Anda di halaman 1dari 3

Cara Menghitung Kebutuhan Power Aerator

IPAL
By wasp Tuesday, November 14

Daftar Isi Artikel Cara Praktis Menghitung Kebutuhan


Power Aerator IPAL antara lain:
Rancangan power Aerator dengan mengabaikan faktor BOD Loading
Rancangan Power Aerator Dengan faktor BOD Loading
Suplai udara

Bagi yang bergelut di bidang pengelolaan air limbah, terutama yang menggunakan metode
pengolahan Aerobik pada Instalasi Pengelolaan Air Limbahnya ( IPAL ), pasti sudah sangat
mengenal apa itu Aerator. Sebab Aerator merupakan peralatan yang sangat utama dan vital bagi
keberlangsungan proses bakteri aerobik. Tidak ada aerator, tidak ada bakteri aerob.

Dan bagi yang sudah lama bergelut di dunia limbah ini pasti tidak akan masalah dan kesulitan
dalam menghitung dan menentukan jumlah daya atau power Aerator yang dibutuhkan untuk
Instalasi pengolah limbahnya.

Terlebih lagi, saat ini begitu banyak suplier atau jasa konsultan yang menawarkan jasa ( dan
menjual produk ) perhitungan power aerator yang dibutuhkan untuk sebuah IPAL.

Namun bagi yang kebetulan baru terjun berkecimpung di dunia limbah cair, menghitung
kebutuhan power aerator bisa jadi problema tersendiri.
Yang cukup tekun, buka-buka lagi di literatur pasti akan bisa menemukannya.
Hanya terkadang, di dunia industri ( praktisi ) sering kali dibutuhkan cara-cara yang cepat.
Sedangkan metode perhitungan dari literatur biasanya rumit dan “njlimet”.

Jika anda kebetulan punya masalah dalam tata cara


perhitungan power aerator yang anda butuhkan, dan juga
butuh cara yang lebih cepat untuk menyelesaikan masalah
anda, Cara Menghitung Kebutuhan Power Aerator IPAL ini
mungkin bisa membantu anda.
● Rancangan power Aerator dengan mengabaikan faktor BOD Loading
Sebagai contoh praktis, misal dengan :
Volume bak aerasi = 1200 M3
COD in = 3000 ppm
Debit = 1000 M3/hari
Untuk mengukur debit air limbah secara cepat dapat dilihat pada :

q = Oksigen transfer rate dari surface aerator ( lihat dispek alat ) bila tidak ada diasumsikan maka
diasumsikan sebesar 2.5 – 3.5 lbO2/HP.hr
Q = 1000 M3/hari = 0.2642 mgd ( 1mgd = 3785 M3/hari )
L = BOD in = 1500 ppm
d = densitas air limbah = 8.34 Lb/ Galon
P = ( Q x d x L ) / 24 x q
= ( 0.2642 x 8.34 x 1500 ) / 24 x 2.5
= 55.08 HP
= 41.31 Kw + 50 % ( untuk keamanan )
= 41.31 + 20.655
= 61.965
= 62 KW

Rancangan Power Aerator Dengan faktor BOD Loading

Volume bak aerasi = 1200 M3


BOD loading = ( 0.3 – 05 )Kg BOD/m3day
Untuk mencapai BOD loading 0.5 Kg BOD/ m3day

Maka seharusnya :

Volume bak =1200 M3


COD in = 3000 ppm
Debit = 400 m3/day
BOD loading = ( BOD x Q ) / V
= 1500 x 400 / 1200
= 0.5 Kg BOD/ m3day

MLSS direncanakan 4500 ppm

F/M = ( BOD x Q ) / MLVSS x V


= ( 1500 x 400 ) / ( 3375 x 1200 )
= 0.148

q = Oksigen transfer rate dari surface aerator ( lihat dispek alat ) bila tidak ada maka diasumsikan
sebesar 2.5 – 3.5 lb O2/HP.hr
Q = 400 M3/hari = 0.1057 mgd ( 1mgd = 3785 M3/hari )
L = BOD in = 1500 ppm
d = densitas air limbah = 8.34 Lb/ Galon
P = ( Q x d x L ) / 24 x q
= ( 0.1057 x 8.34 x 1500 ) / 24 x 2.5
= 22 HP
= 16.53 Kw + 50%(untuk keamanan )
= 16.53 + 8.26
= 24.75 KW
= 25 KW

Suplai udara ( kalau bentuknya Blower )

Suplai udara = ( 45 – 90 ) m3 / Kg BOD


Suplai udara = Suplai udara x BOD load x V
= 60 m3 / Kg BOD x 0.5 Kg BOD/ m3day x 1200 m3
= 36000 m3/day

https://anekacarapraktis.blogspot.com/2014/05/cara-praktis-menghitung-kebutuhan-power-
aerator.html

Anda mungkin juga menyukai