SECARA SPEKTROFOTOMETRI
KARYA ILMIAH
MEDAN
2009
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
PENENTUAN KADAR BORON DALAM TANAH
SECARA SPEKTROFOTOMETRI
KARYA ILMIAH
062401057
MEDAN
2009
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
PERSETUJUAN
PEREAKSI AZOMETHINE-H
Nim : 062401057
Departemen : KIMIA
Disetujui di
SECARA SPEKTROFOTOMETRI
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja sendiri, kecuali
Hafizi Tolanda El H
062401057
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
PENGHARGAAN
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan,
keselamatan, kesempatan dan keterbukaan fikiran bagi penulis. serta shalawat dan
salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW dan para
sahabatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang diberi judul
MEDAN.
SH, M.Si dan Ibunda Zildanty Djalil, BA yang telah memberikan kasih sayang dan
do’a restunya serta tanpa pamrih berbuat yang terbaik demi kemajuan penulis, kepada
Rasyid selaku dosen pembimbing, Bapak Drs.Eka Nuryanto, M.Si selaku pembimbing
Syahrozi El Hadidhy, S.Pd, Habibi El Hadidhy dan Ade Syambudi El Hadidhy, juga
kepada yang terkasih Yulia Rostanti yang telah memberikan dukungan serta kasih
sayang kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini, sahabat
dan rekan-rekan mahasiswa/i Kimia Analis stambuk 2006 yang telah memberikan
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
bantuan serta semangat kepada penulis. Terima kasih juga kepada staf pegawai di
laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan yang telah banyak
membantu penulis. Semoga amal baik kita mendapat Ridho dari Allah SWT, Amiin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari
yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
memperbaiki dan membangun penulisan karya ilmiah ini sangat diharapkan untuk
kesempurnaan. Semoga karya ilmiah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Penulis
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
ABSTRAK
Telah dilakukan penentuan kadar boron yang terdapat dalam tanah perkebunan
kelapa sawit Buana Estate di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.
menghaluskannya, kemudian diayak dengan mata ayakan 2mm, setelah itu ditambah
kadar boron dengan alat spektrofotometer uv – visible pada panjang gelombang 430
nm. Dari hasil penentuan kadar boron diperoleh kadar rata-rata yaitu 7,214 ppm.
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
DETERMINATION OF BORON CONTENT IN SOIL
ACCORDING TO SPECTROPHOTOMETRY
ABSTRACT
Kelapa Sawit (PPKS) Medan. The analysis of Boron begin with dried up to land
sample and blended, and then sifted to land with sifter 2mm, after that mixed with
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
DAFTAR ISI
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak iv
Abstract v
DaftarIsi vi
DaftarTabel viii
DaftarGambar ix
BAB I
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 3
1.3. Tujuan 3
1.4. Manfaat 3
BAB II
TINJAUANPUSTAKA 5
2.1.AnalisisContohTanah 5
2.1.1.PengambilanSampel(sampling) 6
2.1.2.PersiapanContoh(handling) 10
2.1.3.Pemisahan 11
2.1.4.Pengukuran 11
2.1.5.Perhitungan 13
2.2.Unsur-UnsurHaraYangdiButuhkanKelapaSawit 13
2.3.UnsurHaraBoron 14
2.3.1.PerananUnsurHaraBoron 15
2.3.2.GejalaDifesiensiUnsurHaraBoron 17
2.4.PrinsipTanah 21
2.5.LarutanAzomethine-H 21
2.6.LarutanPenyangga(Buffer) 22
BAB III
BAHANDANMETODE 23
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
3.1.Alat 23
3.2.Bahan 23
3.3.PersiapanContohTanah 24
3.3.1.MengeringkanContohTanah 24
3.4.PenetapanKadarAirUntukKoreksiBeratTimbang 25
3.5.ProsedurPenetapanKadarBoronTanah 25
BAB IV
HASILDANPEMBAHASAN 26
4.1.Hasil 26
4.2.Perhitungan 27
4.2.1.PenentuanPersamaanGarisRegresi 27
4.2.2.MenghitungSampel 29
4.2.3.MenghitungKadarBoronTanah 29
4.3.Pembahasan 31
BAB V
KESIMPULANDANSARAN 33
5.1.Kesimpulan 33
5.2.Saran 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
DAFTAR TABEL
Halaman
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
BAB 1
PENDAHULUAN
fisik lebih mengutamakan tentang keadaan fisik tanah yang banyak kaitannya
dengan penyediaan air dan udara tanah, maka kesuburan kimia yang
pertumbuhan tanaman.
sebagai lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang
dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik ataupun anorganik sederhana
dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl,
dan lain-lain, secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu
Dari unsur hara yang banyak diserap oleh tanaman, Boronlah yang
unsur ini tidak tersedia bagi tanaman akan menimbulkan gejala yang cukup
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
serius, seperti pada bagian daun terutama daun-daun yang masih muda terjadi
karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Disamping itu boron juga berperan
dan perkecambahan serbuk sari. Kekurangan unsur boron pada tanaman kelapa
ujung pelepah melingkar dan membuka, daun yang baru muncul bentuknya
kerdil dan berkerut, kuncup daun muda sulit membuka dan pelayuannya cepat.
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya
berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat
hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5% dari
kadar total Boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke
akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, Boron sering
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
tanah untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah perkebunan kelapa sawit di
PPKS Medan.
1.2. Permasalahan
Apakah kandungan boron pada tanah perkebunan kelapa sawit Buana Estate
yang diperoleh sesuai dengan nilai optimum kadar boron yang telah ditetapkan
untuk tanah perkebunan kelapa sawit di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Medan.
1.3. Tujuan
perusahaan.
1.4. Manfaat
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
dan rencana pemilihan lokasi tanah (land plantation) untuk penanaman
sawit.
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan campuran kompleks dari udara, air, padatan anorganik dan
padatan organik. Pengkajian tanah secara ilmiah dikenal dua konsep dasar
yang umumnya diterima. Pertama berkaitan dengan tanah sebagai habitat alam
tanah pada sifat yang berhubungan dengan kesuburan tanah dan produksi
pertanian. Analisis tanah untuk tujuan ini dikenal sebagai uji tanah. Konsep
ilmu tanah lainnya adalah tanah dikaji sebagai hancuran iklim (weathering)
diperoleh hasil analisis yang tepat, maka setiap tahapan kerja harus dipahami
betul, karena tidak jarang kesalahan kecil di satu tahapan kerja akan
3. Pemisahan
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
4. Pengukuran
5. Perhitungan
program uji tanah di laboratorium. Analisis contoh tanah bertujuan untuk (1)
menentukan sifat fisik dan kimia tanah (status unsur hara tanah), (2)
mengetahui lebih dini adanya unsur-unsur beracun di dalam tanah, (3) sebagai
dasar penetapan dosis pupuk, dan kapur sehingga lebih efektif, efisien, dan
Contoh tanah dapat diambil setiap saat dan langsung dilakukan analisis
tanah terkait erat dengan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan
Secara umum contoh tanah diambil sekali dalam 4 tahun untuk sistem
budidaya pertanian, contoh tanah diambil paling sedikit sekali dalam setahun.
Pada tanah-tanah dengan nilai uji tanah tinggi, contoh tanah disarankan
(distrub soil samples) dan contoh tanah utuh atau tidak terganggu (undistrub
soil samples). Contoh tanah itu biasanya diperlukan untuk analisis sifat fisik
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
tanah (bobot isi, porisitas dan permeabilitas tanah), sedangkan contoh tanah
terganggu diperlukan untuk analisis sifat kimia tanah dan sifat fisik tanah
penggunaan tanah, input (pupuk, kapur, bahan organik, dsb.), dan rencana
sampling. Berikut ini hanya dikemukakan cara pengambilan contoh profil dan
contoh kesuburan (komposit) disuatu kebun atau areal yang akan dipakai
secara umum.
kesuburan tanah dapat dinilai dengan beberapa metode pendekatan yaitu : (1)
tanaman, (3) Analisa contoh tanaman, (4) Percobaan pot dirumah kaca, dan (5)
Percobaan di lapangan.
lapangan dengan metode tertentu sesuai tujuan yang diharapkan. Analisa tanah
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
(hara makro), hara mikro (Fe, Cu, Zn, B, Mo, dll), bahan organik, tekstur tanah
dan sebagainya.
Kadar unsur hara tanah yang diperoleh dari data analisis tanah bila
tanaman, maka dapat diketahui apakah status/kadar unsur hara dalam tanah
tersebut sangat rendah (kurang), rendah, sedang, cukup ataukah tinggi, sesuai
Prinsip yang harus diperhatikan dalam uji tanah ialah bahwa metode
analisa tanah tersebut (1) harus dapat mengekstraksi bentuk unsur hara yang
tersedia saja, secara tepat. Jadi sifatnya selektif artinya tidak mengekstraksi
bentuk yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman, (2) metode analisa yang
memiliki ketepatan dan ketilitian tinggi, (3) hasil analisis harus dapat
pada pengetahuan yang baik tentang bentuk-bentuk kimia dari unsur hara di
dalam tanah dan tentang sifat akar tanaman dan mekanisme pelarutan bentuk-
Oleh karena itu uji kimia tanah perlu dikorelasikan dengan serapan
hara oleh tanaman melalui percobaan rumah kaca (uji korelasi) dan percobaan
yang tepat untuk suatu unsur tanaman tertentu. Sedangkan uji kalibrasi
hara atau nilai kritisnya dengan respon tanaman di lapangan terhadap unsur
tersebut. Dengan demikian memberikan nilai agronomik bagi angka uji tanah
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
tersebut. Tanpa uji kalibrasi maka angka-angka uji tanah tidak berarti sama
Pengambilan contoh tanah ini dilakukan pada kegiatan klasifikasi tanah atau
proses kimia dan fisika perkembangan tanah, sifat dan kenampakan lainnya.
Dalam satu profil, contoh yang diambil harus berasal dari setiap lapisan atau
horizon.
kesuburan tanah. Bila contoh tanah profil menjelaskan sifat-sifat tanah dari
suatu profil, maka contoh tanah kesuburan akan dapat menjelaskan sifat-sifat
kesuburan tanah dari suatu areal yang cukup luas. Oleh karena luasnya areal
yang akan dicakup maka, sebelum pengambilan contoh tanah perlu diketahui
dahulu stratifikasi areal. Stratifikasi areal dapat berupa perbedaan jenis tanah,
perbedaan tinggi tempat, atau perbedaan jenis atau umur tanaman (untuk areal
perkebunan). Bila stratifikasi areal telah dilakukan, maka dari setiap strata
Agar contoh representatif, maka contoh tanah dari suatu strata dapat
diambil dengan beberapa metode, yang biasa dilakukan adalah secara zigzag
dengan lima belas titik, dimana di setiap titik diambil contoh kira-kira 1-2 kg.
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
Kemudian contoh dari masing-masing titik di suatu areal strata dicampurkan
secara merata, lalu diambil kurang lebih 1,5kg dan ditempatkan pada
kantongan plastik dan diberi label lapangan. Lapisan tanah yang diambil untuk
contoh umumnya lapisan atas (top soil) yaitu lapisan 0-20cm dan 21-40cm,
Persiapan contoh atau handling merupakan kerja pertama yang dilakukan oleh
apa saja yang akan dianalisis, serta telah disepakati metode analisis dari
masing-masing parameter.
a. Administrasi contoh
tentang contoh tanah tersebut. Pada saat yang bersamaan pada masing-masing
contoh diberikan nomor-lab dan biasanya dibuat berurutan dengan angka arab
b. Pengeringan contoh
berfentilasi dan tidak langsung terkena sinar matahari. Bila dikeringkan secara
beberapa unsur dari tanah seperti nitrogen, kalium, boron dll. Oleh sebab itu
tempat pengeringan ini dibuat khusus, yang tidak terkena sinar matahari
disamping itu juga agar contoh tanah tetap berada dalam keadaan homogen
c. Pengayakan contoh
contoh dari bahan-bahan lain seperti akar, tanaman, daun atau batuan,
Untuk analisis secara umum, ukuran partikel tanah yang disiapkan biasanya
berdiameter ≤ 2mm. Hal ini berkenaan bahwa yang digolongkan kepada tanah
≤ 2mm (pasir:0,05
adalah partikel yang berdiameter -2,0mm), (debu:0,002-
0,05mm), (liat: < 0,002mm), sedangkan yang berdiameter > 2mm bukanlah
2.1.3. Pemisahan
Pemisahan secara fisik dilakukan terhadap analit yang dianalis secara fisik dan
sangat mudah berubah oleh kondisi fisika. Ada beberapa metode pemisahan
secara fisika, namun dalam analisis tanah yang dikenal adalah penguapan,
2.1.4. Pengukuran
suatu pemisahan. Dalam analisis tanah dan tanaman dikenal beberapa jenis
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
1. Pengukuran Gravimetri
2. Pengukuran Titrimetri
3. Pengukuran Instrumentasi
berwarna. Beberapa unsur atau senyawa analit dapat menimbulkan warna bila
spektrofotometer.
dari sinar yang melalui medium warna. Oleh hukum Lambert-Beer dinyatakan
bahwa besarnya absorbsi radiasi berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang
analitnya maka digunakan larutan standart, yaitu larutan yang telah ditetapkan
konsentrasinya dan diberi bahan yang dapat memberikan warna yang sama.
standart.
2.1.5. Perhitungan
hasil pengukuran absorben larutan sampel ke kurva larutan standart atau kurva
(Mukhlis,2007)
Unsur – unsur hara yang dibutuhkan tanaman biasanya dibagi atas dua
kelompok, yaitu unsur – unsur makro dan mikro. Alasan pembagian ini
sederhana, yaitu : unsur makro adalah yang dibutuhkan dalam jumlah besar,
dan unsur mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil. Tetapi dalam praktek di
unsur – unsur mikro umumnya dicukupi oleh tanah sendiri. Unsur mikro hanya
defisiensi.
Unsur – unsur yang tergolong unsur makro adalah nitrogen (N), Fosfor
(P), Kalium (K), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Belerang (S), dan Natrium
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
(Na), sedangkan unsur mikro adalah klor (Cl), Mangan (Mn), Besi (Fe), Seng
Tanaman terdiri dari dua unsur yaitu unsur makro dan unsur mikro. Unsur
makro terbagi atas makro primer dan makro sekunder. Makro primer
mengandung satu jenis unsur saja yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman,
Boron adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
terdapat di batu borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk
coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3
dalam skala Moh) dan konduktor yang buruk dalam suhu ruangan. Tidak
asam lewis, yaitu dapat terikat dengan bahan kaya elektron untuk memenuhi
kecenderungan boron untuk mendapatkan elektron. Ciri – ciri optik unsur ini
penghantar listrik yang tidak baik tetapi merupakan penghantar listrik yang
baik pada suhu yang tinggi. Boron nitrat dapat digunakan untuk menghasilkan
bahan sekeras berlian. Boron juga sama seperti karbon yaitu kemampuannya
(http://ms.wikipedia.org/wiki/boron)
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
2.3.1. Peranan Unsur Hara Boron
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borax (H2BO3) dan kadarnya
berkisar antara 7 – 80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat
hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5 % dari
kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke
akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering
terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terserap dalam
3+
kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al dan
Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin
tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami
gejalanya cukup serius, seperti pada bagian daun, terutama daun – daun yang
masih muda terjadi klorosis, secara setempat – setempat pada permukaan daun
jaringan daun mati. Daun – daun yang baru yang masih kecil dapat
asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol, dan auksin. Disamping itu boron
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejala defisiensi hara
(pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, dan biasanya akan
(http://ambardhi.com/aglaonema/aglaonema_unsur_hara.html).
Selain itu peranan unsur hara boron ialah merismatik tanaman, sintesa
boron menyebabkan ujung daun tidak normal, rapuh dan berwarna hijau
aplikasi N, K dan Ca. upaya : Aplikasi 0,1 – 0,2 kg/pohon /tahun pada pangkal
(sawitsumatera.blogspot.com/2008/08/peranan_unsurhara_Pada_tanah.html).
kebutuhan pada hewan. Suatu pengaruh mutu nutrisi dari penggunaan pupuk
senyawa organik yang penting bagi nutrisi manusia atau hewan. Meningkatnya
cukup. Pengaruh lain dari B pada konsentrasi karotena telah dicatat dalam
pada daun.
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
Natrium tetraborat merupakan sumber pupuk boron utama. Tingkat
berkisar dari 11 sampai 20%. Bentuk yang paling pekat terutama dirancang
untuk semprotan daun. Boron dapat diberikan pada tanah maupun pada daun
lebih efektif daripada suatu aplikasi tunggal dengan takaran yang lebih tinggi.
Hal ini telah ditunjukkan dengan tanaman – tanaman lainnya dan tampaknya
boron mulai tampak dari pucuk. Daun pucuk menjadi kecil-kecil, tebal dan
diikuti oleh mati pucuk. Kekurangan boron ini dapat diatasi dengan
pemupukkan boraks. Sedangkan kelebihan boron akan tampak pada daun tua
yang ditandai dengan bercak-bercak nekrosis pada daun berupa klorosis yang
kemudian menjalar kearah tulang daun utama. Pada ujung dan tepi daun
Akar-akar menjadi rusak dan mati. Keracunan boron dapat terjadi karena
kemasaman tanah netral atau alkali, tanah yang diari irigasi berkadar boron
(http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view
&id=1267ltemid=129&limitsart=3)
Bila tanaman kekurangan unsur hara boron maka, dinding sel yang
terbentuk sangat tipis, sel menjadi besar yang diikuti dengan penebalan suberin
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
atau terbentuk ruang – ruang reksigen karena sel menjadi retak dan pecah
proses fotosintesis akan menurun. Hal ini disebabkan karena gula yang
(http;//www.tanindo.com/hal2701.html).
makanan pun akan terganggu pula. Selain itu pembentukan tepung sarinya
akan jelek.
Menurut Tim Penulis PS (2007), gejala defisiensi unsur hara boron pada
turmalin. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah
kolamit, uleksit, dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3). Air untuk pengairan sering dijumpai
mengalami keracunan boron. Boron oleh tanaman diserap dalam bentuk H2BO-
3 dan HBO-3. Boron di dalam tanaman tidak dapat berpindah tempat dari
Boron dalam tanah ada tiga bentuk, yaitu (1)senyawa silikat, (2)terikat
boron memasuki struktur inti melalui substitusi isomorfik terhadap ion Al3+
dan Si4+. Mula-mula boron dalam bentuk ini relatif resisten. Tanah yang kadar
(Rosmarkam.A.,2002).
Boron diserap tanaman dalam bentuk ion BO32-. Unsur mikro ini sangat
Jika terjadi kekurangan boron, sel-sel tanaman tetap membelah, tetapi organ-
organ struktural, seperti daun, cabang, atau bunga, gagal terbentuk. Peran
membentuk serat dan biji, dan merangsang proses penuaan tanaman sehingga
Boron yang larut di dalam larutan tanah mudah hilang karena tercuci.
Kondisi ini terjadi pada tanah masam (pH di bawah 5). Ketersediaan boron
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
paling tinggi pada pH tanah 6-7 dan menurun pada tanah bertekstur liat yang
ber-pH 7,5-8,5. Boron tidak dapat dipindahkan dari satu jaringan ke jaringan
laing sehingga gejala awal akan terlihat pada jaringan muda, misalnya
kematian pucuk.
jelas, misalnya warna buah yang pucat, kulit buahnya retak dan rasanya seperti
gabus. Sangat disarankan aplikasi pupuk boron melalui tanah, kecuali untuk
Keracunan dapat menjadi masalah yang sangat serius jika jumlah boron terlalu
bagi pertumbuhannya, tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman
a. pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda terjadi klorosis
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
2.4. Prinsip Penetapan Boron Tanah
Boron dalam contoh tanah dapat diekstrak dengan air panas. Penambahan
NaO3S
N=CH
OH OH
NaO3S
Azomethine-H (C17H11NO8S2Na2)
memiliki sifat cepat, mutu yang bagus dan sensitif dalam penentuan boron
- Pada umumnya dapat terbebas dari gangguan nitrat yang ada dalam contoh
(http://www.piercenet.com/Products/Browse.cfm?fIdID=03010603)
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
Azomethine-H adalah larutan berwarna untuk memeriksa boron.
askorbat di dalam boron. Panjang gelombang dari boron adalah 415 nm. Untuk
analisa boron dalam tanaman dan tanah, EDTA digunakan untuk menopeng
ion Cu, Fe, dan Al. Larutan buffer digunakan untuk mempertahankan pH 6,0-
NaO3S NaO3S
N=CH N=CH
B(OH)
OH OH O O
NaO3S NaO3S B
Azomethine-H KompleksOrange OH
Bila suatu larutan mengandung asam lemah dan basa lemah, larutan tersebut
dapat menyerap penambahan sedikit asam atau basa kuat. Penambahan asam
kuat akan dinetralkan oleh basa lemah, sedangkan penambahan basa kuat akan
dinetralkan oleh asam lemah. Larutan seperti ini disebut sebagai larutan
pasangan asam-basa konjugasi yang dibuat dari asam atau basa lemah dan
(amaliasholehah.files.wordpress.com/2008/11/kesetimbangan-elektrolit.doc-)
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
BAB 3
3.1.Alat
2. Tampah bambu
3. Lumpang porselin
4. Ayakan 2 mm
5. Spatula
6. Cawan alumunium
8. Desikator
11. Mikropipet
3.2. Bahan
1) CaCl2 1N
Pembuatannya :
Ditimbang 55g CaCl2 kedalam labu ukur 1 liter dan dilarutkan dengan akuades
Pembuatannya :
Larutkan 100g NH4-asetat dan 2,68g EDTA dengan 160ml akuades dalam
botol plastik. Ditambahkan perlahan 50ml asam asetat glasial, 0,5ml asam
5) Azomethine – H
Pembuatannya :
Larutkan 0,9g Azomethine – H dan 2g asam askorbat kedalam labu ukr 100ml
spektrofotometer uv – visible.
Pembuatannya :
Dipipet larutan standart 100 ppm kedalam labu ukur 100ml masing-masing 0;
1; 2; 3; 4 ml, diencerkan dengan air destilasi sampai tanda garis. Kocok hingga
merata.
Contoh tanah yang akan dianalisa dibersihkan dari sisa-sisa akar dan daun,
diremas-remas dan diserakkan diatas tampah bambu dan dibiarkan kering pada
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
porselin dan diayak dengan mata ayakan 2mm. Hasi ayakan disimpan untuk
selanjutnya dianalisa.
pengering 105oC selama kurang lebih 4 jam. Cawan diangkat dan dimasukkan
contoh dibuang, cawan kosong ditimbang kembali maka akan diperoleh berat
menit.
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
BAB 4
4.1.Hasil
Data pengukuran absorbansi dari larutan seri standar boron (B) dapat
Standar Boron
Larutan Seri
Standar Absorbansi (A)
Boron (ppm)
0 0
2 0.137
4 0.243
6 0.408
8 0.532
maks : 430 nm
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
4.2.Perhitungan
berupa garis linear (lampiran 1, kurva 1). Persamaan garis regresi untuk kurva
sebagai berikut :
No. Xi (C) Yi (A) (Xi - X) (Xi – X)2 (Yi – Y) (Yi – Y)2 (Xi – X)(Yi – Y)
Dimana,
X =
20
=
5
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
= 4
Y=
1,320
=
5
= 0,264
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan
Selanjutnya harga (a) = slope dapat ditentukan dengan metode Least Square
sebagai berikut :
a=
2,670
a=
40
= 0,067
Y = aX + b
b = Y – aX
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
= 0,264 – 0,067 (4)
= -0,004
Y = 0,067X - 0,004
Y = aX + b
X = 3,463 ppm
Y = aX + b
X = 3,373 ppm
Y = aX + b
X = 3,388 ppm
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
Konsentrasi x 40
Berat contoh kering 105°C
Kadar Boron (ppm) =
3,463 x 40
=
19,1229
= 7,244 ppm
Konsentrasi x 40
Berat contoh kering 105°C
Kadar Boron (ppm) =
3,373 x 40
=
18,5974
= 7,255 ppm
Konsentrasi x 40
Berat contoh kering 105°C
Kadar Boron (ppm) =
3,388 x 40
=
18,9698
= 7,144 ppm
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
4.3. Pembahasan
berwarna. Beberapa unsur atau senyawa analit dapat menimbulkan warna bila
spektrofotometer.
analitnya maka digunakan larutan standart, yaitu larutan yang telah ditetapkan
konsentrasinya dan diberi bahan yang dapat memberikan warna yang sama.
standart bertingkat maka dapat dibuat grafik hubungan antara absorben dengan
standart.
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
standart atau kurva kalibrasi. Biasanya kurva kalibrasi dibuat pada kertas
linear.
contoh tanah untuk No Lab 01/0109 sebesar 7,244; untuk No Lab 02/0109
sebesar 7,255; dan untuk No Lab 03/0109 sebesar 7,144. Jadi, kadar Boron
rata-rata yang diperoleh yaitu 7,214 ppm. Mengingat kisaran unsur hara Boron
dalam tanah antara 2-270 ppm, maka akan dapat disimpulkan bahwa tanah
tersebut memiliki kandungan unsur hara boron yang masih kurang. Sehingga
memungkinkan adanya unsur hara Boron yang cukup pada tanah tersebut
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
BAB V
5.1. Kesimpulan
• Kadar boron rata-rata dalam tanah perkebunan kelapa sawit Buana Estate
• Kadar boron pada tanah perkebunan kelapa sawit dari hasil analisa di
5.2. Saran
K, Ca, Na, Mg, N, P, Al, dan C-organik agar kualitas tanah perkebunan kelapa
kelapa sawit dapat dihindarkan, dan pengaruh yang di hasilkan nantinya juga
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Y., 2007, Kelapa Sawit, Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah
AnalisisUsaha dan Pemasaran, Edisi Revisi, Penerbit Swadaya, Jakarta.
http://sawitsumatera.blogspot.com/2008/08/Peranan_UnsurHara_pada_tanah
.html.
http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=vie&i
=126<emid=129&limitstart=.3
http://ms.wikipedia.org/wiki/Boron.
http://ambardhi.com/aglaonema/aglaonema_unsur_hara.html.
http://www.piercent.com/Products/Browse.cfm?fIdID=03010603.
http://www.tanindo.com/abdi4/hal2701.html.
Sutejo, M.M., 1987, Pupuk dan Cara Pemupukan, Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.
Table Data Hasil Pengukuran
Larutan Seri
Standar Absorbansi (A)
Boron (ppm)
0 0
2 0.137
4 0.243
6 0.408
8 0.532
0,6
R2 = 0,9966
0,5
0,4
Absorbansi
0,3 Series1
0,2 Linear (Series1)
0,1
0
0 2 4 6 8 10
-0,1
Konsentrasi
Y = 0,067X + (-0,004)
a = 0,067
b = -0,004
Hafizi Tolanda El Hadidhy : Penentuan Kadar Boron Dalam Tanah Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi
Azomethine-H, 2009.