Anda di halaman 1dari 5

TINDAKAN PENABRAKAN KAPAL PENGAWAS PERIKANAN VIETNAM (VFRS)

TERHADAP KAPAL TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN LAUT (TNI


AL) KRI TJIPTADI-381 DI WILAYAH SENGKETA LAUT NATUNA UTARA
BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL

Oleh : Ronaldo Valentino (110110150128)

Abstrak
Rezim hukum laut mengatur bahwa negara-negara harus menghindarkan diri
dari setiap penggunaan ancaman atau kekerasan terhadap keutuhan wilayah atau
kemerdekaan politik Negara manapun atau dengan cara lain apapun yang tercantum
tidak konsisten dengan azas-azas hukum internasional sebagaimana yang diatur
dalam United Nations Convention on the Law of the Sea 1982. Penggunaan laut untuk
maksud damai menjadi kewajiban bagi negara-negara pihak yang diatur dalam Pasal
301 UNCLOS. Dalam penggunaan laut, dewasa ini telah terjadi peristiwa dimana
Kapal Pengawas Perikanan Vietnam (VFRS) dengan sengaja menabrakkan badan
kapalnya terhadap kapal perang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL)
KRI Tjiptadi-381 ketika masing-masing negara melakukan penegakan hukum
nasionalnya. Peristiwa ini terjadi di wilayah Laut Natuna Utara yang masih menjadi
sengketa bagi kedua negara. Hal disebabkan karena belum adanya kesepakatan
perbatasan maritim Zona Ekonomi Eksklusif yang sampai saat ini bersifat tumpang
tindih dan masing-masing negara memiliki klaim. Menjadi persoalan yang menarik
untuk membahas tindakan penabrakan Kapal Pengawas Perikanan Vietnam (VFRS)
terhadap kapal perang TNI AL KRI Tjiptadi-381 dan penegakan hukum nasional di
wilayah sengketa Laut Natuna Utara yang menimbulkan konsekuensi hukum bagi
kedua negara. Legal Memorandum ini mencoba untuk memberikan nasihat dan
rekomendasi hukum bagaimana tindakan penabrakan Kapal Pengawas Perikanan
Vietnam (VFRS) terhadap kapal TNI AL KRI Tjiptadi-381 di wilayah sengketa Laut
Natuna Utara menurut Hukum Internasional dan apakah Negara Indonesia dan
Vietnam dapat melakukan penegakan hukum nasionalnya di wilayah sengketa Laut
Natuna Utara yang belum ditentukan batas maritimnya serta bentuk penyelesaian
sengketa yang efektif bagi kedua negara.
Kata Kunci : Hukum Laut Internasional, UNCLOS, Laut Natuna Utara, Use of Force,
Kapal Perang, Kapal pengawas Perikanan, Zona Ekonomi Eksklusif, Illegal Fishing
Aktivitas Militer
Abstract
The marine law regime stipulates that countries must avoid any use of threats
or violence against the territorial integrity or political independence of any country or
in any other way listed as inconsistent with the principles of international law as
stipulated in the United Nations Convention on the Law of the Sea 1982. The use of
the sea for peaceful purposes is an obligation for the state parties stipulated in Article
301 UNCLOS. In the use of the sea, today there have been events where the Vietnam
Fisheries Resources Surveillance (VFRS) intentionally crashed its body against the
Indonesian Navy National Navy (TNI AL) warship KRI Tjiptadi-381 when each country
enforced its national law. This event occurred in the North Natuna Sea region which
is still a dispute for the two countries. This is due to the absence of an agreement on
the Exclusive Economic Zone maritime border which until now is overlapping and that
each country has claims. It is an interesting matter to discuss the act of colliding the
Vietnam Fisheries Resources Surveillance (VFRS) against the Indonesian Navy
warship AL KRI Tjiptadi-381 and the enforcement of national law in the disputed North
Natuna Sea which has legal consequences for both countries. This Legal
Memorandum tries to provide legal advice and recommendations on how the Vietnam
Fisheries Resources Surveillance (VFRS) collided with the Indonesian Navy KRI
Tjiptadi-381 in the disputed North Natuna Sea according to International Law and
whether Indonesia and Vietnam could enforce national law in the disputed region of
North Natuna Sea which its maritime boundaries has not yet determined as well as an
effective form of settlement dispute for both countries.
Key words : International Law of the Sea, UNCLOS, North Natuna Sea, Use of Force,
Warships, Fisheries Resources Surveillance Vessel, Exclusive Economic Zones,
Illegal Fishing, Military Activities
A. PERMASALAHAN HUKUM

1. Bagaimana tindakan penabrakan Kapal Pengawas Perikanan Vietnam (VFRS)


terhadap kapal TNI AL KRI Tjiptadi-381 di wilayah sengketa Laut Natuna Utara
menurut Hukum Internasional ?

2. Apakah kedua negara dapat melakukan penegakan hukum di wilayah sengketa


Laut Natuna Utara menurut Hukum Internasional?
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Mauna, Boer, Hukum Internasional (Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam


era dinamika Global), Bandung, PT.Alumni, 2011.
Sefriani, Hukum Internasional: Suatu Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta, 2016

Starke, J.G., Pengantar Hukum Internasional Edisi Kesepuluh, Sinar


Grafika,Jakarta, 2014.

Tantowi, Jawahir, Hukum dan Hubungan Internasional,UII Press Yogyakarta,


2016.
Shaw, Malcolm N., International Law, New York, Cambridge University. Press,
2008.

Ketut Mandra dan Yohanes Usfunan, Kapita Salekta Hukum Laut Internasional,
Cet. I, Perc Offset “Bali Post”, Denpasar, 1987.
Rudy, May, Hukum Internasional 2, Cet I, PT Refika Aditama Bandung,
Bandung, 2002.

Jurnal

Ariadno, Melda Kamil. “Konsep Delimitasi Batas maritim dan Penerapannya:


Studi Kasus Negara Indonesia – Singapura.” Indonesian Journal of International Law
(2013).

Agoes, Etty R. “Praktik Negara-Negara Atas Konsepsi Negara Kelautan”.


Indonesia Journal of International Law. Vol. 1 No. 3 (April 2004).

Jaelani, Abdul Qodir. “Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing Upaya
Mencegah dan Memberantas Illegal Fishing dalam Membangun Poros Maritim
Indonesia.” Supremasi Hukum (2014),
Kartika, Shanti Dwi. “Keamanan Maritim Dari Aspek Regulasi dan Penegakan
Hukum”. Jurnal Negara Hukum: vol. 5 No. 2, November (2014),
Köning, Doris, “The Enforcement of the International Law of the Sea by Coastal
and Port States” Max Planc Institute (2015).
Kwast, Patricia Jimenez, “Maritime Law Enforcement and the Use of Force:
Reflections on the Catagorisation of Forcible Action at Sea in the Light of
Guyana/Suriname Award,” Journal of Conflict & Security Law (2008),
Ridwan, Rusdi dan Sudjatmiko. “Batas-batas Maritim Antara Republik
Indonesia dengan negara Tetangga.” Indonesian Journal of International Law (2004).

Ronzitti, N. “The Right of Self-Defence at Sea and Its Impact on the Law of
NavalWarfare’, in D. S. Constantopoulos (ed.), The Law of the Sea with Emphasis on
the Mediterranean Issues, Thesaurus Acroasium Vol. XVII (1991)
Schofield, Clive H. dan Chisom Udechukwu, “Bluring the lines:maritime joint
development and cooperative management of ocean resurce”, University of
Wollongong Research Online 2009. August 2012.
Schofield, Clive. Martin Tsamenyi and Mary Ann Palma, ‘Securing Maritime
Australia: Developments in Maritime Surveillance and Security’, Ocean Development
and International Law, 39 (1) (2008),

Anda mungkin juga menyukai