DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
JURUSAN KEPERAWATAN
SURABAYA
2019
i
PROPOSAL
Karya Tulis Ilmiah Ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Studi Diploma III Keperawatan
OLEH:
JURUSAN KEPERAWATAN
SURABAYA
2019
ii
SURAT PERNYATAAN
Kami menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri
dan bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Tulis Ilmiah orang lain
Yang menyatakan
Penulis
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh
Pembimbing,
……………………………………..
Pembimbing Pendamping,
………………………………………
Mengetahui,
…………………………………….
iv
Proposal Asuhan Keperawatan
Telah Diuji
PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji
: …………………………
Penguji Anggota:
1. ……………………………… : …………………………
2. ………………………………. : …………………………
Mengetahui,
…………………………………….
v
DAFTAR ISI
vi
2.3.5 Evaluasi Keperawatan……………………………………………..21
BAB 3 METODE PENELITIAN……………………………………….23
3.1. Pendekatan atau Desain Studi Kasus…………………………….23
3.2. Fokus Studi……………………………………………………….23
3.3. Definisi Operasional Fokus Studi……………………………….23
3.4. Instrumen Studi Kasus…………………………………………...24
3.5. Metode Pengumpulan Data………………………………………25
3.6. Prosedur Studi Kasus…………………………………………….25
3.7. Lokasi dan Waktu Studi Kasus…………………………………26
3.8. Analisis data……………………………………………………..26
3.9. Etika Studi Kasus………………………………………………..26
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….28
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada
kita semua, sehingga proposal karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan
Stroke” dapat diselesaikan sesuai jadwal. Proposal karya tulis ilmiah ini dibuat
Semoga dengan adanya proposal karya tulis ini dapat memberikan manfaat
keterbatasan, serta masih jauhnya proposal karya tulis ini dari kesempurnaan,
maka saran dan kritik yang inovatif serta membangun sangat diharapkan untuk
Peneliti
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
(Ismail, 2004). Penyakit jantung dan stroke merupakan sosok penyakit yang
Otak merupakan organ yang membutuhkan banyak oksigen dan glukosa. Zat
oksigen, sehingga dapat merusak daerah-daerah yang ada di otak yang dapat
kepada keadaan aliran darah setiap saat. Beberapa detik saja aliran darah
terhenti maka fungsi otak akan bisa berakibat fatal,dan apabila aliran darah
kesuatu daerah otak terhenti selama kira-kira 3 menit maka jaringan otak
(brain attack) adalah defisit neurologis mendadak susunan saraf pusat yang
1
penyebab utama kecacatan fisik atau mental pada usia lanjut maupun usia
orang tua. Dulu memang penyakit tersebut banyak di derita oleh orang tua
terutama yang berusia 60 tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah
satu faktor risiko terkena penyakit jantung dan stroke. Namun sekarang ini
ada kecenderungan juga diderita oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal ini
bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda
Progresivitas stroke terjadi pada 20-40% pasien stroke yang dirawat, dengan
risiko terbesar dalam 24 jam pertama sejak onset gejala (Mansjoer, 2000).
(Corwin, 2001). Masalah baik psikologis maupun fisik dapat terjadi akibat
keadaan imobilitas.
2
terjadinya konstipasi. Fungsi sistem gastrointestinal mempunyai kaitan
dengan otak besar (Serebrum) terutama pada bagian lobus sentral. Pada
sudah dilakukan tapi secara instruksional sehingga belum efektif. Pada pasien
pembengkakan dan edema yang timbul dalam 24-72 jam pertama setelah
kematian sel neuron. Oleh karena itu semua stroke diterapi dengan tirah
oksigen serebrum.
3
dini setelah klien menderita suatu penyakit dianjurkan untuk meningkatkan
rangka, yang digunakan selama proses defekasi, merupakan hal yang penting
(Potter & Perry, 2006). Penggantian posisi secara teratur dan sering
dapat mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat berbaring. Posisi pasien
sebaiknya dirubah setiap 2 jam bila tidak ada kontra indikasi (Priharjo, 1993).
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini meliputi tujuan umum
4
3. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
defisit neurologi, fokal dan global, yang berlangsung 24 jam atau langsung
gangguan neurologi yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi dan
pembuluh darah( Price, 2000). Stroke adalah Infark dari sebagian otak karena
dengan penurunan aliran darah cerebral yang di sebabkan oleh oklusi atau stenosis
6
fungsi otak yang timbul secara mendadak karena adanya gangguan suplai darah ke
bagian otak.
2.1.2 Etiologi
2) Embolisme serebral (Bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah gangguan suplai
darah ke otak , menyebabkan kehilangan gerak, pikir, memori, bicara, atau sensasi
(2000):
7
4) Kontrasepsi oral, peningkatan oleh hipertensi yang menyertai usia di atas 35
5) Penurunan tekanan darah yang berlebihan atau dalam jangka panjang dapat
7) Konsultan individu yang muda untuk mengontrol lemak darah, tekanan darah,
adalah:
8
5) Disfungsi kandung kemih Meliputi inkontinensiaurinarius transier,
sirkulasi serebral yang dapat disebabkan karena trombus, embolus dan perdarahan
serebral. Embolus dapat merupakan akibat bekuan darah plek aorta matosa
fragmen, lemak dan udara. embolus pada otak kebanyakan berasal dari jantung,
sekunder terhadapinfark miokard atau fibrilasi atrium, Jika etiologi stroke adalah
vaskuler seperti Malformasi Arteri Venera (MAV) dan aneurisma serbral lebih
Pada stroke trombosis atau embolik bagian otak yang mengalami iskhemik
atau infark sulit ditentukan. Ada peluang dimana stroke akan meluas setelah
kranial(PTIK) herniasai dan kematian setelah trombolitik terjadi pada area 9 yang
Pada pasien yang sudah pernah mengalami stroke embolitik pasien juga
tidak ditangani. Jika luas jaringan otak yang rusak akibat stroke hemorargik tidak
besar dan bukan pada tempat yang vital, maka pasien dapat pulih dengan defisit
9
minimal. Jika hemorargik luas terjadi pada daerah yang vital, pasien mungkin
yang berlawanan dari masa yang meluas klasifikasi karotis interna terdapat pada
subarachnoid.
10
Menurut Engram (1998) penetalaksanaan medis umum dari cidera
2) Pembedahan endarterektomi: eksisi tunika intima arteri yang menebal dan atero
bebas (Perry dan Potter, 2006). Aktivitas (mobilisasi) didefinisikan sebagai suatu
aksi energetik atau keadaan bergerak. Orang sakit memerlukan waktu yang lama
serta untuk mencegah penyulit-penyulit yang dapat timbul akibat keadaan kurang
posisi (posisi miring ke kiri maupun ke kanan duduk ditempat tidur, duduk
11
1) Mobilisasi Penuh
Bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi soal
2) Mobilisasi Sebagian
Bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak dengan bebas
karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya.
Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang. Mobilisasi sebagian
bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal itu dapat disebabkan
tulang.
mobilitas seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan
sehari-hari.
12
2) Proses Penyakit atau cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan
mobilitas karena dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang
kemampuan mobilitas yang kuat sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan
seseorang dapat melakukan mobilitas yang baik dibutuhkan energi yang cukup.
pada tingkat usia yang berbeda.hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan
komplikasi yang mungkin timbul akibat tirah baring. Posisi pasien sebaiknya
dirubah setiap 2 jam bila tidak ada kontra indikasi. Pasien stroke infark bisa di
mobilisasi dengan posisi sim. Pasien diatur posisi miring ke kiri / kanan dengan
tangan yang di bawah diletakkan dibelakang punggung dan tangan yang atas
difleksikan di depan bahu. Kaki atas sedikit fleksi dan disokong sebuah bantal.
Untuk mencegah leher fleksi dan hiperektensi, sebuah bantal dapat diletakkan di
13
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
hal 17)
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien adalah anggota gerak sulit untuk
14
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau ditanyakan pada klien antara lain
stroke. Riwayat penderita stroke dapat mewarisi juga faktor-faktor risiko lainnya,
6. Pemeriksaan fisik
kanan pasien sulit digerakan. Serangan awal stroke biasanya ditandai dengan
atau salah satu sisi tubuh (Irianto, 2014). Pengkajian yang didapatkan sesuai teori
yaitu terjadi kelemahan pada tangan kanan dan kaki kanan. Untuk mengetahui
penilaian kekuatan otot pasien yaitu dinilai dari perbandingan antara kemampuan
pemeriksa dengan kemampuan dari pasien untuk melawan tahanan otot volunter
Hasil yang ditemukan pada pasien yaitu kekuatan otot tangan kanan 2 dan
kaki kanan 2. Salah satu komplikasi stroke adalah hilangnya kontrol gerakan
pasien bila tidak ditangani dengan segera (Rasyid, 2015). Dari hasil pengkajian
data yang diperoleh adalah pasien tampak kesulitan membolak balik posisi.
15
7. Pemeriksaan Penunjang
hasil pemeriksaan Haemoglobin : 14.0 d/dL (N : 12,2 – 18,1 g/dL), Eritrosit : 4,46
mg/dL (N : <160mg/dL).
pasien yaitu 160/110 mmHg. Peningkatan tekanan darah tinggi sering dijumpai
pada pasien stroke. Peningkatan tekanan darah pada stroke sering didapatkan pada
saat serangan akut stroke, dan akan beresiko terjadinya pendarahan (perluasan
dengan data penunjang pasien tampak lemah, pasien tampak mengeluh sulit
16
menggerakkan ekstermitas, tremor, kekuatan otot menurun dan rentang gerak
menurun.
atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah. Salah satu penyebab
peroksidase yang berdampak pada rusaknya struktur otak beserta fungsinya. Ini
pada pasien stroke. Penurunan kekuatan otot dan gangguan neuromuskular ini
Intervensi yang dilakukan yaitu monitoring vital sign sebelum dan sesudah
latihan dan lihat respon pasien saat latihan tujuannya adalah untuk mengetahui
17
kondisi terkini pasien. Tindakan kedua, Ajarkan keluarga dan pasien tentang
latihan range of motion (ROM). Range of motion (ROM) baik aktif maupun pasif
dapat memberikan efek yang lebih pada fungsi motorik anggota ekstremitas pada
pasien stroke. Efek dari latihan ini akan berdampak setelah latihan akan terjadi
peningkatan kekuatan otot (Chaidir, zuardi 2012). Peran keluarga dampingi dan
bantu pasien saat mobilisasi. Peran keluarga sangat penting karena dengan adanya
merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan mobilisasi ini dilakukan
semakin lemah, gerak semakin bertambah berat karena semua anggota gerak
menjadi kaku, lebih mudah cepat lelah karena stamina menurun. Hal ini dapat
kelemahan otot, kontraktur otot dan sendi dan masih banyak lagi (Sundah,
dapat menjadi faktor yang mendukung lainnya, latihan ROM pada penderita
cukup lama.
dapat teratasi.
18
Kriteria hasil:
Perencanaan:
(ROM).
klien.
Kurangnya Pengetahuan
penyakitnya
19
2) Jelaskan tentang latihan ROM
tahap ini dibuat dan diaplikasikan pada pasien (Debora, 2012). Implementasi yang
dapat dilakukan pada pasien dengan Hambatan mobiltas fisik yaitu monitoring
vital sign sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan.
Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi. Ajarkan pasien bagaimana merubah
posisi dan berikan bantuan jika diperlukan. Implementasi yang dilakukan salah
Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan umum pasien, hipertensi sering
terjadi pada pasien stroke. Hubungan antara hipertensi dengan stroke sangat kuat
dan dapat terjadi pada setiap individu tanpa faktor resiko lainnya (Marsh, Keyrouz,
2010). Maka perlu pengawasan terhadap pasien dengan hipertensi guna mencegah
Tindakan range of motion (ROM) ini bisa dilakukan secara pasif yaitu
perawat membantu pasien yang lemah gerakan-gerakan ROM, dan secara aktif,
yaitu pasien melakukan sendiri gerakan-gerakan ROM. Baik ROM pasif maupun
aktif gerakkan nya adalah sama (Riyadi, 2015). Menurut penelitian (Sikawin,
kekuatan otot pada pasien stroke, dengan melibatkan pasien keluarga pasien akan
20
15 mendapatkan hasil yang maksimal. ROM harusdilakukandandiulangsekitar 8
Alih baring dilakukan untuk pencegahan kekakuan otot yang sering terjadi
pada pasien stroke. Alih baring ini dilakukan setiap 2 jam sekali, tindakan ini
sangat efektif untuk mencegah terjadinya kekakuan otot pada pasien stroke.
melakukan latihan range of motion (ROM) dapat menjadi faktor yang mendukung
lainnya, latihan ROM pada penderita stroke sangat dianjurkan karena pasien
yang kelima dari proses keperawatan dan menilai apakah masalah yang terjadi
sudah teratasi seluruhnya, sebagian, atau belum teratasi sama sekali (Debora,
Hasil evaluasi selama tiga hari yaitu terjadi peningkatan aktifitas fisik.
motion (ROM) dibantu oleh perawat menjadi mampu melakukan latihan range of
motion secara mandiri. Terjadi peningkatan kekuatan otot tangan dan kaki kanan
21
2 menjadi kekuatan otot tangan kanan dan kaki kanan 3 dibuktikan dengan pasien
mampu mengangkat tangan dan kaki kanannya sendiri. Pasien mampu melakukan
tirah baring setiap 2 jam sekali dibantu oleh keluarga namun saat dilakukan
evaluasi hari terakhir pasien mampu melakukan tirah baring setiap 2 jam sekali
bahwa tindakan range of motion (ROM), alih baring setiap 2 jam sekali terbukti
efektif dan dapat dibuktikan dengan adanya hasil yang dicapai yaitu terjadi
peningkatan kekuatan otot dan dapat mencegah kekakuan otot pada pasien stroke.
22
BAB 3
METODE PENELITIAN
studi kasus. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup satu unit
Fokus studi kasus ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan klien
membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama dan
23
Tabel 3. 1 definisi Operasional
evaluasi.
rumah sakit.
pengumpulan data. merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data.
Dalam edisi sebelumnya adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga mudah diolah.
24
keperawatan meliputi Analisis Data, Diagnosis, Perencanaan, Implementasi, dan
Evaluasi.
wawancara dengan pasien dan orang tuanya maupun penanggung jawab pasien
dokumentasi yang bersumber pada lembar observasi dan rekam medis pasien.
Studi kasus diawali dengan pemilihan kasus yang akan dijadikan topik
penelitian peneliti memilih kasus stroke sehingga topik penelitian ini berjudul
Mobilisasi Pada Kasus Stroke ”. Alasan pemilihan kasus dalam Karya Tulis
Ilmiah ini telah diuraikan pada bab pendahuluan sub bab latar belakang masalah.
tentang tinjauan pustaka terhadap kasus atau masalah dan metode penelitian yang
dengan memberikan lembar persetujuan atau informed consent kepada pasien dan
25
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian dengan memberikan
yang berlaku.
deskriptif adalah suatu usaha mengumpulkan dan menyusun data. Setelah data
penelitian ini akan disajikan dengan uraian tentang temuan dalam bentuk tulisan.
26
2) Anonymity (tanpa nama) Merupakan masalah yang memberikan
27
DAFTAR PUSTAKA
Sutomo B, Anggraini DY. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Balita @Batita.
Jakarta: PT. Agromedia Pustaka
Widjaja. 2004. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan
Pustaka
28