Anda di halaman 1dari 26

9

BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Sejarah Restoran Pecel Lele Lela Kalimalang Jakarta Timur


Pada tahun 2006 dimulailah usaha kuliner ikan lele yang diprakarsai oleh

Bapak Rangga Umara yang berawal dari sebuah ide untuk mengembangkan usaha

makanan yang umum dan mudah untuk dikenal oleh masyarakat. Usaha ini

dinamakan dengan merk Pecel Lele Lela atau singkatannya Lebih Laku, usaha ini

dirintisnya dari sebuah warung tenda biasa disekitar daerah Kalimalang Jakarta

Timur dengan bermodalkan hanya Rp. 3 juta rupiah, dari yang awalnya usaha ini

hanya memiliki 2 buah meja dan beberapa kursi dengan warung tenda yang

sederhana, walau usaha ini jatuh bangun dalam prosesnya tapi dengan semangat

yang gigih oleh Bapak Rangga Umara pelan tapi pasti hingga sekarang, usaha ini

sudah berkembang mempunyai cabang dimana – mana dan menjadi salah satu

badan usaha yang mewaralabakan usahanya hingga mempunyai banyak peminat

di kalangan usahawan untuk menjadi mitra kerja di usaha kuliner ini.


Visi dari Pecel Lele Lela sendiri adalah ingin menjadi brand nasional dan

pemimpin pasar usaha pecel lele modern di Indonesia dan membawa makanan

tradisional Indonesia pada dunia internasional didukung misinya sendiri seperti

menyediakan berbagai variasi produk hidangan ikan lele yang enak dan unik serta

memberikan kualitas pelayanan yang baik dengan mengutamakan

quality,service,dan value, senantiasa berinovasi dan meningkatkan pelayanan

untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan dan mitra usaha.


Pecel Lele Lela yang menjadikan ikan lele sebagai primadona usahanya

dikarenakan ikan lele itu sudah dikenal luas oleh masyarakat, dan mudah untuk

didapat karena bahan baku ikan lele ada dimana – mana. Dari aspek pasar pun
10

jangkauannya sangat luas oleh karena itu Pecel Lele Lela sudah banyak

mempunyai mitra usaha franchise di dalam negeri maupun luar negeri dengan

pusatnya ada di Pecel Lele Lela Kalimalang di Jakarta Timur


Pecel Lele Lela Kalimalang adalah restoran pertama yang berawal dari

warung tenda biasa lalu berkembang pesat hingga menjadi sebuah ruko yang

mempunyai dua lantai, untuk lantai pertama itu dijadikan untuk operasional

restoran, dan lantai dua dijadikan office untuk bagian administrasi. Di Lela

Kalimalang ini juga menjadi training center untuk pegawai baru untuk yang

nantinya akan di transfer ke setiap cabang outlet Pecel Lele Lela tergantung

permintaan dari mitra usaha cabang tersebut.


Pecel Lele Lela Kalimalang memiliki 200 kapasitas tempat duduk maksimal

dan menerima berbagai event seperti birthday party dan meeting, restoran

beroperasi dari pukul 11:00 – 23:00, pengecualian untuk hari Jumat operasional

mulai pukul 13:00 – 23:00 dikarenakan adanya ibadah Shalat Jumat. Dari segi

harga makanan dan minuman di Pecel Lele Lela Kalimalang sangat bersahabat

dan terjangkau untuk semua kalangan.


Ciri khas yang menjadi trademark di restoran pecel lele lela adalah sapaan

kepada pengunjung yang datang dengan kalimat “Selamat Pagi, Selamat Datang

di Pecel Lele Lela” dan diterapkan tidak hanya di Pecel Lele Lela Kalimalang tapi

juga menjadi ciri khas di semua outlet Pecel Lele Lela yang tersebar di dalam

dalam negeri maupun luar negeri dan penggunaan kalimat ini dilakukan tanpa

mengenal hari sudah siang ,sore, atau malam dan pengucapannya pun dilakukan

dengan intonasi semangat dari para karyawan yang bekerja.


Dari sudut pandang penulis trend mengucapkan selamat pagi bisa diartikan

para pegawai restoran selalu siap melayani para pengunjung dengan semangat
11

tinggi, seperti kalimat berikut “Saya adalah pagi, dan saya selalu bersemangat

untuk memberikanmu kedamaian” yang penulis kutip dari

http://www.bijakkata.com/2014/08/Renungan-Motivasi-Semangat-Pagi-kata-

Mutiara-Bijak.html

B. Lokasi dan Fasilitas Pecel Lele Lela Kalimalang Jakarta Timur


1. Lokasi
Restoran Pecel Lele Lela Kalimalang yang merupakan pusat terletak di

ibukota Jakarta dan berlokasi di Jl. Raya Kalimalang Blok A1 No.1, Lampiri,

Jakarta Timur, No Telpon 021 – 68006700. Letak yang berada di Jakarta

Timur di sisi jalan dan dekat dengan perbatasan Jakarta – Bekasi, sehingga

cocok bagi tempat persinggahan bersama keluarga maupun teman bila anda

sedang melakukan perjalanan ke arah Bekasi maupun sebaliknya.


2. Fasilitas
Untuk mendukung operasional restoran dan kenyamanan para pengunjung

Pecel Lele Lela Kalimalang Jakarta menyediakan berbagai fasilitas seperti:


1) Smoking area dan non – smoking area dengan kapasitas tempat duduk

mencapai 200 orang, dan non – smoking area difasilitasi dengan air

conditioner sedangkan smoking area hanya dengan fan biasa


2) LCD TV
3) Free Wi-fi
4) Parking Area
5) Meeting Room
6) Standing Ashtray
7) Toilet untuk pria dan wanita
8) Musholla
9) Stop kontak bagi pengunjung yang menggunakan komputer atau ingin

mengisi baterai.
10) Disediakan pula kursi panjang di bagian depan pintu masuk bagi

pengunjung yang ingin take-away pesanan


12

Sedangkan untuk fasilitas penunjang untuk kebutuhan karyawan, Pecel Lele

Lela Kalimalang menyediakan fasilitas untuk kenyamanan karyawannya

seperti:
1) Locker room
2) Musholla
3) Employee Dining Room
4) Office

C. Struktur Organisasi Dan Personalia di Pecel Lele Lela Kalimalang Jakarta

Timur
1. Struktur Organisasi
Untuk bekerja secara berkelompok tentu tidak bisa dilakukan bila hanya

mengikuti ego masing – masing individu karena tidak adanya batasan dalam

suatu sistem di organisasi tersebut, bekerja tidak akan efektif dikarenakan

tidak adanya pembagian tugas di dalam kelompok itu, di dalam perusahaan

kita sering mendengar apa itu yang dinamakan struktur di dalam organisasi,

pengertian organisasi sendiri menurut Siagian, dalam bukunya Filsafat

Administrasi (2006:6), menjelaskan organisasi seperti berikut :


“ Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama
serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah
ditentukan dalam ikatan yang terdapat seorang atau beberapa orang yang
disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan “.

Dari kutipan di atas dapat dikatakan bahwa organisasi adalah suatu

kelompok yang mempunyai tujuan yang sama, dan mempunyai ikatan satu

sama lain serta dipisahkan kedudukannya dalam mencapai tujuan tersebut.

Struktur organisasi pun dibentuk untuk memperjelas kedudukan setiap

individu di dalam organisasi, mulai dari pembagian tugas, kewajiban, dan

tanggung jawab individu itu sendiri kepada organisasi.


Seperti yang dikemukakan oleh Wiwoho (2008:7) bahwa ” Struktur
organisasi adalah serangkaian hubungan di antara individu – individu di
dalam kelompok, kemudian struktur tersebut dilukiskan di dalam bagan
13

organisasi atau diagram yang memperlihatkan garis besar hubungan tersebut


menurut fungsi – fungsi di dalam usaha, arus tanggung jawab, dan wewenang
“.

Oleh karena itu struktur organisasi mempunyai peran penting dalam

pencapaian suatu organisasi karena memiliki fungsi jelas kepada individu di

dalamnya agar dapat melakukan tugasnya sehingga tujuan organisasi atau

perusahaan dapat tercapai.


Dari uraian di atas berarti kita dapat menyimpulkan bahwa struktur

organisasi mempermudah kegiatan di dalam organisasi maupun perusahaan,

bawahan mengetahui atasannya dan begitu pula sebaliknya, sehingga setiap

karyawan pun tahu akan tugas dan kewajibannya serta mengetahui kepada

siapa dia harus bertanggung jawab di dalam suatu organisasi maupun

perusahaan.
Struktur organisasi yang dipakai di Pecel Lele Lela disesuaikan dengan

tugas dan tanggung jawab setiap karyawannya, dan dipakai semua

cabang/outlet Pecel Lele Lela yang ada, berikut adalah gambaran struktur

organisasi Pecel Lele Lela Kalimalang Jakarta Timur :

GAMBAR 2
STRUKTUR ORGANISASI PECEL LELE LELA KALIMALANG
JAKARTA TIMUR

Store Manager

Supervisor
14

Leader Leader Leader Bar Chief Store


Waiter Kitchen Cashier Keeper
Member
Sumber : Manajemen Pecel Member Member
Lele Lela Kalimalang 2014 Member Member
Tertera di atas adalah gambar struktur organisasi Pecel Lele Lela

Kalimalang yg ada di Jakarta Timur yang merupakan restoran pusat, dan juga

struktur organisasi yang sama diterapkan di setiap cabang/outlet Pecel Lele

Lela dan berikut job description yang ada di dalam struktur organisasi Pecel

Lele Lela Kalimalang Jakarta Timur :

1) Store Manager
Merupakan pimpinan di tiap outlet Pecel Lele Lela dan orang yang

bertanggung jawab mengatur semua fungsi di dalam restoran dengan baik

dan bertanggung jawab terhadap operasional restoran sehari-hari serta

mendapatkan profit semaksimal mungkin.


2) Supervisor
Bertanggung jawab terhadap terhadap hasil dari orang – orang yang

diawasi terutama mutu dan jumlah dari produk dan pelayanan.

Membimbing dan mengarahkan karyawan guna mencapai tujuan

organisasi serta mengatur jadwal kerja dan pekerjaan teknis lainnya.


3) Leader Waiter
Bertanggung jawab terhadap bagian pelayanan dan kebersihan restoran

serta membawahi waiter/tress langsung dan memiliki fungsi yang mirip

dengan headwaiter.
4) Leader Kitchen
Bertanggung jawab terhadap bagian dapur, dari kebersihan dapur itu dan

peralatannya, serta mutu dan kualitas bahan baku makanan dan produk

yang dibuat.
5) Leader Bar
15

Bertanggung jawab terhadap mutu dan kualitas produk minuman yang

dibuat, serta bertanggung jawab terhadap kebersihan peralatan yang

digunakan dan bar itu sendiri.


6) Chief Cashier
Mengawasi dan mengkoordinasi administrasi di kasir, memberikan laporan

administrasi harian,bulanan, dan tahunan kepada store manager.

7) Storekeeper
Tanggung jawabnya meliputi penerimaan,penyimpanan,dan pengeluaran

persediaan barang/peralatan dari gudang serta mencatat transaksi yang

terjadi, membuat laporan mengenai inventori di gudang di tiap periode

beserta arus keluar – masuknya barang.


8) Member Waiter
Memastikan pelayanan yang diberikan kepada tamu sesuai dengan

standart operational procedure (SOP) yang berlaku, menjaga dan

memelihara kelengkapan operasional tetap bersih dan terawat, dan

menjalankan tugas – tugas yang diberikan oleh leader waiter.


9) Member Kitchen
Mempersiapkan dan mengolah bahan baku makanan, memelihara

peralatan yang ada di dapur, menjaga kebersihan dapur, membuat produk

makanan, dan menjalankan tugas yang diberikan oleh leader kitchen.


10) Member Bar
Mempersiapkan bahan baku sebelum diolah menjadi produk,
menjaga kebersihan peralatan dan perlengkapan bar, membuat
produk, dan menjalankan tugas yang diberikan oleh leader bar.
11)Member Cashier
Menjalankan fungsi administrasi di kasir dan mengatur
segala jenis transaksi yang terjadi, mencatat jenis transaksi dan

melaporkannya kepada chief cashier.

12)Member Storekeeper
Membantu storekeeper dalam menjalankan tugasnya serta
menjaga barang yang ada di dalam gudang, melakukan inventori, dan
mencatat jenis transaksi yang keluar – masuk gudang.
16

2. Personalia
Setiap sumber daya manusia di dalam suatu organisasi tentu diberi tugas

dengan kemampuan yang mereka miliki dan mempunyai kewajiban yang

berbeda beda, dimana mereka juga saling terhubung satu sama lain di dalam

organisasi itu sendiri, dan saling berkomunikasi antar sesama. Definisi yang

dikemukakan oleh Hariandja (2009:2) : “ Manajemen personalia adalah

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan –

kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan

organisasi, dan masyarakat “.


Oleh karena seperti uraian di atas manajemen personalia menjadi dasar

atau pondasi suatu organisasi atau perusahaan untuk mengatur dan

menggerakan sumber daya manusia di dalam organisasi atau perusahaan

sehingga menjadi aset penting dalam kegiatan operasional di dalamnya.


Restoran Pecel Lele Lela Kalimalang yang terletak di Jakarta Timur,

yang merupakan pusat dan restoran Pecel Lele Lela pertama, mempunyai

cukup banyak karyawan di dalamnya untuk menunjang operasional restoran,

berikut jumlah karyawan yang ada di Pecel Lele Lela Kalimalang Jakarta

Timur :
TABEL 1
JUMLAH KARYAWAN DI RESTORAN PECEL LELE
LELA KALIMALANG
N=22

NO POSISI JUMLAH

1 Store Manager 1 orang

2 Supervisor 1 orang
17

3 Leader section 5 orang

4 Waiter/tress 7 orang

5 Kitchen 4 orang

6 Bar 2 orang

7 Cashier 1 orang

8 Storekeeper 1 orang

Total 22 orang
Sumber : Manajemen Pecel Lele Lela Kalimalang 2014

Sedangkan berdasarkan usia karyawan yang bekerja di Pecel Lele Lela

Kalimalang sangat bervariasi, dari data yang penulis dapatkan berikut data

usia karyawan di Pecel Lele Lela Kalimalang :

TABEL 2
USIA KARYAWAN DI RESTORAN PECEL LELE LELA KALIMALANG
N=22

NO UMUR (TAHUN) JUMLAH

1 18-21 14 orang

2 22-25 4 orang

3 26-29 4 orang

Total 22 orang
Sumber: Manajemen Pecel Lele Lela Kalimalang 2014

Untuk mendukung operasional restoran di Pecel Lele Lela Kalimalang,

tentu diadakan pembagian shift untuk karyawan yang terbagi menjadi 2 shift

seperti berikut ini:


Morning shift : 9.00 WIB – 17.00 WIB
Afternoon shift : 15.00 WIB – 23.00 WIB
18

Serta waktu istirahat yang diberikan untuk karyawan selama 30 menit,

dan untuk karyawan yang menjalani long-shift akan diberikan waktu istirahat 1

jam lebih lama dari waktu normal.

TABEL 3
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KARYAWAN
DI RESTORAN PECEL LELE LELA KALIMALANG
N=22

NO LATAR BELAKANG PENDIDIKAN JUMLAH

1 SMA 12 orang

2 SMK 7 orang

3 DIPLOMA 1-3 3 orang

Total 22 orang
Sumber: Manajemen Pecel Lele Lela Kalimalang 2014

TABEL 4
LAMA KERJA KARYAWAN DI RESTORAN PECEL LELE
LELA KALIMALANG
N=22

NO LAMA KERJA JUMLAH

1 <1 tahun 11 orang

2 1-3 tahun 8 orang

3 >3 tahun 3 orang

Total 22 Orang
Sumber: Manajemen Pecel Lele Lela Kalimalang 2014
19

D. Tinjauan Tentang Maintenance Factors di Restoran Pecel Lele Lela

Kalimalang Jakarta Timur


Di kehidupan ini, manusia selalu melakukan berbagai kegiatan dan

aktivitas pekerjaan yang beragam untuk memenuhi kebutuhan dan untuk

mencapai tujuan hidupnya, yang mendorong manusia dalam memenuhi itu

adalah adanya dorongan dari diri sendiri atau juga bisa dikarenakan dengan

keadaan, diperlukan motif yang kuat untuk melakukan suatu pekerjaan dalam

rangka memenuhi kebutuhannya sehingga terpenuhi. Motif sendiri di dalam

Moenir (2006:128) adalah “ Daya yang timbul dari dalam diri orang yang

mendorong orang untuk berbuat sesuatu “. Hubungan motif sendiri dengan

motivasi menurut Sardiman (2007:73) bahwa “ motivasi adalah daya

penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat – saat

tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

atau mendesak”. Tujuan motivasi sendiri menurut Hasibuan (2013:146) :


1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan.
8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas – tugasnya.
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat – alat dan bahan baku

Menurut Herzberg (2013:157) dalam buku yang sama disebutkan

maintenance factors berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin

memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah, kebutuhan kesehatan

merupakan kebutuhan yang berlangsung terus – menerus, karena kebutuhan


20

ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Misalnya: Orang lapar akan

makan, kemudian lapar lagi, lalu makan, dan seterusnya. Dalam maintenance

factors hilangnya faktor pemeliharaan dapat menyebabkan timbulnya

ketidakpuasan (dissastifiers = faktor higienis) dan tingkat absensi serta

turnover karyawan akan meningkat.


Dalam mengolah data kuesioner yang penulis sebarkan, penulis akan

memakai teori perhitungan skala Likert. Skala Likert menurut Sugiyono

(2011:93) di dalam bukunya adalah “ Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti dan selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian “. Berikut adalah

pilihan jawaban kuesioner untuk tiap aspek pertanyaan atau pernyataan yang

mempunyai gradasi dari yang Sangat Baik hinga Sangat Kurang beserta bobot

nilai yang diberikan seperti pada tabel berikut :

TABEL 5
PEMBERIAN NILAI JAWABAN KUESIONER
BERDASARKAN KRITERIA

No Kriteria Nilai

1 Sangat Baik 5

2 Baik 4
21

3 Cukup 3

4 Kurang 2

5 Sangat Kurang 1
Sumber : Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Sugiyono (2011:94)

Kita dapat melihat dari Tabel 5 di atas bahwa 5 kriteria yang ada diatas

mempunya urutan gradasi dari Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang, dan Sangat

Kurang. Masing – masing gradasi mempunyai bobot penilaian yang berbeda –

beda. Dimulai dari nilai yang tertinggi Sangat baik yang mempunyai poin 5,

Baik dengan poin 4, Cukup dengan poin 3, Kurang dengan poin 2, dan Sangat

Kurang dengan poin 1.


Maintenance factors dipengaruhi oleh berbagai unsur seperti Gaji dan

upah, keamanan kerja, kondisi kerja, keuntungan tambahan, prosedur

perusahaan,mutu penyeliaan, dan hubungan interpersonal. Berikut penjelasan

dari aspek – aspek yang ada di maintenance factors :

1. Gaji dan Upah


Menurut Rivai (2004:375) Upah didefinisikan sebagai balas jasa yang
adil dan layak diberikan kepada pekerja atas jasa – jasanya dalam

mencapai tujuan organisasi. Upah merupakan imbalan finansial langsung


yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang
yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan.
Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah

dapat berubah – ubah. Konsep upah biasanya dihubungkan dengan proses


pembayaran bagi tenaga kerja lepas. Sedangkan gaji menurut Rivai

(2004:379) dalam buku yang sama adalah balas jasa dalam bentuk uang
yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari statusnya sebagai
seorang karyawan yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan
perusahaan. Atau, dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang
diterima seseorang karena kedudukannya dalam perusahaan.
22

2. Kondisi Kerja
Kondisi kerja (working condition) menurut Herzberg di dalam

Hasibuan (2000:157) adalah “ suasana dan kondisi lingkungan kerja dari

karyawan tersebut, termasuk di dalamnya dekorasi ruangan, penerangan,

tata letak isi ruangan, pakaian kerja, sirkulasi udara, dan kebersihan di
lingkungan kerja.

3. Keamanan kerja
Menurut Rachmawati (2008:146) keamanan kerja yang dimaksud
adalah keamanan dalam melakukan suatu pekerjaan ditandai adanya
kesempurnaan dalam lingkungan kerja, alat kerja, dan bahan kerja yang
dikendalikan oleh sebuah sistem manajemen yang baik.
Rasa keamanan dalam bekerja menjadi hal yang sangat vital bagi
pekerja untuk memperbarui motivasi dalam menjalankan pekerjaan.
Sebagai contoh:
a. Terdapat alat – alat berat dan berisiko.
b. Bahan baku yang dapat menyebar partikel penyakit.
c. Olahan limbah yang tidak terencana dengan baik sehingga

mengakibatkan hal yang fatal bagi lingkungan sekitar.


d. Penerapan sistem manajemen yang dapat memengaruhi sistem kerja

4. Keuntungan Tambahan
Menurut Herzberg di dalam Hasibuan (2000:157) keuntungan

tambahan atau fringe benefit adalah bentuk keuntungan lebih yang

ditawarkan oleh pihak


manajemen kepada karyawan, keuntungan – keuntungan ini bersifat
penunjang kesejahteraan karyawan seperti asuransi jiwa, transportasi,
binatu seragam, tunjangan hari tua, dan lain – lain.

5. Prosedur Perusahaan
Menurut Mulyadi (2008:5) pengertian prosedur adalah “ Suatu urutan
kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu
departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan secara berulang – ulang sedangkan prosedur
menurut Azhar Susanto (2005:263) prosedur adalah “ Rangkaian aktivitas
atau kegiatan yang dilakukan secara berulang – ulang dengan cara yang
sama “.
Berarti seperti yang dijelaskan diatas bila prosedur yang terdapat
23

didalam perusahaan bisa dikatakan adalah aktivitas yang dilakukan berkali


– kali di saat operasional dan melibatkan beberapa karyawan di dalamnya
untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

6. Mutu Penyeliaan
Penyelia atau supervisor yang mempunyai asal kata dari istilah
supervision yang berarti mengawasi, yang berarti maksud dari mutu
penyeliaan adalah kualitas pengawasan yang diterapkan di dalam
organisasi atau perusahaan. Adapun peran penyelia atau supervisor
menurut Agung dalam buku Kiat Menjadi Supervisor Unggul (2012:20)
dijelaskan sebagai berikut :

a) Sebagai “Pemimpin” Dan “Manajer”


Supervisor tidak hanya ‘me-manage’ (mengelola), tapi juga

memimpin (mengarahkan, memotivasi, membina, memberdayaan),

agar anak buah mampu bekerja sesuai dengan apa yang telah

ditentukan.
b) Barisan Terdepan Dari Manajemen Yang Berhadapan Langsung

Dengan Pelaksana
Supervisor merupakan wakil dari manajemen untuk menjadi

pemimpin pelaksana tugas di lapangan. Supervisor bertanggung

jawab untuk mengamankan dan melaksanakan keputusan

manajemen. Ketika melaksanakan keputusan manajemen ini,

supervisor harus mampu menjalankan sistem manajemen tersebut.


c) Supervisor Dalam Proses Manajemen Akan Melaksanakan Semua

Sistem Manajerial Seperti Manajer Pada Level Atasnya


Apapun sistem manajemen yang dipakai baik PDCA-plan, do,

check, act, atau POAC- planning, organizing, actuating,

controlling. Penyelia atau Supervisor harus mampu menjalankan

sistem manajemen tersebut.


24

d) Mewakili Nama Perusahaan Dalam Berbagai Interaksi Sosial Dan

Bisnis, Sehingga Wajib Menjaga Citra Diri Dan Perusahaan


Perusahaan tidak hidup dalam sebuah ruang hampa sosial. Artinya

perusahaan hidup dan berinteraksi dengan lingkungan sosial. Tak

pelak lagi sebagai orang yang terjun di lapangan, supervisor sering

harus bersinggungan dengan lingkungan sosialnya. Ketika

berinteraksi ini supervisor harus mampu menjaga citra dirinya,

sehingga layak dipercaya dan pantas bekerja sama.


Bila peran sebagai penyelia atau supervisor dijalankan dengan benar

dan seharusnya maka mutu atau kualitas penyelia sudah pasti akan terjaga

dan mempengaruhi tingkat kesuksesan selama operasional.

7. Mutu Hubungan Antar Pribadi


Pentingnya hubungan pribadi antar sesama baik terhadap rekan kerja,

atasan, dan bawahan, membuat bekerja menjadi lebih efektif dikarenakan

sudah terjalinnya hubungan pribadi yang baik. Menurut Herzberg di

dalam Hasibuan (2000:157) bahwa “ Hubungan yang dijalin antar

individu itu sendiri, baik hubungan antara bawahan dan atasan, maupun

hubungan antar sesama atasan. Hubungan yang terjalin akan

mempengaruhi kenyamanan dalam lingkungan kerja, bergantung dari

baik/buruknya hubungan yang dijalin “.

Dari poin – poin maintenance factors atau hygiene factors di atas dan

penjelasannya, maka penulis menyebarkan kuesioner sesuai dengan tiap aspek

yang ada di teori maintenance factor / hygiene factors Frederick Herzberg dan

data hasil dari kuesioner tersebut akan penulis olah dengan menggunakan metode
25

skala Likert. Berikut adalah tanggapan dari karyawan tentang maintenance

factors di Pecel Lele Lela Kalimalang Jakarta Timur :


TABEL 6
TANGGAPAN KARYAWAN DI PECEL LELE LELA KALIMALANG
MENGENAI MAINTENANCE FACTORS

Sangat Baik Cukup Kurang Sangat Kurang


Baik (x=4) Total
NO ASPEK (x=5) (x=3) (x=2) (x=1)
f f.x f f.x f f.x f f.x f f.x f f.x

Gaji dan
1 3 15 2 8 2 6 12 24 3 3 22 56
Upah

2 Kondisi Kerja 1 5 1 4 5 15 12 24 3 3 22 51

Keamanan
3 1 5 1 4 7 21 9 18 4 4 22 52
Kerja

Keuntungan
4 2 10 4 16 5 15 7 14 4 4 22 59
Tambahan

Prosedur
5 1 5 3 12 5 15 12 24 1 1 22 57
Perusahaan

Mutu
6 1 5 4 16 8 24 6 12 3 3 22 60
Penyeliaan

Mutu 9
7 Hubungan 1 5 3 12 7 21 9 18 2 2 22 58
Antar Pribadi

Total 10 50 18 72 39 117 67 134 20 20 154 393


27
28

Nilai Tertinggi : Nilai Tertinggi x Jumlah Aspek x Jumlah Responden


: 5 x 7 x 22 = 770
Nilai Terendah : Nilai Terendah x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 1 x 7 x 22 = 154
Rentang Nilai : ( Nilai Tertinggi – Nilai Terendah )

Jumlah Indikator
: 770 – 154 = 123,2
5
Dari data yang sudah diolah di atas diketahui rentang nilai data kuesioner

yang telah disebar dan hasil data dari aspek – aspek pertanyaan maupun

pernyataan terhadap indikator pada tabel 6 dan diketahui bahwa nilai total yang

diperoleh setelah diolah dengan menggunakan skala Likert adalah 393 yang

berarti masih dikategorikan kurang di dalam skala maintenance factors berikut :

Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

154 277,2 400,4 523,6 646,8 770


393

E. Tinjauan Tentang Motivation Factors di Restoran Pecel Lele Lela Kalimalang

Jakarta Timur
Motivation factors di dalam teori Herzberg lebih tertuju pada faktor kepuasan

kerja dan dipengaruhi oleh unsur – unsur seperti pencapaian prestasi, pengakuan,

tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, dan kemungkinan untuk

berkembang. Bila unsur – unsur tadi itu telah terpenuhi akan menimbulkan

kepuasan karyawan tapi bila tidak terpenuhi tidak akan mengakibatkan


29

kekecewaan atau ketidakpuasan berlebihan. Berikut penjelasan tiap aspek yang

ada di motivation factors :

1. Pencapaian Prestasi
Karyawan yang berprestasi di dalam suatu organisasi berarti karyawan itu
berhasil melakukan pekerjaannya dengan baik dan benar dan untuk menilai
apakah karyawan tersebut sudah dapat dianggap berprestasi menurut
Mangkunegara (2007:69) ada beberapa faktor seperti berikut :
a. Kualitas kerja yang meliputi ketepatan, ketelitian, keterampilan, serta
kebersihan.
b. Kuantitas kerja yang meliputi output rutin serta output non rutin (ekstra)
c. Keandalan atau dapat tidaknya diandalkan yakni dapat tidaknya mengikuti
instruksi, kemampuan inisiatif, kehati – hatian serta kerajinan.
d. Sikap yang meliputi sikap terhadap perusahaan, karyawan lain, pekerjaan
serta kerjasama.

2. Pengakuan Kerja
Keinginan suatu karyawan agar bisa diterima didalam suatu lingkungan

pekerjaan membuat karyawan harus bisa berinteraksi dan beradaptasi dengan

baik bila ingin mendapat pengakuan dari lingkungannya, menurut Herzberg

di dalam Hasibuan (2000:157) dijelaskan bahwa “ Pengakuan (recognition)

adalah rasa diakuinya seorang dalam lingkungan yang bermasyarakat atau

dalam lingkungan kerjanya, pengakuan ini juga dapat berupa penghargaan

yang didapatkannya. Rasa diakuinya seseorang akan menambah motivasi dan

semangat untuk menjalankan aktivitas atau pekerjaannya “.

3. Tanggung Jawab
Definisi tanggung jawab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2012:1398) adalah “ Keadaan wajib menanggung segala sesuatunya dan

menerima pembebanan, sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain “.

Sedangkan menurut Herzberg di dalam Hasibuan (2000:157) adalah “ Rasa

tanggung jawab atas tugas yang telah dibebankan sesuai dengan prosedur dan
30

waktu yang telah ditentukan kepada atasan dan bawahan. Tanggung jawab

pegawai menurut Moekijat (2010:128) adalah sebagai berikut :


a. Bekerja sehari penuh untuk mendapatkan pembayaran sehari penuh.
b. Memberikan prestasi sampai pada tingkat daya guna kualitatif yang
seimbang dengan kecakapan, pendidikan, dan pengalaman mereka.
c. Menunjukan penghargaan terhadap kekuasaan, administratif dari mereka
yang diberi tanggung jawab untuk pimpinan pekerjaan.
d. Menjalankan jiwa maupun arti undang – undang dan ketentuan –
ketentuan yang mengatur perilaku mereka dalam dinas.
e. Berperilaku sesuai dengan ukuran – ukuran etika, baik di dalam maupun di
luar dinas untuk mencerminkan kepercayaan terhadap pelayanan
masyarakat dan badan/organisasi yang mempekerjakan mereka masing –
masing hendaknya sesuai dengan ukuran – ukuran moral dan etika yang
diperlukan.

Dengan demikian hubungan antara pengawas dan pegawai merupakan

suatu persekutuan dengan tanggung jawab yang timbal balik. Persekutuan ini

mungkin akan menjadi rusak, apabila kedua belak pihak tidak menyadari

akan tanggung jawab serta kewajibannya.

4. Kemajuan
Dalam Hasibuan (2000:157) dijelaskan oleh Herzberg bahwa kemajuan

(Advancement) adalah “ Rasa kemajuan yang didapatkan setelah seseorang

mencoba dan mengerjakan sesuatu yang baru. Dengan sendirinya ilmu dan

keahliannya akan bertambah “. Berarti setiap karyawan harus mempunyai

rasa ingin tahu untuk mempelajari sesuatu agar tidak harus selalu bergantung

kepada orang lain dalam melakukannya dan tidak monoton.

5. Pekerjaan Itu Sendiri


Ditempatkannya seorang karyawan dalam suatu pekerjaan harus sesuai

dengan minat dan kualifikasi karyawan tersebut. Bila karyawan mendapati

pekerjaan tersebut tidak seusai dengan keahlian dan keinginannya maka

pekerjaan itu tidak akan berjalan dengan efektif karena tidak adanya kemauan
31

dan kompetensi karyawan dalam mengerjakannya. Diperkuat oleh Herzberg

di dalam Hasibuan (2000:147) bahwa “ Sesuainya pekerjaan yang seseorang

inginkan. Jika tidak sesuai dengan keinginannya akan memungkinkan hasil

pekerjaan yang dilakukannya tidak optimal “.

6. Kemungkinan Berkembang
Keinginan untuk berkembang ketika menjalani suatu pekerjaan sudah

pasti menjadi tujuan banyak karyawan disaat menjalani pekerjaannya. Sudah

menjadi sifat dasar manusia bila kebutuhan awalnya sudah terpenuhi maka

dia tidak akan merasa puas dan akan mengejar kemungkinan ke jenjang

kebutuhan selanjutnya. Definisi pengembangan sendiri menurut Hasibuan

(2013:69) adalah “ Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan

kemampuan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan “.

Sedangkan pengertian karir sendiri menurut Simamora (2001:505)

adalah “ Urutan aktifitas – aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan

perilaku – perilaku, nilai – nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup

orang tersebut “. Pengembangan karier sendiri dalam buku Moekijat

(2010:91) adalah “ Tindakan – tindakan perseorangan yang dilakukan oleh

seseorang untuk melaksanakan suatu rencana karier “.


Oleh karena itu adanya kesempatan untuk berkembang di setiap

organisasi atau perusahaan menjadikan motivasi karyawan tinggi ketika

bekerja karena adanya peluang untuk mencapai posisi – posisi yang lebih

tinggi lagi sesuai dengan harapan karyawan tersebut.


32

Dari poin – poin motivation factors dan penjelasannya di atas maka

penulis menyebarkan kuesioner kepada karyawan di Pecel Lele Lela

Kalimalang Jakarta Timur dengan tujuan untuk mengetahui apakah motivation

factors yang ada di Pecel Lele Lela Kalimalang Jakarta Timur sudah

terlaksana dan sesuai dengan harapan karyawan apa tidak, dan hasil kusioner

yang penulis berikan kepada karyawan Pecel Lele Lela Kalimalang Jakarta

Timur mendapat tanggapan seperti di Tabel 7 berikut :


33
TABEL 7
TANGGAPAN KARYAWAN DI PECEL LELE LELA KALIMALANG
MENGENAI MOTIVATION FACTORS
N = 22

Sangat Baik Cukup Sangat Kurang


Baik (x=4) Kurang (x=2) Total
NO ASPEK (x=5) (x=3) (x=1)
f f.x f f.x f f.x f f.x f f.x f f.x

1 Pencapaian Prestasi 3 15 2 8 4 12 8 16 5 5 22 56

2 Pengakuan Kerja 1 5 4 16 8 24 9 18 0 0 22 63

3 Tanggung jawab 0 0 4 16 5 15 11 22 2 2 22 55

4 Kemajuan 1 5 3 12 6 18 5 10 7 7 22 52

5 Pekerjaan Itu Sendiri 2 10 3 12 8 24 5 10 4 4 22 60

6 Kemungkinan Berkembang 0 0 2 8 5 15 13 26 2 2 22 51

Total 7 35 18 72 36 108 51 102 20 20 22 337


34

Nilai Tertinggi : Nilai Tertinggi x Jumlah Aspek x Jumlah Responden


: 5 x 6 x 22 = 660
Nilai Terendah : Nilai Terendah x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 1 x 6 x 22 = 132
Rentang Nilai : ( Nilai Tertinggi – Nilai Terendah )

Jumlah Indikator
: 660 – 132 = 105,6
5
Dari data diatas yang telah diolah di atas diketahui rentang nilai dari data

kuesioner yang telah disebar dan berikut hasil data dari aspek pertanyaan maupun

pernyataan yang ada di tabel 7 setelah diolah menggunakan skala Likert diketahui

bahwa total nilai yang didapat adalah 337 yang dapat dikategorikan kurang di

dalam skala motivation factors berikut :

Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

132 237,6 343,2 448,8 554,4 660


337

Anda mungkin juga menyukai