Bab 1 KONSEP PENGENDALIAN
Bab 1 KONSEP PENGENDALIAN
Tujuan Pembelajaran
:Setelah selesai mempelajari bab ini, mahasiswa mampu
1. Menjelaskan Latar Belakang Pengendalian Vektor dan Binatang
Pengganggu
2. Menjelaskan Konsep Pengendalian.
3. Menjelaskan Faktor-faktor Yang Menentukan Keberhasilan Pengendalian
Vektor Dan Binatang Pengganggu.
a. Latar Belakang
b. Konsep Pengendalian
Vektor adalah binatang, dapat berupa serangga, tikus, anjing, kucing, keong
atau hewan lain yang dapat menularkan atau memindahkan atau dapat
1
menjadi sumber penularan penyakit. (Pranoto, 1993). Sedangkan binatang
pengganggu adalah binatang yang dapat mengganggu, menyerang ataupun
menularkan penyakit terhadap manusia, binatang mapun tumbuh-tumbuhan
(Adang I,dkk,1985)
Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan
untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga vektor di
suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor
sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah (PMK No.
374/Menkes/Per/III/2010 tentang Pengendalian Vektor). Jadi pada dasarnya
pengendalian vektor tidak bermaksud untuk memberantas atau membasmi
vektor sampai ke akar-akarnya. Tetapi memutuskan rantai penularan antara
sumber penyakit dengan manusia atau mencegah tertularnya suatu penyakit
menular kepada manusia melalui peranan vektor penyakit.
Upaya pengendalian vektor lebih dititikberatkan pada kebijakan
pengendalian vektor terpadu melalui suatu pendekatan pengendalian vektor
dengan menggunakan satu atau kombinasi beberapa metode pengendalian
vektor; Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) merupakan pendekatan yang
menggunakan kombinasi beberapa metode pengendalian vektor yang
dilakukan berdasarkan azas keamanan, rasionalitas dan efektifitas
pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan kelestarian
keberhasilannya (PMK No. 374/Menkes/Per/III/2010 tentang Pengendalian
Vektor)..
Berdasarkan uraian diatas maka konsep dasar pengendalian vektor dan
binatang pengganggu adalah:
1. Menitikberatkan pada kebijakan pengendalian vektor terpadu melalui
suatu pendekatan pengendalian vektor dengan menggunakan satu atau
kombinasi beberapa metode pengendalian vektor dan binatang
pengganggu.
2. Berdasarkan azas keamanan terhadap semua faktor lingkungan,
rasionalitas dan efektifitas pelaksanaannya serta mempertimbangkan
kelestarian keberhasilannya.
3. Tidak bermaksud untuk memberantas atau membasmi vektor dan
binatang pengganggu sampai ke akar-akarnya, tetapi memutuskan rantai
penularan antara sumber penyakit dengan manusia atau mencegah
tertularnya suatu penyakit menular kepada manusia melalui peranan
2
vektor penyakit dan binatang pengganggu.
3
b) Mencari tempat berlindung dan bersarang.
c) Kegiatan diwaktu malam dan siang hari.
d) Pemilihan mangsa yang menjadi sasaran
e) Didalam rumah dan diluar (iklim, suhu, kelembaban, pencahayaan
alami dan non alami, dll)
f) Daya tahan terhadap pestisida
3. Pemilihan metode pengendalian. ( lihat bab 2)
4. Pemilihan jenis pestisida yang akan digunakan jika
direncanakan akan menggunakan pestisida.
5. Pemilihan peralatan aplikasi yang tepat.
6. Teknik aplikasi pestisida yang benar.
7. Keterampilan Tenaga Pelaksana (SDM)
d. Ringkasan.
1) Latar Belakang.
Penyakit yang ditularkan melalui vektor dan binatang pengganggu masih
menjadi penyakit endemis di Indonesia bahkan dibeberapa bagian
belahan dunia lainnya. Penyakit-penyakit tersebut jika tidak dicegah dapat
menjadi wabah atau kejadian luar biasa (KLB) serta dapat menimbulkan
gangguan kesehatan masyarakat hingga menyebabkan kematian.
Oleh karena itu pengendalian vektor dan binatang penggangu untuk
mencegah penularan penyakit-penyakit tertentu sangat penting dilakukan
sebagai salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2) Konsep Dasar Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu.
Konsep dasar pengendalian vektor dan binatang pengganggu adalah:
a) Menitikberatkan pada kebijakan pengendalian vektor terpadu melalui
suatu pendekatan pengendalian vektor dengan menggunakan satu
atau kombinasi beberapa metode pengendalian vektor dan binatang
pengganggu.
b) Berdasarkan azas keamanan terhadap semua faktor lingkungan,
rasionalitas dan efektifitas pelaksanaannya serta
mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya.
c) Tidak bermaksud untuk memberantas atau membasmi vektor dan
binatang pengganggu sampai ke akar-akarnya, tetapi memutuskan
rantai penularan antara sumber penyakit dengan manusia atau
4
mencegah tertularnya suatu penyakit menular kepada manusia
melalui peranan vektor penyakit dan binatang pengganggu.
3) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengendalian
Vektor dan Binatang Pengganggu.
a) Pengenalan vektor dan binatang pengganggu yang menjadi masalah
dengan melakukan identifikasi vektor atau binatang pengganggu.
b) Memahami bionomik vektor dan binatang pengganggu.
c) Pemilihan metode pengendalian.
d) Pemilihan jenis pestisida yang akan digunakan
e) Pemilihan peralatan aplikasi yang tepat.
f) Teknik aplikasi pestisida yang benar.
d. Pertanyaan.
1) Apakah latar belakang perlunya pengendalian vektor dan binatang
pengganggu?
2) Bagaimana konsep dasar pengendalian vektor dan binatang
pengganggu?
3) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan pengendalian vektor
dan binatang pengganggu?
4) Mengapa perlu mengetahui bionomic vektor dan binatang pengganggu
5) Terkait dengan hal-hal apa saja bionomic vektor dan binatang
pengganggu?
e. Bacaan Lanjutan.
1985, Iskandar, Adang, H,SKM dkk.
Pedoman Bidang Studi Pemberantasan Serangga dan Binatang
Pengganggu, Depkes RI, Jakarta