dengan pengusaha mancanegara terlebih bagi
menghadapi tantangan yang ada. Tantangan bagi pelaku bisnis timbul tak
sendiri.
merupakan salah satu hal utama dalam perusahaan karena peran pentingnya
1
2
perusahaan.
atau pindah ke tempat kerja yang lain menurut pilihannya sendiri. Tingkat
atau tinggal, tekanan jiwa, stress dalam pekerjaan dan lingkungan kerja
(Mobley, 2011). Kepuasan kerja yang kurang bagi karyawan dalam hal ini
didukung oleh pendapat dari Siagian (2007) bahwa terdapat korelasi antara
kepuasan kerja yang kuat dengan lemahnya turnover intention untuk pindah
pekerjaan, hal ini perlu diwaspadai karena jika terjadi dalam skala besar
emosional karyawan saat terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai
balas jasa kerja karyawan dari perusahaan dengan balas jasa yang diinginkan
oleh karyawan. Balas jasa kerja karyawan ini baik berupa “finansial” maupun
sering dikaitkan dengan tingkat tuntutan dan keluhan pekerja yang tinggi.
cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun negatif tentang
pekerjaannya.
pekerjaan, aspek sosial kerja, komunikasi yang lancar antar pekerja, dan
fasilitas di lokasi kerja (Sutrisno, 2015). Ketidak amanan dalam bekerja yang
disebut dengan job insecurity menjadi salah satu hal yang memengaruhi
diartikan sebagai perasaan tegang, gelisah, khawatir, stress, dan merasa tidak
yang dirasakan karyawan. Perasaan akan rasa gelisah serta takut yang
turnover intention di CV. Cipta Usaha Mandiri adalah stress kerja karyawan.
dan Paramita (2013) pada PT Unitex di Bogor bahwa Stres kerja memiliki
dari Hasibuan (2014) bahwa stress kerja karyawan timbul akibat kepuasan
perusahaan maka dari itu perlu segera menangani stress yang melanda
Perusahaan yang akan menjadi lokasi dan objek penelitian ini adalah
CV. Cipta Usaha Mandiri, yaitu suatu industri yang mengolah balok-balok
kayu mentah menjadi palet-palet atau yang biasa dikenal sebagai kayu lapis.
Hasil dari pengolahan kayu ini kemudian di ekspor ke China. Pabrik ini
tinggi pada tahun 2018 ini. Karyawan tersebut memilih untuk pindah atau
Dikatakan normal apabila tingkat turnover berada pada 10%, tetapi yang terjadi
pada CV. Cipta Usaha Mandiri sudah mencapai 19,29%. Berikut merupakan
Tabel 1.1
Data Turnover Karyawan Pada CV. Cipta Usaha Mandiri
Per Desember 2018
NO UNIT JUMLAH JUMLAH KELUAR %
AWAL AKHIR
TAHUN TAHUN
1 Staff Admin 30 30 -
2 Security 9 9 -
3 Teknisi 7 7 -
4 Forklift 4 4 -
5 Grader 14 14 -
6 Boiler 12 11 1 0,29%
7 Palet 9 2 7 2,04%
8 PU Cleaner 3 3 -
9 Press Balok 6 6 -
karyawan CV. Cipta Usaha Mandiri pada tahun 2018 mencapai 19,29% yaitu
sejumlah 58 karyawan. Kemudian diikuti oleh divisi palet dan boiler masing-
masing dengan 2,04% dan 0,29%. Tingkat keluarnya karyawan yang terjadi
pada CV. Cipta Usaha Mandiri ini sudah melebihi kewajaran turnover di
8
Tabel 1.2
Masa Kerja Karyawan
Masa Kerja Jumlah
Karyawan
0-1 tahun 45
1-2 tahun 33
2-3 tahun 29
3-4 tahun 36
4-5 tahun 50
5-6 tahun 11
6-7 tahun 14
7-8 tahun 14
8-9 tahun 15
9-10 tahun 8
10-11 tahun 21
Jumlah 276
Sumber: Data internal CV.Cipta Usaha Mandiri,2018
Berdasarkan Tabel 1.2 diketahui bahwa jumlah karyawan terbanyak
yang masih bertahan hinga saat ini yaitu mencapai 50 orang karyawan
waktu 5 tahun saja. Hal tersebut menarik minat peneliti untuk mencari sebab-
sebabnya.
karyawan CV. Cipta Usaha Mandiri mendapati hasil bahwa yang memengaruhi
mereka untuk keluar atau berpindah kerja yaitu kekhawatiran mereka bahwa
nasibnya akan stagnan dan bahkan terancam karena para karyawan merasa kecil
9
Perasaan itulah yang menjadikan mereka berpikiran bahwa pekerjaannya saat ini
tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Bonussyeani
(turnover intention).
berikutnya yaitu perasaan jenuh dan bosan dalam bekerja yang kemudian
mencari pekerjaan lain dengan suasana yang berbeda. Dengan mereka keluar
dan berpindah kerja tersebut diharapkan lebih membuat mereka puas dan
nyaman.
signifikan terhadap turnover intention (Sabda dan Dewi, 2016). Stres kerja
10
Mandiri di Temanggung)
berikut :
Intention?
Intention?
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Intention.
Intention.
Penulis berharap informasi dan data yang didapatkan pada hasil penelitian
ini dapat memberikan acuan serta referensi dan juga solusi bagi CV. Cipta Usaha
kepuasan kerja bagi karyawan yang akan berdampak positif menurunkan tingkat
Turnover Intention.
12
Insecurity dan Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan Turnover Intention.
atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela
atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain menurut pilihannya
biaya tambahan untuk perekrutan hingga mendapatkan tenaga kerja yang siap
1. Faktor keorganisasian :
pergantian karyawan.
menunjukan bahwa unit-unit kerja yang lebih kecil, terutama pada tingkat
rendah.
c) Penggajian
Peneliti telah memastikan bahwa ada hubungan yang kuat antara tingkat
pembayaran dan laju pergantian karyawan. Selain itu faktor penting yang
d) Bobot pekerja
e) Gaya penyeliaan
kerja dimana mandornya atau supervisor acuh tak acuh, tanpa mempedulikan
c) Pembayaran
Hubungan tingkat pembayaran dan laju pergantian karyawan cukup taat asas
yang secara hipotetik paling utama pada setiap telaah mengenai organisasi.
d) Promosi
karyawan.
e) Bobot pekerjaan,
f) Kerabat-kerabat kerja
Hubungan kerabat kerja dan kepuasan itu terlalu kasar. Hubungan kerabat
g) Penyeliaan
organisasi.
kesan bahwa variabel ini cukup penting untuk mendapat perhatian pada
Sebagai suatu konsep perilaku niat seseorang harus menjadi peramal perilaku
yang baik. Secara empiris ukuran-ukuran perilaku niat untuk pergi atau
tinggal terlihat sebagai salah satu dari peramal pergantian karyawan yang
k) Tekanan jiwa
penyelesaiannya di resapi sebagai hal yang tidak tentu tetapi yang akan
l) Lingkungan kerja
perusahaan tersebut.
keluar apabila telah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, cepat atau
lambat akan diakhiri dengan keputusan karyawan tersebut untuk tetap tinggal
emosional karyawan di mana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara
nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan.
dengan tingkat tuntutan dan keluhan pekerja yang tinggi. Pekerja dengan
dan agresi yang pasif. Pegawai akan merasa puas menurut Mangkunegara
adalah :
2. Keamanan Kerja
selama kerja.
3. Gaji
diperolehnya.
situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang menentukan
5. Pengawasan
turnover.
7. Kondisi Kerja
9. Komunikasi
10. Fasilitas
standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan meimbulkan rasa
puas.
1. Turnover
lebih tinggi.
3. Umur
Pegawai yang tua cenderung lebih merasa puas daripada pegawai yang
4. Tingkat Pekerjaan
nilai adil, tidak meragukan, dan sesuai harapan. Jika upah dinilai telah adil
rumah, dengan failitas yang bersih dan relative modern dengan peralatan
yang memadai.
mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu mempunyai rekan
meningkat.
24
Stres kerja tersebut perlu segera ditangani oleh pimpinan perusahaan agar tidak
pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak teratasi biasanya
masalah.
dikemukakan oleh Handoko (2011) disebut stressors. Stres kerja dapat terjadi
karena kombinasi dua stressors, yaitu on the job dan off the job, sebagai
berikut:
25
1) On The Job
yaitu :
h) Frustrasi
a) Kekuatiran finansial
c) Masalah-masalah phisik
d) Masalah-masalah perkawinan
Menurut Siagian (2007) berbagai langkah yang dapat diambil oleh bagian
berikut:
sumber stres
dihadapinya.
sceara dini.
rupa sehingga berbagai sumber stres yang berasal dari kondisi kerja dapat
27
dihindari..
Model stres kerja yang menjadi indikator stres kerja menurut Hasibuan
(2014) adalah :
5. Balas Jasa, diukur dari persepsi responden mengenai balas jasa yang
prospek akan demosi atau penurunan jabatan serta berbagai ancaman lainnya
28
gelisah, khawatir, stress, dan merasa tidak pasti dalam kaitannya dengan sifat
tinjauan empiris :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sabda dan Dewi (2016) dengan judul
pekerjaan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Potale dan Uhing (2015) dengan judul
Pada PT Bank Sulut Cabang Utama Manado. Tujuan Penelitian ini untuk
signifikan terhadap kepuasan kerja pada PT. Bank SULUT Cabang Utama
Manado. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai PT. Bank SULUT
kepuasan kerja. Secara parsial kedua variabel kompensasi dan stres kerja
3. Penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Bonussyeani (2009) dengan judul
perguruan tinggi swasta Kristen se Jawa Tengah dan DIY. Penelitian ini
dengan judul Pengaruh Kepuasan Kerja dan Stres Kerja Terhadap Turnover
pengaruh stres kerja dengan turnover intention pada PT. Unitex di Bogor
dan untuk menganalisa secara empiris pengaruh kepuasan kerja dan stres
kerja terhadap turnover intention pada PT. Unitex di Bogor. Penelitian ini
adalah karyawan pada PT. Unitex untuk unit Spinning dan Weaving. Total
jumlah karyawan yang menjadi populasi dalam penelitian ini sebesar 130
orang lalu dengan rumus Slovin sampel enjadi 98 orang. Kepuasan kerja
karyawan PT. Unitex di Bogor. Hasil penelitian ini adalah Stres kerja
karyawan PT. Unitex di Bogor. Kepuasan kerja dan stres kerja secara
32
pada Tenaga Kerja Kontrak Pada PT Sanpak Unggul Gunung Putri Bogor.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran work family conflict, job
dan job satisfaction terhadap turnover intentions pada tenaga kerja kontrak
wanita yang sudah menikah. Objek penelitian adalah tenaga kerja kontrak
kerja kontrak wanita yang sudah menikah cukup mengalami work family
conflict, (b) 55,9% dari keseluruhan tenaga kerja kontrak wanita yang sudah
menikah belum memiliki job satisfaction, (c) 33,8% dari keseluruhan tenaga
kerja kontrak wanita yang sudah menikah agak berniat untuk keluar dari
2015).
Hubungan stress kerja terhadap kepuasan kerja adalah bahwa stress kerja
(Hasibuan, 2014).
bagi para karyawan, yang berarti stres kerja dapat berkontribusi untuk
penyelesaiannya di resapi sebagai hal yang tidak tentu tetapi yang akan
Akumulasi stress kerja yang terjadi dan berulang setiap bulannya itulah
Hasilnya berarti bahwa stres kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan
kerja yang lebih tinggi dihubungkan dengan turnover pegawai yang lebih
(Mangkunegara, 2009).
intention, berarti bahwa semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan oleh
Kepuasan Kerja
Turnover
Intention
Gambar 1.2 kerangka pemikiran
36
Turnover Intention pada perusahaan kayu dapat terjadi karena kepuasan para
karyawan yang kurang terpenuhi yang berasal dari stress kerja yang dirasakan
Gambar 1.3
Gambar 1.4
Gambar 1.5
Paramita (2013)
Gambar 1.6
Turnover Intention.
Gambar 1.7
1.8 Hipotesis
penelitian, yang biasanya rumusan masalah itu dinyatakan dalam bentuk kalimat
teori yang relevan saja, belum ada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data yang bisa dijadikan dasar (Sugiyono, 2014). Hipotesis dalam
Temanggung.
39
Temanggung.
1. Model Hipotesis
Job Insecurity
H3
(X1)
H1 H5 Turnover
Kepuasan
Intention (Y)
H2 Kerja (Z)
Stres Kerja
H4
(X2)
Gambar 1.1
Model Hipotesis
Keterangan :
Kepuasan Kerja
a. Job Insecurity
prospek akan demosi atau penurunan jabatan serta berbagai ancaman lainnya
b. Stres Kerja
c. Kepuasan Kerja
karyawan di mana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas
jasa kerja karyawan dari perusahaan/organisasi dengan tingkat nilai balas jasa
d. Turnover Intention
pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain menurut pilihannya
sendiri.
a. Job Insecurity
Job Insecurity berarti rasa takut karyawan akan kehilangan pekerjaannya atau
CV. Cipta Usaha Mandiri. Indikator Job Insecurity yang dikemukakan oleh
b. Stres Kerja
proses berpikir, dan kondisi karyawan di CV. Cipta Usaha Mandiri. Indikator
c. Kepuasan Kerja
yang senang karena telah mencapai titik temu dengan perusahaan akan balas
jasa yang sesuai keinginan mereka. Indikator kepuasan kerja menurut Robbins
(2001) adalah :
d. Turnover Intention
keluar dari tempat kerjanya saat ini di CV. Cipta Usaha Mandiri. Indikator
Tabel 1.3
Operasionalisasi variabel, indikator, dan item
NO Variabel Indikator Item
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory
satu variabel dengan variabel lainnya untuk menguji suatu hipotesis untuk
dimaksud yaitu variabel independen adalah Job Insecurity dan Stres Kerja, variabel
dependen yaitu Kepuasan Kerja serta Turnover Intention yang terjadi pada Divisi
Insecurity dan Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja serta Turnover Intention.
produksi karena masalah Turnover Intention paling banyak terjadi pada divisi
produksi. Lokasi penelitian dipilih dengan sebab dekat dengan penulis yang
berasal dari Temanggung Jawa Tengah. Peneliti juga memilih lokasi tersebut
dengan pertimbangan pabrik berada dekat pedesaan dan banyak warga sekitar
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek / subyek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
pada penelitian ini adalah karyawan tetap divisi produksi CV. Cipta Usaha
Mandiri yang berjumlah 190 karyawan , dari jumlah populasi tersebut akan
diambil untuk sampel dengan dipilih secara acak. Sampel penelitian ini berasal
dari para karyawan divisi produksi CV. Cipta Usaha Mandiri. Ukuran sampel
2003):
48
N
𝑛=
1 + N (𝑒)2
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
sampel yang masih dapat di tolerir atau diinginkan, misalnya 10% (Umar,
2003)
190
𝑛=
1 + 190 (0,10)2
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.
secara acak tanpa memerhatkan strata yang ada dalam populasi itu. Cara
sosial. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
Skala likert ini akan diaplikasikan dalam kuesioner yang akan diberikan
Dalam skala likert ini terdapat interval pilihan jawaban yang akan
Tabel 1.4
Skala Likert
Kode Keterangan Skor
SS Sangat Setuju 5
ST Setuju 4
N Netral 3
TS Tidak Setuju 2
2014:133)
1 . Uji Validitas
akan digunakan dalam penelitian dapat mengukur apa yang ingin diukur
yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat
valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
datanya, maka dari itu kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang akan
diukur. Kita ketahui bahwa setelah kuesioner tersebut sudah teruji dan valid,
belum tentu yang terjadi di lapangan merupakan data yang valid. Validitas
2. Uji Reliabilitas
Suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam
obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti dalam obyek yang
sama menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi
dua menunjukkan data yang tidak berbeda Sugiyono (2014). Uji reliabilitas
pada penelitian ini akan diuji menjadi satu dalam composite reliability pada
SEM-PLS.
yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum yang menggambarkan pendapat dari responden yang terkait dengan Job
Insecurity dan Stres Kerja, terhadap Kepuasan Kerja, serta Turnover Intention.
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diperlukan
untuk populasi. Statistik ini cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi
yang jelas.
merupakan gabungan dari dua metodologi yaitu ekonometrika yang berfokus pada
52
variable laten (variable yang tidak dapat diukur secara langsung) akan tetapi diukur
Equation Modelling) yang digunakan yaitu PLS (Partial Least Squares). PLS
(Partial Least Squares) merupakan model analisis yang longgar namun powerfull
dan tidak mensyaratkan berbagai asumsi, yang diciptakan untuk mengatasi masalah
yang ditimbulkan oleh SEM berbasis covariance (Latan dan Ghozali, 2012).
Tujuan PLS menurut (Latan dan Ghozali, 2012) adalah membantu peneliti
untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variable laten adalah linear
variable laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model structural yang
menghubungkan antar variable laten) dan outer model (model pengukuran yaitu
tiga. Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor
menghubungkan variable laten dan antar variable laten dan indikatornya. Ketiga,
berkaitan dengan means dan lokasi parameter untuk indicator dan variable laten.
Untuk memeroleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap
weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer
53
model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Latan dan
Ghozali, 2012).
Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif indicator dinilai
yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih
dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian
tahap dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,60
dianggap cukup (Latan dan Ghozali, 2012). Discriminant validity dari model
pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih
besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk
laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya.
square root of Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi
antara konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih
besar daripada nilai korelasi antar konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan
memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan
untuk mengukur reliabilitas component score variable laten dan hasilnya lebih
AVE harus lebih besar 0,50 (Latan dan Ghozali, 2012). Composite reliability yang
mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal
konstruk dependen dan nilai t statistik dari pengujian koefisien jalur. Semakin tinggi
nilai 𝑅 2 berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan.
Nilai path coefficients yang ditunjukkan oleh nilai t-statistics harus di atas 1,96.
4. Analisis Jalur
Model analisis jalur digunakan untuk menganalisa pola hubungan antar variable
(Riduwan, 2012).
Gambar 1.1
Model Diagram Jalur
55
Keterangan :
X1 : Job Insecurity (terdiri dari lima indikator JI1, JI2, JI3, JI4 dan JI5)
X2 : Stres Kerja (terdiri dari lima indikator SK1, SK2, SK3, SK4 dan
SK5)
Y : Turnover Intention (terdiri dari tiga indikator TI1, TI2, dan TI3)
5. Uji Hipotesis
Uji t (t-test)
𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
1 − 𝑟2
Keterangan :
n = Jumlah pengamatan
Untuk mengetahui nilai t-test dapat dilihat dari sig yang tercantum pada
kolom sig (significance). Jika angka significance (sig) >0,05 maka hubungan
Daftar Pustaka
Devi, Ni Luh Mita Sri., dan Gede Adnyana Sudibia. Analisis Pengaruh Job
Insecurity, dan Kompensasi Finansial Terhadap Kepuasan Kerja dan
Turnover Intention: (Studi Pada Karyawan Kontrak di Bali Dinasty Resort).
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 4, 2015:1047-1066
Dewi, K. Ayu Budiastiti Purnama, dan I Made Artha Wibawa. Pengaruh Stres Kerja
Pada Turnover Intention yang Dimediasi Kepuasan Kerja Agen AJB
Bumiputera 1912. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 6, 2016: 3560-
3588
Hasibuan, Malayu SP. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Latan, Hengky dan Ghozali, Imam. 2012. Partial Least Squares Konsep, Teknik
dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Potale, Rocky dan Yantje Uhing. Pengaruh Kompensasi dan Stres Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT Bank Sulut Cabang Utama Manado.
Jurnal EMBA, Vol.3, No. 1 Maret 2015. Hal 63-73.
57
Ratnawati, Vince dan I.W Kusuma. Pengaruh Job Insecurity, Faktor Anteseden,
dan Konsekuensinya Terhadap Keinginan Berpindah Karyawan: Studi
Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia 5, No. 3 (September 2002): 277-290.
Riduwan dan Kuncoro, Engkos Achmad. 2012. Cara Mudah Menggunakan dan
Memakai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.
Sabda, Gde Ekky Angga Udayana., dan A.A Sagung Kartika Dewi. Pengaruh Job
Insecurity Terhadap Kepuasan Kerja dan Turnover Intention Karyawan
Kontrak di Bali Dynasty Resort. E- Jurnal Manajemen Unud, Vol 5, No. 6.
2016: 3934-3957.
Sudiarditha, I Ketut R. 2013. Pengaruh Work Family Conflict dan Job Satisfaction
Terhadap Turnover Intentions. Jurnal Manajemen, Vol XVII, No. 02, Juni
2013: 214-226.
Suwandi dan Nur Indriantoro. Pengujian Model Turnover Pasewark dan Strawser:
Studi Empiris Pada Lingkungan Akuntan Publik. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia 2, No. 2 (Juli l999): 173-195.
58
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Utami dan Bonussyeani. 2009. Pengaruh Job Insecurity, Kepuasan Kerja, dan
Komitmen Organisasional Terhadap Keinginan Berpindah Kerja. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2009, Vol. 6, No. 1, hal 117 – 139.
Utomo, Hastho Joko Nur dan Sadeli. Emotional Intelligence as a Predictor of Job
Stress, Job Satisfaction and Intention to Leave. The International Journal
Of Business & Management. 2018. Vol 6, Issue 10. Hal 21-30.