OSTEOMYELITIS
OSTEOMYELITIS
A. DEFINISI
Osteomyelitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan infeksi tulang.
B. PATHOPHYSIOLOGY
Increase vaskularisasi
@ Terjadi edema
Tulang mati
Hambatan penyembuhan
C. ClASSIFICATION
1. Osteomyelitis akut
2. Osteomyelitis kronik
D. ETIOLOGY
® Infeksi banyak disebabkan : staphilokokkus aureus
- Bacterimia, penyakit-penyakit lain, trauma, infeksi saluran kencing.
-
- Pemasang kateter IV yang lama.
- Hemodialisa yang lama dan pemberian obat secara IV.
- Infeksi salmonella.
- Sickle cell anemia
- Jeleknya kebersihan gigi.
- Otitis media eksterna.
E. ASSESSMENT
1. History
® Umur
® Riwayat penggunaan obat
® Infeksi yang pernah terjadi sebelumnya.
® Kondisi medis sekarang : anemia, DM, trauma, luka, pembedahan.
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan/Penyakit Sistem
Muskuloskeletal (Asrin,MN/Prodi Keperawatan Purwokerto)
® Penggunaan kateter
® Therapi radiasi
3. Psychosocial Assessment
® Ketakutan tidak sembuh.
® Ganguan hubungan dalam keluarga dan pekerjaan
® Gangguan dalam kehidupan sosial
® Gangguan konsep diri.
4. Diagnostic Findings
a. Lab. Finding:
® Hitung sel darah merah : meningkat
® Hitung sel darah putih : 2 kali meningkat dari normal
® Kondisi kronik : sering normal/naik sedikit.
® Rata-rata pengendapan sel sel darah putih : awal mungkin normal, meningkat
dalam perkembangan penyakit.
® Kultur darah : kalau ada bakterimia (50% positif)
b. Radiographic Finding:
® Radiographi tidak dapat membantu sepenuhnya, sering terjadi kesalahan
interpretasi pada minggu-minggu awal.
2. Diagnosa tambahan :
a. Intoleransi aktifitas sehubungan dengan nyeri.
b. Kecemasan sehubungan dengan kemungkinan gagalnya tindakan dalam
pembedahan.
c. Ketakutan sehubungan dengan kegagalan pembedahan.
d. Kesedihan sehubungan dengan kemungkinan dilakukan amputasi.
e. Gangguan manajemen penanganan di rumah sehubungan dengan keterbatasan
sistem pendukung.
f. Gangguan nutisi: kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan adanya
peningkatan kebutuhan nutrisi dalam proses penyembuhan.
g. Gangguan gambaran diri sehubungan dengan proses isolasi atau pembedahan.
h. Gangguan pola tidur sehubungan dengan nyeri dan penyesuaian pola pengobatan.
® Interventions:
Penanganan non bedah :
Kolaborasi pemberian obat-obatan.
Prosedur isolasi untuk menghindari penyebaran
kuman kepada pasien lain dan petugas kesehatan.
Lakukan irigasi luka dengan obat-obat tertentu.
Penangan bedah :
Kolaborasi pemberian obat-obatan
Lakukan debridemen
Pantau luka dan luka ditutup sampai 2 minggu hingga skin graft stabil.
® Interventions:
Pemberian obat analgesik dan NSAID
Kaji status neurovaskuler bagian ekstrimitas yang terkait.
® Interventions:
Penanganan non bedah :
Kaji ekstrimitas untuk mengetahui status neurovaskuler minimum 4 jan sekali.
Tinggikan ekstrimitas dengan satu atau dua bantal.
Berikan oksigen yang dapat menyerap ke jaringan dalam konsentrasi yang tinggi.
Penangan bedah :
Kaji ekstrimitas untuk mengetahui status neurovaskuler.
® Interventions:
Penanganan non bedah :
Observasi sesering mungkin adanya perubahan warna, suhu, ukuran lesi, dan
cairan.
Tingkatkan pemberian kalori dan protein.
Tingkatkan pemberian vitamin C, vitamin D dan kalsium.
2. Pendidikan Pasien/Keluarga
® Pendidikan tentang penangan ganti balutan.
® Latihan
® Therapi diet
® Therapi obat-obatan.
3. Persiapan Psikososial
® Kurangi rasa takut semaksimal mungkin.
® Dampak kehilangan pekerjaan.
I. EVALUASI
Hasil yang diharapkan :
1. Penanganan pasien bisa dilaksanakan dengan baik.
2. Nyeri berkurang atau hilang.
3. Perbaikan dan integritas kulit terjaga.
4. Perfusi jaringan meningkat.
5. Melaksanakan aktifitas ambulasi secara mandiri.
References:
Ignatavicius, D.D., and Bayne, M.V. (1991). Medical surgical nursing: A nursing
process approach. The United States of America: W.B. Saunders Company.
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2000). Brunner & Suddarth's textbook of medical
surgical nursing. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.