TINJAUAN UMUM
2.1 Keju
Keju merupakan makanan yang dibuat dari dadih susu, yang diperoleh dengan
penggumpalan bagian kasein dari susu. Pengumpalan ini terjadi dengan adanya enzim rennet,
dengan meningkatkan keasaman susu melalui fermentasi asam laktat atau dengan kombinasi
teknik keduanya. Keju adalah produk yang dibuat dari curd yang diperoleh dari susu penuh atau
susu skim sapi atau hewan lain dengan atau tanpa krim tambahan dengan mengkoagulasikan kasein
oleh rennet, asam laktat atau enzim lain atau asam lain yang sesuai dan dengan atau tanpa
perlakuan lebih lanjut terhadap curd yang terpisah oleh panas atau dengan fermen-fermen
Cream cheese merupakan salah satu jenis keju yang lunak, lembut, kaya akan gizi,
berwarna putih dengan tekstur creamy, mempunyai rasa sedikit asam dengan flavor diasetyl.
Cream cheese biasanya diproduksi dengan koagulasi dari cream atau campuran susu dan
cream dengan kultur starter yang dapat menyebabkan asam dan siap dikonsumsi setelah proses
produksi selesai. Cream cheese merupakan satu dari makan dari keju yang di produksi dari
Amerika. Cream cheese biasanya digunakan untuk spread pada roti bagel, sebagai dressing
salad dan sebagai bahan untuk membuat beberapa macam dessert, seperti cheesecake
(Phadungath, 2005).
Produk cream cheese dikategorikan menjadi dua jenis berdasarkan kandungan lemak
yang berbeda dalam campuran awal dan komposisi akhir. Double-cream adalah keju yang
mengandung minimal 9-11% lemak dalam campuran awal, dan single-cream adalah keju
Tipe komposisi dari cream cheese menurut Canadian Dairy Comission (CDC) (2011):
2.3. Lemak
Lemak mempunyai peran penting dalam tubuh manusia, sebab lemak adalah sumber energi
yang tinggi. Satu gram lemak sesuai dengan rekomendasi dari Food and Nutrition Board of the
Natioanal Research Council pada tahun 1948, bahwa antara 20% sampai 25% kalori hendaknya
datang dari lemak. Bila 408 kalori, haruslah berasal dari lemak. Hal ini berarti kita memerlukan
a. Melarut vitamin A,D,E, dan K dapat diserap oleh dinding usus halus.
Gambar Lemak
Lemak adalah bahan yang mengandung asam lemak baik yang dalam bentuk cair disebut minyak
sedangkan bentuk padat disebut fat (lemak). Struktur kimia terdiri dari ikatan asam lemak dan
gliserol. Manfaat lemak bagi tubuh yaitu pemberi kalori, melarutkan vitamin-vitamin tersebut
dapat diserap oleh dinding usus dan memberikan asam lemak esensial (Winarno, 1993).
Menurut Lehninger (1982) lemak merupakan bagian dari lipid yang mengandung asam lemak
jenuh bersifat padat. Lemak merupakan senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
kloroform (CHCl3), benzena, hexana dan hidrokarbon lainnya. Lemak dapat larut dalam pelarut
tersebut karena lemak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut (Herlina 2002). Lemak
dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik
yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-
polar,misalnya dietil eter, Kloroform, benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat
larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang
sama dengan pelaut tersebut. Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol.
Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester . Hasil hidrolisis lemak dan minyak
adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang
mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. Dalam pembentukannya,
trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak
(umumnya ketiga asam lemak tersebut berbeda –beda), yang membentuk satu molekul trigliserida
Susu full cream dan krim susu dalam pembuatan cream cheese berfungsi sebagai
bahan utamanya. Susu tersebut digunakan sebagai media tumbuh mikrobia sehingga akan
dihasilkan flavor asam dan juga tekstur yang lebih padat (curd). Susu yang dipakai harus di
pasteurisasi terlebih dahulu agar mikrobia yang bersifat negatif yang dapat merusak susu tidak
dapat tumbuh sehingga inokulan bakteri pembentuk curd dari cream cheese pun dapat
Susu full cream merupakan produk susu yang diperoleh dari pengolahan susu cair.
Selain susu cair, susu full cream juga dapat dibuat dengan susu hasil pencampuran susu cair
dengan susu kental atau krim bubuk atau susu hasil pencampuran susu cair dengan susu kental
atau susu bubuk, dan yang telah dipasteurisasi. Susu jenis ini kadar lemak susunya tidak kurang
Krim susu merupakan emulsi minyak dalam air dimana dengan whipping dapat
membentuk busa dengan penggabungan udara ke dalam sistem (1). Selama membentuk
whipping krim dispersi gelembung udara yang dikelilingi oleh lemak sebagian bersatu antara
udara dan cairan (2). Sebagian lemak yang bersatu akan terbentuk ketika kristal lemak padat
dari satu tetesan minyak menembus ke dalam fasa cair dari tetesan lemak lain (3).
Pembentukan lemak sebagian yang bersatu diinginkan karena membuat lemak tergabung
dalam emulsi dan akan meningkatkan viskositas dari krim (3). Lapisan lemak menyediakan
busa dengan kekuatan mekanik yang menstabilkan busa dan memiliki dampak positif pada
tekstur produk (3). Untuk properti stabilisasi optimal penting bahwa ukuran gumpalan lemak
yang terbentuk adalah sekitar ukuran yang sama seperti sel-sel udara (4) (Lundin, 2013).
Tahap pembuatan keju melibatkan dua fase yang saling berhubungan, yang pertama yaitu
pembentukan komposisi dan pH, yang kedua yaitu membangun karakteristik fisik dan rasa (Marth
& Steele, 2001). Pembuatan keju pada dasarnya meliputi pengasaman, penggumpalan, pengaliran
cairan whey serta penggaraman sedangkan pada keju peram dijumpai proses pemeraman. Tahap-
1. Pasteurisasi
Pasteurisasi bertujuan untuk membunuh bakteri patogen dan mengurangi sejumlah bakteri
yang lainnya yang dapat mempengaruhi dalam pembuatan keju (Rahman et al., 1992). Suhu
pasteurisasi yang optimum 72°C selama 16 detik (Daulay, 1991). Ditambahkan Prasetyowati
(2007) bahwa pasteurisasi susu dapat menyebabkan bakteri yang berguna (misalnya bakteri asam
laktat) serta beberapa enzim susu seperti lipase kemungkinan juga ikut rusak, sehingga digunakan
temperatur yang lebih rendah (65°C) untuk membunuh beberapa koliform agar dapat
2. Pengasaman susu
Pengasaman susu bertujuan membuat susu bersifat asam. Sifat sedikit asam dibutuhkan untuk
membantu mempercepat pengumpalan protein susu (Rahman et al., 1992). Pengasaman dapat
dilakukan dengan penambahan bakteri Streptococcus lactis. Proses fermentasi oleh Streptococcus
lactis akan mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat sehingga derajat keasaman (pH)
Salah satu karakteristik pembuatan keju adalah pembentukan curd atau pengumpalan kasein susu.
Pengumpalan merupakan hasil dari kegiatan asam laktat hasil dari fermentasi, berasal dari kinerja
rennet, bakteri asam laktat atau melalui perpaduan rennet dan bakteri asam laktat (Eckles, 1980).
Proses pengumpalan kasein ini dimulai dengan menambahkan starter culture dan kemudian
dilanjutkan dengan penambahan rennet. Sebelum dilakukan penambahan starter culture, susu
yang dipasteurisasi didinginkan terlebih dahulu hingga temperatur sekitar 21- 26 °C untuk
menginduksi pertumbuhan bakteri starter yang diinokulasi (Daulay, 1991). Mikroorganisme yang
digunakan sebagai kulltur untuk starter keju sangat beragam. Keju yang diolah pada suhu 37°C
al.,1987). Spesies-spesies dari Lactobacillus yang digunakan sebagi kultur untuk starter keju
dan Lactobacillus helveticum. Semua spesies Lactobacilli ini, kecuali Lactobacillus casei, tumbuh
baik pada suhu 37°C atau lebih tinggi, sedangkan temperatur optimal untuk Lactobacillus casei
sekitar 30 °C (Daulay, 1991). Menurut Rahman et al (1992) pembentukan dadih atau curd dapat
terjadi setelah 30 menit penambahan rennet Setelah terjadi proses pengumpalan maka dilakukan
pemotongan (cutting).
Prosedur Pembuatan Cream Cheese
Metode pembuatan cream cheese menurut Phadungath (2005) yang ditunjukkan pada
Gambar 1, untuk membuat double-cream cheese diperlukan campuran awal 8-14% lemak dan
untuk single-cream cheese 3-5% lemak. Kemudian campuran tersebut dihomogenisasi (12-14 MPa
pada 50-55ºC), dipasteurisasi (66-68ºC selama 30 menit atau 72-75ºC selama 30-90 s) dan
inkubasi dilakukan dengan dibagi menjadi dua kondisi inkubasi yang umum yaitu inkubasi short-
set dengan penambahan 5% kultur starter dilakukan pada suhu inkubasi 31ºC dengan masa
inkubasi sekitar 5 jam, dan long-set dengan penambahan kultur starter 0,8-1,2%, suhu 22-23 º C,
dan masa inkubasi 12-16 jam. Kemudian didapatkan pH yang diinginkan 4.5-4,8, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2A (Singh dan Tewari, 1990; Singh dan Tewari, 1991; Guinee et al.,
Whey. Kemudian berpisah dari dadih dengan beberapa metode, untuk metode tradisional dadih
panas (75-90ºC) ditiriskan dengan kain, Sedangkan untuk metode modern pemisah dilakukan
menggunakan centrifugal cream cheese separator pada suhu 70-85ºC atau ultrafiltrasi pada suhu
50-55ºC. Setelah pemisahan whey, dadih panas didinginkan hingga 10-20ºC, lalu dicampur dengan
garam (0,5-1%) dan tidak lebih dari 0.5% bahan penstabil (guar gum, xanthan gum, sodium
alginate dan karagenan), dan dikemas langsung sebagai krim keju kemasan dingin dengan umur
simpan sekitar 2-3 minggu. Untuk produk keju hot pack cream, curd dicampur dengan garam dan
stabilizer dan dipanaskan pada suhu 70-85ºC untuk mendapatkan campuran yang baik dan
memodifikasi tekstur produk. Dadih panas dipompa ke perangkat kemasan dikemas Sementara
masa simpan produk kemasan panas Sekitar 3 bulan pada 4-8ºC (Singh dan Tewari, 1990; Singh
dan Tewari, 1991; Guinee et al., 1993; Kosikowski, dan Mistry, 1999; Dan Lucey, 2003).
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan cream cheese (Coutouly et al.,
2014):
1. Efek pemanasan
2009; Mahmoudi et al., 2010; Singh dan Creamer 1992). Agregasi protein whey pada
micel kasein memodifikasi asamnya Gelling properties dan menghasilkan gel yang
kencang (Guyomarc'h et al., 2009; Lucey and Singh 1998; Vasbinder dkk. 2001).
2. pH
Keju krim mengandung protein susu, yaitu kasein dan protein whey (WP) di proporsi
langkah proses keju krim memiliki dampak spesifik yang berbeda dari produk. Bila
pH berubah, seperti yang terjadi selama tahap pengasaman miseliel kasein cream
supramolekul kasein yang distabilkan oleh kalsium fosfat dan hidrofobik Interaksi.
Bila pH turun menjadi ~ 5,1, sebagian besar kalsium fosfat dilarutkan yang
3. Homogenization Pressure
Homogenisasi biasanya merupakan langkah terakhir dari proses keju krim. Lemak
Globules berkurang ukuran, antarmuka yang lebih besar dibuat, dan antarmuka air-
minyak Mengalami penataan ulang yang masif. Antarmuka yang baru terbentuk
dijajah Oleh protein yang menstabilkan emulsi dan dapat menghubungkan tetesan
Keadaan protein whey dan kasein misel. Interaksi antara proses tersebut Variabel
terbentuk Antarmuka. Persaingan terjadi antara agregat dan protein terlarut dan
sangat kuat Tekstur krim keju dipengaruhi oleh modulasi konektivitas antara tetesan
4. Pemeraman
Pemeraman merupakan proses menyimpan keju selama beberapa waktu dan temperatur
tertentu. Pemeraman keju dilakukan untuk mendapatkan sifat tekstur dan flavor yang
keju, karena pada saat pemeraman akan memberikan kesempatan pada mikroba yaitu
kapang atau bakteri serta enzim untuk melakukanaktivitasnya (Rahman et al., 1992).
Pemeraman keju dilakukan untuk mendapatkan sifat tekstur dan cita rasa keju yang
diinginkan. Selama pemeraman cita rasa yang dikehendaki muncul akibat adanya aktivitas
mikroorganisme dan enzim yang merombak protein, lemak, dan karbohidrat (Septiana,
1994).